1
Kegiatan.
2.2.3. Mengambil tindakan dalam hal yang dianggap perlu untuk
kemajuan dan keselamatan pekerjaan.
2.3. Kontraktor Pelaksana :
2.3.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai
ketentuan-ketentuan peraturan yang ada dan berlaku.
2.3.2. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dan
berpengalaman untuk mengatur lancarnya pekerjaan
sehingga perintah/petunjuk Pengawas Lapangan dapat
dilaksanakan dengan segera dan sebaik mungkin.
2.3.3. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas hasil
pekerjaannya.
2.3.4. Membuat laporan periodik mengenaI
pelaksanaan pekerjaan untuk disampaikan kepada Pemilik
Kegiatan.
2
sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai papan,
dinding papan/triplek dengan atap seng atau sejenisnya.
4.2. Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari kursi
dan meja kerja serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
4.3. Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan
bahan untuk pekerjaan ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi
letaknya harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Pemberi
Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat
konstruksi dan kesehatan
4.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang
tertulis pada ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan
konstruksi. Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek /
Pemberi tugas dan dibongkar oleh kontraktor setelah serah terima
pertama dan dibawa keluar lapangan
5
11.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan
11.2 Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan
11.3 Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum
digunakan. Contoh-contoh ini harus mendapat persetujuan dari
pengawas
8
16.2.2. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua
benda penghambat seperti, sampah-sampah, tonggak
bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan
semak-semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus
dikuras airnya dan diambil Lumpur atau tanahnya yang
lembek, yang ada didalamnya
16.2.3. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanh,
serta harus diberi balok penyangga
16.2.4. Besi harus terlindungi dari segala jenis kotoran dan zat
lain.
16.2.5. Material kayu, paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran
sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk menahan
bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan
pengecoran.
16.2.6. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan PBI -
1971
16.2.7. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan
harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat
dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan
air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
16.2.8. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971.
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja.
16.2.9. Portland Sement yang dipakai harus baru, tidak ada
bagian-bagian yang membantudan dalam Eak yang
tertutup seperti yang disyaratkan9 Fanya sebuah merk
dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan
16.3. Syarat Pelaksanaan
16.3.1. Sebelum dikerjankan semua bahan harus ditunjukan
kepada pengawas.
16.3.2. Bila ada ketidaksesuaian dalam hal apapun antar gambar
dengan yang lainnya, maka kontraktor wajib melaporkan
kepada pengawas.
16.3.3. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan
9
masa garansi, atas beban biaya.
16.3.4. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan beton harus sesuai dengan gambar
rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan
peralatan pembantu
16.3.5. meliputi pekerjaan plester dan adukan seperti yang
dijelaskandalam gambar – gambar pelaksanaan
16.3.6. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, kekuatan dan tidak akan terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang
permukaan cetakan harus bersih dari segala macam
kotoran
10
Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). Mempunyai
sertifikat Uji (test sertificate). Serta Mendapat Persetujuan
Perencana / pengawas.
17.2.3. Besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja
yang telah ditetapkan
17.2.4. Besi harus dicat dengan cat minyak khusus besi ketika
pekerjaan pengelasan telah selesai
17.2.5. Beton yang digunakan sesuai dengan mutu yang telah
ditetapkan
17.3. Pedoman Pelaksanaan
17.3.1. Pekerjaan Keramik
17.3.1.1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh
dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding
selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu
dapat ditentukan lain dengan persetujuan
Pengawas.
17.3.1.2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor
diwajibkan mengadakan pengecekkan terhadap
peil lantai dan kemiringannya.
17.3.1.3. Meskipun beberapa material finishing telah
ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih
dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
17.3.2. Pekerjaan Pengecoran
17.3.2.1. Sebelum memulai pekerjaan dilaksanakan
terlebih dahulu pengukuran pada lokasi
pekerjaan, pengukuran harus disesuaikan dengan
gambar kerja.
17.3.2.2. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah
(agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan
11
(NI.3-1956)
Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur
dengan tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran
lainnya.
17.3.3. Pekerjaan Pembesian Drainase
17.3.3.1. Kontraktor harus menyediakan segala yang
diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien.
PASAL 20 : PENUTUP
22.1. Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam
persyaratan ini akan dijelaskan kemudian.
22.2. Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai
dengan persyaratan.
22.3. Semua sisa-sisa bahan bangunan/alat-alat bantu harus
dikeluarkan dari kompleks/lokasi pekerjaan segera setelah
pekerjaan selesai atas biaya kontraktor.
Demikian persyaratan Teknis / Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.
12
Konsultan Perencana
CV. KING DHAFA ARSITEK