Anda di halaman 1dari 77

SPESISIFIKASI TEKNIS

PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM & TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pasal 1
MEMULAI KERJA

1.1 Selambat-lambatnya 1(satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan Perintah Kerja
Pelaksanaan Pekerjaan (SPMK) pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan.

1.2 Jika setelah 1 (satu) minggu dari tanggal penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPMK). Pihak Pemborong belum memulai pelaksanaan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan tanpa alasan yang tepat, maka keputusan penunjukan dan
perintah kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK) akan dibatalkan dan dialihkan kepada
Pemborong lain.

1.3 Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut:


a. Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini .
b. Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam spesifikasi ini (BAB I) dan termasuk dalam
item "Mobilisasi".
c. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai
perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.
d. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai bekerja, Kontraktor
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

1.4 Papan Nama Proyek.


Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Daerah yang berlaku, atas biaya Kontraktor.

Pasal 2
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

2.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor 'wajib' menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut 'Pelaksana' yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana
Muda teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.

1
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

2.2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

2.3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Konsultan
Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

2.4 Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa
Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

2.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 3
RENCANA KERJA

3.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor 'wajib' membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan
Tenaga.

3.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPMK) diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Pengawas, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

3.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada
Konsultan Perencana, dan 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.

3.4 Kontraktor/Pemborong harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan


pembangunan pekerjaan, sesuai dengan Rencana Kerja tersebut di atas.

3.5 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana
Kerja tersebut.

2
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 4
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN

4.1 Direksi Keet (Los Pengawas).


Kontraktor/Pemborong harus membuat Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen seluas ± 18 M2
= (3x6)m2, lantai diplester, dinding tripleks/papan/asbes, diperlengkapi dengan kursi,
meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Atau dalam hal ini Pemborong dapat
memanfaatkan area bangunan yang ada dengan ijin dari pihak Pemberi Tugas.

4.2 Kantor Pemborong, Los Kerja dan Gudang Bahan.


Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor pemborong di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang- barang, yang mana tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan/Personalia Proyek.

4.3 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta


inventarisnya.

4.4 Pagar Proyek. Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya
untuk keperluan ini akan diamasukan didalam penawaran pemborong/kontrak.
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 M dari permukaan tanah dengan bahan dari Seng
gelombang dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi
persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.

4.5 Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong , setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan- bahan
bekasnya menjadi milik pemborong.

4.6 Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi
dapat memerintahkan kepada Pemborong untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek .

3
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 5
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

5.1 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

5.2 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.

5.3 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

5.4 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong secepat mungkin memberitahukan


kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.

5.5 Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran ( Fire Extinguisher ) lengkap dengan isinya.

5.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan
Proyek - proyek Departemen Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang
sedang melaksanakan pembangunan/ pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK
dan memberitahukan secara tertulis kepada Proyek.

Pasal 6
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, dan peralatan
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pemberi Tugas.

6.1 Tenaga Kerja/Tenaga Ahli


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

4
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

6.2 Peralatan Bekerja


Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

Bahan-bahan Bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja.


a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa
atau memanfaatkan di lokasi eksisting apabila sudah ada dalam tapak.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Direksi.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Pengawas.

Pasal 7
STANDARISASI DAN PERSYARATAN

7.1 Persyaratan Pelaksanaan


Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.

Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan


dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan
Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis
dari Konsultan Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon pemborong harus


menyediakan :
Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurut kontrak.

Buku harian untuk :


a. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
b. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjan.
c. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

5
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

d. (Satu) kamera.
e. (Satu) alat ukur optik (theodolit/waterpass).
f. (Satu) alat ukur / meteran panjang 50 m, dan meteran pendek 7,5 m dan 5 m.
g. (Satu) Mistar Waterpass panjang 120 cm.

7.2 Standard Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan antara lain :
NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
SII : Standard Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03
(PBI - 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia .
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta ;
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran.Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas,
maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Gambar Bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas,
termasuk juga Gambar-Gambar Kerja Lapangan / Shop Drawing yang dibuat oleh
pemborong dan sudah disetujui/disahkan oleh pemberi tugas, kemudian setelah
pekerjaan fisik selesai dilengkapi dengan Gambar As Built Drawing. Selain itu ;
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).
c. Surat Perjanjian melaksanakan pekerjaan/kontrak.
d. Rencana Kerja Pelaksanaan di Lapangan (Time Schedule) yang dibuat oleh
Kontraktor / pemborong dan disetujui oleh pemberi tugas.

6
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 8
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

8.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
Administratif.

8.2 Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan


data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

8.3 Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan laporan bulanan
secara rutin.

8.4 Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk
bahan monitoring.

Pasal 9
PENJELASAN RKS & GAMBAR PERENCANAAN

9.1 Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti yang akan diuraikan
dalam Buku ini.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.

9.2 Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS dan hasil rapat keputusan di lapangan yang telah disepakati
oleh pihak terkait.

9.3 Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

7
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

9.4 Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.

9.5 Ukuran dan Dimensi pada Gambar


a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap yang meliputi dimensi-dimensi :
As - as ; Luar - luar ; Dalam - dalam dan Luar - dalam
b. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam M (Meter), kecuali
ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm (millimeter).
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai ("finished").
d. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam
Dokumen Lelang/Dokumen Kontrak.
e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
f. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
g. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.

Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsutasi dengan Perencana.
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam
gambar kerja Arsitektur.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara

8
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan Perencana,


untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
e. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-"klaim" biaya maupun waktu pelaksanaan.

9.6 Istilah-Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :
a. AR : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis
maupun estetika.
b. SR : Struktur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering Beton Struktur.
c. EL : Elektrikal.
Yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.
d. ME : Mekanikal & PB : Plumbing.
Yang ada hubungannya dengan Sistem-Sistem Instalasi diantaranya ; Sistem Air
Bersih - Air Kotor - Drainase, Sistem Instalasi Diesel - Generator Set, dan Sistem
Pengkondisian Udara.

9.7 Shop Drawing.


Shop Drawing merupakan Gambar Detail Pelaksanaan di Lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan
Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di
dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi .
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek
dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

9.8 Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan "As-built Drawing"


a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat
gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang

9
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk


penggambaran "As-Built Drawing", sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 10
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR

10.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

10.2 Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas.

10.3 Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan.

10.4 Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor


sendiri.

10.5 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan Pengawas.

10.6 Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang
timbul.

10.7 Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

10.8 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

10.9 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,


barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

10.10 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

10.11 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

10
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

10.12 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.

10.13 Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 11
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

11.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
th.1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

11.2 Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.


a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk
nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standard
atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan
Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau
proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas, sesuai dengan keterangan itu.
Seluruh material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang
membuatnya.
b. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
c. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga akhli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
e. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus
disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta

11
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan
diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.

11.3 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-


bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas/Direksi
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah
sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan "standard
of appearence" dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh
bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

11.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

11.5 Penyimpanan Material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang
bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-
benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis
dari Pemiliknya .
b. Tempat penyimpanan barang harus di bersihkan (clearing) dan diratakan (levelling)
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari
kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak
berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan
agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal
lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima
meter.

12
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 12
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

12.1 Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang


telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 11 di atas.

12.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

12.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor
sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu
permil) dari harga borongan.

12.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai
Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan kepada Pengawas/Direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.

12.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

12.6 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan
yang akan dilaksanakan.

Pasal 13
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR

13.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Sub-Kontraktor didalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

13.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan


Pengawas dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan.

13
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

13.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

Pasal 14
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

14.1 Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah


permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di
dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain
dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

14.2 Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.
Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya.

14.3 Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus
di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran akan harus diurug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

Pasal 15
DRAINASE / SALURAN

15.1 Pembuatan Drainase / Saluran Tapak Sementara


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

14
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

15.2 Pemeliharaan Drainase yang Sudah Ada


Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi
tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluran-
saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas
daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

15.3 Lokasi dan Perlindungan Utilitas


Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survey untuk
mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil
survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan
lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.

15.4 Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada daerah
sekitar utilitas itu, Kontraktor harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran
tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu. Segala kerusakan pada
utilitas yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor
dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor.

Pasal 16
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN LEVEL + 0.00

16.1 PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran
kondisi "existing" tapak terhadap posisi rencana bangunan.
Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas dan Perencana.
b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
diminta keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat
waterpass / theodolit.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Perencana.
e. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan/pematokan (setting-out) atau untuk

15
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi
dan tidak hanya terbatas pada :
 Personil :
o 1 orang surveyor ahli
o 1 orang pekerja surveyor
 Peralatan Pengukuran (Survey) :
o 1 wild ROS ata TO Theodolite (360 derajat);
o 2 steel measuring rod (4 m);
o patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.

Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk


tripod, dll.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran
tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan
(slopes stakes), temporang grade stakes, lay out dari jembatan dan gorong-gorong,
offset line, dan lain-lain.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas
ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus
segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Pengawas.
f. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross
section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus
mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir untuk
memungkinkan reproduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka kontraktor
harus menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada
Pemimpin Proyek.
Gambar cross section harus memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas .

16.2 PEKERJAAN PENENTUAN LEVEL + 0.00.


Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah mengikuti denah ruang
dasar / lantai Perencanaan Renovasi Peningkatan Mess Tekmira-Supratman, seperti
tertera dalam gambar perencanaan kerja.
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Pengawas.

16
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 17
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN ('BOUWPLANK')

17.1 PATOK UKUR


a. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai dengan
gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis /
kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok- patok.
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau
penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48
(empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor harus
membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan Konsultan Pengawas akan
memeriksa pengukuran itu.
b. Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 15 x 15 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul di atas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di
atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian di atas peil
+ 0.00.
c. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
e. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas;
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan
pembangunan berlangsung.
f. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

17.2 PAPAN BANGUNAN ("BOUWPLANK")


a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50
m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak gerakkan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan
keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

17
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

18.1 Ijin Memasuki Tempat Kerja


Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat
dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau di mana bahan / barang
dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.

18.2 Pemeriksaan Pekerjaan


a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap
atau diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada
kontraktor apa yang harus dilakukan.
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya)
tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan Direksi .
e. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
f. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di "klaim" sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

18.3 Kemajuan Pekerjaan


a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna

18
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.

18.4 Perintah untuk Pelaksanaan (Foreman)


Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana
Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka
petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas
Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

18.5 Toleransi Pekerjaan


Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi Teknis, dan toleransi lainnya yang ditetapkan
pada bagian lainnya yang telah disesuikan dengan keadaan di lapangan.

19
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

BAB II
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN PEMBONGKARAN
DAN PEKERJAAN TANAH

Pasal 19
UMUM

19.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, perkerjaan yang
termasuk kedalam pekerjaan tanah yaitu :
a. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan.
b. Pekerjaan Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
c. Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
d. Pekerjaan perbaikan kembali.

19.2 PERSIAPAN PELAKSANAAN


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama
Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang listrik dan lain sebagainya yang ditemukan di lapangan.
b. Kontraktor harus memahami terlebih dahulu denah pekerjaan ini, sehingga
Kontraktor dapat memahami dengan benar mana bangunan eksisting yang dibongkar
dan tidak dibongkar.
c. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau konstruksi khusus
sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 20
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

20.1 Pekerjaan pembersihan


Pembersihan/pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site terhadap semua hal
yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Perencana dan Direksi tidak akan digunakan
lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.

20.2 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar Kerja.

20
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

20.3 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak/Site konstruksi
dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan
Pengawas/Direksi.
Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali
apabila dinyatakan lain oleh Direksi/Pengawas.

20.4 Apabila terjadi salah pembongkaran oleh pihak Kontraktor, maka semua itu menjadi
tanggung jawab sepenuhnya pihak Kontraktor baik dari hal biaya maupun pelaksanaan
pekerjaan guna mengembalikan bentuk kepada bentuk semula.

Pasal 21
PERLINDUNGAN INSTALASI EKSISTING

21.1 Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam
Bangunan atau Tapak / Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
Untuk instalasi existing tersebut diatas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya
dari gangguan/cacat.

22.2 Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai Buis Beton 1/2
30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada dasar
atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan batu bata
minimal satu [1] lapis, lebar 30 cm sepanjang pembebanan tersebut.

22.3 Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih berfungsi
harus dipindah, maka Konstraktor harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan
petunjuk dari Konsultan Pengawas / Direksi.

Pasal 22
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan termasuk


pengurugan /pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi dangkal, untuk pekerjaan Pagar Keliling dan Bangunan Pos Jaga
- Pondasi Truss Pile Dia. 400 mm, untuk bangunan Gedung BPR Raharja Wanayasa.
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan atau oleh Konsultan Pengawas

22.1 Jenis Galian


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu:
a. Galian tanah biasa
b. Galian batu
c. Galian konstruksi / obstacle

21
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam
galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti
ketentuan-ketentuan letak, level dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar
Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
a. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
b. Galian Batu
Galian Batu adalah galian pondasi lama yang berada pada titik atau area galian untuk
bangunan baru.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada daerah
galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
Setiap pembongkaran pondasi lama harus didiskusikan terlebih dahulu dangan pihak
Konsultan Pengawas.
c. Galian Konstruksi / Obstacle
Galian Konstruksi/Obstacle adalah semua galian, selain dari galian tanah dan galian
batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam Spesifikasi ini atau tercantum dalam
Gambar Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian Konstruksi/Obstacle
terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian
perkerasan jalan/halaman, galian pipa/ kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada Spesifikasi ini.

22.2 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

22.3 Galian untuk Konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.

22.4 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

22.5 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis
demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang dinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di claim sebagai
pekerjaan tambah.

22.6 Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti
terurai dalam Pasal 22 ayat 1 s/d 3.

22.7 Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut dengan

22
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis
sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini tanggung jawab kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah.

22.8 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.

22.9 Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja Pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar kerja, dengan penampang luar Galian Kiri dan Kanan seperti
Rencana Pondasi ; dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja,
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.

22.10 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Konstruksi.
Area antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus bebas dari timbunan tanah.

22.11 Untuk menjaga lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka apabila dianggap
perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang Konstruksi penahan/casing
sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal
3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal ; Ø8 cm sehingga konstruksi tersebut
dapat menjamin kestabilan galian, terutama pada saat pembuatan grountank.

22.12 Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan
Pompa Air secukupnya untuk mengeringkan Air yang menggenang dalam Galian.
Di syaratkan bahwa seluruh permukan Galian, terutama Lantai Galian, harus kering
untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
a. Pondasi plat beton dan Sloof Beton bertulang.
b. Pengurugan dan pemadatan.

22.13 Biaya untuk lingkup yang terurai pada ayat (11) dan (12) diatas ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat di 'claim' sebagai pekerjaan tambah.

22.14 Untuk pekerjaan Pondasi Truss Pile, Kontraktor wajib menggunakan mesin, dikarenakan
posisi kedalaman tanah keras berada pada kedalaman 10 – 12 m, ( berdasarkan hasil
sondir ).

22.15 Pelaksanaan Truss Pile dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak
Konsultan Pengawas.

22.16 Pengeboran dapat dikatakan berhenti setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

22.17 Setiap melakukan kegiatan Truss Pile wajib dihadiri oleh pihak Konsultan Pengawas.

23
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 23
URUGAN DAN PEMADATAN

23.1 PEKERJAAN URUGAN


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan Tanah ini untuk :
a. Semua galian sampai permukaan ditentukan sesuai dengan kepadatan yang
cukup di lapangan atau sesuai Gambar Kerja.
b. Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan dengan
kepadatan yang cukup di lapangan atau sesuai Gambar Kerja.

23.2 BAHAN URUGAN


Bahan urugan yang dipakai adalah pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai
bahan urugan atau material yang telah disetujui oleh pihak Konsultan Pengawas dan
Direksi.
a. Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan didalam lokasi pekerjaan.
c. Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan lain-lain,
tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan
dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas.
d. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal 30 cm.
e. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi tetapi tidak memenuhi
standar, harus dibuang (tidak boleh digunakan) dan diganti oleh Kontraktor atas
biaya sendiri.

23.3 PENGURUGAN
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
b. Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
c. Tanah Urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar
yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut diatas dan atau telah
disetujui Konsultan Pengawas.
d. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai
mencapai permukaan atau peil yang diinginkan.
e. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau 20 cm,
dengan tahapan sebagai berikut ;
 Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.

24
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.


 Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai
mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
 Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.
f. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, Jalan dan pengerasan, tidak perlu
dipadatkan dengan mesin cukup ditimbris dengan Tangan.

23.4 PEMADATAN
a. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan
bahan - bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan - kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
c. Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai
untuk pemadatan bahan urugan yang ada.
d. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified
proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dalam AASHTO
T99.
f. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak
lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

23.5 PEKERJAAN PERATAAN TANAH


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan,
perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah
tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Perataan tanah dilakukan perlayer agar kepadatan dapat terjaga, selain itu untuk
antisipasi terhadap penurunan tidak merata ketika ada pergerakan beban dinamis /
sirkulasi kendaraan, mengingat perkerasan jalan direncanakan memakai paving blok,
yang di maksudkan agar dapat menyerap air ke lapisan tanah dan menjaga ekosistem.

25
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

BAB III
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 24
GALIAN DAN URUGAN TANAH
PEKERJAAN STRUKTUR

24.1 LINGKUP PEKERJAAN


a. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai
dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana tampak
pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam
spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
b. Galian struktur di sini tidak dibatasi hanya pada galian strukur pondasi, tapi
termasuk pekerjaan galian untuk pile cap dan sloof.
c. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan dipadatkan sesuai persyaratan, berikut pembuangan
bahan-bahan sisa, dan semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan
galian dari genangan air tanah dan air permukaan.
d. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan
gambar-gambar dan spesifikasi.

24.2 PERSYARATAN PEKERJAAN


a. Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bench Mark yang bersifat
tetap maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau
pemindahan.
b. Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian /
pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak.
c. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran.
 Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan -
rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang
tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan/atau dibongkar kecuali untuk
hal-hal di bawah ini :
 Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang
tidakmudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar poer.
 Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam
yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.

26
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan


dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik
dan dipadatkan.
 Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
d. Air Tanah
 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka kontraktor
harus segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah air menggenangi
galian dan alas struktur.
 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini
tidak merupakan air tanah dan akan dianggap sebagai kewajiban kontraktor
untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada
tambahan pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah mutlak
wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian
dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air
tanah.
 Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan
cofferdam yang kedap air. Bila diminta, kontraktor harus menunjukkan gambar
mengenai metoda pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui. Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi,
secara umum, harus dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat
mungkin kedap air. Umumnya, dimensi interior cofferdam itu harus sedemikian
rupa sehingga memberikan cukup kebebasan untuk pembuatan acuan (form)
dan pemeriksaannya, dan memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas, keadaan tidak memungkinkan untuk
mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran
tertentu, dan Lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada
gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka
air dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh ditinggalkan kayu-
kayuan dan lain-lain, tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi,
maka harus dicegahagar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakkan beton, atau
selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan
pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan
cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik. Kecuali bila tidak
ditentukan lain, cofferdam atau palung, dengan segala pelengkapnya, harus
dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesaipekerjaan sub-struktur.
Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang
telah diselesaikan.

27
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Pemeliharaan Saluran
Jika tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,
cofferdam atau sheet piling; dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi
tidak boleh terganggutanpa ijin Konsultan Pengawas.Jika ada pekerjaan galian
atau pengerukkan yang dilakukan sebelum caisson; palung dan cofferdam
terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi,
Kontraktor harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai kembali dengan
muka tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat
dari pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu
bersih dari segala macam halangan.
e. Pembuangan Humus
 Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil), bekas-bekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.
 Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang
sudah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

24.3 PENGGALIAN
a. Sebelum memulai pekerjaan galian, kontraktor harus dengan inisiatif sendiri
mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada
permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenangi air.
Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini. Memberitahu Konsultan Pengawas
sebelum memulai suatu galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan
pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum terganggu.
Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan
Pengawas.
b. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktrur, harus mempunyai
ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakkan atau alas pondasi sesuai
dengan ukurannya.Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu ditopang.Elevasi
dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiraan, sehingga
secara tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan
elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
c. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat
dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang
berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun peker-jaan yang telah rampung.
Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
d. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan galian,
maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut
dan harus menggantinya atas biaya Kontraktor.
e. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-
bagian pekerjaan diatas maupun di bawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

28
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

f. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan


Pengawas mengenai hal itu; dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau
penempatan material apapun tidak boleh dilakuakan sebelum Konsultan Pengawas
menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.

24.4 URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN TANAH GALIAN STRUKTUR


a. Pekerjaan Urugan.
Bila struktur telah selesai, lubang bekas galian harus diurug dengan material yang
ditentukan sampai setinggi permukaan tanah final. Kecuali bila disetujui lain oleh
Konsultan Pengawas. Semua material yang berlebih dari yang dibutuhkan pada
pasal ini harus dipergunakan untuk membentuk dasar timbunan .
 Bahan Urugan
o Bahan urugan yang dipakai pasir urug darat yang memenuhi persyaratan
sebagai bahan urugan. Lokasi sumber jenis bahan urugan tersebut di atas,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan
urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai
bahan urugan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
o Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri
sebelum dibawa atau digunakan di-dalam lokasi pekerjaan.
o Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan
lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini
harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang
disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
o Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal 30 cm.
 Pengurugan
o Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
o Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras.
Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,
Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan
kembali.
o Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai
yang tercantum didalam gambar kerja.
b. Pekerjaan Pemadatan
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan
pemadatan bahan - bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan -
kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
 Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling
sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

29
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90%
(modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan
dalam AASHTO T99.

Pasal 25
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

25.1 PERSYARATAN KHUSUS MUTU DAN BAHAN BETON


a. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu arakteristik minimal, sebagai berikut :
 Mutu beton untuk Pondasi (Truss Pile dan Pile Cap) , K-250.
 Mutu beton untuk Sloff dan Balok Sloof, K-250.
 Beton yang digunakan untuk seluruh Struktur Atas, K-250.
 Pelat lantai menggunakan bekisting kayu, dengan pembesian Dia.8 dengan
pembesian 2 lapis, yang menyatu dengan cor beton, menggunakan mutu beton
K-250.
 Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps
: 5kr.
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 PBI-
l971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada umur 28 hari.
Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikan hasil (kekuatan tekan beton karakreristik) yang
lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI. 1971.

b. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, sesuai
dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di
dalam gambar rencana.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan s/d  13 mm adalah BJTP 24.
 Mutu baja tulangan ≥  13 mm adalah BJTD 32

30
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

c. Cetakan (Bekisting)
 Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal
minimum 12 mm dengan salah satu bagian permukaannya berlapis filem
standar pabrik pembuatnnya. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Steiger (penyangga) untuk cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi
(scaffolding) atau kayu yang kuat dan tidak diperkenankan memakai bambu
karena licin dan berbahaya.

d. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian
yang harus kedap air, yang antara lain pelat dak atap, lantai toilet,
groundtank/reservoar dan tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan gambar
kerja.

e. Semen
 Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau
standard Inggris BS 12.
 Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai setara TIGA RODA serta
memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
 Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk
menghindari kelembaban.

f.Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu pasir
yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain dengan persetujuan
Pengawas/Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
sumber-sumber pasir alam yang dipakai dalam pekerjaan pembuatan beton
Readymix maupun konvensional.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari
tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih
dari 5% berat pasir.
Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir' antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia untuk
beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

31
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Saringan no. Persentase satuan timbangan


tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3 -7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat
naik sampai 20 persen.

g. Agregrat Kasar (Kerikil)


Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga
persen dari beratnya.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm,
sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua ketentuan-
ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-l971.

h. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang
ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.

i. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan
perhitungannya.
Bonding agent yang akan digunakan harus melalui persetujuan dari pihak Konsultan
Pengawas.
Apabila telah disetujui Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib mengikuti cara
pemakaian sesuai dengan tata cara penggunaan dari produk tersebut.

32
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

j.Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah setara produk SIKA atau
FOSROC.
Cara pemakaia disesuaikan dengan produk tersebut dan mendapat pengawasan
dari pihak Konsultan Pengawas.

25.2 PELAKSANAAN SEBELUM PENGECORAN ADUKAN BETON


a. Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan
segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
Konstruksi Cetakan :
 Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah
pengecoran beton.
 Permukaan bahan cetakan (multipleks) yang berlapis filem / permukaan bahan
licin seperti pernis/plastik, menghadap pada bagian dalam dengan maksud
mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton.
 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
b. Perakitan/Pemasangan Baja Tulangan
 Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala hal
untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
 Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
 Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui

33
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan


harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti
di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas

c. Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk
satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
 Balok sloof dan footplat = 4,00 cm
 Kolom = 4,00 cm
 Balok = 3,00 cm
 Pelat beton = 1,50 cm

d. Penyekat – Penyekat Air (Water Stop)


 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada
sambungan-sambungan pelat lantai dan pelat atap bila terjadi penundaan
pengecoran atau seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC,
semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan
dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat
air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai
dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk-
petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik
dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan sambungan yang kuat dan
kedap air.

e. Pekerjaan Sparing
 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai
dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
 Bilamana sparing (pipa, dll.) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja
tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus
diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

34
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

f. Komposisi Campuran Beton (Readymix dan Konvensional).


 Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
 Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karak- teristik yang disyaratkan.
 Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
o Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
o Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga dan listplank /
parapet maksimum 0,60.
o Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.
 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan.dapat dihasilkan
suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton
dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai
bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari Pengawas/Direksi.
 Konsultan Pengawas berhak untuk melakukan pemeriksaan maupun
pengawasan pembuatan campuran beton Readymix ditempat pembuatannya.
Pemeriksaan dan pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas
atas biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu
untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang
disebabkan perubahan yang demikian.

g. Mengaduk Beton Konvensional


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu 'batch mixer'.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

35
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan


(lamanya) yang membutuhkan penam-bahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Tiap mesin penga-duk harus diperlengkapi dengan alat mekanis
untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

h. Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton (readymix dan
konvensional) harus sedemikian rupa dan Kontraktor harus memperhitungkan jarak
maupun jumlah waktu pengiriman bahan beton readymix ke tempat pekerjaan
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pengecoran tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.

i. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton (Readymix dan


Konvensional).
 Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm
dan tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-l971. Konsultan Pengawas
berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan dan akan menghasilkan beton kerkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
 Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan
NI-2 PBI- l971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2 PBI-l971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

36
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 26
PEKERJAAN PONDASI DAN SLOOF BETON

26.1 BAHAN
a. Pekerjaan pondasi menggunakan Pondasi setempat dengan dua macam ukuran
pondasi.
b. Pekerjaan pondasi menggunakan baja tulangan dengan diameter 13 mm jarak 150
mm, menggunakan mutu beton K-250.
c. Sloof beton bertulang, menggunakan tulangan dengan diameter 16 mm dan 13 mm
dengan sengkang diameter 10 mm, mutu beton yang digunakan K-250.

26.2 ITEM PEKERJAAN


a. Pembuatan pondasi beton bertulang pada titik/tempat-tempat sesuai yang tertera
pada gambar rencana.
b. Sloof beton bertulang dengan ukuran dan penulangan sesuai yang tertera pada
gambar rencana, sloof menggunakan sistem sloof gantung, tanpa ada pondasi di
bawah struktur sloofnya sendiri.
c. Penimbunan dan pemadatan kembali pada bagian yang berlubang, setelah
melakukan kegiatan penggalian dan pekerjaan struktur bawah.

26.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Pelaksanaan galain pondasi disesuaikan dengan tipe yang tertera pada gambar.
b. Setelah menggalian sesuai rencana yang tertera pada gambar, laukan pemadatan
setempat.
c. Lakukan pengurugan pasir dengan tebal 10 cm, setelah itu lantai kerja atau beton
tumbuk dengan tebal 5 cm .
d. Pembesian sloof diwajibkan untuk menyatu dengan sloof lainnya, tidak boleh
terhenti di area cross section pertemuan sloof.
e. Sebelum pelaksanaan pengecoran diwajibkan pelaksana untuk melakukan
pengecekan bersama terlebih dahulu.
f. Apabila pengecekan bersama belum dilaksanakan pelaksana tidak boleh melakukan
pengecoran.
g. Pengecoran dapat dilaksanakan apabila telah dapat ijin dari konsultan pengawas.

Pasal 27
PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT BETON

27.1 PELAKSANAAN PENGECORAN


a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing
instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya selesai dikerjakan. Sebelum
pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

37
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran


beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton
yang baru di cor tidak akan diserap.
c. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32O C dan tidak kurang dari 4,5O
C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 O C dan 32O C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32O C, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat,
menyampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk
mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada suhu dibawah 32O C.
d. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton
yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum
beton baru dicor.
e. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk
serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul
telah memadai.
g. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh
bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk
dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan.
Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor
harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya
beton.
h. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari
50 cm.
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
i. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.

38
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint
dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
j. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan
tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga harus
tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi lokasi yang terbatas.
k. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus
dapatmenembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan
yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam
beton.

27.2 PELAKSANAAN PEMBUKAAN CETAKAN


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahaan cetakan harus mengikuti petunjuk
Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan
pada beton.
Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan
teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Konsultan Pengawas.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan dibuka
untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya,
tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-
balok, plat lantai, plat atap, tangga dan kolom.

27.3 PERAWATAN (CURING)


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau
disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA. Konsultan Pengawas berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan
deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.

39
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan
air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan
semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa
yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas
sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air
yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi
air untuk campuran beton.

27.4 PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri.
Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum
dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbai-kan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos,
ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu
gerinda.
Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat
(terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada bagian
bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan
sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya, kontraktor diwajibkan untuk
menutupi seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang
tidak melebihi 1 cm demkian juga pada dinding yang berbatasan, (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk
semua komponen.

27.5 PEKERJAAN GROUTING


Semua pekerjaan penutup pada bahan/material yang tertanam dalam beton maupun
pada bagian / celah pelat lantai beton akibat hasil pengecoran yang tidak baik, serta
apabila diketahui terjadi kebocoran pada bagian pelat lantai beton pada saat dilakukan
pengetesan kebocoran.
Bahan grouting dari jenis non shrink & non-metallic dengan pemakaian dicampur
semen.
Produk : FOSROC, SIKA atau setaraf.
 Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat.
Terkecuali untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.

40
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Permukaan lubang pada beton harus bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak,
pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel bahan/material yang terlepas maupun
noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih dahulu
tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permu-kaan tersebut pada waktu
pelaksanaan grout-ing.
 Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah/lubang tertutup
padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak ter-bentuk rongga udara.
 Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain.
 Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan yang
terlalu cepat dengan ditutup oleh kain basah.

41
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 28
PEKERJAAN ADUKAN & CAMPURAN

28.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan adukan pasangan batu bata merah.
b. Pekerjaan adukan pasangan keramik.
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

28.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Mortar (Prime Mortar / Semen Instan).
Apabila menggunakan Semen Instan / Mortar khusus untuk adukan pasangan bata
beton ringan dan atau sesuai dengn rekomendasi pabrik bata beton ringan yang
dipakai.
Mortar ini dapat digunakan apabila ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas/
Direksi.
b. Semen / Portland Cement.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis Struktur.
c. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak me-ngandung bahan bahan organis.
d. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

28.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN ADUKAN MORTAR


a. Bersihkan permukaan Bata dari debu dan kotoran-kotoran lainnya yang dapat
megurangi efektifitas perekatan.
b. Gunakan tempat adukan yang bersih dan baik sehingga campuran tidak larut keluar
dari tempatnya.
c. Tuangkan mortar secara bertahap kedalam air, aduk selama 2 (dua) menit hingga
merata sampai diperoleh konsistensi, biarkan 10 menit supaya adiftif larut. Aduk
kembali sebelum digunakan.
d. Sebaiknya menggunakan alat pengaduk (mixer).
e. Gunakan roskam bergerigi yang sesuai dengan ketebalan bata.
f. Pasangan diletakan pada sisi horizontal dan vertikal blok secara merata dengan
ketebalan 2-3 mm.
g. Tutup sambungan antar blok yang tidak merata / berongga dengan adukan mortar.

42
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

28.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN ADUKAN DENGAN PORTLAND CEMENT / SEMEN.


a. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.
Jenis Adukan ;
 Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.
Adukan ini untuk pasangan bata merah untuk menahan urugan pasir pada bagian
lantai dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
 Adukan kedap air adalah campuran 1PC : 4 PS.
Aduk plesteran ini untuk :
o Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan arus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
o Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai
20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
b. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
c. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap
air.

Pasal 29
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

29.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Pasangan dinding menggunakan Batu Bata.

29.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Batu Bata Merah.
 Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf
bata F, ukuran 5,5 x 11 x 23 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.
 Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari
pabrik atau penjual.
b. Mortar
Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 2(a)
c. Semen
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(b)
d. Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(c)

e. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(d)

43
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

29.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata
tersebut.
c. Aduk Perekat/Spesi.
Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS
untuk :
 Dinding pasangan bata.
 Saluran.
Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
d. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik
dan penuh.
e. Pemasangan dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata dilakukan bertahap,
setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan
balok praktis pada sudut-sudut ditanam tulangan beton ø 10 mm.
f. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
g. Pelaksanaan pemasangan Bata beton ringan dan batu bata harus rapih, sama tebal,
lurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
h. Pekerjaan pemasangan Bata beton ringan dan batu bata harus benar benar vertikal
dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal.
i. Semua pasangan Bata beton ringan dan batu bata yang tertanam dalam tanah harus
dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
j. Setelah Bata beton ringan dan batu bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus
dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi,
kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
k. Pembuatan lubang pada dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata untuk
perancah sama sekali tidak diperkenankan.
Tidak diperkenankan memasang Bata beton ringan dan batu bata yang patah dua
melebihi dari 5 %.

44
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Bata beton ringan dan batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh
digunakan.
j. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

Pasal 30
PEKERJAAN PASANGAN LANTAI DAN DINDING

30.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan Granite tile 60 x 60 cm, pada lantai koridoor menggunakan warna lebih tu
dari ruang kerja dan ruang – ruang yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pekerjaan keramik 20 x 20 cm, tipe Unpolised, untuk lantai kamar mandi.
c. Pekerjaan Keramik 20 x 25 cm, tipe Polised, untuk dinding kamar mandi.
d. Pekerjaan Beton Rabat pada teras lantai keliling bangunan.

30.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Semen
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 2(b)
b. Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 2(c)
c. A i r
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 2(d)
d. Granit ( Granite Tile)
Jenis : Granite Tile
Permukaan : Polished
Ukuran : 60 x 60 cm
Tipe : Cristal White atau ditentukan selanjutnya
Produk : Setara Indo Grass atau sekelasnya

e. Granit Step Nozing (Granite Tile)


Jenis : Granite Tile
Permukaan : Polished
Ukuran : 30 x 60 cm + Step Nozing
Tipe : Cristal White atau ditentukan selanjutnya
Produk : Setara Indo Grass atau sekelasnya

45
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

f. Keramik (ceramic Tile)


Jenis : Kramik tile
Permukaan : Unpolished
Ukuran : 20 x 20 cm ( Lantai Toilet )
Tipe : Ditentukan selanjutnya
Produk : Setara Roman

g. Keramik (ceramic Tile)


Jenis : Kramik tile
Permukaan : Polished
Ukuran : 20 x 25 cm ( Dinding )
Tipe : Ditentukan selanjutnya
Produk : Setara Roman

Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas
untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai
standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
Setelah material disetujui diharapkan Kontraktor tetap konsisten kepada mutu yang telah
di setujui oleh pihak Konsultan dan Owner.

30.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pada saat pemasangan, Ubin Keramik dan Granite Tile harus dalam keadaan baik,
tidak retak, cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Seluruh pemasangan Ubin Keramik dan Granite Tile harus dengan cara merendam
sampai jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
c. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan
sewaktu Ubin Keramik dan Granite Tile dipasang.
d. Agar adukan/campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan keramik dan
Granite Tile, maka sebelum pemasangan, seluruh permukaan atas keramik harus
diolesi minyak kacang.
e. Pola pemasangan Ubin Keramik dan Granite Tile harus sesuai dengan Gambar
Kerja/Shop Drawing atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
f. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik dan Granite Tile, maka harus
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan
sebelum dipotong.
g. Pemasangan Ubin Keramik dan Granite Tile harus benar-benar rata.
 Permukaannya harus tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai
dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam Gambar Kerja.
 Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2.00 m2.
h. Garis-garis tepi ubin Ubin Keramik dan Granite Tile yang terbentuk maupun siar-siar
harus lurus.
 Lebar siar harus sama yaitu lebar maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.

46
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Bahan pengisi siar adalah seperti terurai dalam Pasal ini butir 2.5.
 Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrik
agar didapatkan hasil yang baik.
 Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya.
 Pembersihan segera sebelum menjadi keras/kering dengan lap basah.
i. Ubin Keramik dan Granite Tile yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari
bercak noda aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi
dengan air bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
j. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Ubin Keramik dan Granite Tile harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
k. Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontraktor diwajibkan untuk mem-perbaiki kembali
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
l. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan
Plumbing dan Mekanikal dibawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi .
m. Lantai Dasar.
Khusus untuk lantai dasar, maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai berikut :
n. Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan rata
waterpass. Persyaratan pelaksanaan pengurugan dan pemadatan tanah harus
mengikuti uraian pada bab Pekerjaan Tanah.
o. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan tidak
berongga dan rata water-pass. Ketebalan lapisan pasir 10 cm, atau sesuai dengan
gambar kerja.
p. Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk.
q. Pembuatan lapisan beton tumbuk harus memenuhi persyaratan seperti tercantum
dalam Pasal 31.

r. Adukan adalah 1 PC : 5 PS terkecuali untuk daerah basah.


 Untuk daerah basah, aduk plesteran adalah untuk kedap air yaitu 1 PC : 3 PSR.
 Persyaratan pekerjaan adukan harus mengikuti uraian pada Pasal 1 Pekerjaan
Adukan & Campuran.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
 Permukaan jadi/finish lantai harus menunjukkan tepat pada peil finish ataupun
kemiringan yang disyaratkan.

t. Dinding dan Bidang Vertikal lainnya.


 Campuran adukan adalah 1 PC : 3 Ps.
 Sebelum pemasangan ubin keramik, permukaan dinding, khususnya permukaan
beton, harus dikasarkan terlebih dahulu.

47
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Sesudah Ubin Keramik dan Granite Tile terpasang, nat harus diisi penuh dengan
adukan pengisi (grouting).
 Adukan pengisi sesuai dengan persyaratan bahan pada butir 2.8. dan warnanya
sesuai dengan warna ubin keramik, atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Direksi.

u. Pembersihan permukaan Ubin Keramik dan Granite Tile yang telah terpasang dengan
menggunakan kain yang basah, atau zat pembersih yang direkomendasikan oleh
pabrik.
(Tidak diperkenankan menggunakan cairan asam atau HCL).

Pasal 31
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

31.1 LINGKUP PEKERJAAN


1) Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan kolom praktis 15 x 15 cm.
b. Pembuatan balok praktis/balok latei, ring balok ukuran 15 x 15 cm.

2) Pekerjaan Beton Tumbuk.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada Lantai Dasar sesuai Gambar Kerja.

31.2 PERSYARATAN BAHAN


1) Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari 16 mm.
Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih.
Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh/dilapis seng.
Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mM.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971).
2) Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3) Pasir.
Sesuai dengan persyaratan pasir dalam Bab VI Syarat-syarat Pekerjaan Struktur.
4) Koral Beton/Split.

48
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Koral beton/split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2, dan atau sesuai dengan persyaratan pasir
dalam Bab I Syarat-syarat Pekerjaan Struktur.
Penyimpanan/penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dari
yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang disyaratkan.
5) A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
6) Acuan/Bekisting & Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm.
Balok-balok pengkaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan mempergunakan
balok kaso 5/7 atau bambu.

31.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Beton Bertulang.
a. Campuran & Mutu Beton.
Campuran adalah 1 PC : 2 PS : 3 KR.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non struktural ini
adalah K-175.
b. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI
1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan/bekisting
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan/tahu beton sesuai
NI-2 (PBI 1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kototan tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.

49
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton untuk
menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
Penyambungan beton lama dengan beton beton baru harus memakai adukan
perekat CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan,
dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai persyaratan
pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata,
 Dinding pasangan Bata beton ringan batu pada bagian dalam bangunan
setiap luas 9 m2,
 Dinding pasangan Bata beton ringan batu pada bagian luar/tepi luar bangunan
setiap luas 9 m2,
 dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Ukuran kolom praktis adalah 15 x 15 cm.
h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei & Ring Balok.
Pemasangan balok praktis/latei dan ringbalok :
 Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht
 Di atas kusen alluminium sebagai balok latei
 Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata yang
bebas sebagai ringbalok
 Setiap luas 9 m2 pasangan dinding Bata beton ringan dan batu bata yang
tinggi, dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Ukuran balok praktis adalah 10 X 20 cm atau sesuai Gambar Kerja.
 Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

50
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti tercantum dalam


Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut
tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
 Pada setiap pertemuan dinding pasangan Bata beton ringan dengan kolom
praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam
Gambar Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cM, yang
terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan
balok praktis ini.
 Bagian yang tertanam dalam pasangan Bata beton ringan minimal sedalam 30
cm kecuali ditentukan lain.

2) Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1 PC : 3 PS : 5 KRK dengan tulangan praktis 1 lapis -
dua arah diameter 6 mM - 15 cM atau wiremesh BRC M6, terkecuali pada daerah
basah (KM/WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan/waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

Pasal 32
PEKERJAAN PLESTERAN dan PENGACIAN

32.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1) Plesteran aci halus untuk dinding pasangan dan permukaan beton.
2) Plesteran kedap air.
3) Plesteran biasa.
4) Pekerjaan plesteran lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

32.2 PERSYARATAN BAHAN


1) Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
2) Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3) A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4.

32.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan Bata
beton ringan atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
2) Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
3) Jenis Plesteran.

51
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.


Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 3 PS.
Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke
permukaan tanah dan atau lantai.
Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata merah serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 3PS.
Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar
bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cM
dari permukaan lantai.
d. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan
dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering benar.
4) Semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk
plesteran kedap air.
5) Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
6) Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus; harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda- benda lain yang membuat cacat.
7) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan/-("scratched").
Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk
plesteran.
8) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.

52
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

9) Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain,


permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan-/material yang akan digunakan tersebut.
10) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenis-nya pada satu bidang
datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 1 cm dalam 1 cm.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding-/kolom seperti
yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/ dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat Plesteran.
11) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.
12) Pemeliharaan.
a. Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai,
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan/material akhir,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan
pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/-material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat
dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 33
PEKERJAAN PINTU & JENDELA ALLUMINIUM

33.1 LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pintu & jendela aluminium lengkap ( lihat gambar kerja ).

53
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

33.2 PERSYARATAN BAHAN.


a. Spesifikasi bahan kusen & rangka daun pintu/jendela :
Jenis : Aluminium extrussion alloy colored anodizing.
Proses pewarnaan : Analok finished dengan tebal minimum 18 mikron.
Warna : coklat
Produk : YKK atau setara.
b. Persyaratan untuk konstruksi kusen :
Defleksi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan.
Ketahanan terhadap beban angin (120 kg/cm2) ketahanan terhadap udara (minimum
15 M3/jam), dan ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.
c. Untuk bahan pelengkap lainnya :
 Sekrup dari stainless steel.
 Weather strip dari neopren rubber gasket.
 Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat penggantung dengan
aluminium.
 Angker rangka kusen dari steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc minimal 13
Mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.
 Untuk rangka kusen yang berhubungan dengan udara luar harus diberi bahan
kedap air dari jenis polysul sealant.
d. Kaca.
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.

33.3 PERSYARATAN UMUM.


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar kerja &
melakukan pengukuran lapangan.
b. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera
dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material,
detail, arah bukaan, dan lain-lain.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
pelaksanaan Pekerjaan Kunci & Alat Gantung.
d. Semua kosen dan rangka daun harus dikerjakan secara pabrikasi.
e. Kosen dan rangka daun harus dilindungi dari ke-rusakan, retak, bercak, noda, lubang,
goresan-goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun
pemasangan.
f. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak-tepatan pemasangan
karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
memperbaiki/membongkar/meng-ganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya
ditanggung Kontraktor tanpa dapat dituntut sebagai biaya kerja tambah.

33.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN.


a. Semua rangka dan kusen untuk pintu, jendela dikerjakan secara pabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.

54
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Bahan yang akan diproses pabrikasi harus di-seleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit pintu, jendela , profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
b. Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/terlindung
dari benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama
dari material besi.
Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan
untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1
mm, dan untuk diagonal adalah 2 mm.
c. Kusen harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada
permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.
Pengelasan dibenarkan menggunakan Non Activated Gas (Argon) dari arah bagian
dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.
d. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel sedemikian rupa sehingga tiap sambungan harus kedap air.

e. Untuk pemegang kusen dan perlengkapan lain dari kusen aluminium yang akan
kontak dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak
korosi.
f. Toleransi pemasangan kusen aluminium dengan dinding adalah 10 - 25 mm,
kemudian celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout.
Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi kusen diberi 'sealant`.
Kusen yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran,
diberi lapisan 'Anti Corrosive Treatment` dengan Insulating Varnish seperti Asphaltic
Varnish.
g. Setelah pemasangan kusen alluminium pintu dan jendela maka sekeliling kusen yang
berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape
untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
h. Kusen aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90
derajat. Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul
adalah tanggungan Kontraktor.
Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam Gambar Kerja harus berfungsi
dengan sempurna.
i. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, Kontraktror harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul
adalah tanggunan Kontraktor.
j. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap
kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya dipasang
Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin.

55
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

k. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran.
Apabila masih terjadi getaran, maka "Profil Rubber Seal` pemegang kaca harus diganti
atas biaya Kontraktor. Kaca-kaca pada jendela hendaknya dibuat 'fixed` dengan
'beads` dari 'aluminium extruded shape` dilengkapi dengan neoprene.
Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan kusen aluminium disyaratkan tebal
minimum 5 mm.
Bahan sealant yang tampak harus merupakan gagis lurus, sejajar garis kusen, bahan
yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mM dari garis kusen.
l. Kotor akibat noda-noda permukaan kusen, setelah pemasangan harus dibersihkan
dengan 'Volatile Oil`.
m. Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan 'Corrugated Card Board` dengan
hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan.

Pasal 34
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )

34.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi :
1) Pekerjaan perlengkapan pintu panel kayu solid kelas 1, finishing lapis Melamik
2) Pekerjaan perlengkapan jendela aluminium
3) Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam gambar
kerja.

34.2 PERSYARATAN BAHAN


1) Semua alat penggantung & pengunci ("hardware") yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Pemilihan "hardware"
pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu. Apabila terjadi perubahan
atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari
Pemberi Tugas.
2) Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.

3) Perlengkapan Pintu Aluminium Ayun.


a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standard
SII-0407-80.
Pemakaian : Pintu tunggal dengan rangka aluminium.
Ukuran : Standard produk (45 X 75mM).

56
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.


Produk : Ex lokal mutu terbaik.
Warna : Ditentukan kemudian.

b. Kotak Kunci ("Lockcase").


Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang ("latch bolt") dan lidah
malam ("rolling dead bolt").
Produk : SES, HYUNDAE, LOGO atau setaraf
Warna : Ditentukan kemudian.
Spesifikasi : Pegangan dan dengan tombol putar kunci pada bagian dalam.
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : ALPHA, atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.

c. Pegangan ("Handle").
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan ("Latch Bolt") secara
mekanis.
Pemasangan menyatu dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain pintu KM/WC.
Produk : SES/ HYUNDAI/ LOGO atau setaraf.
Warna : ditentukan kemudian

4) Kehandalan kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.

34.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan
standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk tiap tipe pintu dan jendela.
2) Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas / Direksi sebelum
dilaksanakan.
3) Direkomendasikan pengadaan alat penggantung dan pengunci untuk pintu besi sudah
termasuk pada saat pengadaan pintu besi lengkap dari pabrik pembuatnya.
4) Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht khususnya
lockcase, handle & backplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.

57
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

5) Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu
pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan dan janitor adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan Pabrik.
6) Door stopper untuk pintu toilet/peturasan, dipasang pada dinding dengan minimum
ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu.
Untuk pintu lain, dipasang pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu
terbuka.
7) Pemasangan door pull 100 cm (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi Pabrik pembuat.

Pasal 35
PEKERJAAN KACA

35.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan kaca pintu, jendela, dan lubang cahaya (bovenlicht).
b. Pekerjaan kaca dan cermin lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

35.2 PERSYARATAN BAHAN


Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78.
Semua cermin harus sesuai dengan NI-3.
Produk ASAHIMAS FLAT GLASS atau setaraf.
a. Tipe Bahan.

 Kaca bening (clear float glass).


Tebal : 5 mm
Warna : Bening ( clear )
Produk : Asahimas
Pemakaian : Semua pintu yang menggunakan kaca
Semua Jendela terkecuali jendela depan bangunan.
(lihat gambar kerja)

 Kaca bening (clear float glass).


Tebal : 12 mm tempered
Warna : Bening ( clear )
Produk : Asahimas
Pemakaian : Pintu Depan Entrance
Kaca Canopye Entrance (lihat gambar kerja)

b. Semua kaca dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lain.

58
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

c. Semua bahan kaca dan cermin yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
d. Kesikuan.
Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per Meter.
e. Cacat cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.

35.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian khusus dan ke-telitian sesuai standar
pabrik.
b. Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan Gambar
Kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Pemotongan harus rapi dan lurus, harus menggunakan alat pemotong kaca/cermin
khusus.
d. Cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda dan
dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan diberi tanda
agar mudah diketahui.
f.Pekerjaan Pemasangan Kaca Pintu & Jendela.
 Sebelum pemasangan kaca, kusen dan rangka-rangka curtain wall/window wall
telah terpasang kokoh dan telah selesai sesuai dengan Gambar Kerja dan
memenuhi persyaratan pekerjaan kusen/logam yang diuraikan pada bab lain
dalam buku ini.
 Selanjutnya adalah pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealent, sesuai dengan
Gambar Kerja.
 Ukuran kaca dan pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealent harus
sedemikian rupa, agar kaca tidak pecah pada waktu pengembangan dan
penyusutan.
g. Kualitas Pekerjaan.
 Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat pemasangan
rubber gasket/rubber seal/sealent maupun sekrup.
 Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang.
Apabila masih terlihat adanya gelombang maka kaca dan cermin tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
h. Pemeliharaan.
Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah di-ketahui.
Apabila terjadi kaca atau cermin yang retak, pecah ataupun cacat lain akibat
keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan.

59
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai
biaya pekerjaan tambah.

Pasal 36
PEKERJAAN LANGIT dan GRC

36.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan plafond gypsum board untuk daerah yang berada di dalam ruangan.
b. Untuk daerah basah seperti KM/Toilet dan plafond luar, memakai GRC Board.

36.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Penutup Plafond
 Triplek
Tebal : 6 mm
Produk : -
Pemakaian : Plafond dalam ruangan
 GRC
Tebal : 4 mm
Produk : Set. Kalsiboard
Pemakaian : Plafond luar ruangan dan toilet

b. Rangka Plafond
Jenis Bahan : Kayu
Ukuran : 60 x 60 cm ( Batang Induk )

Ukuran : 4/6 mm
c. List Plafond
 List Profil Kayu minimalis, ukuran 8 – 10 cm ( plafond Gypsum )
 List Profil Kayu minimalis, ukuran 5 – 7 cm ( plafond GRC )

36.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Rangka Plafond
 Pemasangan rangka plafon harus rata waterpas pada permukaan bawahnya.

b. Triplek atau GRC


 Triplek yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau
cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Untuk menghindari kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelekaan bagi
pekerja, disarankan membawa dengan cara memegang tepi atas dan bawah
lembaran.

60
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Triplek dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standard


spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan paku
khusus dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja.
 Bidang permukaan triplek yang terpasang harus lurus, rata (waterpass) dan
tidak bergelombang; sambungan antar panel saling tegak lurus.
 Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 M.
 Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat.

c. List Tepi Plafon ( Gypsum atau Kayu )


 Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam, setiap
jarak tertentu sedemikian rupa sehingga lis tepi plafon menempel kuat, lurus
dan rata.
 Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu-manis.
 Untuk papan "cove" tepi, setiap sambungan horizontal/memanjang harus
merupakan sambungan ekor burung.
 Penyelesaian akhir ("finishing") adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi Pasal
Pekerjaan Cat.
 Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara pekerjaan-
pekerjaan dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-
peralatan yang harus terpasang pada panel plafon tersebut, seperti Armature
lampu, grill AC, Titik pengindera Kebakaran dan lainnya.

Pasal 37
PEKERJAAN PARTISI RUANGAN

37.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan dari partisi ini adalah penyekat atau pembagi antar ruang yang
terdapat pada lantai 1 dan 2 ( lihat gambar kerja ).

37.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Rangka Partisi menggunakan rangka 40 x 40 mm t = 0,8 mm double
Rangka sebelum dpasang disatukan dahulu menggunakan las.
b. Penutup Partisi
Tebal : 9 mm
Produk : Set. Knauf

37.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Dalam pekerjaan partisi dan dinding (Back Wall) Penyedia Jasa harus menggunakan
Tenaga Kerja yang ahli dalam bidangnya.
b. Jauh hari sebelum melakukan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus
memberikan referensi mengenai tenaga ahli dan contoh material kepada Konsultan
Pengawas/ Pengelola Teknis.

61
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

c. Sebelum memesan material, Penyedia Jasa harus memberikan contoh material yang
akan digunakan kepada Konsultan Pengawas, Pengelola Teknis untuk mendapatkan
persetujuan material Pejabat Pembuat Komitmen.

37.4 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Sebelum melakukan pelaksanaan Penyedia Jasa harus membuat rencana yang
matang, sehingga dalam pelaksanaan urutan pekerjaan tidak saling mengganggu
antara satu dangan yang lainnya.
b. Lakukan marking untuk setiap pekerjaan baik pekerjaan partisi, dinding maupun
kolom dengan tujuan agar pelaksanaan dapat ditata dengan rapih sehingga
permasalahan yang akan timbul dapat terdeteksi terlebih dahulu dan dapat
dipecahkan bersama dengan Konsultan Pengawas/ Pengelola Teknis.
c. Semua langkah pekerjaan Penyedia Jasa harus selalu berada dibawah pengawasan
Konsultan Pengawasa/ Pengelola Teknis.
d. Dalam pelaksanaan, khususnya dalam pekerjaan pembuatan rangka partisi, dinding
atau kolom harus sesuai dengan Gambar Kerja. Dikarekanakan pembuatan rangka
merupakan dasar dari pekerjaan interior.
e. Pastikan dalam pembuatan rangka, rangka rata luar, sehingga dalam pelaksanaan
pemasangan multipleks menghasilkan permukaan yang rata, yang akan
berpengaruh pada hasil akhir dari pemasangan material akhir.
f. Sebelum rangka tersebut ditutup, Penyedia Jasa harus meminta kepada Konsultan
Pengawas/ Pengelola Teknis untuk melakukan pengecekan pekerjaan rangka,
pastikan pekerjaan rangka kuat akan beban yang akan ditumpu dan permukaan luar
rata.
g. Penyedia Jasa dapat melakukan pekerjaan selanjutnya setelah Konsultan Pengawas/
Pengelola Teknis menyetujui pekerjaan tersebut.

Pasal 38
PEKERJAAN SANITAIR

38.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
a. Closet Duduk, Set. Toto
b. Jet washer, Set San Ei
c. Floor Drain, Set. Toto
d. Kran Dinding, Set. San Ei
e. Kran Washtaffel , Set. San Ei
f. Washtaffel Tanam , Set. Toto
g. Washtaffel Dinding, Set. Toto
h. Urinoir, Set. Toto
i. Shower Set, Toto
j. Shoap Place
k. Kitchen Sink 1 Lubang, Stainless Stell

62
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

l. Kran Leher Angsa, Set. Sen Ei

38.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar, Uraian dan
Persyaratan Pekerjaan, Spesifikasi Pabrik serta petunjuk Konsultan
Pengawas/Direksi.
Diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang bersangkutan
dengan pekerjaan pemasangan, baik jadwal pekerjaan maupun posisi meletakkan
peralatan di tempat.
2) Semua peralatan sebelum dan sesudah dipasang harus disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi dan dijaga dari kerusakan atau hilang sebelum masa penyerahan
tiba.
Pada saat pemasangan peralatan, perhatikan semua ukuran, peil, pola dan syarat
lain untuk pemasangan di lantai maupun di dinding/meja beton.
Peralatan harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada sumbatan-sumbatan.
Pemasangan unit saniter dan "accessories"-nya harus dilakukan dengan hati-hati
dan cermat agar tidak terdapat bekas cacat atau noda.
Semua peralatan yang sudah tertanam dalam beton harus bersih dari kotoran dan
tidak cacat.
3) Sambungan pipa dengan "accessories" unit saniter pada umumnya menggunakan
sambungan ulir.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan "Red Lead
Cement" dan memakai pintalan atau serat halus.
Pada tempat-tempat khusus digunakan sambungan "flanged".
Pada penyambungan dengan "flanged" perlu dilengkapi dengan "ring type gasket"
untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.
4) Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
5) Semua "fixtures" yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah atau
pada naad ubin keramik.

Pasal 39
PEKERJAAN PENGECATAN

39.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan bata, beton yang ditampakkan,
plafon interior gypsum board dan plafon GRC Board di pakai untuk KM/Toilet dan plafon
eksterior.

63
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

39.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam, Set.
Mowilex interior dan Eksterior
b. Cat untuk material besi atau kayu menggunakan cat minyak Set. Seiv
c. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
o segel kaleng
o hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
d. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas
dan Perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan
Direksi/Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
"mock-up".

39.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi ("finish") minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan.
b. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara ber-langsung lancar.
Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus
memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus ter-sedia dari kualitas/mutu terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
e. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

64
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

f. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pem-bersihan dengan kain


kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
g. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
h. Standard Pengerjaan ("Mock-Up").
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan
cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi
dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.
i. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas/Direksi harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunh-jukkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
j. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga akhli/supervisi dari
pabrik pembuat.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
k. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Plafon Gypsum
Board.
 Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin meng-gunakan
roller.

Pasal 40
PEKERJAAN ATAP BANGUNAN

40.1 PERSYARATAN RANGKA ATAP


a) Persyaratan Material Rangka Atap
(1) Material struktur rangka atap
i. Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

65
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

 Tegangan Maksimum 550 Mpa


 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa
ii. Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating):Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

iii. Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 Mpa

40.2 BAHAN BAHAN ATAP


Atap genteng Metal Sakura Roof atau Setara

40.3 PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI


a) Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
b) Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
c) Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
d) Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
e) Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
f) Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

40.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
b) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

66
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

c) Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan


mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
d) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
e) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f) Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng
tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

40.5 JAMINAN STRUKTURAL


a) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi
kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
b) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
c) Bentuk Fisik dari Jaminan Struktural adalah Sertifikat Garansi yang dikeluarkan oleh
Produsen Baja Ringan, ditandatangani Pejabat Produsen yang berwenang dan
Distributor atau Aplikator.

40.6 GAMBAR RANCANGAN PEMBUATAN


a) Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran-ukuran yang
disesuaikan di lapangan
b) Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan
memperhitungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan,
tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan peraturan-peraturan muatan yang
berlaku.

40.7 PELAKSANAAN
a) Pemasangan Rangka Atap
(1) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini
(2) Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus
diberi sealant

67
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

(3) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodzing yaitu “rack atau gripper” yang
timbul dipermukaan alumunium harus dihilangkan.

b) Pemasangan Plafond
(1) Langit-langit / plafond bangunan menggunakan bahan triplek 6 mm yang
berkualitas baik.
(2) Semua pekerjaan langit-langit dibuat dengan permukaan rata, tidak
bergelombang dan pecah, harus lurus dan rata.
(3) Bahan langit-langit yang cacat dan tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai,
pinggiran yang tidak rata harus diketam dan diamplas.
(4) Setiap tepi ruangan plafond dipasang list kayu profil 10 cm Untuk tepi bangunan
bagian dalam dan 5 cm untuk bagian tepi luar bangunan.
(5) Rangka plafond memakai menggunakan balok kayu kelas II ukuran 4x6

c) Pemasangan Atap
(1) Digunakan atap Genteng Metal setara Sakura Roof, pemasangannya harus rapat
dan tidak boleh bocor.
(2) Bubungan dipakai bubungan Genteng Metal setara Sakura Roof. Pemasangan
harus menjamin tidak terjadinya kebocoran.
(3) Papan listplank menggunakan kayu kelas II dan pemasangan sesuai gambar.
(4) Pemakuan atap harus benar dan tidak boleh ada pengulangan pemakuan yang
akan mengakibatkan lobang, bila terjadi / ada lobang harus ditutup dengan
mengguakan bahan yang kuat sesuai dengan bahan atap tersebut.

Pasal 41
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

68
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

BAB V
PERSYARATAN TEKNIS ELEKTRIKAL,
MEKANIKAL DAN PLUMBING

Pasal 42
Persyaratan Teknis Umum Elektrikal

69
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

42.1 UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

42.2 PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional,
Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap sudah
mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika
dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak
terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

a. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


o SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
o SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
o SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
o SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
o SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan PencahayaanDarurat, Tanda
Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
o SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
pada Bangunan.
o SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat

b. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


o UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
o Wolsey, Planning for TV Distribution System
o National, Cable Master Antenna System
o AVE, VOE, PI, UIL

c. Plambing
o Peraturan Daerah (PERDA) setempat
o Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
o Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
o Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
o SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing
o Keputusan Menteri Kesehatan No. 1439 / MENKES / XI / 2002 tentang
Penggunaan Gas Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan

d. Tata Udara Gedung (T.U.G)


o SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara

70
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

o SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan


Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
o SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bagunan Gedung.
o SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam MAL, Atrium dan
Ruangan Bervolume Besar.
o ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
o CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
o ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.
o ASHRAE Handbook Series

e. Gambar - Gambar
o Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
o Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
o Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
o Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi
lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari
tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
o Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance
Manual, harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan
pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir
berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan
daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau
disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-benar
menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe
peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
o Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set
dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A4.

f. Koordinasi
Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

71
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Konsultan Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat
menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.

g. Rapat Koordinasi Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek yang diatur
oleh Konsultan Pengawas.
Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa
memberi keputusan terhadap sebagian masalah.

h. Peralatan dan Material


Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang
dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-
gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara
teratur.

i. Persetujuan Peralatan dan Material


o Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK),
dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-
nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak
jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-
peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.
o Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan
atas dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.
o Contoh Peralatan dan Material
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Pengawas paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material
disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.

72
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

o Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh / dokumen ini.
o Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.
o Penggantian Peralatan dan Material
Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan
dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor .
o Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya
harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better ) yang disetujui.
o Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf
atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor.
o Pengujian dan Penerimaan
Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
o Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan -
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap
dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh
Konsultan Pengawas.
o Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

73
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

o Ijin- ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta
seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

J. Pelaksanaan pemasangan
o Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan,
jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap
lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas
berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
o Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran / kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan,
Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.
o Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan peralatan dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atas
rekomendasi Konsultan Perencana.
o Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam
menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai
actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performanya dari
peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
o Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
o Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Konsultan Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh
Konsultan Pengawas kepada Konsultan Perencana.
o Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah / kurang /
perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas secara tertulis.
o Sleeves dan inserts
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang
peralatan, termasuk inserts untuk penggantung ( hangers ) dan penyangga lainnya
harus dipasang oleh Kontraktor.
o Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

74
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

- Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
- Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila
ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.
- Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan
warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.

k. Penanggung Jawab Pelaksanaan


o Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan,
yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi yang akan diberikan oleh Konsultan Pengawas.
o Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan / dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.

42.3 PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja ( 08.00
sampai dengan 16.00 ), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal
tersebut menjadi beban Kontraktor yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
e. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan
dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan
Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

42.4 TESTING DAN COMMISSIONING


a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan
prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang
berwenang.

75
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk testing.

42.5 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 6 (enam) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas
menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak melaksanakan
teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang
diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan perbaikan / penggantian
/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas-petugas
yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor
dan Konsultan Pengawas.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan daftar
komponen / part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan
gambar detail / photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan
manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah
:
 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
 Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan
4 (empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

42.6 GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam
spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang
diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami
pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

76
SPESISIFIKASI TEKNIS
PERLUASAN BANGUNAN PASAR JEBUS

Pasal 43
LAIN – LAIN

43.1 Hal- hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa, bila diperlukan akan
dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
43.2 Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dan semua
barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
43.3 Meskipun telah ada Pengawas dan unsur- unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

Pasal 44
PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Bill of Quantity (BoQ) dan Berita Acara
Rapat Penjelasan (Aanwijzing) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan menjadi
acuan didalam pelaksanaan pekerjaan.

77

Anda mungkin juga menyukai