PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan
dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/Konsultan Supervisi dan Direksi Pelaksana untuk
mendapat kejelasan pelaksanaan.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Buku Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
Pekerjaan Persiapan meliputi : pembuatan papan nama proyek, pekerjaan pembersihan
proyek, dokumentasi, Shop dan As Built Drawing, pelaporan serta pengadaan listrik dan air
kerja.
Kontraktor wajib menggunakan metode Building Information Modelling (BIM) untuk
mereview gambar perencanaan, membuat shop drawing, membuat usulan-usulan
perubahan (jika ada), dan membuat as build drawing.
PASAL 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah penandatanganan Kontrak dan Perintah
Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Dan apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender Kontraktor yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan didalam Syarat syarat Umum dan Syarat syarat Khusus Kontrak.
PASAL 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran atau Peralatan konstruksi yang dibutuhkan lainya, dari
tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan
pekerjaan.
3.3. Dengan selalu disertai izin Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas,
Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/ atau penambahan
terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya ( Pengambilan Keputusan harus melalui
rapat koordinasi yang mengikut sertakan tim teknis dinas terkait ).
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
PASAL 4
PAPAN NAMA PROYEK
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor harus memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor ( sesuai
dengan Angka Jumlah Penawaran Kontraktor Pelaksana ).
PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, sebagaimana dipersyaratakan
pada dokumen Pengadaan Kontraktor..
5.2. ‘Pelaksana’ merupakan wakil kontraktor dilapangan.
5.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan MK/Konsultan Supervisi, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat
perasetujuan.
5.4. Bila di kemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
MK/Konsultan Supervisi bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup
cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis
untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 6
RENCANA KERJA
PASAL 7
KANTOR PROYEK, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
• 1 unit AC Split 1 PK
• 8 unit Helm , serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor
dapat memanfaatkan sementara ruangan pada area bangunan yang belum
akan dibongkar yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi ( MK ) (atau
Menyesuaikan dengan Penawaran dari Pihak Kontraktor Pelaksana Yang
Tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya). Direksi Keet dilengkapi dengan 2
set Meja Kursi Kerja, Meja Kursi rapat minimal untuk 8 orang, papan tulis,
lemari contoh bahan dan Air Condition ¾ PK
7.2. Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor di lapangan, los kerja untuk
para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang,
yang mana tempatnya akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi ( MK )
Lapangan/Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor berkewajiban menjaga kebersihan los Manajemen Konstruksi ( MK ) serta
inventarisnya
7.4. Pagar Proyek
Untuk keamanan lapangan kerja, Kontraktor menyiapkan pagar keliling untuk
memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan
didalam penawaran kontrak. Volume pagar mempertimbangkan jalur sirkulasi keliling
rencana bangunan kiri kanan, depan dan belakang minimal 6 m.
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo ukuran 5/7,
memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah
setempat.
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut, harus
segera dibongkar/ dibersihkan oleh pihak Kontraktor, dan bahan-bahan bekasnya
menjadi milik Kontraktor.
PASAL 8
PROGRAM RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (RK3)
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8.1. Setiap pekerjaan konstruksi harus memiliki petugas K3 yang memiliki lisensi Ahli K3
Konstruksi sesuai dengan Permenaker R.I Nomor : PER.04/MEN/ 1987 tentang P2K3
serta Tata cara penunjukan Ahli K3 dan Surat Dirjen Binwasnaker RI No. Kep.
20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikat Kompetensi K3 bidang Konstruksi Bangunan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Proyek dengan tenaga kerja > 100 orang atau pelaksanaan > 6 bulan harus
memiliki 1 Ahli Utama K3, 1 AK3 Muda dan 2 AK3 Muda Konstruksi;
b. Proyek dengan tenaga kerja < 100 orang atau pelaksanaan < 6 bulan harus
memiliki 1 AK3 Madya dan 1 AK3 Muda Konstruksi;
c. Proyek dengan tenaga kerja < 25 orang atau pelaksanaan < 3 bulan harus
memiliki 1 orang AK3 Muda Konstruksi.
8.2. Memastikan Rencana K3 Proyek sudah dibuat sesuai dengan standar dan
dikirimkan kepada pihak yang berkepentingan. Rencana K3 proyek harus disetujui
Pimpinan dan dimutakhirkan setiap ada perubahan;
8.3. Memastikan seluruh alat berat dan peralatan yang digunakan memiliki
sertifikasi yang masih berlaku.
➢ Harus dilakukan inspeksi pramobilisasi sebelum diizinkan memasuki
lokasi kegiatan;
➢ Alat harus diinspeksi oleh instansi pemerintah yang berwenang sebelum
digunakan (riksa uji);
➢ Pastikan umur alat sesuai dengan persyaratan.
8.4. Memastikan perlindungan terhadap pihak ke-3 dan lingkungan sekitar sudah
direncanakan dengan aman. Seluruh area konstruksi harus tertutup jaring
pengaman selama masa konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh
keluar area.
8.5. Memastikan seluruh alat berat dioperasikan oleh operator yang memiliki SIO (Surat
Izin Operasi) dan masih berlak. Hanya operator yang memiliki SIO (Surat Izin
Operasi) yang boleh mengoperasikan alat berat.
8.6. Dalam kondisi berbahaya harus mampu menghentikan pekerjaan. Lapor kepada
penanggung jawab pekerjaan atau departemen terkait dan lakukan rapat
persiapan (TBM) kembali.
8.7. Melaksanakan inspeksi alat berat dan peralatan setiap akan digunakan dan
melaksanakan inspeksi rutin K3.
8.8. Membuat laporan berkala Kinerja K3 dan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang dan pihak yang berkepentingan. Laporan ke instansi pemerintah yang
berwenang dan unit K3 setiap minggu, memuat Kinerja K3, daftar alat berat dan
operator, rencana, dan aktual K3.
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8.9. Pemakaian alat pelindung diri dalam proyek pembangunan wajib bagi semua personil
yang ada di proyek. Pemakaian alat pelindung diri perorangan merupakan suatu
keharusan dan setiap karyawan diharapkan untuk secara aktif memberikan saran-saran
dalam menyeleksi alat pelindung diri yang digunakan dan membantu dalam
melaksanakan program K3 pada proyek konstruksi ini. Alat-alat pelindung diri
perorangan terdiri dari :
a. Pelindung Kepala f. Pelindung Tangan
b. Pelindung Kaki g. Pelindung Pendengaran
c. Pelindung Badan/Jatuh dari h. Pelindung Pernafasan
ketinggian i. Pakaian Pelindung
d. Pelindung Wajah j. Pakaian Kerja dan Kartu Identitas
e. Pelindung Mata
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
secara berkala dan mendadak untuk memastikan fasiltas proteksi bahaya dibuat
dan dipelihara hingga memenuhi standar keselamatan kerja.
a. Proteksi Area Galian
Area galian merupakan area yang sangat berbahaya jika tidak diberi rambu-
rambu, sehingga akan mengurangi resiko kecelakaan di daerah ini.
b. Proteksi Bahaya Jatuh Dari Ketinggian
Untuk bangunan lebih dari 2 lantai, resiko jatuh dari ketinggian bangunan
menjadi perhatian yang sangat serius dalam penerapan K3. Untuk
menghindari hal tersebut, maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
➢ Pemasangan Pipa Pagar Tangga Darurat Perancah
➢ Pemasangan Pipa Pagar Perancah
➢ Pemasangan Tali Keselamatan
➢ Pemasangan Pipa Pagar Tangga Darurat Area Gedung
➢ Pemasangan Pipa Area Bekisting
c. Proteksi Bahaya Benda Jatuh
Material yang digunakan adalah jaring pengaman (polinet). Dipasang di seluruh
perancah yang digunakan sebagai platform (perancah tetap)/kemungkinan
ada material yang jatuh atau material yang terbawa angin dari dalam gedung.
Ukuran jaring disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pada area-area yang
menjadi akses masuk, harus dibuat kanopi yang melindungi pekerja dari
kejatuhan benda dari area perancah. Pemasangan jaring pengaman ini
ditempatkan pada lokasi-lokasi seperti :
➢ Perancah Eksternal
➢ Jaring Vertikal pada Bekisting Atas
➢ Jaring Vertikal pada Area Lift
➢ Jaring Pengaman di Perimeter Gedung
➢ Jaring Pengaman di Terminal Material
➢ Jaring Pengaman Sisi Luar Gedung
PASAL 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat
bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, Manajemen Konstruksi ( MK )an dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan,
alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
10.1. Persyaratan Pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari ‘User’ Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus
betul-betul ‘memperhatikan’ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuruan pada gambar kerja dan penjelasan
RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis
maupun Adminstratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.
11.3. Manajemen Konstruksi ( MK ) Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan
dan Laporan bulanan secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk bahan monitoring.
PASAL 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RAB.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi gambar dan detail gambar mungkin akan
dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi
berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar
dan spesifikasinya.
12.4. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
12.5. Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
➢ As – as
➢ Luar – luar
➢ Dalam – dalam
➢ Luar – dalam
12.5.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm
(centimeter).
12.5.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai
dan dijadikan pegangan.
12.5.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan
disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.
12.6. Perbedaan gambar
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
12.6.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
12.6.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur,
maka Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
12.6.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal/ Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
12.6.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan
satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,
maka di dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-
perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana
yang akan dijadikan pegangan.
12.6.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.7. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai
berikut.
12.7.1. STR : Struktur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan
tebal Lantai.
12.7.2. ARS : Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik
teknis maupun estetika.
12.7.3. ELK : Elektrikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik
dan Penerangan.
12.7.4. MEK : Mekanikal,
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih – Air Kotor –
Drainase, Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel – Generator
Set, dan Sistem Pengkondisian Udara.
PASAL 13
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2. Merk pembuatan bahan/ material & komponen jadi
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau
merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini
dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan
sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam
bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai
penentu standard atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan Perencana,
sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard
spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan
yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan
atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan
tambah.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan
ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik
kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas /Direksi dan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi ( MK ) dan Perencana adalah sebanyak minimal (2) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standar of appearance” dan disimpan di
ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu
sebelum jadwal pelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
14.5. Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan
yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan
tanpa izin tertulis dari Pemiliknya.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material
harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan
bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga
gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun
dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari
satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.
PASAL 15
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas seperti
yang diatur dalam PASAL 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas harus
segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X
24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Manajemen
Konstruksi MK ) / Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas /
Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang
mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan
denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Manajemen Konstruksi ( MK )
/Direksi/Perencana secara tertulis.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), Kontraktor harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
PASAL 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’
memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-
puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap
di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan PASAL-PASAL
yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/ penjagaan tumbuhan dan benda-benda
yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar
harus di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah
elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T
99.
PASAL 18
PENYEDIAAN ALAT BERAT SEBAGAI ALAT MOBILISASI
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 19
DRAINASE/ SALURAN
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa
menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan
daerah milik jalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survey
untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh
pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas, dan patok
permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi
seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.
PASAL 20
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. Izin memasuki tempat kerja
Direksi dan Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas atau setiap
petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan,
atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/
dipersiapkan atau dimana bahan/ barang dibuat.
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 01
PENGGALIAN TANAH & PENIMBUNAN
1. Lingkup Pekerjaan
Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana ditentukan
dalam gambar-gambar.
3. Pelaksanaan Penggalian
3.1. Pemborong dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
3.2. Sebelum penggalian dimulai, Pemborong wajib mengajukan usulan penggalian
yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urut-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
3.3. Pemborong harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi
areal galian.
3.4. Pemborong wajib membuat jalan penghubung, untuk naik/turun bagi kegunaan
inspeksi.
3.5. Pemborong wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
3.6. Penyangga/Penahan Tanah.
3.6.1. Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung
jawab dari Pemborong, yang harus memperbaiki semua kelongsoran-
kelongsoran.
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.6.2. Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang
cukup kuat untuk menahan tekanan tanah dibelakang galian.
3.6.3. Pemborong diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing
dan galian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-
longsoran tanah selama masa Kontrak dan Masa Perawatan.
4. Penimbunan
4.1. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun
sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik,
bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lain-lainnya) dan dapat mencapai
CBR minimal 4 % rendam air.
4.2. Penimbunan harus dilakukan lapis berlapis setebal maksimal 30 cm hamparan
setiap lapisan. Pemadatan mencapai kepadatan 95 % dari standard proctor
laboratorium pada air yang optimum. Untuk lapisan yang jalan paling atas/akhir ke
padatan harus mencapai 98 %.
4.3. Penimbunan Kembali.
4.3.1. Semua penimbunan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan
pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana.
4.3.2. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum
pemasangan pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir
urug 20 cm (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan), kemudian
dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 semen : 3 pasir :
5 koral.
4.3.3. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum
pemasangan sloof beton, dibawah sloof beton dipasang lantai kerja
dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 semen pc 3 pasir 5 kerikil.
4.4. Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah.
4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-
semak, akar-akar pohon, sampah-puing-puing bangunan dan lain-lain
sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai.
4.4.2 Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat Tanah, tebing-
tebing harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
4.4.3 Material yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi
standard spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu
di laboratorium tanah yang disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas.
4.4.4 Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari
persyaratan-persyaratan berikut :
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Material yang diklafikasikan dalam kelompok Material yang A-1, A-2-4, A-2-
5, atau A-3 seperti dalam AASHTO M 145 dan harus dipadatkan sampai 90
5 dari berat jenis kering maximum (= maximum dry density) menurut
AASHTO T. 99 Material-material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-
2-6, A-2-7, A-4, A-5, A-6, A-7' boleh digunakan dengan perhatian khusus
diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari berat
jennis kering maximum-maximum dry density) menurut AASHTO T.99.
4.4.5 Material yang dipakai untuk subgrade harus memenuhi salah satu dari
persyaratan-persyaratan berikut :
Material yang diklasifikasikan dalam grup A-1, A,2-4, A,2-5, A-3 seperti
dalam AASHTO M 145 dan bila digunakan harus dipadatkan sampai 100 %
dari berat jenis maksimum (= maksimum dry density) menurut AASHTO
T.99. Material-material dalam grup A-2-6, A-2-7, A-4, A-6 atau A-7 boleh
juga dipakai asal dipadatkan sampai minimum 95% berat jenis kering
maksimum (= maximum dry density) dan 95% optimum moisture content
(AASHTO T.99).
4.4.6 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan maka Pemborong harus mendatangkan tanah urug yang baik
dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan
MK/Pengawas.
4.4.6 Mesin gilas tidak boleh digunakan ditempat-tempat yang oleh Konsultan
MK/Pengawas dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang dari 45
cm terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan lain yang
mungkin menjadi rusak.
4.4.7 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan
memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm.
4.4.8 Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius
1,5 m dari tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap.
4.4.9 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat jalur/setempat, dimana dasar
pondasi harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti diatas harus
dipenuhi dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan setiap 20 cm.
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 02
LANTAI KERJA
1. Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah pekerjaan pondasi,
sloof dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam gambar perencanaan.
2. Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan
secara khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir :
kerikil = 1 : 3 : 5 atau kualitas setara B – 0.
Pasal 03
PEKERJAAN BETON STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Semua pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja,
pengangkutan yang dibutuhkan serta pelaksanaan pekerjaan beton struktur yang
meliputi semua elemen struktur gedung mulai dari pondasi telapak, poer dan sloof
sampai ke atap gedung, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan dari bagian kerja ini,
ditambah dengan bagian-bagian khusus meliputi :
a. Tangki air dari fibre glass termasuk pelapisan kedap air
b. Pekerjaan pelubangan, perpipaan dan saluran pipa seperti dijelaskan dalam
gambar
c. Pekerjaan khusus pemasangan kait dan stek
d. Pekerjaan khusus pemasangan lapisan kedap air di atap.
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Bahan
2.1. Semen Portland
Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan
dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam SNI 15-2049-2004 atau
type I menurut ASTM memenuhi S.400 menurut Standar Semen Portland yang
digariskan oleh Asosisasi Semen Indonesia.Merk yang dipilih tidak ditukar-tukar
dalam pelaksanaan kecuali atas pertimbangand an persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas Lapangan, yang hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :
a. Tidak adanya stock dipasaran dari merk yang tersebut di atas.
b. Pemborong memberikan jaminan data-data teknis bahwa kualitas semen
penggantinya adalah dengan kualitas yang setara dengan mutu semen yang
tersebut di atas.
c. Batas-batas pembetonan dari penggunaan merk semen berlainan jenis harus
diketahui.
2.2. Aggregates
a. Aggregates kasar, kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat SNI
2847 : 2013. Aggregates berupa koral atau crushed stone yang mempunyai
susunan gradasi baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).
b. Aggregates halus, pasir butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan organis.
2.3. Air dan Beton
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam dan bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air yang dipakai, dianjurkan untuk
mengirim contoh air itu ke Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan yang disetujui
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas Lapangan / Konsultan
MK/Pengawas atas biaya Pemborong, untuk diselidiki sampai seberapa jauh
ait itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton / tulangan.
2.4. Acuan (Bekisting dan Perancah (Scafolding)
Acuan (bekisting) yang digunakan dalah dari plywood tebal 12 mm dengan rangka
kayu pengaku secukupnya, harus dipergunakan untuk pencetakan semua kolom
(kecuali kolom praktis), semua listplank dan semua tangga-tangga gedung.
Perancah (scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan
rangkaiannya sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau
dapat pula dari kayu dolken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak
minimal antar tiang perancang adalah 50 cm.
2.5. Baja Tulangan
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar-gambar struktur, jenis dan mutu besi
beton yang dipakai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah baja polos diameter
10 mm sampai 25 mm, mempunyai kekuatan tarik lelah maksimum 3200 kg/cm2
atau U-39, kecuali untuk diameter 8 mm dipakai U-24. Khusus untuk jenis-jenis
baja tulangan yang berdiameter 19 mm ke atas, didatangkan dalam keadaan lurus
(tidak boleh ditekuk) dari pabriknya.
2.6. Mutu Beton
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar struktur mutu beton yang digunakan
adalah FC 30 MPA untuk beton struktural dengan tegangan tekan hancur
karakteristiknya untuk kubus beton ukuran 15x15x15 cm3, pada usia 28 hari
dengan derajat konfidensi = 0,95 dan K-175 untuk beton non struktural. Untuk
memungkinkan pencapaian kualitas beton ini, Pemborong diwajibkan
menggunakan beton ready mix.
2.7. Admixture (bahan-bahan tambahan dalam adukan beton)
Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures,
bila diperlukan dapat diusulkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas.
2.8. Penyimpanan.
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh) sesuai dengan
berat dari apa yang tercantum pada zak (tidak terdapat kekurangan).
c. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan
kayu yang bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya.
d. Aggregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan
lain jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
3. Pelaksanaan
3.1. Pemasangan Bekisting (Acuan)
a. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan dapat menampung beban-beban sementara sesuai
dengan jalannya kecepatan pembetonan.
b. Cukup penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung jawab
pemborong, demikian juga kedudukand an dimensi yang tepat dari bekisting
adalah menjadi tanggung jawabnya.
c. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom
atau dinding harus ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
e. Pemasangan pipa-pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan
kekuatan konstruksi, untuk itu lihat Pasal 5,7 ayat 1 dari PBI.
3.2. Penulangan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjan penulangan terlebih dahulu harus
dilakukan test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari
Pemborong. Test mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti
ketentuan yang berlaku dalam SNI.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
rekatnya. Bilamana ada kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan
diperiksa kembali dan bila perlu akan dibersihkan.
c. Pemborong harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun
ukuran-ukurannya.
d. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan
yang ada maka ;
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.3. Pengecoran
a. Sebagaimana disebutkan dalam point 2.7. pasal ini bahwa kualitas beton yang
harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah FC 25 MPA.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat
dengan mengadakan trial mix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-
ketentuan dalam SNI 2847 : 2013.
d. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas,
laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
e. Jumlah semen minimum 3 340 kg/m3 beton, khusus pada atap, pondasi, luifel
jumlah minimum tersebut dinaikan menjadi 365 kg/m3 beton (atau adukan
standar minimum 1:1,25:2,5 dan 1:2:3).
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4.3. Batas temperatur beton ready mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
32°C.
4.4. Penambahan bahan aditive dalam proses pembuatan beton ready mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat aditive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih
jenis bahan aditive maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah.
Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63.
4.5. Jumlah pemakaian air untuk campuran harus sudah diperhitungkan benar sesuai
dengan slump yang dibutuhkan dan dimasukan langsung ditempat pembuatan
beton sehingga tidak dibolehkan melakukan penambahan air dilapangan.
4.6. Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
4.7. Proses pengeluaran beton ready mix di lapangan proyek dari alat pengaduk
dikendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam
atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas
waktu tersebut diatas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas. Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai
dengan 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
4.9. Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump
beton maka Pemborong harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi
Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas dalam menentukan apakah adukan beton
tersebut masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk
menambah air kedalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5.3. Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin pengecoran
dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
5.4. Pemborong bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap
airnya.
5.5. Pemborong harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa
pelaksanaan pekerjaan.
5.6. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
tersebut dalam (5), Pemborong atas biaya sendiri harus segera memperbaiki
bagian yang mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk
juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik, pengatur udara (A.C)
dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut diatas.
6. Baja Tulangan
6.1. Mutu Baja Kecuali ditentukan lain pada cambar kerja, kekuatan dan penggunaan
baja adalah sebagai berikut :
a. Baja ulir BJTD 40
b. Baja ulir BJTP 50
6.2. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat.
6.3. Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan
yang tercantum pada SNI 2847 : 2013. Kecuali ada petunjuk yang lain dari
perencana.
6.4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun
tempat selama pengecoran berlangsung.
6.5. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan SNI 2847 : 2013.
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6.6. Batang-batang baja lunak yang bulat harus mempunyai keluluhan bawah tekan
minimum = 2400 kg/cm2 dan batang-batang baja ulir harus mempunyai keluluhan
bawah tekan minimum 4000 kg/cm2 seperti yang disyaratkan dalam gambar-
gambar struktur.
6.7. Sambungan tulangan dan penjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan
untuk itu yang tercantum dalam SNI 2847 : 2013.
6.8. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan Pemborong harus menyerahkan sertifikat resmi
dari laboratorium khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
6.9. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk
uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
6.10. Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard yang
dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung
oleh Pemborong.
7.3. Pelaksanaan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong harus berkonsultasi dan
meminta persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/ Pengawas
mengenai ukuran, lokasi, bahan dan bentuknya sebelum pelaksanaan
pengecoran.
b. Apabila ada pekerjaan pelubangan yang tertinggal, rusak atau tidak sesuai
dengan yang ditetapkan, Pemborong berkewajiban untuk memperbaikinya dan
cara perbaikannya harus mendapat persetujuan dari Direksi
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 04
PONDASI BORE PILE
1) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman dan yang
mempunyai pelaksana yang berpengalaman sehingga dapat menghasilkan mutu
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2) Kontraktor harus mengenal kondisi jalan umum, batasan beban jalan dan ketentuan
lain yang mungkin mempengaruhi kelancaran transportasi alat dari dan ke site.
3) Kontraktor harus bertanggung jawab atas perijinan sehubungan dengan
transportasi alat tersebut.
4) Kontraktor wajib memeriksa penerapan kondisi lapangan dengan gambar rencana
dan wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
MK jika ditemui perbedaan agar dapat ditentukan solusinya.
5) Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus melakukan pengukuran dengan
surveyor yang berpengalaman untuk menentukan posisi bangunan sebagaimana
dalam gambar.
6) Jika ditemukan perbedaan elevasi/ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2) Mutu besi
- U - 24 → σau* = 2080 kg/cm2 (fy 240 Mpa)
untuk tulangan baja Polos ≤ Ø12
- U - 40 → σau* = 3390 kg/cm2 (fy 400 Mpa)
untuk tulangan baja Ulir > D13
3) Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang harus memenuhi
syarat-syarat berikut :
- SNI 15-2049-1994. Semen Portland
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
- Spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595)
- Spesifikasi semen hidrolis ekcpansif (ASTM C 845)
- Mempunyai sertifikat uji (test certificate)
- Mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi)
4) Agregat
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5) Air
- Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih, tidak berwarna dan
tidak mengandung bahan-bahan kimia, oli, asam, garam, organik atau bahan
lain yang dapat merusak beton atau tulangan.
- Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia
(NI-2, 1971)
- Air pencampur yang digunakan pada beton pratekan yang didalamnya
tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat, tidak boleh mengandung ion khlorida lebih besar dari 0.06% terhadap
berat semen.
- Untuk beton lainnya max ion khlorida adalah 0.3%.
6) Bahan tambahan
- Bahan tambahan yang digunakan pada beron harus mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.
- Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus memenuhi SNI 03-2496-
1991, Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.
- Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton, pemercepat
reaksi hidrasi beton dan gabungan pengurang air dan pemercepat reaksi
hidrasi beton harus memenuhi “Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk
beton (ASTM C 494) atau “Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawi untuk
menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi” (ASTM C 107)
- Abu terbang atau bahan pozzolan lainnya yang digunakan sebagai bahan
tambahan harus memenuhi “Spesifikasi untuk abu terbang dan poozolan alami
murni atau terkalsinasi untuk digunakan sebagai bahan tambahan mineral pada
beton semen portland” (ASTM C 618)
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1) Tahapan Pelaksanaan
22
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
p. Pada sisi luar rangkaian tulangan harus dipasang tahu beton setebal 5 - 7 cm
pada beberapa tempat agar diperoleh selimut beton yang tebalnya sama pada
seluruh permukaan.
q. Setelah tulangan tiang bor terpasang, kontraktor dengan sepengetahuan
Konsultan Manajemen Konstruksi harus melakukan kembali pengukuran
kedalaman lubang bor.
r. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ke tahap berikutnya sebelum
tahapan tersebut diatas disetujui secara tertulis oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi .
s. Setelah pemasangan tulangan selesai dilakukan dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi, maka adukan beton yang akan digunakan harus sudah
siap di tempat pekerjaan sehingga pengecoran bisa langsung dilakukan. Mutu
beton pada proyek ini adalah K-250 dengan slump antara 14±2cm.
t. Pengecoran harus dilakukan sampai selesai dan tidak diperkenankan menunda
pekerjaan pengecoran ini.
u. Apabila pengecoran ini tidak selesai karena suatu alasan, maka tiang bor
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
tersebut dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan kontraktor harus mengganti
tiang bor tersebut dengan tiang bor baru yang letaknya akan ditentukan oleh
konsultan Perencana. Semua resiko akibat hal ini sepenuhnya tanggung jawab
kontraktor.
v. Kontraktor harus menggunakan pipa tremie yang dipergunakan harus
mempunyai diameter minimum 20 cm serta receiving hopper harus mempunyai
kapasitas sama dengan kapasitas pipa yang disupply dengan beton.
w. Posisi dari pipa tremie harus diatur sedemikian hingga dasar dan pipa tersebut
paling tidak berada 1,5 m' dibawah permukaan beton pada setiap tahap
pengecoran yang harus dilaksanakan terus menerus tanpa henti sampai
selesai.
x. Pelaksanaan tiap tahap diatas harus dilakukan berkelanjutan sampai selesai
dan tidak diperkenankan adanya penundaan waktu diantara tahapan-tahapan
tersebut.
24
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 04
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi konstruksi baja dan bagian konstruksi baja dari composite
structure, konstruksi harus kokoh dan pantas menurut gambar rencana baik elevasi,
ukuran dan bentuk atau yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
Pekerjaan ini termasuk penyelesaian, pengolahan dipabrik, pemasangan dan
pengecatan dari konstruksi baja seperti yang ditentukan didalam spesifikasi ini atau
didalam gambar rencana juga termasuk dalam pekerjaan ini, paku keeling, pengelasan,
baja special, dan baja campuran, metallic electrodes, baja tempaan dan tulangan, dan
baja lain yang dibutuhkan menurut spesifikasi ini dan gambar rencana.
2. Material
Material-material yang dipakai harus mengikuti ketentuan yang ada dibawah ini :
a. Baja konstruksi
Baja konstruksi, batang-batang baja, harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada
dibawah ini :
▪ Syarat-syarat umum untuk menyerahkan plat baja, papan AASHO M60
bendung, batang baja untuk pekerjaan konstruksi baja
▪ Baja untuk jembatan dan gedung AASHO A 36
▪ Baja bangunan ASTM A 36
▪ Baja bangunan untuk pekerjaan dengan las AASHO M 165
▪ Baja bertegangan tinggi untuk bangunan dengan paku keeling ASTM A 440
▪ Baja campuran bertegangan tinggi AASHO M 161
▪ Besi campuran bertegangan tinggi untuk pekerjaan dengan ASTM A 141
las AASHO M96
▪ Baja nicel AASHO M97
▪ Baja paku keeling ASTM A 233
▪ Baja lunak
▪ Baja pemikul dari tembaga; kadar tembaga 0,2%
25
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Baut, mur dan ring harus memenuhi syarat-syarat AASHO M 614, baut yang
memenuhi syarat-syarat tersebut pada kepalanya diberi tanda 3 garis radial.
▪ Ukuran baut dan mur harus memenuhi syarat-syarat.
▪ Ukuran ring
Ring berbentuk bulat, harus rata dan halus dengan tidak boleh kurang dari angka-
angka dalam table berikut.
Tabel 4.1
Baut Ø dalam Ø Luar Tebal
½ 9/16 1 3/8 Gage no. 12
5/8 1 1/16 1¾ Gage no. 10
¾ 1 3/16 2 Gage no. 9
7/8 1 5/16 2¼ Gage no. 8
1 1¼ 2½ Gage no. 8
1 1/8 1½ 2¾ Gage no. 8
1¼ 1 3/8 3 Gage no. 8
26
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
lebih besar dari 3,2 mm. tebal lempengan logam atau elastomer adalah antara 12,7
mm sampai 3,2 mm.
Perbedaan tebal untuk masing-masing lempengan elastomer tidak boleh melebihi 3,2
mm dan perbedaan tebal susunan lempeng elastomer dari lempengan logam tidak
boleh lebih dari 3,2 mm diukur dari bidang dan lempengan logam tidak boleh lebih
dari 3,2 mm diukur dari bidang datar sejajar kearah permukaan atas atau bawah.
Tebal perletakan diukur dari permukaan atas ke permukaan bawah tidak boleh
kurang atau tidak boleh lebih besar dari 6,4 mm dari tebal yang ditentukan dalam
gambar perbedaan tebal untuk masing-masing perletakan tidak boleh lebih besar dari
3,2 mm dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar.
Ikatan antara lempengan elastomer dan logam harus sedemikian rupa sehingga
apabila diadakan percobaan untuk memisahkan ikatan itu, kerusakan akan terjadi
pada lempengan elastometric itu sendiri.
Sesuai dengan pasal 1.03 perletakan elastomer yang dikeluarkan oleh suatu pabrik
dapat diterima asalkan kontraktor dapat menunjukkan sertifikat mengenai sifat-
sifatnya kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas. Dalam hal ini ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam pasal ini harus dipenuhi. Sertifikat ini harus
diperkuat atau dilampui dengan sertifikat hasil uji coba mengenai sifat-sifat yang
disyaratkan.
h. Perletakan baja
Engsel dan rol berdiameter lebih kecil atau sama dengan 7” harus memenuhi syarat-
syarat AASHO M169 dan kekerasan Rockwell B.80 engsel dan roll berdiameter lebih
dari 7” harus memenuhi syarat-syarat AASHO M102.
i. Cat
Semua cat yang dipakai harus didatangkan dalam kondisi yang baik dan
pengalengan yang kuat, mempunyai label yang jelas tentang nama, berat dan
volume dari cat, begitu juga dengan warna formula dan nama serta alamat dari
pabriknya.
Kecuali ditentukan lain dari spesifikasi ini, semua cat harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dibawah ini :
▪ Kaleng penuh yang baru dibuka tidak mempunyai amplas yang melebihi
ketentuan, mudah melarutkannya dengan mengaduk sampai lembut dan merata.
▪ Cat yang dapat diterima harus dikuaskan, mempunyai permukaan yang bagus
dan tidak melekatkan pengaliran atau meleleh jika dikuaskan pada baja yang
permukaannya vertical pada luas permukaan 12 m² untuk 1 liter cat.
▪ Cat tidak membentuk selaput keras pada permukaanya selama 48 jam didalam
kaleng tertutup yang berisi tiga perempat penuh.
27
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Pigmen 68 -
- Nonvolatile vehicle, percent or vehicle 65 -
- Pitthalic anhydride, percent of nonvolatile vehicle 3 -
- Oil acids, percent of nonvolatile vehicle 78 -
- Water, percent of paint - 0,5
- Coarse particle and skins (retained on No. 325 - 2,0
sieve) percent of pigmen
- Consistency (kerbs-storner), equivalent kerbs 73 86
units 2 -
- Weight per liter, kg
28
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Tukang yang dikerjakan harus dari tenaga yang ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas, terutama ketelitian diperlukan untuk menjamin
kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan, dan
tidak satu pekerjaanpun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa
dan disetujui.
Pekerjaan penyambungan harus dilakukan kecuali ditentukan pekerjaan pengelasan
atau pembautan didalam gambar rencana atau dengan spesifikasi khusus untuk itu
kontraktor harus melakukan pekerjaan dengan persetujuan Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas dimana ada pekerjaan penggantian baut dengan mutu
tinggi dan harus sesuai dengan mutu hubungan kelling.
Apabila digunakan baja rol maka sebelumnya akan melakukan pekerjaan struktur
maka baja rol itu harus diluruskan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
➢ Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada plat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari
puntiran, dan kalau perlu diadakan tindakan perbaikan, sehingga kaku pelat-pelat
itu disusun akan terlihat rapat seluruhnya.
Cara-cara yang digunakan untuk pekerjaan seperti tersebut diatas haruslah
sedemikian rupa sehingga tidak merusak atau berbekas pada material.
29
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
menggunting pada plat utama, plat penguat, plat Koppel utama kecuali pada
arah yang tegak lurus terhadap tegangan utama.
Tepi pelat flens dari batang I tersusun, gelagar pelat, tepi dari pelat Koppel dan
pelat tersusun lainnya, pada arah tegangan utama dapat dipotong dengan mesin
pemotong atau las pemotong. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan
diselesaikan agar rapat dengan flens dari gelagar. Ujung dari batang tekan, dan
gelagar batang-batang lain yang disambung dengan pelat penyambung yang
memakai paku keling atau baut, harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat
seluruhnya dalam hal sambungan batang tarik maksimum 0,02 cm dapat
diperkanankan pada setiap titik sambungan.
➢ Pekerjaan mesin perkakas dan gerinda yang diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali
tertera pada pasal di atas, maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya
metal sebanyak-banyaknya. 3mm pada pelat mempunyai tebal 12 mm atau lebih
kecil, dan sebanyak-banyaknya terbuang 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih
besar dari 12 mm.
➢ Memotong dengan las pemotong.
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal
serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las
pemotong harus bersih serta lurus untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong
itu tidak diperkenankan menggunakan las pemotong.
Bila dikehendaki oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas dapat digerinda
yang bergerak searah dengan arah las pemotong tepi harus diselesaikan
sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
➢ Pekerjaan las dan pengawasan pekerjaan las.
Pekerjaan las harus diselenggarakan oleh tukang las, dibawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas sudah detraining dan mempunyai pengalaman yang sesuai untuk
penyelenggaraan pekerjaan semacam itu. Kontrkator harus menyerahkan kepada
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas untuk mendapat persetujuannya,
contoh las yang hendak dipakai dan setelah mendapat persetujuan, maka cara itu
tidak akan dirubah lagi tanpa persetujuan tertulis lebi lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara-cara
pengelasan, jenis dan ukuran elektroda, tebalnya bagian-bagian, ukuran dari las
serta kekuatan arus listrik untuk las dan sebagainya, harus diajukan oleh
kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas lebih dahulu, sebelum pekerjaan dengan las listrik dan kecepatan
30
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
busur listrik, yang digunakan pada alas listrik harus seperti yang dinyatakan oleh
pabrik las listrik tersebut, dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa persetujuan
tertulis Direksi Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas.
Pelat-pelat dan potongan-potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran-
kotoran besi, minyak, gemuk, cat, karet atau lapisan lain yang dapat
mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar,
berlubang dan kurang tepat letaknya, harus disingkirkan.
➢ Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-
sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila
menggunakan baut pas pada salah satu lubang, maka lubang ini dibor lebih kecil
dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain
ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal.
Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan, dan pelat-pelat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
Diameter paku keling pada gambar rencana adalah diameter paku keling sebelum
dipukul diameter lubang untuk paku atau baut kecuali baut pas, adalah 1,50 mm
lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Dalam hal
menggunakan baut pas pada lubang yang tidak dibor menembus sekaligus untuk
seluruh tebal elemen-elemennya maka lubang dapat dibor dengan ukuran yang
lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase percobaan.
c. Menuang dan Menempa
Semua tuangan harus baik dan bebas dari lubang-lubang, sumbatan-sumbatan atau
cacat lain. Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas harus diberitahukan sehingga ia dapat melakukan
pemeriksaan.
Hasil tuangan yang cacat tidak dipernankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak
boleh dicat atau diminyaki sebelum pemeriksaan dilakukan.
Seluruh tempaan harus baik, bebas dari sumbatan-sumbatan, lubang-lubang dan
cacat lain. Tuangan dan tempaan harus disempurnakan dengan mesin perkakas
sehingga berbentuk, seperti tertera pada gambar rencana dan seluruh hubungan
diselesaikan dan dicocokan dengan menggunakan mesin perkakas, yang
menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Tuangan dan tempaan yang terletak diatas beton, bila menurut pendapat Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas dalam penyelesaian permukaan bawah yang
akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik, maka harus diolah dengan mesin
31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
32
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
33
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
34
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
k. Gelagar Induk
Gelagar induk harus dipasang lengkap dengan gelagar melintang dan sebagainya.
semua sambungan dipasang dengan drift dan baut seperti yang disyaratkan dan bila
telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas, akan dikeling atau
dibuat secara permanen.
l. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
dengan rapat menyeluruh sebelum dimulai pemasangan paku keeling, drift dapat
digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada dan tidak akan digunakan
untuk mengganggu lubang-lubang.
Setiap paku keeling setelah dipanaskan dan sebelum dimasukkan pada lubang,
harus bebas dari kotoran-kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada
permukaan sepotong lobang paku keeling berada dalam keadaan tetap panas merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan dan mengisi seluruh lubang
selama masih panas.
m. Penggunaan baja keras, baut-baut untuk pemasangan akhir
➢ Pemasangan
setiap sambungan dibaut bersama-sama dengan baut stel berbagai bagian serta
berbagai plat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh. Sebanyak
50% lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal 10%, atau pada setiap
potongan dan pelat minimal 2 lubang diisi dengan drift parallel, sesuai yang
disyaratkan pasal 8 “Parallel-drift untuk montase”.
Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as
lubang. Bidang dibawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak
35
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 memakai cincin baut yang miring (taperd)
dapat dilakukan bila perlu.
Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm dan tidak melebihi 4,5 mm,
baut stel yang digunakan untuk membaut permulaan dapat seterusnya digunakan
pada sambungan.
➢ Mengencangkan baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci-kunci
yang digerakkan dengan mesin.
➢ Tegangan yang perlu pada baut
Tabel berikut memberikan tegangan yang perlu dicapai pada baja keras dengan
berbagai diameter yang digunakan pada pekerjaan.
Nilai-nilai ini diperoleh sebagai berikut :
Kolom (2) menyatakan tegangan yang diperlukan pada masing-masing baut yang
dipasang pada pekerjaan, disyaratkan sebagai 85% dari beban percobaan patah
pada baut-baut.
Kolom (3) dan (4) adalah kolom (2) ditambah 15% dan menyatakan tegangan
yang harus dicapai dengan pemeriksaan kalibrasi dari impact mekanis atau kunci
pas yang lain, speling sebesar 15% untuk teknik yang bermacam-macam
haruslah dengan pemeriksaan Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
Kolom (5) adalah angka kira-kira untuk torque yang diperlukan untuk
menggerakkan mur terhadap tegangan pada kolom (2), dikira-kira sebagai berikut
:
Torque = 0,0175 x diameter baut x tegangan baut
(lbs,ft) (inchi) (lbs)
Tabel 8.04.2
Diameter baut 85% dari Beban kalibrasi Torque
percobaan beban
Inch Lbs lbs lbs lbs, ft
¾ 24.00 27.540 12,29 315
7/8 30.000 34.960 25,61 465
1 39.900 35.880 20,48 700
1 1/8 47.650 54.800 24,46 940
Pengecekan hubungan tegangan/ torque dilakukan oleh kontraktor montase, dan
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas akan melakukan test pengecekan
torque di lapangan. Setiap baut yang kendor harus disesuaikan menurut
kebutuhan.
36
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Perhatian khusus perlu diberikan pada kelompok baut yang telah dikencangkan
semula, yang karena baut-baut berdampingan dikencangkan mungkin kendor dan
harus dikencangkan kembali sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.
n. Meletakkan perletakan dan sebagainya (bearing)
untuk memperkenankan perpanjangan konstruksi besi dibawah beban mati, maka
kontraktor harus menempatkan dengan teliti perletakan itu, sehingga jarak horizontal
antara as pelat landasan, pada suhu 25C sesuai dengan yang tertera pada gambar
rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas
secara tertulis.
o. Pengecatan baja
➢ Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan.
Cat lapangan terdiri dari :
- Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah
dicat dibengkel,seperti diperintahkan oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas, yang telah rusak pada saat transport atau pemasangan serta
bidang-bidang lain seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas, dimana cat dasarnya telah rusak.
- Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan dalam pasal
08. “ pengecatan bengkel” pada bidang-bidang yang tertera pada pont diatas.
- Pemakaian cat akhir seperti disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
- Pembersihan permukaan.
Seluruh permukaan dari pekerjaan besi bangunan seperti diuraikan diatas,
harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui,
agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie,
karatan, Lumpur atau lain-lain yeng melengket padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup
dengan cat dasar dan dicat segera setelah pembersihan, sebelum terjadi
oksidasi. bila terjadi oksidasi (karatan), permukaan harus dibersihkan kembali
sebelum pengecatan dasar dilakukan.
- Penggunaan cat :
Cat dapat digunakan dengan kwas tangan yang disetujui atau dengan cara
yang disyaratkan oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau berdebu
37
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Dasar Perhitungan
Volume baja bangunan dibayarkan menurut banyak kilogram yang terpasang dengan
komplit pada tempatnya. Dengan maksud perhitungan untuk pembayaran dari bagian-
bagian yang digunakan dibengkel seperti ; besi campuran, besi plat, angkur baut dan
mur, alas, rockers, expansion dams, lubang dan pipa saluran, besi penyambung, baut
38
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
angker pada beton, crandles and brackets, post, conduit dan ducts, steel pile shells,
structural shapes and sheet plates for expansion joint.
volume berat besi yang dipakai berdasarkan berat dibawah ini :
- Allumunium 2.800
- bronze, tembaga campuran 8.700
- tembaga lembaran 9.000
- besi tuang 7.200
- besi dapat ditempa 7.600
- besi tempa 7.900
- baja, baja tuang, baja campuran, bearing dan baja murni 7950
- seng 7.300
- Bentuk, pelat, pegangan dan lantai :
Berat dari besi yang berbentuk pelat dihitung berdasarkan berat sebelumnya dari dimensi
dan ukuran yang ditentukan dari work shop drawing yang disetujui dikurangi dengan
pemotongan dan lubang pembukaan diluar paku keeling berat dari sandaran termasuk
sebagai konstruksi baja. Berat dari steel grid flooring dihitung terpisah.
Lainnya.
Berat dari baut untuk pemasangan, pekerjaan pengecatan dibengkel dan dilapangan,
pengelasan dibengkel dan dilapangan, galvanis, pembungkus dan lainnya,
pengangkutan dan lainnya yang membantu selama pengangkutannya, paku, baut, baut
keras, angker semuanya termasuk didalam pekerjaan ini.
PASAL 04
PEKERJAAN WATER STOP
1. Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton yang tidak menerus dan
harus kedap air dipakai bahan water stop dari polyvinyl chloride yang tahan terhadap
bahan kimia, alkali, minyak dan acids. Bahan water stop tersebut dengan ukuran 200 x
5 x 14 mm, dipakai produksi ex Sika type 0-20L atau setara.
2. Persyaratan Pelaksanaan
2.1. Pemasangan water stop harus mengikuti petunjuk dari pabriknya.
39
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.2. Water stop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran beton kedap
air sesuai dengan gambar usulan dari Pemborong yang sudah disetujui oleh
Konsultan MK/Pengawas. Khusus untuk pengecoran, bak air, dan sebagainya
dimana tempat tersebut tidak boleh bocor, maka ditempat tersebut dipasang
water stop.
40
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 05
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan Struktur ATAP Baja Ringan ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai Konstruksi struktur baja ringan.
1.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor harus membuat shop drawing dari
pekerjaan baja ringan. Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan,
penyambungan, pengaku, ukuran-ukurn dan lain-lain yang secara teknis diperlukan,
terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
1.3. Sub Kontraktor yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
1.4. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan sesuai ketentuan-
ketentuan berikut :
- Mengajukan persetujuan material dan aplikator kepada konsultan MK.
- Mengajukan analisa struktur atap.
- Mengajukan gambar shop drawing.
1.5. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
• Rangka utama atas (top chord)
• Rangka utama bawah (bottom chord)
• Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
• Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
1.6. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
• Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
• Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
• Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
• Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
• Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
• Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
41
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Bahan/Material
Baja ringan yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Base material High Tensile Steel = G 550 (minimum yield strength = 5500 kg/cm2.
- Coating Zincalume A/Z 150 gr/m2.
- Material Thickness minimal 1,00 mm TCT (ukuran profil desuai dengan kekuatan
berdasarkan desain dan analisa struktur).
- Ketebalan reng (roof batten) minimal 0,48 mm TCT.
- Baut/fastener yang dipakai harus memenuhi standar desain.
- Menggunakan software yang sudah mendapat sertifikasi resmi dari Asosiasi terkait
dan ditandatangani oleh Konstruktor yang bersertifikat.
- Garansi struktur dan garansi material.
42
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.3. Kuda-kuda
Konektor
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
• Galvabond Z275
• Yield Strength 250 MPa
• Design Tensile Strength 150 MPa
43
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan
detail profil seperti gambar diatas.
44
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen
rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai
berikut:
• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
• Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
• Kepadatan Alur 16 alur/inci
• Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
• Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
• Gaya geser satu baut 5,10 KN
• Gaya aksial 8,60 KN
• Gaya Torsi 6,90 KN
3. Fabrikasi
3.1. Umum
- Aplikator yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas dan ketelitian utama diperlukan untuk menjamin
bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.
- Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan.
- Tidak satu pekerjaanpun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa
dan disetujui.
- Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
45
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-
alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan
pekerjaan.
- Kontraktor pabrikasi harus memperkenalkan Kontraktor untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan
lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat pekerjaan.
- Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-
instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
3.3. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
seluruhnya.
3.4. Pemotongan
Baja ringan harus dipotong dengan alat listrik (cutting wheel) agar permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong,
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
4. Persyaratan Pelaksanaan
4.1. Pra-Konstruksi
46
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4.2. Konstruksi
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng
tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural
• Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
• Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
47
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
48
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 1
PEKERJAAN DINDING
1.1. Dinding Bata Ringan
1.1.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2) Pekerjaan pasangan bata ringan celkone ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
b. Pekerjaan yang berhubungan (Adukan dan Pasangan)
c. Bata ringan yang digunakan bata Hebel, Celcon atau Setara dengan
kualitas terbaik yang disetujui perencana / konsultan Management
Kontruksi, siku dan sama ukuranya 10 x 20 x 60 cm.
1.1.2. Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan adukan mortar / semen instant
setara MU-380.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata dan
dian ibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan bahan setara MU-
100, dan acian MU-200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-
siar dikerok serta dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung
diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air
keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian
dengan bahan setara MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9,0 m2,
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
10 x 10 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 8 mm, beugel diameter 6
mm jarak 25 cm.
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 02
PEKERJAAN SCREED
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan screed pelindung, screed
permukaan beton, screed untuk leveling dan screed lainnya dimana ditunjukkan.
1.2. Submittal
Shop drawing, indikasi dimana akan dikerjakan pemasangan screed dan informasi
ketebalan yang akan dikerjakan.
2. Persyaratan Bahan
2.1 Semen PC
Lihat spesifikasi pekerjaan beton
2.2. Pasir
Pasir harus bersih dan bebas dari lumpur, lemak dan kotoran lain, dengan diameter
butiran maksimal 1.8 mm
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Persiapan
Bersihkan permukaan bidang kerja yang akan diberikan screed, kasarkan
permukaan beton yang akan diberi screed, segera basahi permukaannya, kuaskan
air semen kemudian pasangkan screed sebelum air semen imenjadi kering.
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.4.2. Buatkan kontrol joint pada screed exterior tanpa finishing pasangan/paver
(pada plaza, roof deck dan lain-lain) termasuk screed untuk leveling
waterproofing.
3.4.3. Kerjakan kontrol joint setiap interval 5 m , lebar minimal 9 mm, pasangkan joint
filler, kerjakan control Joint pada pertemuan lantai dengan bidang vertikal.
Pasal 03
PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi : penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian
syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
1.2. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waterprofing antara lain:
a. Semua struktur beton yang dekat/terkena dengan air, seperti toilet, janitor.
b. Dak beton datar/atap/roof tank/roof garden/balkon/overstek.
c. Ground water tank dan STP.
d. Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
e. Bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1.3. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan screed pelindung, seperti disyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan
adukan pasangan dan plesteran.
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Bahan
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Pelaksanaan Pekerjaan
3.1 Pekerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dak atap dengan lapisan
serat fiber glass
a. Persiapan
1) Tahap Pertama pekerjaan pemebersihan lokasi yang akan di Waterproofing
Liquid Applied Acrylic Membrane dari serpihan bangunan dan sisa – sisa
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
adukan / cor
2) Tahap Kedua pekerjaan penghalusan dak beton yang akan di Waterproofing
Liquid Applied Acrylic Membrane pakai mesin gerinda hingga rata dan sisa
debu dari mesin gerinda dibersihkan pakai penyedot debu / vacuum cleaner
3) Tahap Ketiga pekerjaan leveling untuk kemiringan kearah pembuangan air
dengan cara penarikan benang, jika ada bagian yang rendah maka bangunan
yang tinggi di gerinda sampai sama dengan yang rendah, sehingga
permukaan dak rata jika ada dak yang kubangan lekuk dalam maka lekukan
leveling dengan penambahan daging dengan semen mortar dan lemkra untuk
campuaran beton.
4) Pencucian permukaan beton sampe basah sehingga lubang – lubang pori-
pori beton membesar air masuk kelubang pori – pori sehingga tidak ada
udara yang terjebak dalam lubang pori – pori beton.
b. Aplikasi - Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
1) Tahap Pertama Pekerjaan Primer
Permukaan dak beton dalam keadaan basah langsung di primer coating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis langsung dengan
horizontal- vertical pakai rol dan kuas untuk bagian susut dan full drain.
2) Tahap Kedua Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
Setelah Primer kering lakukan coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane satu lapis dengan pendahuluan vertical - horizontal
3) Tahap Ketiga pelapisan serat fiberglass 220 gram / m²
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass
dicoating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dengan system wet
on wet ( dibawah serat basah diatas serat basah ) pakai rol dan kuas
mengikuti dari belakang untuk menekan serat fiberglass agar tidak ada
kantong udara.
4) Tahap Keempat Body coat
Setelah coating pelapisan serat fiberglass kering baru lakukan coating body
coat sebanyak tiga kali lapis dengan perilaku horizontal – vertical setiap lapis
nya pakai rol dan kuas.
5) Tahap Kelima pemeriksaan lubang pori – pori dan kantong udara
Setelah body coat kering lakukan pemeriksaan pori- pori dan kok dan kantong
angin serta penghalusan permukaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane pakai kertas gos dan kape.
6) Tahap Keenam Pencucian permukaan
Sebelum finishing coat lakukan pencucian permukaan dari kotoran – kotoran
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.2 Perkerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada GWT dan STP
a. Persiapan
1) Tahap Pertama pekerjaan pemebersihan lokasi GWT yang di water proofing
dari serpihan bangunan dan sisa – sisa adukan / cor
2) Tahap Kedua pekerjaan penghalusan dak beton yang akan di water proofing
pakai mesin gerinda hingga rata dan sisa debu dari mesin gerinda dibersihkan
pakai penyedot debu / vacuum cleaner
3) Pencucian permukaan beton GWT sampe basah sehingga lubang pori – pori
beton membesar air masuk kelubang pori – pori sehingga tidak ada udara
yang terjebak dalam lubang pori – pori.
b. Aplikasi - Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
1) Tahap Pertama Pekerjaan Primer
Permukaan dak beton dalam keadaan basah langsung di primer coating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis langsung dengan
horizontal- vertical pakai rol dan kuas untuk bagian susut dan full drain.
2) Tahap Kedua Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
Setelah Primer kering lakukan coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane satu lapis dengan pendahuluan vertical - horizontal
3) Tahap Ketiga pelapisan serat fiberglass
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass di
coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada setiap sudut
beton sebagai lapisan pertama selebar 40 cm kanan kiri
4) Tahap Keempat pelapisan serat fiberglass 220 gram / m²
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass
dicoating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dengan system wet
on wet ( dibawah serat basah diatas serat basah ) pakai rol dan kuas
mengikuti dari belakang untuk menekan serat fiberglass agar tidak ada
kantong udara.
5) Tahap Kelima Body coat
Setelah coating pelapisan serat fiberglass kering baru lakukan coating body
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
coat sebanyak tiga kali lapis dengan perilaku horizontal – vertical setiap
lapisnya pakai rol dan kuas.
6) Tahap Keenam pemeriksaan lubang pori – pori dan kantong udara
Setelah body coat kering lakukan pemeriksaan pori- pori dan kok dan kantong
angin serta penghalusan permukaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane pakai kertas gos dan kape.
7) Tahap Ketujuh Tes rendam
Setelah finishing kering lakukan tes rendam 2 x 24 jam
8) Pengasaran permukaan dinding GWT
Setelah Tes rendam dan GWT betul-betul sudah tidak bocor, karena GWT
mau dilapisi keramik maka permukaan dinding GWT dikasari dengan cara di
taking pakai semen dengan cara permukaan GWT di coating ulang dan dalam
keadaan basah lalu taking pake semen
3.3 Pekerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada kamar mandi
a. Persiapan
1) Tahap satu pembersihan lokasi kamar mandi dari serpihan dan sisa adukan
2) Penghalusan permukaan beton pake mesin gerinda
3) Pemotongan pipa full drain hingga rata dengan beton
4) Pencucian permukaan dak beton hingga bersih
b. Aplikasi
1) Primer Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis
2) Pelapisan serat fiberglass pada setiap sudut, pipa full drain, pipa closed, pipa
air bersih
3) Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane lima lapis dengan
sytem vertical dan horizontal.
4) Tes rendam 2 x 24 jam
4. Garansi
Sesudah serah terima pertama, kontraktor wajib menyerahkan sertifikat garansi minimal
7 Tahun.
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 04
PEKERJAAN SEALANT DAN CAULKING
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan pekerjaan sealant dan caulking secara lengkap,
seperti yang ditentukan dalam dokumen.
1.2 Definisi
a. Sealant : Elastomer weatherproof digunakan sebagai pengisi dan sealant,
mempunyai daya rekat, kohesi, dapat menyambung dibantu tekanan,
mempunyai daya lentur: digunakan untuk desain sambungan yang kedap air
dan kedap udara; digunakan pada sambungan exterior dan untuk sambungan
yang mempunyai pergerakan.
b. Caulking Compound : bahan yang digunakan untuk mengisi celah sambungan;
mempunyai sifat perekat dan kohesi, digunakan untuk bahan interior.
c. Caulk : proses pengisian sambungan (tanpa melihat bahan yang digunakan ).
d. Sambungan dikatakan gagal bila terjadi hal hal sebagi berikut :
➢ Kebocoran udara atau air
➢ Berpindah dan bergeser
➢ Kehilangan daya lekat
➢ Kehilangan sifat kohesi
➢ Tidak mengering
➢ Terjadi perubahan warna
➢ Mengotori pekerjaan yang ada didekatnya.
➢ Terjadi gelembung, kantong air atau rongga kosong.
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.4 Submittal
a. Produk data : data data produk dan indikasi kesesuaian dengan kebutuhan
spesifikasi serta instruksi pemasangan dari masing masing type sealant,
keterangan persiapan pekerjaan dan primer untuk setiap kondisi bidang kerja.
b. Contoh Bahan :
▪ Joint sealant system : 30 cm panjang ; terpasang pada jenis bahan yang
akan digunakan.
▪ Sealant system : 30 cm panjang, terpasang pada salah satu bahan yang
akan digunakan, termasuk Backer Rod.
▪ Contoh Warna : Ajuakn contoh warna seperti telah ditentukan, untuk
mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Konsultan MK dan Perencana.
c. Sertifikat.
Pernyataan dari manufacturer bahwa bidang kerja yang akan dipasangi
sealantadalah dapat dan sesuai dengan karakteristik type selant serta dapat
memenuhi kriteria yang ditentukan, jelaskan juga persyaratan permukaan
bidang kerja serta primer yang disyaratkan.
d. Garansi.
Berikan garansi selama 10 tahun atas kerusakan bahan, kualitas pemasangan,
daya lekat dan kekedapan terhadap udara dan air serta persyaratan lainnya;
perbaiki kerusakan dan penyimpangan penyimpangan hasil kerja.
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Pelaksanaan
3.1 Mock-up :
Buatkan contoh terpasang sebagai standard pekerjaan, kerjakan untuk setiap jenis
dan tipe sambungan untuk mendapatkan persetujuan Perencana.
3.3 Pelaksanaan
a. Umum
Kerjakan seperti yang diinstruksikan pembuat bahan, kecuali yang
dispesifikasikan untuk mendapat hasil pekerjaan yanglebih baik.
b. Persiapan:
▪ Kerjakan primer seperti yang disyaratkan, tidak diperkenankan mengotori
permukaan lainnya yang berdekatan.
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 05
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1. Umum
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja
dan RKS.
2.3 Homogenius Tile yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak
maupun cacat.
2.4 Sebelum pemasangan lantai pada masing-masing ruang yang akan dilapis
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Homogenius Tile pekerjaan lantai kerja dan spesi harus sudah selesai dengan hasil
rata waterpass, sehingga saat pemasangan Homogenius Tile tidak bergelombang.
2.5 Pemotongan harus dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan mesin
potong, batas potongan harus digerinda sampai basil halus dan rata benar.
2.6 Setelah pemasangan Homogenius Tile selesai terpasang, jarak antara masing-
masing unit Homogenius Tile harus sama dan membentuk garis lurus, bidang
permukaan lantai harus rata, waterpass dan tidak ada bagian yang bergelombang,
naad diisi dengan semen khusus ex Laticrete, warna sesuai dengan warna
Homogenius Tile
2.7 Sisa-sisa atau bekas kotoran semen yang melekat pada lantai Homogenius Tile
harus segera dibersihkan benar-benar untuk selanjutnya bila sudah bersih benar
lantai Homogenius Tile dan Kontraktor harus memelihara kebersihannya hingga saat
Serah Terima Pekerjaan Kedua.
2.8 Bila terjadi kerusakan atau terdapat cacat maupun retak, bergelombang, maka
Kontraktor wajib menggantikan kerusakan lantai tersebut dengan biaya perbaikan
ditanggung oleh Kontraktor
3.3. Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3)
b. ANSI : American National Standard Institute
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.7. Pemasangan
3.7.1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan
permukaan pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan,
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai
benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang
sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
c. Pada pemasangan keramik, tempelkan dibagian belakang keramik adukan dan
ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran
dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat
menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari
tepi ubin.
d. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian
lebih dari ketentuan berikut :
- 1,2 m – 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m -0,9 m, untuk tile tinggi 90 – 120 mm,
- Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
e. Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di nat (joint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile.
f. Pemasangan tile grant (pengisian nat) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3.7.5. Pemasangan Ubin Keramik
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed.
Komposisi adukan untuk screeding :
o Area basah : 1 pc : 2 ps
b. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontiniu. Dan
harus disediakan ‘Kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung.
d. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
3.7.6. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara random, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan
baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 06
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pekerja yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai Gambar Kerja dan RKS.
1.2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan
dipasang, khususnya untuk menentukan warna tekstur yang akan di tentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas.
1.3. Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis dari produsen/ Sub Kontraktor kepada
Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dan jangka waktu jaminan
minimum 5 tahun.
1.4. Pekerjaan dinding keramik pada area kamar mandi dan dapur.
24
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.2. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi Lapangan,
setelah diseleksi mengenai kwaalitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh
retak, maupun cacat.
2.5. Pelaksanaan
a. Persiapan
▪ Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
▪ Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
▪ Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat,
ataupun bernoda
▪ Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan pabrik.
▪ Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
▪ Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
Pasal 07
PEKERJAAN DINDING PARTISI
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pembuatan dinding partisi lengkap dengan
rangka dan perlengkapan lainnya.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Gypsum Board
26
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Menggunakan type "butter edge", tahan api (type "X") kecuali jika ditentukan
lain, gunakan ketebalan sesuai yang direncanakan, produk Jaya board, Elephant,
Knauf, Intan Board.
2.2. Insulasi
Insulasi digunakan adalah Rockwool (mineral) produk adalah bahan insulasi termal
ringan yang dikenal sebagai salah satu bahan terbaik untuk tujuan termal dan isolasi
dibuat dari campuran batuan alam (basal dan dolomit) meleleh pada suhu tinggi untuk
membentuk matriks cair, yang kemudian melewati aliran udara yang mendinginkan
material dan membentuk untai berserat panjang. Untaian ini terikat bersama untuk
membentuk lembaran, blok, selimut, penutup pipa dan granulates (tidak terikat). Bahan
ini secara kimia dan biologis inert dan bebas dari patogen tanaman dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Kepadatan : 40 kg/m3
- Panjang : 3000-7000 mm
- Lebar : 600-1200 mm
- Tebal : 25-150 mm
2.7. Perekat
27
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Gunakan perekat jenis tahan air dari produk yang direkomendasi pabrik pembuat
partisi.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Pemasangan
3.1.1. Rangka Partisi
a Rangka Utama/Struktural
Pasangkan rangka utama struktural arah vertikal setiap jarak 60 cm
menerus dari bawah sampai atas setinggi partisi dan berikan pengikat
struktural pada bagian dasar (plat lantai bawah) dan puncak (plat lantai
atas) untuk mengangkurkan partisi pada lantai dan langit-langit.
b Rangka Pembagi/Sekunder
Pasangkan rangka pembagi/sekunder setiap jarak 60 cm arah horizontal
dan vertikal mengisi bidang rangka utama.
c Pengikatan Rangka
Angkurkan rangka utama sisi tepi pada dinding atau kolom dan
pengikat bawah (bottom runner) pada lantai. Untuk pengikat atas (top
runner) diperlakukan sebagai balok ang dijepit pada tumpuan di kedua
ujung dari bentangan bidang partisi.
d Kualitas Pemasangan
Pasangkan rangka secara baik, rata permukaan, kokoh dan sesuai
dengan perencanaan.
3.1.2. Insulasi
a Material
Pasangkan bahan insulasi menutup/mengisi rongga-rongga dari rangka.
Isikan dengan penuh, ujung/sisi tepi direkatkan dengan bahan perekat
yang direkomendaasi oleh pembuat bahan insulasi.
b Penggunaan Kawat Penguat
Pasangkan kawat galvanis secara diagonal untuk setiap bidang rongga
dari rangka, pasangkan untuk mengapit pada kedua permukaan bahan
insulasi.
28
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 08
PEKERJAAN PLAFOND
1.3. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
1.4. Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh jenis
29
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari
pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan jelas
hubungan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan hubungannya
dengan lampu, AC dan lain-lain.
1.6. Pelaksanaan
a. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang GRC Board yang akan dipasang,
dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max. 60 cm.
c. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 60 cm.
d. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar
serta hasil pemasangan harus rata/tidak melendut.
e. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
f. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit.
g. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad
dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar.
2.2. Standar/Rujukan
1) Australian Standard (AS)
2) American Standard for Testing and Materials (ASTM).
30
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
d. Ketidaksesuaian.
1) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.
2) Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang
atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib
menggantinya dengan yang sesuai.
3) Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
2.4. Bahan-Bahan
1) Papan Gypsum.
- Papan Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk
daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm dan ukuran modul sesuai
31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, elephant, Knauff, Intan
Board.
- Papan Gypsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588,
BS 1230 atau ASTM C 36.
2) Semen Penyambung.
Semen penyambung papan Gypsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan Gypsum.
3) Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan Gypsum harus dibuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan Gypsum, seperti buatan Jof Metal,
Buman, Jayabord.
4) Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan Gypsum yang memenuhi
ketentuan AS 2589.
5) Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan Gypsum, antara lain seperti
tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan
Gypsum:
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan Gypsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan Gypsum
terpasang dengan baik.
a. Umum.
1) Sebelum papan Gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa
kesesuaian tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan
konstruksi pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan
waterpas pada tempat yang sama.
2) Pemasangan papan Gypsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
32
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Pemasangan.
1) Rangka papan Gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau
tempat-tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar
pabrik pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan Gypsum,
seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2) Papan Gypsum, dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang
sesuai.
3) Sambungan antara papan Gypsum harus menggunakan pita penyambung
dan perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik
pembuat papan Gypsum.
c. Pengecatan.
1) Permukaan papan Gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk
dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
2) Kemudian permukaan papan Gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk papan Gypsum untuk menutupi permukaan yang
berpori.
Setelah cat dasar papan Gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
Pasal 09
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1.2 Bahan-bahan
33
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Alumunium
▪ Extruder : Alexindo, Alco, Aluprima, Elephant, YKK, ALCAN dan
sesuai SII extrusi 0695-82
▪ Kadar Campuran : Alloy- 6063 T5 / Billet yang digunakan harus aslinya,
tidak terbuat dari bahan-bahan scrap / sisa
▪ Anodizing : Ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium
coating
▪ Jenis extrusi Profil : Depth 70 mm
▪ Profil : Standard produksi Alexindo, Alco, Aluprima, Elephant,
YKK, ALCAN.
▪ Sistim Profil : Alexindo, Alco, Aluprima, Elephant, YKK, ALCAN.
a. Silicone Sealant
1) Acceptable Manufacturer :
▪ General Electrik # SSG 4000 dan # SCS 2000
2) Karakteristik Bahan
▪ Type : Single Component, low modulus silicone rubber.
▪ Warna : sesuai dengan warna material yang diberi sealant untuk
weatherproof.
d. Acrylic Sealant
1) Acceptable manufacturer :
▪ Pecora corp
▪ Evode
▪ Tremco
2) Karakteristik Bahan
▪ Type HDF-Acrylic sealant,kombinasi dari Acrylic polymers dengan
fleksibilitas yang cukup tinggi.
▪ Warna sesuai warna pekerjaan yang diberi sealant.
e. Bahan Pelengkap
1) Cleaner
Type yang direkomendasi oleh pembuat bahan bidang kerja dan bahan
sealant.
2) Primer/Sealer
Type yang direkomendasikan oleh pembuat bahan bidang kerja dan bahan
sealant.
3) Tape Bond Breaker
Plastic type, digunakan pada permukaan bersinggungan dimana sambungan
harus dikosongkan untuk keperluan penampilan bahan
4) Backer Rod
Compressible Rod polyethylene foam; polyethylene diperkuat dengan
polyurethane foam; butyl rubber foam atau neoprene foam; sebagaimana yang
direkomendasikan pembuat bahan untuk kesesuaian dan kelayakan terhadap
karakteristik bahan;gunakan ukuran dan bentuk untuk kedalaman, patahan
bidang dasar sambungan.
5) Divider Strip
Gunakan untuk memisahkan dua jenis sealant yang berbeda.
35
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.6. Pemasangan
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta
kaca harus dilaksanakan oleh sub Kontraktor aluminium ahli yang mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan / Konsultan MK.
3.2 Bahan-bahan
a. Rangka Kayu Nyatoh Kiln Dried dengan ketebalan 50 mm dengan finger joint
b. Pelapis daun pintu/Kulit daun pintu menggunakan plywood tebal 9 mm atau PVC
atau HDF Flat 3,2 mm
c. Isian menggunakan solid wood honey comb
d. Model ditentukan kemudian
e. Perekat tahan air dan Jenis Herferin atau yang setara Presto Conta.ck-AD.
f. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dan lain-lain harus digalvanis sesuai
dengn NI - 5
39
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.3 Pelaksanaan
a. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan-
kelainan agar segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk
mendapat persetujuan perubahan-perubahannya.
b. Kontraktor harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan
persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan / Konsultan MK.
c. Di atas kusen pintu dan jendela untuk yang lebih lebar dari 1.00 m harus dipasang
balok kolom bertulang (latei). Untuk yang lebih kecil dari 1.00 m harus dipasang
diatas rollag dengan adukan 1 pc : 3 ps.
Pasal 10
PEKERJAAN PINTU TAHAN API (FIRE DOOR)
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pembuatan pintu-pintu besi seperti yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
Bahan pintu ruang tahan api dengan spesifikasi sbb :
a. Klasifikasi kelas 1 (6R)
Bahan daun pintu tebal 90mm, tebal pintu total 345mm.
b. Ukuran
Nett thickness : 110mm
Total thickness : 345mm
Clear opening lebar : 12.000mm
Clear opening tinggi : 2.000mm
40
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pintu kluis dilengkapi dengan single tested hinges dan mempunyai daya tahan kekuatan
3 kali lipat dari berat daun pintu kluis, dan single unit tested hinges adalah anti-friction
bearings dapat menahan gesekan antara pintu kluis dengan hinges (engsel).
j. Door Switch Built-in
Setiap vault door terdapat 2 (dua) buah door switch.
Door switch tersebut dihubungkan dengan airguard, alarm security, penerangan (lighting)
ke dalam ruang Khasanah.
k. Fungsi Door Switch
Bila pintu kluis dibuka penerangan di ruang Kahsanah secara otomatis menyala dan
airguard secara otomatis terbuka dan udara AC masuk ke dalam ruang Khasanah alarm
akan berfungsi bila pintu kluis tertutup.
l. Time Lock (Optional)
Setiap vault door dapat dilengkapi dengan 3 precision movement shock proof time lock
yang dapat mengunci vault door sampai 144 jam.
Setiap time lock terdiri dari 3 buah timer mekanis yang sangat presisi, sehingga bila ada
salah satu macet masih ada dua buah cadangan.
42
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
H : 290mm
W : 204mm
Clear opening : 2 – 5/8” diameter 68mm
Wall opening :
H : 375mm
W : 290mm
Wall thickness (tebal dinding) : 10” (276mm – 325mm)
(Ventilator plug dapat dusesuaikan dengan ketebalan dinding).
b. Finishing
Stainless steel finish pada permukaan luar.
c. Konstruksi
Emergency vault ventilator dibuat dari plat besi baja dan dilas menjadi satu kesatuan
yang kuat dan pada saat pemasangan dilas pada angkur yang disediakan pada
dinding.
d. Cara Kerja
Sebuah operating handle yang dapat ditarik dan diputar untuk membuka Emergency
vault ventilator. Pada keadaan terbuak, sebuah fan menyala yang meniup angin ke
dalam ruang khasanah.
e. Lampu
Setiap vault ventilator dilengkapi dengan longlife flourecent light yang menyala selama
24 jam
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneiliti dan mendata
setiap ukuran di lapangan, detail-detail sesuai gambar sebelum di fabrikasi.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pad ruang/tempat yang terlindung dari cuaca dan bebas dari karat-karat dan goresan.
c. Pemasangan di site dilakukan dengan menggunakan angkur pada kolom praktis yang
dilas pada kusen dan dilakukan penyetelan mekanisme pintu langsung pada
tempatnya.
d. Dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan pintu tahan api ini dikerjakan oleh
tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman tentang pekerjaan pintu tahan api.
e. Kontraktor dapat mengajukan alternatif sehubungan dengan kecepatan pelaksanaan
dengan bahan atau tipe yang berkualitas lebih baik dan memenuhi semua persyaratan
yang disebutkan dalam spesifikasi dan haurs mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Lapangan/Konsultan MK.
43
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
f. Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala kerusakan, cacat ataupun masalah
dalam pemasangan meskipun mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK. Sema perbaikan, penggantian ataupun alat bantu
pemasangan tambahan ditanggung oleh kontraktor.
g. Apabila pekerjaan yang membutuhkan angker di dinding ataupun di struktur,
pemasangannya harus disesuaikan dengan keadaan ditempat secara cermat.
h. Pintu tahan api dipastikan dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tetapi tidak longgar.
Bilamana terjadi cacat atau kerusakan lainnya sebelum masa pemeliharaan berakhir
harus dibongkar dan diganti.
i. Bar handle dan lever handle dipasang setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK.
Pasal 11
PEKERJAAN KACA
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kaca yang lengkap dan sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
b. Pekerjaan lain yang terkait :
▪ Pekerjaan komponen pintu/ jendela.
▪ Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin.
▪ Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini
44
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat,
▪ Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan
dari pabrik
▪ Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang terisi gas
yang terdapat pada kaca)
▪ Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan
▪ Kaca harus bebas dari keretakan (garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca)
▪ Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (benjolan pada sisi panjang dan lebar
ke arah luar/masuk)
▪ Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan
kaca yang berubah dan mengganggu pandangan
▪ Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud), dan goresan (scratch)
2. Submittals
2.1 Shop Drawing
a. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan :
Detail dalam skala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan, sistem
pemasangan setiap jenis kaca dan komponen lain yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan yang sempurna. Perubahan dimungkinkan hanya
karena hasil review dan evaluasi atas test mock-up yang harus diadakan,
perubahan harus disetujui Pengawas lapangan.
b. Sistem pemasangan.
Gambar kerja dan pelaksanaan yang menunjukkan :
▪ Sistem konstruksi penyangga kaca dan penempatannya terhadap kusen
ataupun panel pintu.
▪ Jenis kaca dan tebal kaca.
45
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.7 Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait dengan
pekerjaan dinding kaca untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat
jadwal pekerjaan lain. Beri tanda pada bidang/ tempat kerja dari setiap pekerjaan
yang terkait (bila perlu)
a. Pekerjaan Mock-up
b. Pekerjaan Komponen dinding kaca
3. Bahan
3.1 Spesifikasi Bahan.
a. Bahan kaca & cermin harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
b. Bahan harus bebas cacat dan noda, bebas sulfida, maupun bercak lainnya
46
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan dari Pengawas.
d. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digerinda/dihaluskan hingga tidak tajam dan berbahaya.
Bahan 1
a. Jenis : Kaca
b. Type finishing permukaan : On Line
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 5 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : disesuaikan
f. Warna : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Jendela (Bovenlicth).
Bahan 2
a. Jenis : Kaca
b. Type finishing permukaan : On Line
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 8 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : disesuaikan
f. Warna : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Pintu dan Jendela
Bahan 3
a. Jenis : Kaca Tempered
b. Type finishing permukaan : On Line
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 12 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : disesuaikan
f. Warna : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Pintu Utama, Pintu Koridor
Bahan 4
a. Jenis : Kaca
47
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.2 Fabrikasi
a. Kaca.
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada Shop
Drawing berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.
b. Cutting/Pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.
4. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian, dan
syarat pekerjaan dalam buku ini
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur namun
menggunakan potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan rangka/kusen, minimal 10 mm masuk
ke dalam alur kaca pada kusen
g. Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca setara merk Windex
h. Cermin dan kaca harus terpasang dengan rapi serta sisi tepi harus lurus dan rata,
bebas dari noda, dan bekas goresan.
Pasal 12
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
48
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu / daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware”
akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berrukuran 3x6cm dengan tebal 1mm. Tanda pengenal ini dihubungkan degan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
2.3. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan “Backed Enamel Finish”
yang delengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor
pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi adalan 40x50cm, dengan tebal 15cm
berdaun pintu tunggal memekai engsel piano dan handle aluminium.
utama yang terdiri dari pintu otomatis dipasangi kunci tersebut. Untuk pintu
sorong yang dipakai merk.
e. Seluruh rangkaian kunci-kunci yang disebutkan dalam butir (a) dan (b) diatas
harus tercakup dalam satu sistim general Masterkey, begitu pula untuk butir (c)
dan (d) juga satu sistim Masterkey tersendiri.
f. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang sentinggi 90cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan /
Konsultan MK.
g. Untuk pintu-pintu pagar besi digunakan general besi dengan kunci gembok merk
Kend yang tercakup dalam sistim Masterkey.
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang ± 32cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengeh dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
e. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
f. Kontarktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
50
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 13
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang dapur dan toilet. Termasuk dalam pekerjaan
peralatan dan perlengkapan daerah basah ini adalah penyediaan tenaga kerja,
pengadaan dan pemasangan, bahan-bahan, peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini
termasuk alat bantunya dan alat angkut bila diperlukan untuk pekerjaan peralatan dan
perlengkapan saniter ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar-gambar, uraian
dan syarat-syarat di bawah ini.
2.2 Pantry
▪ Sink (Stainless Steel) : MODENA, BLANCO, ROYAL
▪ Kran air : TOTO, SAN EI, AMERICAN STANDARD
2.3 Submittal.
a. Contoh Bahan.
Tunjukkan contoh bahan kepada Pengawas. Bahan yang dipilih adalah bahan
yang telah mendapat persetujuan dari Pemilik/ Perencana/Direksi Lapangan /
Konsultan MK.
b. Shop Drawing.
▪ Buatkan Shop Drawing secara lengkap, jelas, dan terinci yang dapat
menjelaskan :
51
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Pelaksanaan
3.1 Persiapan.
a. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar yang ada dan
kondisi lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan dan cara
pemasangan juga detail yang sesuai gambar .
b. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan
kepada Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
52
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan
di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
3.2 Pemasangan
a. Kontraktor harus memastikan bahwa seluruh sistem plumbing bersih dari segala
kotoran, puing, ataupun cairan sebelum tes dilaksanakan.
b. Pekerjaan harus sesuai dengan Shop Drawing yang telah disetujui.
c. Bila terjadi perbedaan antara gambar dengan di lapangan pada saat
pelaksanaan Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengawas Lapangan
secepat mungkin.
d. Peralatan sanitair harus terlindung dari goresan, benturan, ataupun cipratan
agregat oleh pekerjaan terkait lainnya yang mengakibatkan cacat unit sanitair.
3.3 Testing
a. Seluruh sistem sanitair harus dites secara keseluruhan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
b. Kontraktor wajib memperbaiki/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya sendiri selama kerusakan
bukan disebabkan Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor harus membersihkan kembali seluruh sistem plumbing dan sanitair
setelah pengujian selesai dan harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan sesuai dengan RKS serta Gambar Kerja.
1.2. Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun, penyelesaiannya dengan
menggunakan cat tembok.
1.3. Jika sesuatu bagian atau permukaan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini pelapis
catnya sama dengan pelapis yang dipakai untuk area dinding plafond dengan
53
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
material yang sejenis dan atau menyerupai, atau sesuai petunjuk dari Perancang /
Direksi Lapangan / Konsultan MK.
1.4. Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan setelah pekerjaan pengecatan selesai. Barang
atau bagian pekerjaan lain yang rusak atau kotor diakibatkan oleh pekerjaan penge-
catan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk membersihkannya maupun
penggantian kerusakan jika diperlukan.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Bahan cat, berkualitas baik yaitu setara dengan produksi ICI Dulux, Mowilex atau
Propan, warna sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik Proyek
2.4. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan, tidak
pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan Direksi Lapangan
/ Konsultan MK.
2.5. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang dinyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggungjawab, bahwa
warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
2.6. Warna
a. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor
harus mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Direksi Lapangan /
Konsultan MK.
b. Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan MK menentukan warna pilihannya,
Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh,
atas biaya Kontraktor.
54
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Pekerjaan Persiapan
3.1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai
telah selesai dikerjakan.
3.2. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan / Konsultan MK untuk dimulai pelaksanaannya.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel harus
dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah
dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
3.4. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
3.5. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
55
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
56
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 15
PEKERJAAN TANGGA
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan lantai tangga beserta kelengkapannya.
2. Bahan-bahan
▪ Lantai dari Hoatau dinyatakan lain sesuai gambar, bagian ujung tangga dipasang
dengan anti slip 10 x 60 cm, anti slip terbuat dari potongan homogeneus tile.
▪ Railing tangga terdiri dari black steel finish cat atau dinyatakan lain sesuai gambar
▪ Railing lain adalah pipa black steel finish cat Ø 2” dan Aksesoris atau bahan bantu
lainnya.
3. Pelaksanaan
3.1. Pemasangan baluster besi dilakukan pada saat pengecoran beton anak tangga.
3.2. Pada setiap hubungan las harus diamplas rapi.
3.3. Motiv desain sesuai dengan gambar kerja
3.4. Pola pemasangan, sistim penyambungan dan pertemuan sudut harus rapih serta
sebelumnya harus menyampaikan shopdrawing.
3.5. Untuk mencegah terhadap rusak/cacat, harus diberi pelindung sampai dengan
seluruh pekerjaan selesai.
57
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 16
PEKERJAAN ALUMUNIUM PANEL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel alumunium composite seperti
yang ditujukkan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
2. Pengendalian Pekerjaan
a. semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standard dan spesifikasi dari pabrik.
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain :
AA The alumunium Association
AAMA Architectural Alumunium Manufactures Association
ASTM E.84 American Standard for Testing materials
KSA Korean Standard Assosiation
3. Komponen
a. Bracket/ angkur dari material besi finish galvanish atau material alumunium
eksrusion.
b. Rangka vertikal dan horizontal dari material alumunium ekstrusion
c. Rangka tepi panel alumunium composite panel dan reinforce dari material
alumunium ekstrusion.
d. Infill dari sealant warna ditentukan kemudian
e. Selanat
Untuk pekerjaan luar, lihat bab selanat
Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik.
Lokasi sealant antara panel alumunium dengan komponen lain.
4. Bahan-bahan
5. Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan refrensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Alumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
macam saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan Bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangka Panel Composite harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan
tepat pada posisinya.
e. Metode pemasangan antara lain :
Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup
Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir
f. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang
cocok sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi dipermukaan. Pembersih
dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut apabila pengotoran
lebih berat bias ditambahkan deterjen netral.
g. Setelah pemasangan dilakukan penutup celah-celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian bab
sealant dalam persyaratan ini.
h. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.
59
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 17
PEKERJAAN BESI NON- STRUKTUR
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penyediaan dan pemasangan besi galvanize ataupun stainless
steel lengkap terpasang, termsauk pekerjaan lainnya seperti angkur, struktur
penguat, pengikat dan komponen-komponen lainnya yang dianggap perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
Pekejaan ini dikhususkan untuk daerah dalam dan luar, railing, pintu pintu, rangka
plafon, profil-profil, dan sesuai dengan gambar rencana.
1.2 Submittal
a. Mock up
a.1 Buatkan 1 (satu) buah mock up dengan modul 4 x 4 M2 pada tempat yang
akan disepakati konstruksinya baik dilapangan atau dipabrik.
a.2 Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain
▪ Kaca Dinding
▪ Granit/Marmer
▪ Angkur,baut,dan perlengkapannya
▪ Sealant
▪ Stainless Steel
a.3 Mock up adalah untuk
▪ Memperlihatkan system penyambungan, pengelasan, pengganjalan,
dan lain lain detail yang disyaratkan
▪ Memperlihatkan pemakaian bahan bahan yang terkait
▪ Sehingga memenuhi criteria rancangan dalam spesifikasi teknis setiap
pekerjaan terkait.
▪ Pelaksanaan tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum mock
up terakhir dapat persetujuan dari pemberi tugas
60
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Shop Drawing
b.1. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas dan terperinci yang dapat
menjelaskan :
▪ Type dan tampak
▪ Detail detail sambungan
▪ Detail angkur dan gasket
▪ Detail pertemuan logam dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan
b.2 Ukuran ukuran harus kengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam
skala yang jelas/cukup ( 1:1,1:2,1:5 atau 1:10 ).
b.3 Tidak diperkenankan melalui pekerjaan sebelum ada peretujuan
(approval) dari Shop drawing ini.
1.3. Sertifikat
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material/bahan adalah asli,
baru, maupun metode pengerjaan sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh pihak
manufacturer.
1.5 Jaminan/Garansi
a. Umum : Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat bagian
bagian yang rusak atau cacat baik karena bahan maupun karena pengerjaan.
b. jaminan/garansi diterbitkan untuk kepentingan pemilik/pemberi tugas pada dan
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
61
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Bahan
2.1 Type Bahan
a. Galvanize Steel
1. Pipa besi digunakan adalah GIP dengan bentuk O dan ukuran sesuai yang
tertera pada gambar.
2. Baja porfil yang digunakan adalah baja ST 37 dengan bentuk dan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
3. Pipa besi yang digunakan adalah carbon steel ST 37 dengan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
b. Stainless Steel
a. Baja mengadung nikel ( NI ) dan chrome ( Cr ) lebih dari 12%, harus
memenuhi standard AISI 304.
b. Harus tahan karat ( dengan perllindungan PVC Coating)
c. ype Hairline atau sesuai dengan gambar.
d. Celah antar plat stainless steel minimum 1 cm
2.2 Fabrikasi/Assembling
a. Fabrikasi
1. Semua jenis pekerjaan besi ( Galvanize & Stainless ) harus dipabrikasikan
di worksop/pabrik atau disesuaikan dengan lapangan.
2. Untuk jenis yang dapat dirakit, harus dilaksanakan worksop dan siap
dipasang dilapangan. Jika tidak dapat dipra-kit, akan tetapi sudah siap
dirakit dilapangan atau dipasang pada bangunan ( Struktur yang ada )
62
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Toleransi Fabrikasi
1. Pengelasan, tidsk terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung.
Tidak diperkenankan menggunakan las titik
2. Semua toleransi ini harus saling disesuaikan dengan persyaratan toleransi
yang ditetapkan dalam spesifikasi pekerjaan besi.
3. Pelaksanaan
3.1 Persiapan pelaksanaan
Lakukan pengukuran pada tempat dimana akan dipasang sesuai dengan jenis dan
type yang direncanakan. Berikan catatan jika ternyata ada penyimpangan ukuran.
Siapkan peralatan peralatan/perlengkapan perlengkapan pembantu untuk
memudahkan pemahaman sehingga siap melaksanakan pekerjaan.
3.2 Pemasangan
a. Persiapan
▪ Koordinasikan pemasangan material, bersama sama pihak terkait paling
lambat 10 hari sebelum pemasangan
▪ Distribusikan hasil koordinasi pada semua pihak terkait.
▪ Buat shop drawing,diagram dan panduan panduan pemasangan yang
terpadu antara semua bagian curtain wall dan meliputi semua alat Bantu
dan material.
▪ Rakit semaksimal mungkin bagian pekerjaan besi tersebut dibengkel kerja
tanpa menyulitkan pengakutan, untuk mengurangi sebanyak mungkin
deviasi rangkaian dan untuk membatasi perakitan disitus kerja.
63
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
64
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 18
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan bantu yang menunjang untuk
pelaksanaan konstruksi atap bangunan dan dipasang pada bagian-bagian atap sesuai
dengan yang tertera dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Metal Zincalum dengan ketebalan minimal 0,35 mm
setara Lysag Bluescope, Maharoof, Sakura Roof, Intiroof.
b. Bahan atap semi transparan yang digunakan adalah UPVC semi transparan double
twin wall, safe lock tech 70% heat reduce setara Golden Horse, Alderon
c. Bahan atap yang digunakan tidak boleh cacat atau pecah, untuk Kontraktor harus
menjaga dengan baik terhadap bahan sebelum atau sesudah pemasangan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus meneliti kembali ukuran dan peil
dilapangan untuk menyesuaikan dengan gambar rencana.
b. Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah liat. Lebarnya
genteng ini mempercepat waktu pengerjaan sebuah rumah. Genteng metal terbuat
dari pelat baja galvanis, yaitu bahan baja yang dilapisi metal zincalume dan aspal
berpasir.
c. Untuk menjaga mutu / kwalitas pemasangan atap sebaiknya dilaksanakan oleh tenaga
ahli dalam pemasangan atap
d. Kontraktor harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan
MK untuk mendapat persetujuan.
e. Metode pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti system dan ketentuan yang berlaku
menurut produsen bahan atap metal yang digunakan.
66
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 19
PEKERJAAN KANSTEEN
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan pekerjaan kanstin pada bagian pinggir perkerasan pada
lokasi-lokasi sebagaimana terlihat pada gambar yang terbuat dari adukan beton.
2. Bahan-Bahan
Terbuat dari block beton pracetak dengan ukuran 15 x 60 x 30 cm atau sesuai gambar,
kekuatan tekan karakteristik dari beton antara 225 kg/cm2, produksi setara PT. Conbloc
Indonesia, Celcon Block, Dusaspun.
3. Pelaksanaan
a. Daerah yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan kedalaman yang diperlukan dan pondasi dimana kerb tersebut akan
ditempatkan sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak
sesuai harus dikeluarkan dan diganti yang sesuai dan dipadatkan secara menyeluruh.
b. Kerb dibuat dengan teliti sesuai dengan gambar detail, garis-garis dari ketinggian
sebagaimana terlihat pada gambar atau petunjuk Direksi. Semua kerb yang harus
dibuat dengan menggunakan cetakan-cetakan lengkung atau unit-unit pracetak yang
melengkung.
c. Block-block kerb harus diletakkan dengan sambungan-sambungan yang serapat
mungkin.
d. Setelah suatu pekerjaan beton dicor ditempatkan mengeras dan block-block kerb telah
dipasang menurut persyaratan, maka daerah galian yang tersisa harus diurug dengan
bahan yang disetujui. Bahan ini harus ditempatkan dan dipadatkan.
67
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DALAM
GEDUNG
PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM
1. Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kernbali dalarn persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausal tersebut atau bukan berarti rnenghilangkan klausal-klausal lainnya dari
syarat-syarat umurn.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalarn salah satu.
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
gambar blue print (cetak biru) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as
built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi ( MK )/MK segera setelah selesai pekerjaan.
4. Koordinasi
a. Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
5. Daftar Bahan dan Contoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan meneruskan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), kecuali apabila
ditunjuk lain oleh Pemberi Tugas, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum data-
data teknis, tipe/ jenis yang diusulkan, nama-nama dan alamat manufacture,
katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Manajemen
Konstruksi ( MK ). Persetujuan oleh Manajemen Konstruksi ( MK ) akan
diberikan atas dasar diatas.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Manajemen Konstruksi ( MK ), untuk persetujuannya. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh
orang- orang yang ahli. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila
terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera menghubungi Manajemen
Konstruksi ( MK ) untuk berkonsultasi.
d. Pengarnbilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis harus dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas,
Manajemen Konstruksi ( MK ) dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan
equipment dan material tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas.
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek
dan diserahkan pada Manajemen Konstruksi ( MK ) untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan Manajemen
Konstruksi ( MK ) dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (merger tes dan pemberian
tegangan dan grouping).
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
Manajemen Konstruksi ( MK ).
13. Penanggung Jawab Pelaksana
a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan
harus selalu berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari
Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi ( MK ).
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja
dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki
oleh Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi ( MK ).
c. Petunjuk, dan perintah Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi ( MK ) dalam
pelaksanaan akan disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui
penanggung jawab Kontraktor.
14. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan
a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan Manajemen Konstruksi ( MK ) dan Perencana.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan
gambar perubahan yang dimaksud kepada Perencana dan Manajemen
Konstruksi ( MK ) dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
c. Penggantian dan perubahan material, dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Kontraktor kepada Pemberi Tugas secara tertulis. Perubahan-perubahan material
dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus
disetujui secara tertulis oleh Pemberi Tugas.
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL
1. Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi
calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Transformator
Perlengkapan transformator terdiri dari:
- Termometer
- Off Circuit Tap Changer
- Proteksi Temperatur
- Bushing
- Grounding
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2) Dari SDP menuju ke Panel Sub Sub Distribusi, menggunakan kabel NYY.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel
tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah.
f. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi :
1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu
sesuai gambar rencana.
2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak .
3) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar
tukar.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel
serta berbagai aksesoris lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak,
junction box, fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan
dan stop kontak.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap
dengan box kontrol, elektroda pentanahan dan aksesoris lainnya.
h. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap
dengan aksesoris lainnya.
i. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rack, kabel
ladder, kabel tranking, support equipment dan aksesoris lainnya.
3. Panel Tegangan Rendah
3.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam
lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.
3.2. Tipe dan Macam Panel
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat
mengikuti standar IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
Panel-panel yang disebut di bawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), untuk
pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang
ada :
a. SDP
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu
atau warna lain yang disetujui Direksi.
e. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker
(MCB) dengan kapasitas minirnal 2 - 10 A ( Ex.Clipsal, Hager, ABB, Scheineder,
Seimens ). Circuit Breaker lainnya harus dari tipe Moulded Case Circuits Breaker
(MCCB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking
capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Circuit Breaker harus dari
tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit.
Main CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan kabel
control harus tahan api.
f. Magnetic Connector harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan kontaktor harus sesuai untuk tegangan 220 V, 50 Hz dan tahan bekerja
kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan
sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari
Telemekanik dan yang setaraf.
1) Ampere meter
a) Class : 1,5
b) Over load cap : 1,2 x In continue
c) Ukuran : 6 x 6 mm
d) Skala : 0-2500 Amp
e) Tipe : Moving iron, untuk pengukuran AC
f) Ketelitian : ±1,5% untuk pengukuran AC
2) Voltmeter
a) Class : 1,5
b) Over load cap : 1,2 x In continue
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c) Ukuran : 6 x 6 mm
d) Skala : 0- 500 Amp
e) Tipe : Moving iron, untuk pengukuran AC
f) Ketelitian : ± 1,5% untuk pengukuran AC
3) KWH Meter
a) Rated voltage : 3 x 300 Volt
b) Rated current output transformer : 30 (120) Amp
c) Acuracy class :2
d) Base plate of moulded plastic
e) The Subcontractor register : 6 (six) cipher rollers single
pengukuran tarif
4) Lampu indicator
a) Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
b) Warna : merah, kuning, biru
5) Push button
Panel mounting, double on -1, off - 0 semua push-button dilengkapi
dengan lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
6) Relay-relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi
dengan relay proteksi OL (Over Load), SC (Short Circuit) dan UV
(Under Voltage). Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan
relay OL, SC, UV, EF (Earth Fault) dan RP (Reverse Power).
7) Selector Switch
g. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
1) Fungsi peralatan dalam panel
2) Posisi terbuka atau tertutup
3) Arah putaran dari handel pengontrol dari switch, dan lain-lain
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
h. Sistem Pembumian
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada Rel Pentanahan. Hubungan
antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita tembaga
fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
i. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan di atas, maka pabrik
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
l. Pembuatan Panel
Bahwa panel yang disebut di bawah ini harus dibuat oleh Panel Maker yang
bersertifikat.
4. Kabel Daya Tegangan Rendah
4.1. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran
dan tipe yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, FRC, NYM,
NYA, 0,6/1 KV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard
SII atau S.P.L.N.
Instalasi dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUlL 2000 dan SNI 04-0255-2000. Semua kabel/kawat harus
baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas
haruslah terbuat secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh
memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2 kecuali untuk
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. “Splice”I Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder, dalam tanah (tertanam) maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara elektrik, dengan cara-cara solderless connector.
Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat
splice, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan
baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tiang
lampu harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselen atau Bakelite ataupun PVC, yang diameternya
disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain
harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-
lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut
Peraturan dan Code/Standard berlaku atau Manufacturer.
d. Ketentuan Penyambungan
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-
lain).
2) Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada MK/Manajemen
Konstruksi ( MK ).
3) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna fasa atau
nomor kabel masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan
single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
j. Tabung Fluorescent harus dari tipe TL-D, tipe Daylite w/54.
k. Armatur Down light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan
harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser
harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down
light tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
Konstruksi armatur down light harus kuat untuk dipasang dengan lampu
PLC-18 W disesuaikan dengan gambar rencana. Lubang-lubang ventilasi
harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah masuknya
serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan
memakai paku sekrup.
l. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan
desain Arsitek.
5.2. Stop Kontak Biasa
a. Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak satu fasa, rating 250
V,13 Ampere, untuk pemasangan di dinding.
b. Stop kontak 1 (satu) fasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk
pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250 V, 13 Ampere.
c. Bahan dari Polyvinyl Cloride (PVC).
d. Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu fasa untuk pemasangan
rata dinding dengan ketinggian 30 s/d 120 cm di atas lantai dan harus
mempunyai terminal fasa, netral dan pentanahan. Harus dipasang
mengikuti item e.
5.3. Saklar Tunggal/Double Dinding
a. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan
rating 250 V, 10 Ampere dari tipe single gang, double gangs atau multiple
gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau double gangs
dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan lain.
b. Saklar harus dipasang pada box mengikuti item a dan khusus ruang
pemeliharaan harus digunakan tipe Industrial, Class IP-65.
5.4. Isolating Switches
a. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan
indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating
MCB/MCCB pada feeder di panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1
fasa 250 V dan untuk 3 fasa 415 V.
b. Switches harus dipasang pada box mengikuti item a.
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
22
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Rak kabel/kabel ladder yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis kabel
ladder yang terbuat dari Plat Hot Rolled Steel Sheet SPHC dengan ketebalan
minimum 2,0 mm dan standar panjang 3,0 meter dengan finishing Hot Dip Galvanis
dengan ketebalan coating minimum 80 micron.
Cable Trunking dengan ukuran lebar dan tinggi sesuai pada gambar dan standar
panjang 3,0 meter digunakan untuk kabel penerangan, kabel stop kontak dan kabel
daya atau lainnya, terbuat dari Steel Sheet SPCC dengan tebal minimum 1,2 mm dan
difinish secara Hot Dipped Galvanized, dan diberi penutup. Seluruh Cable Ladder dan
Cable Trunking harus dilengkapi dengan peralatan aksesoris dan penggantung.
7. Sistem Pembumian
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing
peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan
pada elektroda pembumian baik secara terpadu.
Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 50 mm2 dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal
2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam
PUlL 2000 dan SNI 04-0255-2000.
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
24
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus di
dalam konrak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan
las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m di setiap ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai sertifikat
lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah
memenuhi persyaratan.
o. Pengujian dengan megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 500 kilo ohm.
p. Instalasi kabel bawah tanah
1) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15
cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
2) Kabel yang ditanam dan menyebrangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dari 50 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel. Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan
harus ada tanda arah jalannya kabel.
3) Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukkan dalam gambar / RKS.
4) Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukkan arah di
setiap jarak 1 meter.
5) Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan
Manajemen Konstruksi ( MK ) memeriksa dan menyetujui perletakan
kabel tersebut.
6) Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok
beton 20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok
ini dicat kuning dan bertulisan merah.
25
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
26
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
27
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
<= 10 6 mm2
16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2
70 mm2
95 m
> = 150 mm2
9. Pengujian
a. Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasangm harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan
LMMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan
28
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Lama test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban
pelaksana Pelaksana Pekerjaan, dengan skedul / pengaturan waktu oleh
MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan MK/Manajemen
Konstruksi ( MK ). Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test
jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.
29
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan
menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter meter dan kontaktor
serta relay protection.
b. Peralatan lampu : armatur, bola lampu, ballast, dan kapasitor.
c. Peralatan instalasi : stop kontak, saklar, junction box, dan lain-lain.
d. Kabel
3.2. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog
yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan
untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.
3.3. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka
Kontraktor wajib melakukan di dalam penawarannya material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan
dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/ tipe dengan suatu
sanksi tertentu kepada Kontraktor.
PASAL 3
DIESEL GENERATOR SET (GENSET)
1. Informasi Umum
1.1. Informasi Sistem
Sistem genset yang akan dipasang terdiri dari 1 unit genset masing-masing dengan
kapasitas 250 kVA . Kapasitas tesebut memback-up 100 % seluruh kebutuhan daya
gedung, apabila catu daya dari PLN mengalami gangguan pada malam hari.
1.2. Material
Dalam memasukkan penawaran, Pemborong wajib melampirkan hal-hal berikut
ini dengan jelas :
a. Melampirkan brosure, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang
ditawarkan.
30
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Pada brosure tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan terpilih
harus diberi tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas daya, konsumsi BBM,
dimensi, berat operasi, dan lainnya, sehingga dapat diketahui secara
jelas/detail kondisi unit terpilih.
1.3. Pas Instalatir
Seluruh pekerjaan Genset yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang
dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang
cakap dan berpengalaman dalam bidangnya serta perusahaan tersebut terdaftar
sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang pas instalatur kelas C atau yang
setara yang masih berlaku untuk tahun takwin yang berjalan.
1.4. Standard, Pedoman dan Acuan
Referensi dan standard material serta pengerjaannya harus mengikuti beberapa
ketentuan namun tidak terbatas pada yang tersebut dibawah ini :
- SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
- Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pihak PLN (SPLN) yang menyangkut
di dalam lingkup pekerjaan ini.
- Current Edition of the IEE Wiring Regulations.
- International Electrotechnical Committee (IEC)
- National Electrical Manufactured Association (NEMA)
- SK. DEPNAKER No. 17 dan No. PER 02/DP/1983 : Keselamatan pekerja
bangunan
- Ketentuan-ketentuan/aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pihak Pemilik, khusus
mengenai adanya pembangunan gedung maupun lainnya yang berkaitan dengan
pekerjaan ini.
- Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di dalam negara Republik Indonesia
seperti ketentuan Pemda Setempat.
- Ketentuan-ketentuan internasional/negara-negara lain sejauh tidak bertentangan
dengan spesifikasi dan aturan-aturan yang ada antara lain : VDE, DIN, BS, ,
ANSI, VTE & EDF.
- Panduan dan syarat-syarat tentang pemasangan, testing dan operasional yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat genset.
31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
250 kVA , jenis Open Type, prime Power, 1500 rpm dengan sistem 380-400V/
3Ph/50 Hz
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel listrik genset.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel kontrol genset lengkap dengan
auto load sharing,
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pipa BBM serta instalasi pemipaan dan
tangki utama genset lengkap dengan pompa-pompa dan valve-valve kontrolnya.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi grounding system.
f. Pengadaan dan pemasangan critical residential silencer dan pipa gas buang serta
peralatan bantu sesuai dengan gambar spesifikasi.
g. Pengadaan dan pemasangan anti vibration mounting tipe spring lengkap dengan
peralatan bantunya yang dapat meredam getaran lebih dari 90 ( Vibration
insulation efficiency minimum 90 % )
h. Pengadaan dan pemasangan isolasi suara di ruang genset, peredam suara air
intake dan air exhaust seperti tertera dalam gambar spesifikasi.
i. Pembuatan buku operation, maintenance manual dan as built drawing.
j. Pengujian diesel genset dengan load bank sampai dapat bekerja dengan baik dan
diterima oleh pemberi tugas. Beban listrik untuk pengujian disediakan oleh
kontraktor genset.
k. Membuat trunking dengan ukuran seperti tertera dalam gambar dan pengadaan
serta pemasangan kabel tray dari ruang genset ke ruang control panel genset.
l. Pengadaan dan pemasangan seluruh spare part selama masa pemeliharaan.
m. Mengadakan training operator.
n. Pengadaan, pemasangan dan pengujian fan-fan di ruang genset.
32
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
genset. Generator excitation dari AVR control akan secara otomatis switvh on pada
kondisi diesel engine putarannya 1500 rpm.
2.3. Lokasi
Lokasi seperti ditunjukkan pada gambar-gambar spesifikasi.
Batas kriteria kebisingan yang di spesifikasikan ditetapkan pada setiap titik dari 1
meter sampai 2 meter dari lantai dengan jarak tidak lebih dekat dari 1.5 meter dari
setiap lubang udara atau peralatan lainnya. Kontraktor harus memastikan bahwa
kebisingan yang timbul dari suatu peralatan yang disuplai sesuai kontraknya, harus
dibatasi secara efektif sedemikian rupa sehingga tingkat kebisingan berada pada
batas yang sesuai dengan persyaratan peraturan praktis kesehatan lingkungan.
Kontraktor harus memeriksa semua gambar dan spesifikasi termasuk gambar kerja
arsitektur dan struktur, sebelum memulai segala pekerjaan dan harus memberi saran-
saran ke arsitek mengenai karakteristik atau sifat gedung atau faktor lainnya sehingga
dapat menghasilkan tingkat kebisingan yang rendah atau yang di inginkan.
33
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Kontraktor harus bertanggung jawab atas perbaiakan yang diperlukan baik selama
pelaksanaan ataupun penyelesaian pekerjaan untuk mencapai hasil sesuai tingkat
kebisingan yang dipersyaratkan.
34
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
spesifikasi ini. Sistem sinkron dari genset harus mampu melakukan fungsi
tersebut di bawah ini :
▪ Start/stop dari tiap-tiap genset.
▪ Sinkronisasi secara lengkap
▪ Mampu mengatur beban aktif dan reaktif.
▪ Set selection untuk start / stop pada duty cycle operation.
▪ Supervisi atau membatasi beban aktif dan reaktif.
▪ Pengaturan tegangan dan frekwensi output secara manual tiap unit genset.
▪ Dilengkapi sinchroscope atau synchronizing lamp untuk sinkronisasi manual.
▪ Dilengkapi dengan meter-meter seperti : voltmeter, ammeter, frekwensi
meter, kilowatt meter, kilo VAR meter, power factor, field current ammeter
untuk tiap genset.
▪ Dilengkapi dengan Over current relay, Short Circuit Relay, Reverse power
relay, Under Voltage Relay
Genset harus dapat disinkronisasi untuk dioperasikan secara pararel dilengkapi
dengan sistem governor yang sesuai dan cocok untuk menghasilkan “speed drop
characteristic” yang serupa. Seluruh sistem hendaknya memastikan/menjamin
active dan reaktif load sharing yang sama untuk genset-genset ang ratingnya
serupa.
c. Mesin Diesel
Mesin diesel hendaknya berjenis multi cylinder, empat langkah, turbo charger,
direct injection, type compressor ignition untuk beropersi pada kecepatan 1500
rpm.
Mesin hendaknya mengikuti standard BS 5514 atau peraturan internasional
lainnya dan harus dapat menghasilkan kapasitas ‘ maksimum continuos output”
sebagaimana yang dinyatakan dalam gambar antara lain adalah derating
temperatur dan kelembaban dan seteah dikurangi power take off untuk alat-alat
bantu mesin. Mesin genset harus berkemampuan memikul beban lebih sebesar
10% selama 1 jam penuh dalam periode manapun selama 12 jam bekerja tanpa
henti.
Tiap genset harus dilengkapi dengan radiator, fan, change air cooled, pompa
minyak pelumas dan pompa sirkulasi air, filter minyak pelumas, fileter bahan
bakar minyak, pengukur tekanan minyak pelumas, tachometer, pencatat jam
pemakaian integrasi, filter pemasukan udara, thermometer pengukur exhaust
untuk tiap bank cylinder yang dimugkinkan dipasang pada oil lubricating sump,
thermometer untuk inlet dan outlet minyak pelumas serta juga air pendingin
mesin. Peralatan lainnya yang harus dipasang adalah governor dari jenis
35
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
electronic, high temperature water, low pressure shutdown dan semua peralatan
pengaman dan alat bantu lainnya yang diperlukan.
d. Dudukan Genset (Generator Mounting)
Tiap Genset hendaknya didudukkan pada alas bawah kaku dimana dapat
meluncur (Rigid skid base) dengan bantalan penumpu yang dihaluskan (machined
pads) pada permukaan atasnya untuk menghasilkan pelurusan (aligment) yang
tepat untuk mesin dan alternatornya.
Tiap unit genset harus dipasang “anti vibration mounting” yang hendaknya terdiri
dari unhoused, free standing, laterally stable steel springs, terangkai dalam series
dengan dua lapisan neoprene water pads setebal 8 mm dengan defleksi statis
minimum 50 mm (Diperlukan paling sedikit 10 isolator) pada keadaan operasional
tak biasa. Semua pegas hendaknya masih memiliki peluang untuk
digerakkan/ditekan sebesar 50% lebih banyak, dimana keadaan ini merupakan
batas elastisitas yang belum terlampaui oleh berat genset. Semua pegas
hendaknya terpasang dengan clearence yang cukup (minimal 25 mm) dari
peralatan dan hendaknya terlihat dengan jelas agar dapat diperiksa. Isolator-
isolator vibrasi hendaknya ekivalen dengan kinetic FDS, korfund WSC, Mason
SLF atau VWC AWH.
Kontraktor harus menyerahkan data atau informasi yang menunjukkan distribusi
beban dari setiap genset, detail-detail bantalan pegas, defleksi pegas pada
bahan-bahan yang bersangkutan, merk, tipe, ukuran dan jumlah bantalan pegas
yang diperlukan setiap genset.
e. Governors
Governor yang akan digunakan harus mengacu pada standard BD 5514 dan
memiliki standard electronik. Genset hendaknya mampu menahan stressing
tegangan yang terjadi pada saat interval atau external short circuit atau earth fault
ataupun perubahan beban secara tiba-tiba.
Tiap genset hendaknya berkemampuan menerima/melayani 60% dari rated load
dari keadaan tanpa beban dengan perubahan kecepatan sementara(terpasang)
tidak melebihi 10% dari rate speednya.
f. Alat-alat Proteksi
Tiap mesin hendaknya dilengkapi peralatan pengaman termasuk discrimating
circuit for fault warning. Alat pengaman tersebut antara lain :
▪ Low Lubricating Oil Pressure Trip : Alarm & shutdown
Peralatan ini akan bekerja bilamana tekanan minya pelumas turun,
memutuskan aliran BBM, mematikan start relay dan memberikan alarm yang
dapat dilihat maupun didengar.
36
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
▪ High
Sebuah thermostat harus dipasang untuk mengawasi kemungkinan adanya
temperatur air pendinginan yang tinggi.
▪ Overspeed trip
Peralatan ini dapat bekerja atas dasar mekanis maupun electronic yang cara
kerjanya terpisah atau tidak ada hubungannya dengan governor. Bila mesing
mengalami kecepatan putaran lebih atau sama dengan 20%, maka peralatan
ini dapat memutuskan aliran BBM.
▪ Kegagalan untuk start
Control circuit (rangkaian sistem pengaturan) harus membiarkan prosedure
urutan start (start sequence) dapat terwujud ulang bilamana terjadi kegagalan
start pada percobaan pertama.
g. Perencanaan Instrumentasi
Peralatan dan instalasi yang digambarkan disini adalah peralatan yang sederhana
namun dipilih secara komprehensif sehingga menunjukkan kerjasama antar
peralatan yang menyeluruh dan bekerja/memberikan respon output yang baik
untuk mendapatkan operasi yang efisien dan aman.
Beberapa peralatan yang wajib dipasang pada setiap unti genset yaitu :
▪ Manometer pengukur tekanan minyak pelumas.
▪ Tachometer
▪ Thermometer inlet dan outlet dari air pendinginan.
▪ Emergency stop push button
▪ Hour running dari masing-masing genset
▪ Exhaust thermometer
▪ Dan peralatan-peralatan lainnya yang dianggap perlu.
Panel juga harus mempunyai fasilitas yang memberi indikasi dalam kondisi
abnormal dan indikasi lampu dalam posisi mati. Semua indikasi alarm harus bisa
berkomunikasi dengan sistem Building Automation System (BAS).
h. Sistem Pemasukan Udara (Air Intake System)
Udara segar untuk keperluan mesin hendaknya ditarik dari luar gedung / ruaang
genset, melalui louvre di dinding dan kalau perlu dialirkan melalui saluran
ducting.
i. Sistem Minyak Pelumas
Tiap mesin harus dilengkapi dengan “forced feed lubricator oil system” lengkap
dengan pompa minyak (Digunakan untuk mesin sendiri), radiator, flow filters,
thermostat, thermometer/temeperature gauge dan pressure gauge (terpasang
sebelum dan sesudah semua filter)
37
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
38
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.7. Generator Ac
a. Pengoperasian Generator
Generator harus sesuai dengan IEC 34-1, BS 5000, SNI 04-0225-2000 atau
standard internasional lainnya yang berkaitan dengan Generator, dengan sistem
operasi sebagai berikut :
▪ Kapasitas : 250 kVA
▪ Tegangan antar phasa : 380 Volt
▪ Jumlah Phasa : 3 (Tiga)
▪ Frekwensi : 50 Hertz
▪ Rated Power Factor : 0.85
▪ Indeks Proteksi : IP 23 Class H
Generator harus mampu beroperasi pada Maximum Continuos Rating (MCR),
pada frekwensi 50Hz pada sebuah tegangan antara 95% - 100 % dari tegangan
nominal 380V. Generator harus menyesuaikan setiap respect untuk operasi
kontinue beban dasar dan atau beban harian ataupun tanpa beban. Tempeartur
pada sisi luar stator frame tidal lebih dari 80 derajat celcius pada generator MCR.
b. Sistem Exciation
Sistem Excitation untuk generator harus memungkinkan mesin untuk beroperasi
pada faktor daya yang telah ditetapkan denganinterval tegangan sebesar 95% -
100% dari nilai rating, baik secara individual maupun secara pararel pada MCR
yang sesuai untuk rating dari continuos movers.
Hal ini dimaksudkan untuk mengatur tegangan terminal generator untuk beberapa
nilai anatar 80% - 100% dari nilai rating dari mesin pada circuit terbuka pada rated
speed dengan exciation di AVR control. Artinya, untuk pengefektifan lokal maupun
pengontrolan jarak jauh dari set point AVR harus disediakan.
c. Regulator Tegangan Otomatis (AVR)
Automatic Voltage Regulator (AVR) harus dari tipe continuos, bukan dari tipe
tetap (konstan), menggunakan static solid state. Setiap AVR dan peralatan bantu
harus dipasang dalam sebuah kubikal kontrol.
Setiap AVR harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
▪ Penyediaan untuk kontrol tegangan generator dengan range berdasarkan
pasal 2.7b
▪ Batasan operasi dari exiter harus bisa tercapai tegangan kontrolnya ± 1% dari
nilai setting, tanpa loncatan. Kenaikan temperatur generator setelah
penolakan dari regangan MCR, pada faktor daya nominal tidak boleh lebih
dari 20%.
39
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Spesifikasi Peralatan
3.1. Diesel Generating Set
▪ Kapasitas : 250 kVA
40
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Remote control panel pada sistem genset ini harus dapat memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Remote control panel dapat mengenali beban yang akan ditanggung oleh genset.
b. Sistem schedulle waktu dapat dilakukan secara otomatis. Genset 1 dan 2 dengan
41
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
kapasitas masing-masing 600 kVA akan beroperasi bila terjadi gangguan pada
sistem tenaga PLN pada jam 07.00 sampai dengan jam 19.59.
Setelah jam 20.00, genset 3 dengan kapasitas 135 kVA akan beroperasi secara
otomatis sedangkan genset 1 dan 2 berhenti beroperasi.
c. Sistem schedulle hari dapat dilakukan secara otomatis. Genset 1 dan 2 akan
beroperasi hanya saat hari kerja (Senin s/d jum’at), sedangkan genset 3 akan
beroperasi pada hari libur ( Sabtu, minggu dan hari besar nasional ataupun libur
bersama yang ditetapkan oleh pemerintah).
d. Waktu sinkron genset 1 dan 2 harus tidak lebih dari 10 detik setelah PLN
mengalami gangguan.
e. Apabila pada hari kerja, beban terpakai kurang dari 60 % dari kapasitas
langganan terpasang, maka hanya genset 1 yang akan beroperasi.
f. Remote Control Panel harus dapat bekerja secara otomatis maupun manual. Hal
ini dimaksudkan apabila Remote Control Panel terjadi masalah atau gangguan,
genset dapat di setting secara manual.
Pihak pembuat Remote control harus menjamin selama 5 tahun terhadap sistemnya,
Apabila terjadi kerusakan atau masalah, maka pihak pemberi tugas dapat meng-claim
dengan tanpa biaya tambahan kecuali transportasi ke lokasi/proyek.
42
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Syarat-Syarat Pemasangan
4.1. Diesel Generating Set ( Lihat schedul Peralatan )
a. Diesel Generator Set harus terpasang lengkap dengan peralatan penunjangnya
- Sistem supply bahan bakar
- Sistem pembuangan gas dan peredam suara
- Sistem listrik dan proteksinya
- Sistem starting
- Sistem pendinginannya, dan lain-lain.
Sehingga diesel generator set dapat beroperasi dengan memuaskan dan
memenuhi standard yang ditentukan.
b. Diesel generator set dipasang di atas bantalan skid, baut pengikat dilengkapi
dengan bantalan (spring/karet) minimal 12 buah untuk 1 (satu) unit genset atau
sesuai dengan manufacture, untuk meredam getaran.
c. Bantalan skid dipasang di atas pondasi beton, secara presisi sesuai standard
manufacture.
4.2. Sistem Bahan Bakar
a. Umum
− Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini meliputi : menyediakan
seluruh pekerja, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh
pekerjaan sistem penyimpanan dan pemipaan bahan bakar sehingga dapat
beroperasi secara benar dan sempurna.
− Melaksanakan pengujian/testing untuk mengetahui sistem bekerja secara
sempurna.
− Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
− Jenis pipa terbuat dari bahan baja dan harus mengacu pada standard ASTM
A53
b. Teknis Instalasi
− Seluruh pipa yang menyambung pada tangki harian harus melalui socket yang
berulir dan dilas dengan sempurna pada dinding tangki.
− Penyambungan socket dengan pipa harus diseal tape dengan sempurna tanpa
43
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4.3. Pentanahan/Grounding
a. Hantaran Pentanahan/Ground Cable
− Hantaran pentanahan harus menerus (continuous) dan dalam setiap bangunan
harus membentuk rangkaian tertutup (loop) dengan junction pada panel.
− Penghantar harus terlindungi dari gangguan mekanis.
− Pada setiap panel harus disediakan rel hantaran tanah, dan frame/penutup
metal tidak boleh dipergunakan sebagai penghantar.
b. Grounding
44
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5. Syarat-Syarat Penerimaan
5.1. Persyaratan Bahan/material
Semua material yang disuplay dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah beriklim tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-
material yang disebut di bawah ini maka Pemborong harus menjamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukan Surat Order Pengiriman dari
Dealer/ Agen/Pabrik apabila dimungkinkan :
- Peralatan Panel : Switch, circuit breaker dan kontaktor.
- kabel
- Bahan-bahan peredam suara (rockwool, glasscloth, dll.).
45
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5.3. P e n g e c a t a n
Di mana perlengkapan-perlengkapan yang sudah di-"finish" di pabrik dan pengecatan
tambahan di lapangan tidak dipersyaratkan, maka untuk semua permukaan yang
cacat harus difinish kembali untuk memperoleh "finish" yang sama/merata. Di mana
tidak ada atau tidak ditentukan "finish" pabrik dan dipersyaratkan adanya "finish" di
lapangan maka pengecatan di lapangan harus sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, baik terhadap mutu cat maupun teknis pelaksanaannya.
46
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Manual yang menjelaskan perlengkapan yang serupa, tapi dari model/type dan
ukuran yang lain tidak akan diterima.
Manual ini harus diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap asli untuk digunakan pada
operasional peralatan dalam bentuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Petunjuk cara Pengoperasian berupa display edisi lux ditempatkan di ruang
genset.
b. Instruksi
Pemborong harus menyediakan wakil-wakil dari Manufacturer yang ahli dan
terlatih untuk memberikan instruksi yang mendetail kepada personil-personil yang
ditunjuk oleh Pemilik untuk menjalankan serta memelihara perlengkapan-
perlengkapan tersebut.
Pemberian instruksi ini harus diatur menurut jadwal Pemilik dan dilakukan dalam
jam kerja biasa.
Biaya latihan dan jumlah personil yang ditunjuk pemilik proyek termasuk dlam
penawaran Pemborong.
7. Syarat-Syarat Pemeliharaan
47
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
48
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Di dalam buku pentunjuk pemeliharaan tersebut harus diuraikan secara jelas dan
ringkas mengenai tatacara/prosedur pemeliharaan, contoh data logbook
pencatatan (harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
c. Jumlah buku yang harus disediakan oleh Pemborong sebanyak 5 (lima) set,
masing-masing 3 set untuk Pemilik Proyek, 1 set untuk Pengawas/MK dan 1 set
untuk Perencana. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh pembuatan dan
pengadaan buku tersebut ditanggung oleh Pemborong.
PASAL 4
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
49
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1. Umum
Pekerjaan sistem proteksi petir meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan
dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem proteksi petir dapat
beroperasi dengan baik dan benar.
2. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dari sistem proteksi petir yang lengkap sesuai dengan spesifikasi teknik ini, serta
pengurusan ijin dari badan yang berwenang (Departemen Tenaga Kerja).
3. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
4. Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Konsultan MK/MK.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan
Konsultan MK/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak. Sistem proteksi petir yang dipakai
adalah Sistem non radio aktif atau elektrostatik.
Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
a. Terminasi Udara :
Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan
untuk menetralisir awan bermuatan disekitar bangunan gedung dan menangkap
sambaran petir bila terjadi petir.
b. Penghantar / konduktor penyalur :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara
listrik antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur vertikal (down
conductor) yang menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan
elektroda pembumian.
Proteksi petir ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari
"terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel yang
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat terminal udara.
c. Sistem Pembumian
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan
elektroda pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan
pembumian secara berkala. Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal
50
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
51
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dan gambar-gambar harus seaera diganti, tanpa biaya tambahan pada Pemilik
Proyek.
9. Surat ljin
a. Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik golongan
C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik
Indonesia).
b. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir ini,
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.
10. Daftar Bahan/Material
Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog
yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material ataukomponen
tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor
wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada
tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Konsultan MK/MK dan
Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe dengan
suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.
PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE ALARM
1. Umum
Pengertian sistem fire alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran
yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visuil, dari mana kebakaran
itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk
memadamkan kebakaran. Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang
dikontrol dari peralatan sistem kontrol.
2. Lingkup Pekerjaan
52
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
53
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
bersangkutan dan bunyi bell pada control panel lampu dapat dipadamkan
setelah menekan reset dan set kembali.
b. Disamping itu pengecekan zone dapat dilakukan dari control panel secara
manual juga berusaha pada line dapat diketahui langsung dari control panel
dengan tanda lampu dan bell dimana lampu baru dapat dimatikan bilamana
kerusakan telah diperbaiki.
c. Bangunan akan dilengkapi dengan FACP dimana prinsip kerja sub announciator
panel sama dengan prinsip kerja central announciator panel.
d. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass push button yang dikerjakan
secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detector belum
bekerja dengan menekan tombol glass push button, akan membunyikan bell
alarm baik untuk lantai tersebut maupun bell dicontrol panel (apabila pada lantai
yang bersangkutan terdapat bell alarm), dan manual push button harus
dilengkapi dengan Jack Telephone.
5. Karakteristik Peralatan
a. Alarm bell :
• Vibration type
• Pemasangan outbow
• Ukuran diameter 6"
• Minimum 90 dB pada jarak 1 m.
b. Photoelectric smoke detector :
• Standby voltage : 18 - 40 Vdc
• Operating temperatur : 0°C - 38°C
• Humadity : 20 - 95%
• Sensitivity : 5 - 15%/ m
• Coverage area : 150 m²
• Sensitiv terhadap black smoke.
c. Ionization smoke detector
➢ Standby voltage : 18 - 40 VDC
➢ Operaling temperatur : 0°C - 38°C
➢ Humidity : 20 - 95 %
➢ Dual chamber
➢ Two wire low current design
➢ Adjustable sensilivity
➢ Sensilivity test points
➢ Flashing LED for visual supervision
➢ Furctional test switch
54
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
55
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
⇒ Tombol-tombol/Switch :
➢ Main sounder berbunyi bila terjadi kebakaran
➢ Pre-signal Zone sounder Power failure alarm
➢ Disconnection alarm
➢ General alarm
➢ Alarm silencing or alarm disable
➢ System test
➢ System reset berfungsi untuk mengembalikan panel kontrol dalam
kondisi normal
➢ Fire report
➢ Battery check berfungsi untuk mengetahui kondisi battery back-up
➢ Disconnection check
➢ Auto-reset Detector reset Accumulation function
➢ Transfer berfungsi untuk memindahkan sinyal operasi ke peralatan lain
➢ Fire hydrant control and
➢ Circuit selection rotary switches berfungsi u/ memilih zone yang
akan dioperasikan.
⇒ Lampu-lampu :
Power ON yang menyatakaistem mendapatkan supply daya listrik yang
sesuai battery power.
Telepon menyala bila ada panggilan emergency melalui jack telepon di
push button accumulation function set.
Fire hydrant berkedip-kedip bila pompa fire hydrant aktif ditekan,
disconnection menyala bila terdapat jalur instalasi yang terputus, dan
caution.
⇒ Sounders :
Pre-signal buzzer Buzzer dan Telephone buzzer.
⇒ Accesories : Voltmeter dan Handset telephone.
j. Battery dan Automatic Battery Charger untuk MCFA :
⇒ Battery dari jenis maintenance free (battery nicad) untuk beroperasi selama
8 jam stand by, 1 jam general alarm.
⇒ Battery charger bekerja secara automatic maupun manual.
⇒ Rectifier system.
k. Sub announciator panel
⇒ Modular construction
56
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
57
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9. Daftar Material
58
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 5
PEKERJAAN SISTEM CCTV
1. Umum
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar yang disertakan juga
instruksi, informasi resmi yang disampaikan kepada peserta lelang paket ini adalah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Lelang secara keseluruhan
serta prosedur pelelangan paket pekerjaan ini.
Dokumen pelelangan ini merangkum seluruh informasi dan spesifikasi baik
administratif maupun teknis yang diberikan oleh Pihak Pemberi Tugas, Perencana dan
Konsultan MK, di dalam proses pelelangan.
Secara umum paket pekerjaan elektrikal ini meliputi pengadaan, pemasangan, uji
coba, testing dan pemeliharaan peralatan serta instalasi Sistem Tata Suara khususnya
peralatan utama ( digital multiplexer DVR, Personal computer, Keyboard controller,
monitor LCD full screen dan multi screen ), kamera , serta Instalasi/Sistem
pengkabelan, sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan sempurna.
59
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Digital video recorder lengkap dengan
instalasi dimasing-masing gedung.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Keyboard controller disetiap gedung.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian monitor LCD multi screen dan Full
screen lengkap dengan instalasi di setiap gedung.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Personal Computer (PC) lengkap
dengan software dimasing-masing gedung.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian UPS dengan kapasitas sesuai gambar
lengkap dengan instalasi.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian switch hub dan transceiver fiber optic
lengkap dengan konektor di masing-masing gedung.
g. Pengadaan dan pemasangan rak penyimpan peralatan lengkap dengan surge
arrester di masing-masing gedung.
h. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian instalasi kamera dengan
menggunakan kabel coaxial RG 6 dan kabel UTP RG 45 Cat 5e untuk kamera
khusus dimasing-masing gedung.
i. Pengadaan, pemasangan serta pengujian instalasi power dengan menggunakan
kabel NYM 3 x 2.5 mm² lengkap pelindung uPVC HI, klem, sock serta aksesoris
lainnya dimasing-masing gedung.
j. Pengadaan, pemasangan serta pengujian kabel transmisi dengan menggunakan
kabel fiber optic multi mode 4 core lengkap dengan pelindung uPC HI serta
aksesoris lainnya.
k. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pentanahan pada sistem CCTV
dengan tegangan maksimal sebesar 1 Volt di masing-masing gedung.
l. Mengadakan testing dan trial run serta penyetelan secara menyeluruh untuk
CCTV sehingga sistem menghasilkan performance terbaik serta berfungsi
dengan tepat dan benar.
m. Mengadakan Training dan Asistensi kepada operator/owner berikut penyediaan
buku training.
n. Mengadakan pemeliharaan dan servis terhadap seluruh sistem selama masa
pemeliharaan.
o. Seluruh pekerjaan spesialis ini harus dikerjakan oleh instalatir atau sub kontraktor
yang berkompeten dan merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) atau
dealer yang sudah ditunjuk oleh ATPM.
4. Syarat-syarat Pemasangan
60
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6. Syarat-Syarat Pemeliharaan
6.1. Pemeliharaan Dan Garansi
Untuk peralatan sistem ini Pemborong harus mengadakan pemeliharaan selama 6
(enam) bulan, sejak pemasangan dan bekerja dengan baik setelah serah terima
pertama, yang dinyatakan dengan suatu Berita Acara yang ditanda tangani oleh
Pemilik sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan dibuat oleh Konsultan MK.
Untuk hal tersebut maka dalam masa pemeliharaan Pemborong wajib menyediakan
peralatan khusus terpakai dan menjamin tersedianya suku cadang serta tenaga kerja
61
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
terampil minimum 2 orang yang selalu berada di lokasi selama 24 jam dengan catatan
tenaga kerja yang berkwalitas.
6.2. Asistensi Dan Training
Selama masa pemeliharaan adalah kewajiban bagi Pemborong untuk :
a. Asistensi/membantu Pemilik di dalam menyiapkan dan menyusun 'user-
data'/'user-program' untuk menentukan dan mendapatkan 'classes of service',
features tertentu serta operasi lain-lain.
b. Melakukan training bagi Pemilik/Operator-operator untuk : mengenal,
mengoperasi, memprogram, trouble shooting, dan lain-lain sedemikian rupa
sehingga pihak Pemilik dapat menggunakan peralatan dengan sebaik-baiknya.
c. Pemborong harus menyusun program training ini, Peserta training dari pihak
Pemilik ditentukan sebanyak 6 orang, dan akan ditentukan kemudian
tambahannya
6.3. Petunjuk Pemeliharaan
a. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, Pemborong harus menyerahkan
Buku Petunjuk Pemeliharaan terhadap seluruh peralatan utama (conference
delegate, sistem integrasi,sistem proyektor dan spesialist sound system) dan
Instalasi/fixtures serta daftar material/komponen yang memerlukan penggantian
secara berkala. Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid
dengan rapih dan bagus. Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan
dari pemeliharaan berkala yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan
standard/aturan yang berlaku secara umum.
b. Di dalam buku pentunjuk pemeliharaan tersebut harus diuraikan secara jelas dan
ringkas mengenai tatacara/prosedur pemeliharaan, contoh data logbook
pencatatan (harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
c. Jumlah buku yang harus disediakan oleh Pemborong sebanyak 5 (lima) set,
masing-masing 3 set untuk Pemilik Proyek, 1 set untuk Konsultan MK/MK dan 1
set untuk Perencana. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh pembuatan dan
pengadaan buku tersebut ditanggung oleh Pemborong.
62
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLAMBING
PASAL 1
1. Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plambing,
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor, dan air
bekas, Pembuangan Air Hujan dari Roof Top, sesuai gambar rencana dan
spesifikasi, termasuk penyambungan pipa saluran air dari meter air ke ground
water reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plambing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang
termasuk sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi
Tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as
built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
2. Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
Tukang las harus mempunyai Sertifikat.
b. MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) dapat menolak atau menunda pelaksanaan
suatu pekerjaan, bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak
berpengalaman.
3. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan
peralatan dan perpipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Review
MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan
dari kontraktor dan memberi komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus merevisi
pengajuannya sampai memperoleh persetujuan MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8. Garansi
a. Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled
labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa
tertutup (oleh dinding, langit-langit, dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh
MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) atau wakil yang ditunjuk.
c. Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada MK/
Manajemen Konstruksi ( MK ), bahwa seluruh instalasi penyediaan dan distribusi
air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi pembuangan air kotor bekerja
dengan memuaskan, dan kontraktor menanggung semua biaya atas kerusakan-
kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu pemeliharaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang dan
atau brosur-brosur sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan
peralatan lain, untuk mendapat persetujuan dari MK / Manajemen Konstruksi
( MK ).
9. Training
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang
akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan.
Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan
persetujuan MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 2
1. Umum
4.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan
perpipaan pada pekerjaan mekanikal ( Fire Alarm ).
2. Spesifikasi Perpipaan
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian
lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja di bawah
tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus
juga terlindung dari cahaya matagari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Persyaratan Pemasangan
4.1. Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapian, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,
serta memperkecil banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing
serta penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam
gambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan water mur atau flens.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
1) Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm – 100 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %
2) Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
3) Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
h. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.
i. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian.
j. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang
sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna
mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran
terkecil yang ada.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa
berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1) Diameter Batang
Ukuran Pipa Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s.d. 50 mm 9 mm
65 mm s.d. 150 mm 13 mm
200 mm s.d. 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar Dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang pipa lebih dari Dihitung dengan faktor keamanan 5
2 terhadap kekuatan puncak
2) Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
d. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
itu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi
baik menurut penilaian Konsultan MK.
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing
Sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “Caulk”.
4.17. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-
cara/ metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda- benda asing
disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah
itu dibilas.
5. Pengujian/ Pengetesan
a. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
1) Pemeriksaan sebagian- sebagian.
2) Pemeriksaan setelah pemasangan.
b. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 3
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem air bersih adalah sebagai berikut :
a. Tangki persediaan air bersih,
b. Pompa suplai,
c. Perpipaan,
d. Pengkabelan,
e. Panel listrik,
f. Peralatan instrumen dan pengendalian,
g. Penyambungan ke peralatan penunjang, dan
h. Penyambungan ke peralatan plambing.
3. Peralatan Utama
3.1. Tangki Persediaan Air Bersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service basement (ground
water tank). Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk
kebutuhan cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standar
Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan sebagai
berikut.
1) Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran minimum
selama 20 menit.
2) Tanpa sudut tajam.
3) Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki.
4) Permukaan dinding licin dan bersih.
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Sumur hisap, untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa,
maka harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari Fiberglass Reinforced Plastic
berbentuk kubikel (siap pakai).
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1) Manhole
2) Tangga
3) Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
4) Pipa peluap dan pipa penguras
5) Indikator muka air
6) Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel,
dan sebagainya
f. Sistem Pengendalian
1) Muka air dalam tangki atas mengendalikan pompa pemindah.
2) Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu.
3) Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1) Pompa akan bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai
level L dan akan stop apabila muka air naik sampai level H.
2) Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
bawah turun sampai level LL.
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4.3. Perizinan
a. Izin Usaha
Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan pengeboran
air tanah yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan
Departemen Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan
izin-izin lainnya yang diwajibkan.
b. Izin Pengeboran
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5. Spesifikasi Perpipaan
Lihat “Spesifikasi Perpipaan”
6. Sand Filter
a. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10
menit, pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure tyoe, multi media
automatic/manual backwash.
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
7. Carbon Filter
a. Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat di dalam air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 – 10 menit,
pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media
automatic/manual backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10 m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze
atau stainless steel.
f. Filter terdiri dari :
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnecting piping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3 m3/menit.
h. Perpipaan
22
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Roof Tank
Tipe : Cubicle tank
Kapasitas : 5 m3
Tekanan :-
Material : GRP
PASAL 4
PEKERJAAN TANKI AIR BERSIH
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan Tanki yang dipakai untuk penampungan air bersih yaitu Tanki
bawah (Ground Tank) dan Tanki Atas (Tower Tank) beserta peralatan dan alat-
alat bantu pendukung instalasi.
b. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini hanya berlaku pada tanki
fiber. Sedang spesifikasi detail pekerjaan instalasi tanki beton (concrete)
dijelaskan dalam bab pekerjaan structure.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih, Konsultan
MK/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang
berhunbungan dengan instalasi plumbing dan sistemair bersih.
b. Selain itu Konsultan MK/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain
yang terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
− Pekerjaan Elektrikal.
− Pekerjaan Structure.
− Pekerjaan Arsitek dan Interior.
− Pekerjaan Sipil dan Landscape.
1.3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanki air bersih mengacu pada standart-
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Tanki Bawah (Ground Tank) dipakai tanki penampung air bersih dari air baku
yang berasal dari air PDAM dan atau air sumur dangkal dan atau air sumur
dalam diletakkan di bawah/samping gedung di atas tanah. Sedang Tanki Atas
dipakai sebagai tanki penampung air bersih sebelum didistribusikan ke pemakai,
diletakkan diatas Roof dan atau Tower.
b. Berkaitan dengan fungsi tersebut, selain pipa inlet dan pipaoutlet, maka tanki di
fasilitasi dengan pipa by pass, pipa overflow, pipa drain, pipa ventilasi, ladder
(internal dan external) dan peralatan bantu lainnya untuk mempermudah operasi
dan maintenance tanki
c. Selain fungsi tanki sebagai tanki penampungan air bersih, juga di pergunakan
sebagai perletakan fungsi kontrol operasi pompa berkaitan dengan penempatan
floating valve untuk penutupan aliran air masuk dan atau elektrode yang
terendam dalam air
2.2. Persyaratan Material
a. Material Tanki Ground Tank
Spesifikasi pekerjaan ini disyaratkan dalam pekerjaan structure. Beberapa hal
yang berkaitan dengan pekerjaan mekanikal adalah sebagai berikut.
• Material: Concrete , underground.
• Kapasitas: sesuai schedule
• Service: Manhole, Ladder, pipe outlet, pipe inlet, bypass pipe, and venting
pipe.
b. Material Tanki Roof Tank atau Tower Tank
– Roof/Tower Tank
• Bahan baku : dari Polyethylene (HDPE-High Density Poly
Ethylene) berkualitas tinggi
• Thickness : sesuai ketentuan pabrikan
• Kapasitas : sesuai schedule
• Pipe Connection : Flange connection
• Service : Manhole, Ladder, pipe outlet, pipe inlet,drain pipe,
overflow pipe, bypass pipe, and venting pipe.
24
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
25
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
26
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 5
PEKERJAAN SUMUR DALAM
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Sumur Dalam yang dimaksudkan disini pekerjaan pembuatan sumur
dalam (deep well) meliputi pekerjaaan survey, persiapan, pengeboran,
pemasangan pipa jambang, dan konstruksi sumur.
b. Pekerjaan sumur merupakan pekerjaan kontrak air. Pemborong/ Kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan sehingga didapatkan sumber air yang
dapat memenuhi kebutuhan pemakaian air. Akibat kesalahan pengambilan titik
pengeboran sehingga tidak diketemukan kapasitas air yang diinginkan menjadi
tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor. Selain itu kapasitas air yang diambil harus
menyesuaikan ketetuan dalam perijinan dari Dinas Pertambangan setempat.
c. Melaksanakan proses perizinan pengeboran sumur dan pemakaian air tanah ke
Departemen Pertambangan setempat.
d. Selain itu sumur dilengkapi dengan bak atau rumah pompa yang berfungsi
sebagai tempat kontrol operasi dan melindungi pompa dan panel control
terhadap air hujan, air banjir, panas dan pengaruh iklim sekitar. Pekerjaaan ini
juga termasuk dalam lingkup pekerjaan sumur dengan memperhatikan
persyaratan pekerjaan structure den landscape.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
27
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Sumur Dalam (Deep Well) sebagai penyedia air bersih yang merupakan air tanah
diambil pada kedalaman lebih dari 50 meter. Kedalaman air tanah yang
berdasarkan perletakan pipa saringan sumur di aquifer atau zona jenuh.
b. Sumur berfungsi sebagai penyedia air baku yang berasal dari air tanah. Air baku
diharapkan memenuhi standart air bersih yang dipakai untuk memenuhi
kebutuhan air bersih pengguna gedung. Berkaitan dengan hal tersebut
Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan test analisa air sumur ke instansi
yang berwenang untuk menentukan kelayakan sebagai air bersih.
2.2. Persyaratan Material
a. Pipa Jambang
− Pipa Jambang : Galvanized Steel Pipe, Medium Class, 10 kg/cm2. Standard :
SNI 0039-87/BS, 1387-67.
− Fittings : Flange connection, Steel Butt-Weld, 16 kg/cm2.
− Standard : SNI, ANSI.
28
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
29
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Pekerjaan Persiapan
− Pelaksanaan pekerjaaan persiapan dengan pebuatan kolam
penampung/sirkulasi air dan kolam pemeriksaan lumpur dan lapisan tanah.
Pembuatan kolam ini harus memperhatikan kondisi sekitar sehingga tidak
mengganggu Iingkungan sekitar.
− Mobilisasi Alat dilanjutkan pemasangan peralatan utama dan peralatan
pendukung untuk pengeboran.
− Pelaksana/pemborong pekerjaan sumur bertanggung jawab atas kebersihan
dan pengembalian kondisi tanah/lanscape dikarenakan pekerjaan kolam,
mobilisasi dan demobilisasi alat.
d. Pekerjaan Pengeboran
− Kedalaman Pengeboran adalah berkisar 150 meter sampai dengan 200 meter.
− Diameter lubang pengeboran disesuaikan dengan penempatan pipa jambang
yang akan dipasang.Untuk penempatan pipa jambang/Upper casing Ø 6",
pipa penahan tanah Ø 8", maka lubang pengeboran adalah Ø 10" dengan
kedalaman sesuai dengan gambar. Untuk menempatkan pipa riser Ø 4", pipa
penahan tanah Ø 6", maka lubang pengeboran adalah Ø 8" dengan kedalaman
sesuai dengan gambar rencana.
− Pelaksana/Kontraktor mengajukan metode pelaksanan pengeboran : drilling
dan reaining untuk diinintakan persetujuan Pengawas atau Management
Kontruksi.
− Pelaksana pengeboran harus membuat sample tanah pada setiap 1 meter
dalam pengeboran, dan selalu mencatat jenis lapisan tanah.
− Pemompaan diteruskan untuk membersihkan lubang sumur sampai air
kurasan yang keluar tidak mengandung lumpur lagi
e. Pekerjaan Instalasi Sumur
− Ukuran pipa jambang yang akan dipasang untuk kontruksi sumur disesuaikan
dengan gambar rencana dan memperhatikan diameter pompa yang akan
dipasang.
− Pemasangan pipa jambang harus center terhadap lubang
pengeboran.Pelaksana /Pemborong harus membuat penyenter (centralizer)
untuk menjaga posisi pipa jambang pada posisi center dengan mempehatikan
rongga antara pipa jambang dan sisi dalam pengobaran bisa dilakukan
pengisian material bantu : pasir dan gravel. Sambungan pipa antara pipa Ø 6"
dan Ø4", dengan menggunakan reducer 6" x 4". Ujung pipa jambang ditutup
30
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
32
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 7
PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN
1. Persyaratan Umum
1.1. Material
Dalam memasukkan penawaran, Pemborong wajib melampirkan hal-hal berikut
ini dengan jelas :
a. Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data teknis yang penting dari
item-item peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada lembar kertas
tersendiri, pada dokumen penawaran.
b. Melampirkan brosure, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang
ditawarkan.
c. Pada brosure tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan terpilih
harus diberi tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya, kurva
performansi, part load, performansi, kondisi, performansi kebisingan dan vibrasi,
berat operasi, dimensi dan lainnya, sehingga dapat diketahui secara
jelas/detail kondisi unit terpilih.
d. Mengisi Daftar Isian material yang ditawarkan sesuai dengan Form Daftar Isian
yang disertakan pada buku RKS yang tersebut di bawah.
Setiap kekurangan dari butir-butir a s/d d di atas akan mengurangi penilaian evaluasi
atas Penawaran Pemborong di mana bobot penilaian akan hal-hal tersebut di
atas sangat menentukan dalam evaluasi penawaran.
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru dan
bebas dari defective material, improper material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-
tangani berita acara penerimaan barang.
33
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
34
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing) yang meliputi denah,
instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi
diatas/ digambar di kertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-
syarat yang umum berlaku baik standard nasional maupun standard internasional. As
built drawing dibuatkan sejumlah 1 (satu) set kalkir 3 (tiga) set blue print.
1.6. Contoh-contoh Barang
Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan, kepada MK atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu
persetujuan dari MK sebelum alat-alat tersebut dipasang.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/ Kontraktor.
Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa dipakai
oleh MK, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada dilapangan
1.7. Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga ahli
dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik
dan rapi.Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.
1.8. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
1.9. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan AC, Plumbing, struktur,
elektrikal, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
1.10. I z i n
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan
biaya Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan
35
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan
dan biaya Pemborong.
c. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlu-kan
untuk ini. Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
d. Pemborong harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwajib yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada MK, Konsultan
atau pihak yang ditunjuk untuk ini.
1.11. Korelasi Pekerjaan
a. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang akan dilakukan oleh pihak lain
Pemborong harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar
pekerjaan ini bilamana ada kepada pihak yang melaksanakannya.
b. Semua pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Pemborong.
Pemborong harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada pihak lain yang memerlukannya.
c. Semua penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan oleh
pihak lain. Pemborong wajib memberikan data-data dan gambar- gambar yang
diperlukan kepada pihak lain yang mengerjakannya.
d. Semua penarikan pipa air termasuk pipa air bersih, pipa dan ducting AC, rak
kabel, dll. yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan spesifikasi yang
dilakukan oleh pihak lain, Pemborong harus berkoordinasi dan memberikan data-
data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
e. Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh Pemborong.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk menanggulangi
persoalan ini.
1.12. Sub Kontraktor
a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pemborong dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan MK.
b. Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaan-nya,
baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
c. Pemberi Tugas dan MK tidak dapat dituntut bila ada gugatan sub Kontraktor
karena tidak lancarnya pembayaran yang harus diberikan oleh Kontraktor.
1.13. Pengawas Lapangan
36
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang
yang cukup berpengalaman. Ia bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan
instalasi pada proyek ini.
b. Nama, perincian pengalaman kerja, struktur organisasi Pengawas Lapangan
hendaknya diberikan oleh Pemborong kepada MK untuk dimintakan
persetujuannya.
c. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak MK, Konsultan atau pihak yang
berwenang Pengawas Lapangan yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka
Pemborong harus menggantinya dengan orang lain.
1.14. Laporan Instalasi
a. Pemborong harus memberikan contoh semua bahan-bahan yang akan
dipergunakannya kepada MK, Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuan tertulis pemasangannya.
b. Dengan mencantumkan secara lengkap merk, type, spesifikasi dari semua contoh
bahan yang diajukan.
c. Pemborong harus membuat jadwal/ schedule waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada MK, Konsultan atau pihak yang ditunjuk
untuk mendapatkan persetujuannya.
d. Pemborong harus mengadakan :
1. Buku Laporan Harian
2. Buku Laporan Mingguan
3. Buku Laporan Bulanan
1.15. Hasil Pekerjaan
a. Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaannya setiap minggu serta
perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun.
b. Bilamana terjadi perbedaan, harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara
penanggulangannya.
c. Bagi setiap tahap-tahap instalasi yang telah selesai dikerjakannya, Pemborong
harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak MK, Konsultan dan pihak yang
ditunjuk bahwa tahap instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada.
d. Tahap-tahap instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal perincian
waktu yang diserahkan oleh Pemborong.
e. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem instalasi
ini haruslah pula dihadiri pihak MK, Konsultan, Ahli dan wakil pemberi tugas, serta
37
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
pihak-pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat
pernyataan hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.
1.16. Pembersihan Lapangan
a. Lapangan/ruangan yang dipergunakan harus setiap hari setelah selesai bekerja
dibersihkan oleh Pemborong. Pemborong hendaknya menghubungi pihak- pihak
lain untuk koordinasi pembersihan lapangan.
b. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua
sisa bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan selama
pemeliharaan.
1.17. Petunjuk Operasi
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan
gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan
dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia.
b. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan 1 (satu) set.
c. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Traoble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli.
d. Pemborong harus memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan kepada Pemilik, hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan
ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk
oleh MK.
e. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemilik/ MK
secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
f. Kontrator harus memberikan surat garansi atas peralatan-peralatan utama kepada
Pemberi Tugas.
1.18. Surat Keterangan
Kontraktor harus memberikan Surat Keterangan/ sertifikat dari Dinas Pemadam
Kebakaran daerah yang menunjukkan bahwa unit tersebut dapat dipergunakan
terutama pada pekerjaan sistem instalasi pemadam kebakaran.
38
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
kerusakan dalam waktu yang pendek, baik peralatan utama maupun peralatan
penunjang.
2. Informasi Sistem
2.1. Sistem yang diterapkan
System pemadaman kebakaran Gedung Rumah Susun pada dasarnya terbagi
menjadi 2 bagian/sistem :
a. Fire Hydrant & Fire Sprinkler System
b. Fire Suppression System.
System hydrant dan sprinkler yang akan diterapkan menggunakan system kombinasi
(Combined System) dimana sistem hydrant dan sistem sprinkler keduanya dicatu oleh
satu sistem pompa.
Sistem Fire Pumps tersebut terdiri dari 3 set pompa kebakaran :
a. Pompa kebakaran listrik (Electric Fire Pump)
b. Pompa kebakaran diesel (Diesel Fire Pump)
c. Pompa pacu listrik (Jockey Pump).
Fire extinguisher (Alat Pemadam Api Ringan – APAR) bila tidak dinyatakan lain dalam
gambar, pada dasarnya ditempatkan untuk setiap area seluas 200 m minimal 1(satu)
buah APAR .
39
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Motor listrik mempunyai putaran yang sama dengan putaran pompa (direct
driver) dengan daya poros nominal, sesuai dengan daya poros yang
dibutuhkan pompa.
Tiap-tiap Pompa kebakaran harus lengkap dengan Fire Control Panel, base
plate dan peredam getar.
b). Jockey pump dari jenis Vertical Multistage dengan kapasitas nominal
sebagaimana ditunjukkan oleh gambar.
Pompa harus disupply lengkap dengan Fire Control Panel, base plate dan
peredam getar.
c). Pompa diesel adalah pompa dengan penggerak diesel Engine. Data dan
spesifikasi pompa sama dengan Spesifikasi Pompa Fire Electric. Diesel
engine yang digunakan dari jenis “Stationary Four Stroke Water Cooled
(Radiator) lengkap dengan Fly wheel, Tube Oil Filter, Tube Oil Cookle dan
lain-lain, Battery Charger dilengkapi dengan AMF.
Daya yang dimiliki oleh engine harus paling kurang 20 % lebih besar dari
daya maksimum yang dibutuhkan untuk menggerakan pompa kebakarannya
pada rating putaran pompa.
d). Kelengkapan pompa adalah sebagai berikut :
- Fire Control Panel
- Pressure Gauge & Pressure Switch
- Safety Valve & Flow Meter
- Anti Water Hammer Check Valve
- Flexible Joint (Standard Pressure Rating 450 psi)
- Gate (OS&Y) Valve, Strainer, Inlet Vortex
- Dan kelengkapan lain yang diperlukan sesuai dengan sistem yang
digunakan.
40
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.3.2. Pengadaan dan pemasangan peralatan dari sistem dan instalasi/pemipaan, riser,
vertikal dan horizontal pipe dari seluruh pemipaan Hydrant maupun pemipaan
Sprinkler, didalam bangunan dan diluar bangunan. Seluruh pemipaan harus Schedule
40.
2.3.3. Pengadaan dan pemasangan fixtures kebakaran seperti Fire Hydrant Box (HB),
Hydrant Pillar (HP), Seamese Connection (SC) dan unit peralatan Sprinkler.
2.3.4. Pengadaan dan pemasangan Valve-valve kebakaran seperti Main Alarm Valve,
Pressure Reducing Valve , Savety Valve , Air Realise Valve, Branch Control Valve dan
peralatan instalasi lainnya .
2.3.5. Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem Fire Hydrant dan Sprinkler dapat dinyatakan baik
dan layak pakai dari instansi PMK Pemda setempat.
2.3.6. Membuat Standard Operation and Prosedure (SOP) dari pekerjaan Hydrant &
Sprinkler dan Fire Suppression System tersebut. Mengadakan Training Operasional
kepada Team Engineering Pemilik proyek dan untuk waktu serta kesiapannya akan
ditentukan kemudian bersama Pemilik proyek/Konsultan MK.
2.3.7. Testing dan Commisioning
Mengadakan testing dan commisioning semua sistem pekerjaan yang terpasang agar
memperoleh sistem yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
41
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
42
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
43
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
e. Khusus untuk pipa fire hydrant diluar bangunan (site plan) harus di coating
terlebih dahulu dengan bahan flinkote kemudian dilapis dengan jacketing yang
terbuat dari bahan karung goni.
3.6. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus
diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh
MK. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/ cat
pada setiap jarak 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana
terletak pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat untuk jaringan Pipa
Hydrant dan Sprinkler berwarna Merah.
44
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Bila sumber daya dari PLN terputus, pompa kebakaran penggerak Engine akan
bekerja secara otomatis dengan triger tekanan di bawah tekanan pompa utama
penggerak listrik.
d. Daya listrik untuk pompa-pompa kebakaran disediakan melalui panel khusus yang
mendapat daya listrik dari sumber PLN dan Genset. Masing-masing dihubungkan
ke panel kontrol pompa Jockey dan panel kontrol pompa utama.
5.3. Electric Driven Fire Pumps
a. Fire Pump set harus mampu mencatu kebutuhan air pemadam kebakaran sampai
batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis.
b. Fire Pump Set harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan Jockey Pump.
c. Motor Pompa harus mendapat sumber daya dari listrik ( PLN dan Genset secara
otomatis).
d. Sumber daya dari PLN harus diambil dari Switch khusus sebelum main switch.
e. Fire pump set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut:
- Jockey pump c/w Motor, Main pump c/w motor.
- Outlet Header, Inlet and Outlet Valve ,
- Check valve against water hamer, Inlet Strainer.
- Power and controle panel , Pressure switch, pressure gauge.
- Flexible connection, Hydraulic connections.
- Electric connections, Base frame.
- Flow meter untuk keperluan testing reguler.
- Safety valve
- Inlet strainer c/w screen filter.
f. Announciating Pump Status:
- Jockey Pump On , indicating lamp
- Main Pump with motor, Water level drop, Alarm horn & indicating lamp, Water
level too low , Alarm horn & indicating lamp.
45
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
46
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Branch control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut:
• Branch stop valve Lockable, Flow switch, calibrated
• Terst valve lockable , Drain valve lockable.
3). Flow Detector
- Tipe : Vane
- Service pressure : sampai dengan 450 psi (31,0 bar).
- Minimum flow rate : 38 Lpm (10 gpm)
- Flow detector dipasang pada setiap zone pelayanan Sprinkler
4). Sprinkler Flushing.
- Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung dari branch main pipe atau
branch sub main pipe.
- Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa
sprinkler.
- Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang di Tapping dari
ujung branch main pipe atau submain ke sprinkler drain riser melalui valve.
5). Sprinkler Head.
Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis Glass bulb dengan temperatur
pecah 68 deg. C, dibuat dari Chromium plate brass yang dilengkapi dengan
flushing flange.
6). Sprinkler Test valve & drain (STV & D)
a. STV & D harus dipasang seperti yang tertera dalam gambar perencanaan.
b. Test Valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait.
c. Drain valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
d. STV & D terdiri dari lockable test valve dan lockable drain valve.
47
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
variable (set spray) 40 dan landing valve 65 semua dalam keadaan baru dan
fabricated, minimal class 225 psi, material bronze.
48
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
49
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
50
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang turut
dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.
Material yang menyangkut peralatan utama / pompa harus di lengkapi dengan
“Certificate of Origin “ dan di sahkan oleh Chamber Of Commerce, dan Bill Of
Lading atau Air Way Lading.
PASAL 8
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR LIMBAH
51
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan Peralatan plambing
c. Floor drain
d. Clean out
e. Roof drain
f. Drainase
2. Perpipaan
a. Umum
1) Macam perpipaan air limbah adalah air hujan, air limbah saniter, dan limbah
dapur.
2) Jenis pipa lihat “Spesifikasi Perpipaan”.
b. Limbah Saniter
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinal, lavatory,
dan floor drain, sampai saluran halaman melalui septictank.
c. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dari kanopi drain di atap dialirkan ke
dalam sumur resapan sebelum dialirkan ke saluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.
52
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5. Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease
akan terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
e. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
6. Sumur Resapan
a. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang
berasal dari pipa reser sebelum dialirkan over flownya ke selokan kota.
b. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
c. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/konstruksi.
d. Konstruksi sumur rembesan antara lain sebagai berikut.
1) Dasar sumur berupa batu kerikil.
2) Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton
blok berlubang.
3) Tutup dibuat dari plat beton/plat baja.
4) Di antara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
53
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
7. Floor Drain
a. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis bucket trap, water prooved type
dengan 50 mm water seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor drain terdiri dari :
1) Chromium plated bronze cover and ring.
2) PVC neck.
3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water proofing
c. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sebagai berikut:
Outlet Diameter Cover Diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
54
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 09
PEKERJAAN BIOSEPTIK / STP
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Bioseptic yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan tanki pengolah air limbah gedung berupa air kotor dan atau air
bekas. Lingkup pekerjaan ini juga beserta pengadaaan dan pemasangan
peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.
b. Pekerjaan Bioseptic merupakan pekerjaan kontrak sistem, dimana keandalan
sistem dan hasil yang diolah oleh sistem menjadi Jaminan dalam pekerjaan ini.
Jika terjadi kesalahan dan kerusakan sistemsehingga air hasil proses
pengolahan tidak sesuai yang diinginkan, Pelaksana/Pemborong harus
mengganti sebagian atau kesuluruhan material dan peralatan dengan yang
baru. Sehinggga didapatkan hasil proses pengolahan yang disyaratkan.
c. Pekerjaan dudukan/pondasi dan atau penutup beton yang melindungi tanki
pengolah air limbah merupakan pekerjaan structure spesifikasi detail pekerjaan
disyaratkan dalam bab pekerjaan structure.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Bioseptic, Konsultan
MK/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang
berhubungan dengan instalasi plumbing dan instalasi sistem air bekas dan air
kotor.
b. Selain itu Konsultan MK/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain
yang terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
− Pekerjaan Elektrikal.
− Pekerjaan Structure.
− Pekerjaan Arsitek.
− Pekerjaan Sipil dan Landscape
1.3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bioseptic mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
− SNI : Standart Nasional Indonesia
− Kep. Men. Lingkungan Hidup No.111 Th 2003, ttg Pedoman Mengenai Syarat dan
Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau
55
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Sumber Air.
− Kep. Men. Lingkungan Hidup No.112 Th 2003, ttg Baku Mutu Air Limbah
Domestik
− AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
− Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.
2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistem pengolahan air kotor atau sewage treatment plant yang direncanakan
adalah sistem Bio Media Anaerob-Aerob. Air Kotor diproses ini dalam tanki
pengolah secara anaerob dan aerob dengan dipergunakan oxygen untuk
mempercepat bacteria dalam menguraikan zat-zat organik menjadi anorganik.
Selain itu dipergunakan Bio Media yang berfungsi juga sebagai sarana
mempercepat proses pengolahan. Air hasil pengolahan kemudian disalurkan ke
saluran gedung/lingkungan/kota yang telah memenuhi syarat-syarat baku air
limbah.
b. Setelah melalui proses pengolahan selama 24 jam, hasil air pengolahan
mempunyai parameter analisa air sebagai berikut :
− BOD 5 hari : 20 ppm (mg/l)
− Suspended solid : 10 ppm (mg/l).
c. Proses Pengolahan secara umum dapat disyaratkan sebagaimana terlihat pada
diagram di bawah ini. Untuk proses Biomedia dan Aerobdilakukan bertingkat : 2
kali untuk unit pengolahan yang berkapasitaskecil, dan 3 kali atau lebih untuk unit
pengolahan berkapasitas besar.
2.2. Persyaratan Material
a. Material Tanki Pengolah Limbah
Tanki An Aerobic dan Bio Filter bisa dalam satu tanki, namun dibagi dalam
beberapa kompartemen. Atau bisa terpisah satu dengan yang lain.
− Material : Fibre Glass (kotak atau kapsul)
− Buffle : Fibre Glass.
− Kap. Total pengolahan : sesuai schedule
− Kap. An Aerob : sesuai ketentuan pabrikan
− Kap. Bio Media & Aerob : sesuai ketentuan pabrikan
b. Material Media Filtation
- Media filtrasi : Enviroball
56
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Material : Polypropylene
- Surface area : ± 86,15 m2/m3
c. Blower
− Type : Root Blower.
− Material : Cast Iron Casing, Brass Root Blower.
− Kapasitas : Sesuai ketentuan pabrikan disesuaikan dengan
− kapasitas : pengolahan dan operasi backwash.
− Static Pressure : sesuai ketentuan pabrikan
− Kelengkapan : Blower dilengkapi instalasi pipa, check valve, gate valve
(pengatur distribusi udara) overload protection
d. Panel Kontrol
− Type : Outdoor Panel
− Material : Fabricated Steel Panel, Powder Coating
− System : Dalam control panel, telah dirangkai secara lengkap dan
berisi antara lain : circuit breakers, program timer,
contactor, relays, control switches, indicating light alarm,
relays, terminal block dan sebagai terintgarasi dalam suatu
circuit yang secara khusus dikendalikan melalui suatu
program PLC. Untuk itu proses berjalan secara otomatis
dan bisa termonitor dengan baik. Pada kondisi tertentu :
critical function, malfunction, dan overload system.
Program control dapat memberikan sinyal alarm dan
menghentikan proses treatment.
2.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi bioseptic harus memenuhi persyaratan
yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan
sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi biosepticsejenis. Selain itu
Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure pelaksanaan
sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure
Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal.
b. Pemasangan Unit Pengolah Limbah
c. Testing dan Cominisioning
57
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 09
PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK
58
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Kondisi Ruangan
Temperatur Ruangan
Secara umum, kondisi udara ruangan yang dikondisikan harus dapat dicapai pada :
22 - 24°C / 50 - 60% RH (RH mengikuti nilai temperatur), yang diukur pada bidang
kerja dan harus merata diseluruh ruangan yang dibuktikan dengan hasil pengukuran.
Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan pada bidang kerja tidak boleh melebihi kriteria NC-40 dan
dibuktikan dengan hasil pengukuran.
4. Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pengujian
(testing & balancing) dari seluruh unit ac yang akan dipasang dalam proyek ini
dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruhan sistem dapat
memberi kan performansi yang diinginkan.
Lingkup pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini di antaranya adalah :
Pengadaan dan pemasangan Unit-unit AC Split Cassette dan Wall Mounted dan Split
Duct, lengkap dengan Evaporator Unit, Condensing Unit, Temp. Control, dan
accessories lainnya beserta pengaturan dan pengujiannya, pada lokasi dan tipe serta
kapasitas yang sesuai dengan gambar prencanaan.
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit-unit AC Split dengan
tipe dan kapasitas sesuai dengan Gambar Skedul Peralatan lengkap dengan
instalasi sistem pipa refrigerant dan pipa drain.
b. Pengadaan dan pemasangan Sistem Ducting berikut isolasi, Difuser, Grille,
Volume Damper, lengkap dengan penggantung.
c. Pengadaan dan pemasangan pipa drainase dari evaporator blower unit sampai
ketempat pembuangan yang terdekat yang diperkenankan lengkap dengan
isolasi.
59
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5.1. AC SPLIT
60
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Koil ini harus telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan diisi
gas refrigerant secukupnya dari pabrik.
c. Fan Kondenser
Tipe : propeller, direct drive
d. Fan Motor
Tipe : permanent split capicator dilindungi secara "inherent" serta
mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
e. Casing
Casing dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk
pemasangan di luar
f. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.
5.1.2. Evaporator Blower Unit
Pemborong harus memasang "Evaporator Blower Unit" untuk "Spilit System" dengan
jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini
hendaknya "factory built" & telah diuji oleh pabriknya.
Khusus untuk Unit Tipe Cassette, pada bagian casing box fan & evaporator harus
dilengkapi dengan lubang untuk fresh air.
Tipe dan Kapasitas : lihat skedul peralatan
a. Fan
Tipe : forward curved
Fan hendaknya telah ditimbang dan dibalans secara statis maupun dinamis di
dalam rumah fan oleh pabriknya.
b. Casing
Casing unit minimal dari plat besi ukuran "20 gauge"
Semua panel atau lubang-lubang berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat
dibuka.
c. Koil Pendingin
Material : tembaga dengan "fin" dari aluminium yang
direkatkan secara mekanis.
Koil ini telah diuji terhadap kebocoran dipabriknya.
d. Isolator
Dinding unit ini harus diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya
udara pada unit. Isolator harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup
61
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6. Syarat-syarat Pemasangan
62
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2) Tata cara instalasi unit condensing harus mengikuti dan sesuai dengan
rekomendasi pabrik, baik dalam hal jarak antar unit dan unit dengan dinding,
maupun jarak pemipaan antara unit condensing dengan unit evaporating.
3) Condensing Unit harus diletakkan sedemikian rupa sehingga udara discharge
dari fan condenser lepas langsung ke udara lingkungan dan tidak terjadi
aliran balik.
b. Evaporating Unit
1) Tiap-tiap Evaporating Unit (Indoor Unit) harus di pasang pada tempat-tempat
yang sesuai dengan gambar perencanaan.
2) Sebelum melakukan pemasangan indoor unit, Pemborong diharuskan
melakukan koordinasi dengan pihak Interior dan pihak-pihak terkait dan
dimintakan persetujuannya dari Konsultan MK, agar unit tersebut secara
teknis dan estetika interior dapat bersesuaian.
3) Indoor Unit harus dipasang secara kokoh pada dudukan sehingga tidak
menimbulkan getaran/vibrasi.
c. Pipa Refrigerant.
1) Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari
debu dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang
"dihydrated" & "sealed". Ukuran (diameter) dan panjang pipa harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
2) Sambungan
• Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan
"wrought copper fitting" atau "non purous brass fitting". Dianjurkan
dipakai solder perak dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen
kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
• Solder lunak semacam "50-50" tidak boleh digunakan. Solder "95-95"
dapat dipergunakan kecuali pada pipa "discharge" gas panas.
• Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala
api atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana
"precharged refrigerant lines" disediakan oleh pabrik, hendaknya
diperhatikan benar-benar instruksi pabrik.
• Bila terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya dibentuk gulungan
dan disangga pada bidang mendatar.
63
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3) Instalasi
Pemipaan Refrigerant hendaknya disangga baik-baik untuk mencegah
melentur. Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang dilapangan
harus dilaksanakan sesuai dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau
rekomendasi pabrik.Pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang
cukup serta "sight glass moisture indicator" hendaknya dipasang pada
bagian "liguid line" setiap pipa yang terpasang di lapangan.Perbedaan tinggi
dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower unit hendaknya
masih memenuhi persyaratan pabrik.Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa
maka seluruh rangkaian harus diuji terhadap kebocoran.
4) Isolasi Pipa
Pipa suction/discharge line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi
panas seperti armaflex/aeroflex atau yang setara.
64
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin AIR
CONDITIONING sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu.
a. Bahan
Untuk air buangan (drain) dipergunakan pipa PVC, jenis AW lengkap dengan
isolasi thermal merk Armaflex/aeroflex atau setara dengan ketebalan 20 mm.
b. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa (U-
trap) serta peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai
sepanjang kira-kira 3 meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi
pengembunan bagian luar pipa.
c. Penembusan Dinding
Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain pipa ini harus diberi lapisan
peredam getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.
d. Kemiringan Pipa
Kemiringan (slope) pipa horizontal minimal sebesar 2%.
6.4. Pengecatan
a. Pemborong harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit-unit yang dirakit dilapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan persyaratan
pengecatan yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh Konsultan
Konsultan MK, Perencana atau Pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dari dalam spesifikasinya. Tetapi bila cacat akibat pemasangan
Pemborong wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi dengan warna
yang disetujui oleh Konsultan Konsultan MK, Perencana.
c. Untuk peralatan-peralatan yang tampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir (spray) dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Konsultan MK,
Perencana.
d. Pengecatan harus dilakukan sebelum peralatan-peralatan tersebut dipasang.
e. Pemborong harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi
peralatannya. Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.
65
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6.5.4. Instalasi
a. Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaannya setiap minggu
serta perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun. Bilamana terjadi
perbedaan harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara
penanggulangannya.
66
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6.5.5. Perbaikan
Semua akibat dari pekerjaan instalasi ini, berupa kerusakan atau sisa-sisa bahan
harus dirapihkan kembali antara lain : bobokan dinding harus dilakukan perbaikan
sesuai dengan kwalitas dan warna yang sama dan merupakan tanggung jawab
Pemborong.
6.5.6. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan pada penjelasan
sebelumnya dan harus melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara
tepat dari seluruh sistem untuk peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan
yang mengalami kerusakan/cacat /salah harus diganti/dibetulkan dan percobaan
diulangi untuk operasi yang sebenarnya/normal/ dan benar pada seluruh instalasi
Unit AC Split, thermostat dan lain-lain.
Selama melakukan pengetesan, Pemborong wajib melakukan pengamatan
maupun pencatatan terhadap hasil kondisi dari operasi sistem mencakup minimum
dan tidak terbatas pada item-item berikut :
- Temperatur ruang.
- Kondisi operasi Unit AC Split
- Temperatur dan tekanan suction/discharge refrigerant
67
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Kerja Thermostat
68
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Untuk hal tersebut maka dalam masa pemeliharaan Pemborong wajib menyediakan
peralatan khusus terpakai dan menjamin tersedianya suku cadang serta tenaga kerja
terampil minimum 2 orang yang selalu berada di lokasi selama 24 jam dengan catatan
tenaga kerja yang berkwalitas.
6.7.2. Asistensi dan Training
Selama masa pemeliharaan dan sebelum serah terima kedua, Pemborong diwajibkan
untuk melaksanakan asistensi dan training terhadap personil-personil dari Pemilik
yang jumlahnya akan ditentukan kemudian.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah kewajiban bagi Pemborong untuk :
Asistensi/membantu Pemilik di dalam menyiapkan, menyusun dan melakukan training
bagi Pemilik/Operator-operator untuk : mengenal, mengoperasi, memprogram, trouble
shooting, dan lain-lain sedemikian rupa sehingga pihak Pemilik dapat menggunakan
peralatan dengan sebaik-baiknya.
Pemborong harus menyusun program training sesuai jadwal yang diberikan Pemberi
Tugas dan melaksanakan training operasional. Peserta training dari pihak Pemilik
akan ditentukan kemudian.
Materi training adalah teori (40%) dan praktek lapangan (60%) meliputi antara lain :
a. Dasar-dasar teori tentang sistem tata udara dan refrigerasi, control system
dan semua hal yang berkaitan dengan sistem yang terpasang.
b. Tata cara pengoperasian dan perawatan dari seluruh komponen sistem serta
perbaikan-perbaikan kecil.
Pemborong wajib menyediakan diktat training yang disusun dalam bahasa Indonesia
dan dalam edisi lux. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh perihal training hingga
pembuatan diktat merupakan tanggung jawab Pemborong.
6.7.3. Pemeliharaan Unit/Peralatan
a. Selama masa pemeliharaan, Pemborong harus melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan terhadap seluruh unit AC dan Exhaust Fan dengan metode yang
baku dan sistematis.
b. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut terdapat komponen/bagian dari unit
dan sistem yang mengalami kerusakan dan atau tidak berfungsi, maka
Pemborong harus mengganti komponen/bagian unit/sistem tersebut dengan
beban biaya yang ditanggung oleh Pemborong.
c. Komponen/bagian unit dan sistem yang membutuhkan pemeliharaan secara
berkala antara lain, dan tidak terbatas pada item-item berikut :
• Pembersihan koil-koil kondenser dan evaporator
• Pembersihan Filter
69
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 10
TRANSPORTASI DALAM GEDUNG (TDG)
1. Persyaratan Umum
1.1. Persyaratan Umum.
a. Spesifikasi ini menguraikan tugas dan tanggung jawab Pemborong/ Pelaksana
Pekerjaan dalam pengadaan dan pemasangan instalasi lift pada bangunan
Rumah Susun.
b. Pemasangan Lift harus sesuai dengan spesifikasi ini, mentaati peraturan yang
berlaku di Indonesia, dan dilaksanakan sesuai petunjuk pabrik pembuat lift serta
mengikuti standard International yang dipakai oleh pabrik.
70
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Biaya pengadaan dan pemasangan instalasi lift ini harus sudah termasuk semua
pajak-pajak, bea masuk barang import, biaya pemeriksaan di pabrik/factory test,
biaya gedung, biaya pemeriksaan oleh instansi yang berwenang, biaya
pengadaan peralatan kerja, biaya penyediaan alat Bantu, biaya testing, start-up
opmissioning, asuransi dan semua biaya yang diperlukan untuk kelengkapan
instalasi lift.
d. Dalam melaksanakan pekerjaan Pemborong/pelaksana Pekerjaan wajib mentaati
peraturan - peraturan tentang keselamatan kerja dan mengharuskan keselamatan
dan kesehatan kerja.
e. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Pemborong/ Pelaksana Pekerjaan yang
merupakan agen resmi dari pabrik pembuat lift dan escalator yang dinyatakan
dengan surat pengakuan keagenan dari Departemen Per-industrian dan
mempunyai ijin kerja pemasangan dari Departemen Tenaga Kerja.
1.2. Material
a. Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
dan bebas dari defective material, improver material, poor-workmanship dan
menjamin terhadap kualitas serta sesuai dengan spesifikasi teknis dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
b. setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu secepatnya yang akan ditentukan lebih
lanjut oleh pemilik proyek/MK/Perencana. Seluruh biaya yang timbul akibat
penggantian material/ peralatan menjadi tanggungan/beban Kontraktor.
71
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.6. Pengamanan.
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi dari pencurian atau kerusakan, baik selama delivery maupun setelah berada
disite. Bahan – bahan/ peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya.
72
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
73
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
• Riding comfort
• Bebas goresan terhadap dinding car, pintu car, pintu hal dan lain-lain.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan instalasi lift pada bangunan Rumah Susun meliputi pengadaan dan
pemasangan, testing dan penyediaan perlengkapan bantu yang diperlukan untuk
pemasangan secara sempurna 2 (dua) buah lift yang terdiri dari 1 set lift penumpang,
1 set lift service/kebakaran. Pekerjaan tersebut meliputi, tetapi tidak terbatas pada
yang disebutkan dibawah ini :
1). Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) set lift penumpang dengan kapasaitas 15
orang/ 1000 kg (6 stop/6 opening).
Lengkap dengan Panel Kontrol dan peralatan pengamanan seperti, ARD, EPO
dan Fireman Phone serta perlengkapan lain yang merupakan standard sistem
elevator yang lengkap.
2). Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) set lift service/kebakaran dengan kapasitas
15 orang/1000 kg (7 stop/7 opening)
Lengkap dengan peralatan pengamanan seperti, ARD, EPO dan Fireman Phone
serta perlengkapan lain yang merupakan standard sistem elevator yang lengkap.
3). Pengadaan dan pemasangan Panel Daya Lift dan penarikan kabel dari panel
listrik ke panel masing - masing panel kontrol sistem elevator, pada setiap ruang
mesin.
4). Membuat atau melengkapi dudukan buffer lift yang diperlukan termasuk
memberikan tambahan pada kondisi pit yang sudah ada bila diperlukan.
5). Pengadaan dan pemasangan unit pendukung lift, diantaranya Hoisting Machine (
Mesin Pengangkat ) yang dilengkapi motor listrik, Driving Sheave ( Kontrol
Penggerak ) yang dilengkapi dengan electromagnetic brake control, rope,
counterweight, car dan counterweight guide rails, governor, hand operated freight
cage elevator dan semua kelengkapannya.
6). Pengadaan dan pemasangan system pengaman mekanis atau elektris dan
system kontrol lift beserta kelengkapannya
7). Mengadakan perbaikan pada instalasi lain apabila pada pemasangan tiap-tiap unit
elevator terjadi kerusakan tanpa penambahan biaya/menjadi beban pelaksana
74
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
pekerjaan.
8). Mengadakan pengujian sebelum penyerahan pekerjaan terhadap semua
peralatan elevator antara lain :
Kecepatan dan kebisingan/getaran Car, bekerjanya alat-alat control/ automatic,
waktu pembukaan dan penutupan pintu Car, Landing car, alat-alat pengaman,
peralatan pada kondisi darurat dan lain-lain sampai dinyatakan elevator siap untuk
dipakai oleh Pemilik proyek/Pengawas Pekerjaan/Perencana.
9). Penyelesaian finishing pintu, dinding pada tombol operation maupun pada
indicator penunjuk dan lain-lain yang ada hubungan pekerjaan elevator
11). Termasuk dalam tugas dan tanggung jawab Pelaksana pekerjaan diatas, antara
lain meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan balok baja, bracket, buffer, untuk penumpu
mesin Lift Penumpang dan Lift Barang.
b. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan instalasi Lift,
walaupun tidak tampak/ditunjukkan pada gambar rencana dan tidak
disebutkan di dalam spesifikasi ini, tetapi apabila menurut pendapat
Pemborong/Pelaksana Pekerjaan harus dilaksanakan untuk kesempurnaan
pengoperasiannya, harus dilaksanakan oleh Pemborong/Pelaksana
Pekerjaan dan dianggap sudah termasuk dalam penawaran.
c. Memberikan garansi/pemeliharaan terhadap peralatan atau mesin yang
dipasang untuk instalasi ini, selama 1 (satu) tahun, sejak Serah Terima
Pertama pekerjaan.
d. Pemasangan lampu-lampu penerangan pada setiap shaft elevator pada jarak
setiap 2 (dua) lantai dengan lampu 1 x 15 watt PLC beserta Wiring dan
system pengoperasian.
e. Penyedian outlet daya pada setiap pit,2 (dua) lantai dan tangga turun
keperluan maintenance.
f. Melaksanakan Test Rope untuk lift penumpang maupun lift barang pada
laboratorium atau instansi yang berwenang di Indonesia (LUK).
g. Mengurus proses perizinan dan rekomendasi untuk siap pakai pada
Departemen Tenaga Kerja dan Instansi yang berwenang lainnya.
h. Mendidik operator yang ditunjuk oleh pemberi tugas mengenai tata cara
operasi, service dan maintenance ringan.
i. Membuat dan menyerahkan gambar instalasi terpasang ( as built drawing),
buku petunjuk cara operasi, service dan maintenance kepada pemberi tugas.
Konsultan MK dan Konsultan Perancang.
75
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
76
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. KEMAMPUAN OPERASI
Semua lift harus dapat dioperasikan dengan atau tanpa operator, satu saklar dalam
panel terkunci harus disediakan pada setiap kabin lift untuk memilih apakah lift akan
dioperasikan dengan operator atau tanpa operator.
77
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
e. Selama lift bekerja dengan system operator, safety edge di pintu dan photocell
tidak berfungsi
78
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5.2. Buffers.
a. Buffers minyak (Oil buffer) yang dilengkapi dengan pegas harus disediakan untuk
setiap kereta / kabin lift dan counter weight.
b. Buffer harus kembali lagi pada posisi semua setelah ditekan kebawah oleh kabin
lift yang berbeban atau oleh counter weight.
c. Semua buffer harus direncanakan untuk dapat menyerap energi kinetik dari kabin
lift yang bermuatan penuh dan counter weight apabila membentur buffer pada
kecepatan maksimum yang mungkin terjadi (impact).
d. Semua perlengkapan pemasangan buffer didalam alarm pit lift harus disediakan
dan dipasang oleh Kontraktor lift, termasuk diantaranya pondasi beton untuk
79
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
penyangga buffers.
80
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
81
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
82
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
serempak pada saat lift berhenti di suatu lantai dan menutup secara serempak
pula sesaat sebelum lift meninggalkan lantai tersebut.
d. Pada saat lift bergerak, pintu kabin lift tidak dapat dibuka dari dalam kabin,
meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
e. Pada saat lift bergerak, motor VVAC penggerak pintu harus memberikan torsi
yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa
dari dalam kabin lift.
f. Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu lift harus dapat dibuka dari dalam
kabin lift.
g. Setiap pintu Hoist way harus dilengkapi dengan suatu sistem “ Interlock Electro
Mechanical ” yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan kunci
khusus.
h. Sistem Interlock Electro Mechanical pada pintu Hoist way harus dapat dibuka dari
dalam kabin lift, apabila lift berhenti pada suatu lantai yang dikehendaki.
i. Sistem Interlock harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilepas dari dalam
kabin lift, pada saat tidak ada sumber daya listrik.
j. Pintu Lift harus dilengkapi dengan contactor atau sensor yang mencegah lift
bergerak kecuali apabila pintu telah tertutup dengan sempurna.Contactor ini harus
diletakkan sedemikian sehingga tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang tidak
berkepentingan.
k. Pintu lift harus dilengkapi dengan “ Safety EDGE ” yang terpasang dari ujung atas
sampai ujung bawah setiap panel pintu. Apabila peralatan ini menyentuh orang
atau benda pada saat pintu sedang tertutup, maka pintu lift dan pintu Hoist way
harus kembali pada posisi membuka penuh. Pintu baru akan menutup kembali
secara otomatis, setelah waktu yang ditentukan terlampaui.
5.6. Peralatan di Tiap Lantai Pelayanan.
Kontraktor lift menyediakan dan memasang di setiap lantai yang dilayani lift tombol-
tombol pemanggil lift lampu penunjuk arah gerak lift yang datang ( Hall Latern ), lampu
penunjuk letak lift setiap saat ( Hall Position Indicator ) sebagaimana tampak pada
gambar atau uraian di dalam spesifikasi ini. Semua lampu dari jenis pijar dan bekerja
pada tegangan rendah yang diperoleh dari transformator gulungan ganda dengan
kapasitas sesuai kebutuhan. Untuk memberikan umur yang panjang, maka lampu-
lampu harus bekerja pada tegangan sedikit dibawah tegangan normalnya.
5.7. Indikator Penunjuk Posisi (Hall Position Indicator) dan Tombol Pemanggil Lift.
a. Lift ini harus dilengkapi dengan indicator penunjuk posisi lift disemua lantai yang
83
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dilayani. Setiap unit harus dipasang panel yang terbuat dari stainless steel dengan
lampu-lampu bernomor sesuai dengan jumlah lantai pelayanan dan panah
penunjuk gerak. Indicator penunjuk posisi lift ini harus menyala sesuai dengan
nomor lantai dimana kabin lift mendekati, berhenti dan melewati suatu lantai.
b. Khusus lantai satu, panel ini harus dilengkapi dengan indikator yang menunjukkan
lift siap akan berangkat atau diberangkatkan. Indikator ini dapat berbentuk lampu
dengan nyala berkedip-kedip atau symbol dengan disertai bunyi bel. Lampu dan
bel akan berhenti bekerja apabila pintu menutup. Penunjuk posisi lift / hall position
indicator berbentuk horizontal dan terpasang di atas pintu lift.
c. Di setiap lantai harus disediakan tombol pemanggil lift sebagaimana tampak pada
gambar uraian dibawah ini, tombol adalah jenis “ Push – button “ dan setiap unit
harus terdiri dari 2 tombol di tiap lantai, kecuali untuk lantai diatas dan terbawah
hanya disediakan satu tombol. Lampu dibalik tombol harus menyala bila tombol
ditekan, sebagai indikasi bahwa panggilan telah datang. Tombol harus diletakkan
didalam kotak besi dengan panel depan yang terbuat dari stainless steel yang
mempunyai satin finish dan terpasang rata muka dinding.
5.8. Saklar Khusus Pemadam Kebakaran
Diperuntukkan untuk petugas pemadam kebakaran, harus jelas dengan tulisan dalam
bahasa Indonesia “ Sakelar Kebakaran “. Sakelar ini diletakkan dilantai dasar untuk lift
pemadam/service.
Pengoperasian sakelar tersebut tidak memerlukan kunci dan harus diletakkan didalam
kotak besi yang terkunci, mempunyai panel depan terbuat dari stainless steel dan
kaca yang mudah dipecahkan ditengahnya, harus diberi tulisan yang jelas untuk
kedudukan “ ON “ atau “ OFF “.
Dengan menekan sakelar pada kedudukan “ ON “, maka lift akan bekerja sebagai
berikut:
a. Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan panggilan atau
permintaan baru tidak akan didaftar.
b. Tanpa melihat arah gerak, maka lift tanpa kecuali akan bergerak turun kelantai
satu, tanpa berhenti di lantai lain.
c. Setelah membuka pintu di lantai satu/ dasar penumpang turun, maka lift akan
tetap bekerja melalui panel yang ada di kabin lift dan tidak akan melayani
panggilan dari lantai manapun.
84
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
listrik, sehingga dalam keadaan darurat akan memutuskan arus dari sumber daya dan
memberhentikan lift pada suatu posisi. Lift harus dilengkapi dengan peralatan
pengaman terhadap hubungan satu phasa terbalik dan satu phasa hilang.
85
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5.15. Levelling
Semua perlengkapan untuk maksud levelling harus disediakan dan dipasang dengan
benar, sesuai dengan kebutuhan lift. Perlengkapan ini harus membawa kabin lift ke
suatu level lantai dengan halus dan dengan Ketepatan kurang lebih 5 mm di tiap
lantai. Penyetelan levelling harus di mungkinkan sampai diperoleh ketepatan yang
diminta. Ketepatan levelling harus tidak berubah karena perbedaan arah gerak dan
perbedaan penumpang di lift.
5.16. Kecepatan ( Speed Control )
Sistem pengatur kecepatan ( Speed Control ) harus disediakan dan dipasang, yang
terdiri dari peralatan elektronik dan elektro – magnetik serta kelengkapan seperti
speed regulator, accelator, landing transducer dan lain-lain, sehingga menjamin kerja
lift tetap baik.
Pengaturan Kecepatan harus memberikan hal-hal berikut :
a. Lift harus bekerja dengan percepatan, perlambatan dan berhenti dengan halus
dan tanpa kejutan.
b. Penyetelan kecepatan gerak lift harus dilakukan secara otomatis, pada kondisi
beban yang ada, sehingga memberikan kenikmatan pada penumpang didalamnya
dan menggunakan waktu kerja sesedikit mungkin.
86
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Rem mekanisme tidak boleh digunakan untuk memberhentikan lift pada suatu
lantai dan hanya digunakan untuk memegang lift, setelah lift benar-benar berhenti
dengan halus pada suatu lantai. Ketepatan pemberhentian di semua lantai harus
dalam batas kurang lebih 5 mm pada semua kondisi beban dan kecepatan.
d. Semua peralatan yang dipasang harus memungkinkan pemeliharaan dan
penyetelan, untuk menjaga karakteristik program yang telah ditetapkan dan
memberikan efisiensi yang tinggi.
87
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
mengerjakan lift secara kontinyu dan efisien, serta direncanakan untuk dapat
mengerjakan lift secara kontinyu dan efisien, serta direncanakan untuk dapat
menanggung tekanan yang timbul pada saat start dan stop. Motor harus
memenuhi standard international, misalnya BS, VDE, IEC dan sebagainya.
e. Motor harus bebas dari timbulnya loncatan bunga api untuk semua kondisi dan
kecepatan.
88
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
89
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
90
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
bagian yang bergerak mudah dicapai dan diberi minyak pelumas serta diperbaiki
apabila terjadi kerusakan. Pengaman mekanis ini dikendalikan oleh “ Speed
Governor “ yang diletakkan diruang mesin dan dirancang untuk dapat menahan
semua beban yang mungkin terjadi pada gangguan normal dari pengaman
mekanis tersebut. Pengaman mekanis yang telah menaikkan kabin lift dari ruang
mesin secara manual.
91
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
92
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
h. Microprosessor Logic
Microprosessor Logic ini gunanya sebagai pengganti contactor, relay, switch dan
condensor dengan intreface perubahan analog menjadi digital.
i. Tahanan (resistor)
Harus standard pabrikasi, mempunyai ventilasi yang cukup dan dapat dicapai
dengan mudah tanpa menimbulkan panas yang berlebihan pada kondisi normal.
j. Starter, Sakelar dan Sekering
Setiap mesin harus dilengkapi dengan peralatan starter untuk mengurangi arus
awal pada saat pemberangkatan lift (starting current). Starter dapat dari jenis star-
delta, auto-transformer atau sejenisnya yang disetujui oleh pabrik pembuat lift.
Pemberangkatan secara langsung (system DOL / Direct On Line) tidak
diperkenankan. Semua starter harus sesuai dengan kapasitas motor listriknya dan
dilengkapi dengan proteksi beban lebih. Sakelar utama harus mempunyai
breaking capacity minimum 31 MVA pada tegangan 415 volt / 50 Hz. Semua
sekering harus standard pabrikasi.
Panel harus jenis yang tertutup rapat, tahan debu dan terbuat dari lembaran plat baja
dengan ketebalan minimum 16 gauge. Panel ini setelah dibuat harus dilapisi dengan
cat dasar anti karat sebanyak satu kali dan paling sedikit dua kali lapisan cat akhir.
6.1. Pengecatan.
a. Kontraktor harus mengecat semua unit yang dirakit di lapangan dan material
yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (Prime Coating), cat harus
sesuai dengan spesifikasi ( persyaratan ) pengecatan dan material masing-
masing.
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.
c. Untuk peralatan yang tampak harus dicat akhir dengan cat besi. Warna cat
disesuaikan dengan fungsi dari material dan peralatan yang dipasang.
d. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi
peralatan dan material dengan cat. Sebelumnya kontraktor wajib
memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada
peralatan itu kepada Pihak Pertama atau Konsultan Pengawas.
93
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6.5. Levelling
Semua perlengkapan untuk maksud leveling harus disediakan dan dipasang
dengan benar, sesuai dengan kebutuhan setiap lift.
Perlengkapan ini harus membawa kabin lift ke suatu level lantai secara halus
(Smooth) dan dengan toleransi ketepatan leveling kurang lebih 5 mm tiap lantai.
Penyetelan leveling harus dimungkinkan sampai diperoleh ketepatan yang
diminta.
94
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Ketepatan leveling tidak boleh berubah karena perbedaan arah gerak dan
perbedaan penumpang di lift.
95
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
kontrol tidak boleh lebih tinggi dari tegangan arus bolak-balik 220 volt, 1
phasa. Semua kabel kontrol harus diberi label bernomor, untuk
memudahkan perbaikan.
b. Dilarang memasang kabel kontrol menjadi satu didalam konduit atau
trunking bersama-sama kabel tenaga. Kabel lemas yang mudah
dibengkokkan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik dan dipasang
sedemikian rupa sehingga tidak mengalami tegangan yang berlebihan pada
kabel itu sendiri maupun pada terminalnya. Kabel tidak boleh terpilin,
melekuk atau lecet, dan harus dipasang langsung dari ruang mesin ke kabin
lift, tanpa ada sambungan.
d. Semua metal yang pada saat normal tidak bertegangan harus dihubung-
tanahkan sesuai dengan persyaratan PLN dan dilaksanakan menurut
Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000.
7. Pengujian / Testing
Sebelum pekerjaan dinyatakan selesai ( diserahkan ), Kontraktor harus
menyelenggarakan percobaan-percobaan dengan beban dan mengadakan pen-set-an
dari level pemberhentian, sehingga syarat-syarat level clearence yang diharapkan
dapat dipenuhi dengan baik dan memuaskan pihak pemberi tugas.
Selain itu Kontraktor harus menyelenggarakan percobaan / testing dengan pihak (
instansi ) yang berwenang ( Depnaker ) sampai mendapatkan sertifikat dari instansi
tersebut.
Pengetesan tersebut, antara lain :
1. Test Beban 100%
2. Test bila daya listrik / PLN off secara tiba-tiba
3. Test REM secara tiba-tiba
Pengetesan harus dilengkapi dengan dokumen baik berupa photo ataupun lainn
96
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9.1. Monitoring
Untuk monitoring system lift ini nantinya akan dipasang Terintegrasi dengan BAS
(Building Automatian System) / by others. Ini dimaksudkan untuk memudahkan kita
mengamati seluruh kegiatan atas lift tersebut, tanpa harus melakukan kontrol
lapangan (dilaksanakan by others/ Jika ada).
97
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
98
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
harus menggunakan jenis kabel yang berisolasi PVC dengan pelindung konduit
dan conduit fleksibel.
e. instalasi ke mesin-mesin lift.
Kontraktor lift harus menyediakan dan memasang semua kabel instalasi dari
panel distribusi lift menuju ke panel staster, solid state direct, alat control dan lain-
lain, yang diperlukan untuk operasi dan mesin-mesin lift secara lengkap dan
sempurna. Kabel yang digunakan harus berisolasi PVC untuk kelas bertegangan
660/1000 Volt dan dipasang dalam conduit baja berlapis galvanized atau trunking
dari pelat baja dengan tebal 2 mm, kabel dari jenis fire resistant.
Konduit yang terpasang terlihat mata (exposed) harus dipasang secara rapih dan
diletakkan secara kuat ke dinding dan benar-benar diperhatikan agar
pemasangan tidak mengganggu lalu lintas akan ditolak dan tidak disetujui.
Semua conduit dan trunking harus dipasang pada tempatnya dengan dudukan,
skrup dan klem, sebelum kabel terpasang didalamnya.
f. Instalasi Konstruksi Lift.
Kontraktor lift harus menyediakan dan memasang semua peralatan dan instalasi
system konstruksi dari lift agar semua system konstruksi daroi lift dapat bekerja
dengan sempurna.
99
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Kontraktor mesin lift harus menyediakan dan memasang nickel cadmium baterai
dan peralatan otomatis pengisi baterai dari PLN.
i. Peralatan Pengaman
Kontraktor lift harus menyediakan dan memasang semua perlengkapan
pengaman listrik disetiap lift dan dipasang sedemikian, sehingga apabila bekerja
akan memutuskan arus dari sumber daya dan memberhentikan lift dari suatu
posisi. Setiap lift harus dilengkapi dengan peralatan pengaman terhadap
hubungan satu phase terbalik dan satu phase hilang.
j. Peralatan Kontrol Mesin Lift.
Setiap mesin lift harus dilengkapi dengan panel control, relay dan starter, dimana
didalamnya akan dipasang antara lain :
• Pengatur utama (Main Controller).
• Pemilih (Selector) premimative switch primer, position transducer
• Contractor dan relay diganti dengan microprosessor yang dipasang disetiap
kereta (Car) lift dan dipadukan pada controller dengan panel control.
• Peralatan electronic.
• Tahanan (Resistor).
• Kondensor, penyearah ( Condensor, Rectifier).
• Peralatan pengaman listrik
• Starter, saklar, sekering.
• Trafo (transformer) dan lain-lain.
Panel harus dari jenis tertutup rapat, tahan terhadap debu dan dibentuk dari
lembaran besi dengan ketebalan tidak kurang dari 2 mm.
Panel ini setelah dibuat harus dilapisi dengan cat dasar anti karat sebanyak
satu kali dan paling sedikit dua lapisan cat akhir.
n. Pemilih (Selector)
Selector harus mendeteksi dan mendaftar posisi kabin lift, semua panggilan dan
permintaan arah dari gerak lift dan memberikan signal bila lift akan berhenti pada
suatu lantai.
o. Starter, Saklar Dan Skering.
Setiap mesin harus dilengkapi dengan peralatan starter untuk mengurangi arus
pemberangkatan (starting current). Starter dapat jenis “star Delta”. ‘Auto
transformer” atau sejenisnya yang disetujui pabrik pembuatnya.
100
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
155
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 1
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi
pekerjaan Peerkerasan Jalan Dengan Beton Bertulang ( Area Untuk mobil Pemadam
Kebakaran), Perkerasan jalan Menggunakan Sirtu Dengan Finishing Hotmix,
Perkerasan Jalan Mengunakan Paving Blok dan Perekerasan Jalan Menggunakan
Grass Blok Tebal 8 cm yang disesuaikan dengan gambar perencanaan dan atas
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Beams of Concrete
3. Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Manajemen
Konstruksi (MK) untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus disetujui MK/Manajemen Konstruksi (MK) berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Manajemen Konstruksi ( MK ). Peil-
peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
e. Pekerjaan Pemadatan harus diperhatikan agar pekerjaan yang bersangkutan
selanjutnya tidak mengalami kendala.
f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
g. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
h. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman
(aplikator resmi produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode
pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan
persetujuan MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
4. Spesifikasi Khusus
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL2
PEKERJAAN PENGHIJAUAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi
pekerjaan Pengurugan Tanah Subur, Penanaman Rumput Gajah Mini dan Pembuatan
Taman Taman Kecil yang disesuaikan dengan Design dan Persetujuan Dari Pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi ( MK )/MK.
2. Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Manajemen
Konstruksi ( MK ) untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus disetujui MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Kontraktor.
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
1. Pekerjaan Urugan Tanah Subur
➢ Jenis tanah yang digunakan adalah tanah yang Memiliki Lapisan Humus
yang tebal, mengandung PH yang Netral, memiliki Tekstur yang
lempung,kaya akan biota tanah, dan dapat ditumbuhi berbagai macam
tanaman
➢ Ketebalan Urugan Adalah 20 cm dari permukaan tanah Asli.
2. Pekerjaan Penanaman Rumput Hias ( Axonopus compressus 'pearl grass' ) /
Rumput Gajah Mini.
➢ Jenis Rumput yang digunakan adalah jenis rumput gajah mini atau dalam
bahasa ilmiahnya Axonopus compressus 'pearl grass'.
➢ Jenis Rumput yang telah ditentukan harus jenis rumput yang masih segar
dalam artian tidak mati dan mudah untuk di tanam .
3. Pekerjaan Taman Taman Kecil Area Site
➢ Jenis Taman yang dibuat adalah taman dengan Cassing menggunakan
pasangan Bata 1 PC : 5 PSR dengan Finishing Plesteran dan Batu
Tempel.
➢ Taman yang dibuat disesuaikan dengan design yang telah di sepakati
bersama, dan dalam finsihing akhirnya taman tersebut di Urug dengan
tanah subur dan di tanamai Rumput Gajah Mini.
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 3
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi
pekerjaan Pengadaan Gondola Untuk Mempermudah Maintenence, Pekerjaan
Hydrant Kawasan, Pekerjaan Drainase Kawasan dan Pekerjaan Penerangan Jalan
Umum ( PJU )
2. Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Manajemen
Konstruksi ( MK ) untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak
disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus disetujui MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Manajemen Konstruksi ( MK ). Peil-
peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman
(aplikator resmi produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode
pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan
persetujuan MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
3. Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
1. Pekerjaan Hydrant Kawasan
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Preasure Weight: 70 Kg
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di
dalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dan akan
diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana
perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam daftar rencana anggaran biaya, tetapi
menurut pertimbsngan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak
perlu lagi dilaksanakan, dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
1
TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, DAN PENGENDALIAN RISIKO K3
PENILAIAN RISIKO
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI DAMPAK SKALA PENGENDENDALIAN RISIKO K3
BAHAYA PRIORITAS
KEKER KEPAR TINGKAT
APAN AHAN RESIKO
B PEKERJAAN
DRAINASE
1 Galian untuk drainase a.Tertabrak alat berat
keliling bangunan b.Terkena debu saat
galian tanah
E PEKERJAAN
STRUKTUR
1. Pekerjaan bekisting a. Tertimpa benda dari
atas
b. Terkena
gergaji/paku saat
merakit cetakan
c. Tertimpa campuran
material
d. Terkena sinar
matahari langsung
saat memotong dan
merakit bekisting
2. Pekerjaan Perancah a.Tertimpa benda dari
atas
b. Luka akibat
kesalahan penggunaan
alat kerja
c. Tertimpa campuran
material
d. Terkena sinar
matahari langsung saat
setting perancah
3. Pekerjaan Pembersihan a. Terjepit pada saat
melakukan
pembersihan
b. Tertusuk baja
tulangan saat
pemasangan
c.Terkena gergaji saat
pemotongan baja
tulangan
4. Pekerjaan beton dan lantai a. Kepala terimpa tiang
kerja bor beton saat
pengangkutan
b. Terkena debu saat
pencampuran adukan
c. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat kerja
d. Tertimpa campuran
material
e. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengecoran beton
F PEKERJAAN
ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Lantai a. Kaki tertimpa
keramik
b. Terkena debu dari
maretial alas
keramik
c. Tangan terkena
gerinda saat
pemotongan keramik
d. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengerjaan
2. Pekerjaan waterproofing a. Terkena debu
liquid/cament base material
b. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
c. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengerjaan
3. Pekerjaan waterproofing a. Luka akibat
membrane kesalahan
penggunaan alat
kerja
b. Luka bakar akibat
penggunaan torch
saat merekatkan
membrane
4. Pekerjaan dinding a. Tangan terjepit saat
pemasangan
b. Kaki tertimpa
material
c. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
d. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengerjaan
5. Pekerjaan Plesteran a. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengerjaan
b. Terkena debu
material
c. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
6. Pekerjaan Acian a. Terkena debu
material
b. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengerjaan
7. Pekerjaan Kusen a. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
b. Terkena
gergaji/paku saat
memotong dan
merakit material
c. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
8. Pekerjaan Atap a. Terjatuh dari atap
b. Terkena paku saat
merakit material
c. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengerjaan
9. Pekerjaan Cat a. Terkena sinar
matahari langsung
saat melakukan
pengujian
b. Mata terkena
tumpahan cat
c. Jatuh dari ketinggian
10. Pekerjaan railing tangga a. Terkena percikan api
saat pengelasan
b. Terkena gerinda saat
memotong material
c. Mata lelah karena
terlalu lama terkena
cahaya las
11 Pekerjaan GRC a. Terkena sinar
matahari langsung
saat pemasangan
b. Tangan terjepit saat
pemasangan
c. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
d. Kaki tertimpa
material pipa saat
pemasangan
12. Pekerjaan Pemasangan a. Terkena sinar
logo stainless stell matahari langsung
saat pemasangan
b. Tangan terjepit saat
pemasangan
G PEKERJAAN
MEKANIKAL
1. Pekerjaan Utilitas a. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
b. Tangan terjepit
saat pemasangan
c. Terkena sinar
matahari langsung
saat pemasangan
2. Pekerjaan Pemipaan a. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
b. Tangan terjepit
saat pemasangan
c. Terkena sinar
matahari langsung
saat pemasangan
3. Pekerjaan Talang air hujan a. Terkena sinar
matahari langsung
saat pemasangan
b. Jatuh dari
ketinggian
c. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
4. Pekerjaan test dan a. Terkena sinar
commisioning matahari langsung
saat pemasangan
b. Tangan terjepit saat
pemasangan
c. Luka akibat
kesalahan alat
kerja
H PEKERJAAN
ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Instalasi Listik a. Terkena aliran listrik
b. Terkena sinar
matahari langsung
saat pengecatan
marka jalan
c. Tertimpa material
dari atas (skrup,dll)
2. Pekejaan kabel tray a. Luka akibat
kesalahan
penggunaan alat
kerja
b. Tangan terjepit saat
pemasangan
3. Pekerjaan penangkal petir a. Jatuh dari ketinggian
b. Terkena sinar
matahari langsung
saat pemasangan rel
pengaman
TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A PEKERJAAN UMUM
1. Mobilisasi
2. Manajemen dan
Keselamatan Lalu
lintas
3. Pengeboran Termasuk
SPT dan Laporan
4. Sondir Termasuk
Laporan
5. Manajemen Mutu
B. PEKERJAAN
DRAINASE
1. Galian untuk drainase
keliling bangunan
2. Galian Struktur
dengan kedalaman 0-2
meter
3. Galian Struktur
dengan kedalaman 2-4
meter
E. PEKERJAAN
STRUKTUR
1. Pekerjaan bekisting
2. Pekerjaan Perancah
3. Pekerjaan Pembesian
2. Pekerjaan
waterproofing
liquid/cement base
3. Pekerjaan
Waterproofing
membrane
4. Pekerjaan dinding
5. Pekerjaan Plesteran
6. Pekerjaan Acian
7. Pekerjaan Kusen
8. Pekerjaan Atap
9. Pekerjaan Cat
10. Pekerjaan Rilling
tangga
G. PEKERJAAN
MEKANIKAL
1. Pekerjaan Utilitas
2. Pekerjaan Pemipaan
3. Pekerjaan talang air
hujan
H PEKERJAAN
ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Instalasi
Listrik