Anda di halaman 1dari 11

BAB XII

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Pasal 1
PENJELASAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksudkan dalam Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) ini adalah :
Pekerjaan :
 Pembangunan Mck di Desa Bukit Aren

Lokasi : Kecamatan Pulubala

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS KHUSUS UNTUK
PELAKSANAAN

Pekerjaan agar diselesaikan menurut dan sesuai dengan :


1. Peraturan dan syarat – syarat yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat – syarat ini.
2. Gambar–gambar Bestek, Detail konstruksi dan Instalasi.
3. Perubahan–perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
4. Gambar–gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan berlangsung
(Shop Drawings), yang telah mendapat persetujuan dari pihak–pihak berwewenang.
5. Petunjuk–petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi / PTP pada saat pekerjaan
berlangsung.

Pasal 3
KEPERLUAN PEKERJAAN

1. Tenaga pekerjaan untuk mengerjakan pekerjaan ini diperlukan :


a. Tenaga Pelaksana “Full Timer“ dari Kontraktor serendah–rendah nya mempunyai
pendidikan sbb :

 Pelaksana Teknik Minimal STM Bangunan yang berpengalaman dalam bidangnya


untuk Kontraktor dengan klasifikasi Kecil.

b. Tenaga tukang yang akan dipergunakan oleh Kontraktor harus ahli dan berpengalaman
dalam bidangnya (pekerjaan pasangan batu, beton, kayu, besi, galian tanah, timbunan
tanah., dll.).
c. Tenaga yang dimaksud butir 1.1 terlebih dahulu dimintakan persetujuan tertulis dari
Pimpinan Proyek sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, sedangkan butir 1.2 terlebih
dahulu dimintakan persetujuan dari Pengawas Lapangan / Direksi Lapangan.

2. Kwalitas bahan Bangunan yang diperlukan dari pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
– persyaratan teknis yang terdiri dari :

a. Bahan hasil Industri : Semen, Besi beton, dll, hasil Produksi Dalam Negeri.
b. Bahan Lokal : Batu, kerikil, Pasir, Kayu, Tanah, dll.

1
c. Pengadaan bahan yang dimaksud butir 2.1 dan 2.2 diatas ditempatkan dilokasi
pekerjaan setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Direktur Lapangan /
Pengawas Lapangan secara tertulis tentang kwalitas teknisnya.

3. Alat khusus yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan ini ditentukan :
a. Alat ukur :
 water pas 1 buah
 Theodolit 1buah
b. Pompa Air 1 buah

Pasal 4
HASIL PEKERJAAN

1. Hasil kemajuan fisik yang diperhitungkan harus memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai
berikut :

a. Sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam RKS dan gambar Bestek.


b. Hasil pekerjaan atas dasar perubahan gambar design yang disetujui oleh pemberi tugas.
c. Termyn tidak melebihi hasil maksimum fisik yang telah dicapai atau ketentuan yang
telah diatur dalam kontrak.
d. Hasil pekerjaan sesuai kwalitas yang telah dicapai and kwantitas.
e. Perubahan – perubahan yang ditetapkan oleh pemberi tugas pada waktu Penunjukkan
pekerjaan dan selama pekerjaan berjalan.

2
Hasil pekerjaan akhir (penyerahan pertama) dapat diterima pemberi tugas apabila telah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

f. Pihak Kontraktor telah mengajukan permohonan tertulis 2 (dua) minggu tanggal


ditetapkannya penyerahan 1 (pertama) pekerjaan kepada pemberi tugas untuk diadakan
pemeriksaan hasil akhir yang telah dicapai yang terdiri dari :

g. Semua pekerjaan yang telah diperintahkan baik melalui kontrak maupun perubahan –
perubahan sudah dilaksanakan secara sempurna.

h. Pembersihan / perapihan pekerjaan sudah dilaksanakan secara sempurna.

i. Gudang sudah dibersihkan dari tempatnya.

2. Apabila jangka waktu masa pemeliharaan pekerjaan sudah berakhir maka diadakan
penyerahan II (kedua). Hal ini dapat diterima apabila sudah memenuhi persyaratan –
persyaratan sebagai berikut :

a. Pihak Kontraktor sudah melaksanakan perbaikan – perbaikan terhadap kerusakan /


cacat – cacat dari kategori bencana alam, dan hasil perbaikan oleh Pemborong
tersebut sudah dapat diterima oleh pemberi pekerjaan dalam kwalitas / kwantitas
sesuai dengan syarat – syarat teknis.

b. Pihak Kontraktor sudah mengajukan permohonan tertulis 2 (dua) minggu sebelum


ditetapkannya penyerahan II (kedua) pekerjaan kepada pemberi tugas, untuk diadakan
pemeriksaan terhadap hasil perintah tertulis atau dan pada buku harian sewaktu
penyerahan I (pertama) pekerjaan.

c. Loods kerja / Gudang bila tidak ditentukan lain oleh pemberi tugas dan sudah
dibersihkan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

3. Apabila pihak Kontraktor tidak melaksanakan ketentuan – ketentuan yang diberikan pada
saat penyerahan I (pertama), maka biaya jaminan 5 % tidak dapat diterima dan pekerjaan
dilaksanakan oleh Pemborong lain dengan dana tersebut.

4. Ketentuan–ketentuan atau perintah–perintah yang berkenaan dengan pelaksanaan


pekerjaan yang dimaksud pada pasal I diatas, pihak Kontraktor hanya dapat melaksanakan
atas perintah tertulis dari pemberi tugas atau Pimpinan Proyek.

3
Pasal 5
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penerima Tugas terlebih dahulu harus


melakukan segala persiapan yang dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga tidak dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan sehingga tidak
akan terjadi hambatan dikemudian hari nanti.

2. Persiapan – persiapan yang dimaksud antara lain :


a. Pengecekan lokasi / situasi dimana pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.
b. Mendirikan Direksi keet dan los kerja/gudang yang dapat melindungi para pekerja &
bahan–bahan bangunan.
c. Menyediakan peralatan–peralatan penting dilokasi sesuai dengan sifat pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam keadaan baik dan siap pakai.
d. Pemasangan Papan Nama Proyek

Pasal 6
OBSERVASI LAPANGAN

1. kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan wajib menunjuk tenaga pelaksana “Full


Timer“ untuk pekerjaan ini yang bertanggung jawab dan diberi wewenang penuh dalam
tugasnya dan dimintakan izin secara tertulis kepada pimpinan Proyek disertai Alamat
rumah yang bersangkutan.

2. Tenaga Pelaksana Kontraktor wajib memimpin pelaksanaan pekerjaan Observasi


dilapangan sesuai ruang lingkup pekerjaan yang tercantum dalam kontrak didampingi
Pengawas Harian Lapangan, hasil Observasi ini harus segera dilaporkan secara tertulis
kepada pimpinan proyek meliputi :

a. Keadaan kecocokan lokasi pekerjaan dengan gambar rencana tentang ukuran, dimensi,
sasaran dan fungsi.

b. Titik tetap yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan.

c. Uraian singkat tata cara pelaksanaan pekerjaan.

d. Kesimpulan / saran.

3. Sebelum dimulai pelaksanaan Pihak Kontraktor bersama Pengawas Lapangan perlu


mengadakan pra paper kerja membahas program kerja meliputi :

a. Hubungan dengan masyarakat dan perintah setempat sehingga mendapat dukungan


terhadap pelaksanaan pekerjaan.

b. Penyusunan waktu kegiatan pada bagian–bagian pekerjaan dalam bentuk Barcart


rencana yang diplot dalam barcart.

c. Penyusunan waktu pengadaan bahan serta peralatan sesuai jumlah yang diperlukan
sebelum pekerjaan dimulai agar diplot dalam barcart.
d. Penyusunan waktu pengerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan dan sifat pekerjaan yang
diplot dalam barcart.
4
e. Hal – hal yang dimaksud dalam butir 3.2 s/d 3.4 menjadi dasar menitoring pelaksanaan
pelaksanaan dan segala perubahan dari rencana pelaksanaan yang telah disusun, pihak
Kontraktor mengajukan alasan secara tertulis untuk menjadi bahan pertimbangan
pemberi tugas.

4. Berdasarkan ayat 3 diatas, Pihak pemberi tugas bersama Kontraktor melaksanakan


rumusan ketetapan Program kerja pada tempat yang ditentukan, dan ketetapan ini bersifat
mengikat untuk dipatuhi selama pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 7
PENGUKURAN KEMBALI ( UITZET).

1. Pihak Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran kembali berpedoman pada titik tetap
yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.

2. Kontraktor wajib memasang patok tetap / pembantu pada lokasi – lokasi sebagai
berikut :

a. Memasang kembali nuit beton bila titik ikat menurut gambar Bestek sudah hilang
elevasi nuit harus cocok dengan gambar rencana / revisi, ukuran pelaksanaan pembuatan
patok ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

b. Memasang patok pembantu dari patok kayu untuk petunjuk :

o Mck dan Sgl


o Batas galian dan timbunan agar diperhatikan
o Keadaan Jalan Mck dan Sgl dan atau ketinggian Pasangan batu kali samping kiri
dan kanan.

3. Pemasangan Bouwplank dan profil dibuat dari bahan kayu atau bambu yang
memenuhi syarat, ukuran berdasarkan gambar design / revisi dan elevasi rencana yang
ditentukan setelah hasil uitzet.

4. Pemasangan bouwplank dan profil pada pekerjaan baru / penyempurnaan


ditentukan trance yang lurus minimal 50 m’ dan trance yang berbelok 10 – 25 m’.

5. Dokumentasi yang wajib diadakan dan diserahkan kepada pemberi tugas yaitu :

a. Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui.


b. Gambar hasil uitzet yang asli.
c. Patok tetap yang dipasang dan dipelihara selama kontrak.

6. Gambar design yang berdasarkan hasil uitzet yang terakhir menjadi dasar
perhitungan volume yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

7. Kontraktor harus menyediakan pembiayaan untuk pelaksanaan pengukuran


kembali ( uitzet ) pada pekerjaan tersebut sebanyak 3 ( tiga ) kali yaitu : sebelum, sedang
dan selesai pekerjaan, yang pelaksanaannya diatur / ditetapkan oleh pemberi tugas.

5
Pasal 8
PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Daerah Proyek yang keadaan lapangannya pada tempat – tempat lokasi bangunan masih
berupa hutan maka sebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu pohon – pohon /
tanaman – tanaman harus dibersihkan dari tempat itu bersama akar – akarnya atas biaya
Pemborong termasuk ganti rugi tanaman sebelum dimulai dilaksanakan (apabila ada ganti
rugi tanaman).

2. Daerah proyek yang keadaan lapangannya terdiri dari tegalan / rumput – rumput, maka
tempat – tempat / lokasi pekerjaan harus bebas dari rerumputan tersebut.

3. Humus yang terdiri dari pada permukaan tanah tempat lokasi pekerjaan timbunan harus
dibuang / dikeluarkan dari daerah pekerjaan dengan cara dikupas sedalam minimal 0,25
M’ atau ukuran yang ditetapkan dilapangan oleh pengawas lapangan.

4. Semua pemboran dan kerusakan terhadap pekerjaan serta milik umum / perorangan yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, maka harus diperbaiki
kembali sesuai dengan semula dan diganti oleh biaya kontraktor.

Pasal 9
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Rencana pekerjaan galian tanah untuk Mck dan Sgl, Pihak Kontraktor sebelum memulai
pelaksanaan untuk galian tersebut atau setiap bagian pekerjaan terlebih dahulu
melaporkan kepada pengawas Lapangan untuk dapat persetujuan sekurang – kurangnya 7
(tujuh) hari dalam bentuk gambar rencana pelaksanaan.

2. Pekerjaan galian tanah pada Mck dan Sgl harus mempunyai luas galian minimum menurut
ukuran yang ditentukan dalam gambar Bestek, dengan ditandai batas–batas patok dengan
kedalaman yang telah sesuai ukurannya ditentukan atau menurut ukuran keadaan lapangan
setempat. Sesuai instruksi Pengawas Lapangan secara tertulis sampai batas–batas yang
diijinkan/ketentuan untuk alas.

3. Tanah buangan dari galian bila dipandang oleh Direksi / Pengawas Lapangan
diperuntukkan sebagai bahan timbunan maka tempat penampungan harus bersih dari
rerumputan atau benda – benda lain yang dilarang bercampur dengan bahan timbunan
tersebut dan tempat penimbunan yang dimaksud ada persetujuan dari Pengawas
Lapangan.

4. Pekerjaan galian tanah harus memperhatikan ketentuan – ketentuan dimensi yang


tercantum dalam gambar Bestek, yaitu elevasi dasar,. Elevasi tanah dasar, kemiringan
dasar, kemiringan dan lebar badan jalan. Apabila pekerjaan galian tanah tersebut
dikerjakan dengan tenaga manusia maka urutan kegiatan yang harus dilaksanakan adalah
sebagai berikut :

Tahap I:
- Pasang patok tetap pada profil Mck dan Sgl yang telah ditetapkan /
ditentukan sesuai dengan uitzet.

6
- Tanah tempat patok tersebut disisakan sebelum minimum 1 m’ yang
dijadikan sekat pemisah antara jalan setapak berikutnya.

Tahap II :
- Pekerjaan galian tanah untuk membuat profil badan jalan ukuran yang
menyangkut lebar, dalam, kemiringan badan jalan harus sesuai dengan
gambar rencana.

- Apabila tanah hasil galian akan digunakan untuk membuat timbunan pada
badan jalan, maka tanah hasil galian harus diletakkan pada rencana
pembuatan badan jalan (pasang ajir / patok tetap untuk jalur galian).

- Apabila tanah hasil galian tidak digunakan untuk timbunan badan jalan,
maka tanah tersebut harus dibuang atau diratakan dengan catatan tanah
tersebut tidak lonsor masuk ke daerah jalan setapak kembali.

Tahap III :
- Galian tanah untuk pembuatan Pondasi Mck dan Sgl Dan Sepictank
dengan cara manual sepanjang jalur jalan antara sekat / propil ukuran jalan
sesuai gambar Bestek.

Tahap IV :
- Pembuatan tanah sekat / tempat patok propil, dilaksanakan setelah hasil
uitzet dasar saluran serta kemiringannya memenuhi syarat dan pekerjaan –
pekerjaan penyempurnaan lainnya seperti penyempurnaan saluran maka
tanah – tanah buangan dan lain – lain sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

5. Pekerjaan galian harus memperhatikan terhadap keselamatan pekerja, keselamatan


bangunan yang berdekatan atau hal – hal yang dapat membahayakan atau merugikan
pihak – pihak lain.
Apabila hal ini tidak diperhatikan, maka segala kerugian yang diakibatkan menjadi
tanggungan Pemborong.

Pasal 10
URUGAN PASIR

1. Urugan pasir dilaksanakan untuk :

a. Menguruk kembali galian yang ada dibawah pondasi setebal 5 – 10 cm.

b. Dibawah pasangan canstein (batu pinggir) setebal sesuai gambar bestek.

c. Tempat – tempat lain dianggap perlu sebagai syarat teknis yang baik dan sempurna
sesuai Gambar bestek dan AV 1941.

2. Urugan pasir dilaksanakan lapis demi lapis, maximum 20 cm setiap lapis dan harus
ditumbuk serta diairi sampai padat sebelum lapisan berikutnya dipasang.

7
Pasal 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

1. Spesi Campuran 1 Semen : 5 Pasir


2. tidak diperkenankan memasang pasangan batu kali sewaktu hujan.
3. Batu kali harus dibersihkan dari lumpur / kotoran lain yang melekat sebelum dipasang.
4. Batu kali diameter > 30 cm harus dipecah.
5. Pekerjaan terhenti sebelum dimulai lagi, maka permukaannya harus dibersihkan
kemudian disiram merata dengan air semen.

Pasal 12
PASANGAN BATU BATA

Yang harus dibuat dengan adukan kuat 1 pc : 4 pasir adalah :

1. Bagian – bagian dinding / tembok dimana menurut petunjuk gambar bestek dan gambar
detail harus di buat kedap air..
2. Kelurusan Tembok agar diperhatikan
3. Plesteran Tembok Tebal 15 mm
4. Komponen pekerjaan lain yang tertera dalam gambar.

Pasal 13
PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PASANGAN ATAP MULTI RUUF

1.Pek.Kuda –kuda agar diperhatikan Kelurusan kayu


2.Kayu Yang diinginkan kls II
3.Pada saat pemasangan agar diperhatikan pertemuan ringbalk dengan kuda-kuda diperhati
Kan dikuatkan pertemuanya.
4.Untuk Pemasangan Atap multiruuf agar diperhatikan 3 kali dipasang paku untuk menghindi
Beban angin.

Pasal 14
PEKERJAAN BETON TIDAK BERTULANG

Dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil dilaksanakan untuk :


 Lantai Kerja.
 Rabat Beton.
 Bagian yang tercantum dalam gambar
 lain – lain pekerjaan dimana dianggap perlu menurut syarat – syarat pelaksanaan yang
baik dan sempurna atau sesuai petunjuk Direksi / PTP, dan dianggap perlu.

Pasal 15
PEKERJAAN BETON BERTULANG

2. Bagian – bagian yang dibuat dari beton bertulang ialah yang tertera pada gambar
konstruksi serta bagian – bagian lain tidak digambarkan pada gambar konstruksi beton
bertulang seperti kolom pengaku, dinding, balok latai dan lain – lain.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang :


8
a. Sebelum pekerjaan dimulai pelaksana wajib meneliti dimensi / ukuran yang tertera
dalam gambar.
b. Pelaksanaan pekerjaan berpedoman pada Peraturan Beton Indonesia (PBI) NI 2.
Dengan mutu beton K110 s/d K 225 dan Mutu Baja U.24.
c. Untuk konstruksi ini disyaratkan memakai pasir campuran pasir halus dan kasar, jadi
tidak diperkenankan pasir halus saja.
d. Masa pengeringan beton minimal 28 hari namun terhadap bekesting penahan sisi
vertikal dapat dilepas 3 hari sesudah pengecoran atau menurut petunjuk Direksi / PTP.
e. Bahan bekesting harus cukup kuat terhadap cuaca, sistem pemasangan dibuat mudah
lepas dan tidak mempengaruhi konstruksi tersebut.
f. Pengecoran dapat dilaksanakan setelah pembesian diperiksa dan disetujui oleh
Direksi / PTP dan pemimpin proyek.
g. Setelah pengecoran, beton harus selalu dibasahi dengan air minimal 2 kali sehari
selang 7 hari kalender.
h. Kwalitas bahan.
 Baik untuk beton bertulang maupun beton tak bertulang agregat kerikil harus padat
tanpa rongga dan keras, tidak berlumut atau licin, tidak ringan, tidak berkarang,
bukan kerikil laut dan bebas dari segala kotoran. Kerikil karang tidak boleh
digunakan
 Untuk konstruksi ini dipakai pasir kali / pasangan yang padat keras dan bersih dari
kotoran / lumpur, tidak diperkenankan memakai pasir laut.
 Untuk konstruksi ini dipakai air yang bersih bebas dari bahan kotoran organik dan
lumpur.
 Untuk konstruksi ini diharuskan memakai semen yang mempunyai sertifikat dalam
negeri, merk : Tiga Roda dan Tonasa.
Secara periodik harus dilaksanakan pengujian kekuatan tekan kubus beton (mix design) sesuai
dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 4.6. Biaya pengujian tersebut ditanggung oleh
kontraktor.

Pasal 16
PEKERJAAN PLESTERAN/ SIARAN

1. Pada pasangan batu sp. 1:4, sebelum diplester bidang Pasangan batu harus dibasahi dahulu
sampai jenuh. Begitu selesai memasang batu bata siar – siar dikeruk sedalam 1 cm dengan
tujuan supaya plesteran yang akan diplester dapat lebih kokoh menempel pada pasangan
bata. Permukaan beton yang akan diplester sebelumnya harus diberap dahulu dengan air
semen, kemudian dilakukan pemelesteran, kesemuanya ini harus dibuat dengan
sesungguhnya oleh kontraktor.
2. Semua permukaan pasangan batu bata yang terpendam didalam tanah harus diplester kasar
(berapen) dengan adukan yang sama.
Dengan adukan 1 semen : 4pasir dilakukan untuk semua plesteran sudut – sudut, pinggiran
tembok serta beton dan untuk pasangan batu.

Pasal 17
PERANCANGAN PEKERJAAN

1. Rancangan pekerjaan yang dimaksud, pihak Pemborong diwajibkan membuat analisa


teknik sesuai ruang lingkup pekerjaan yang terdiri dari :
a. Metode pelaksanaan sesuai waktu yang direncanakan
b. Urutan kegiatan kerja yang rencanakan.
c. Kebutuhan bahan yang mendukung kegiatan kerja.
9
d. Kebutuhan tenaga yang mendukung kegiatan kerja.
e. Skedule rencana pengambilan termyn.
2. Bagan waktu pelaksanaan agar disusun berdasarkan butir 1 diatas dalam bentuk bercart
yang terlihat jelas mengenai waktu kegiatan, waktu pengadaan bahan dan waktu
pengerahan tenaga serta alat – alat yang dipergunakan.
Demikian syarat – syarat / ketentuan – ketentuan pelaksanaan pekerjaan untuk dilaksanakan
dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Hal – hal yang belum diatur dalam syarat – syarat dan ketentuan ini tetap
mengikat peraturan – peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan seperti AV.41 PBI. 71 PKKI, 61 dan PUBI. 82.-

10
Pasal 18
PENYERAHAN PEKERJAAN

Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak.
Gambar-gambar dan Syarat-syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga
pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemimpin Bagian
Proyek.
Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over -
PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
 Gambar-gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah disetujui.
 Gambar instalasi listrik yang sebenarnya.
 Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.
Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan
menyetujui, bagian-bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check
List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

MENGETAHUI Pulubala, 25 Juni 2012


DIBUAT OLEH
CV. REZA KARYA

ABD. AZIS
SRI HARTATI TONGKODU Yulan Hasan
Direktur Pimpinan Teknik

11

Anda mungkin juga menyukai