Anda di halaman 1dari 7

PT.

PROFESITAMA PERKASA

BAB VI
PEMBUATAN JEMBATAN KAYU
Pasal 36
PEMBUATAN
(1) Jembatan kayu yang di pakai adalah jembatan balok kayu yaitu jembatan kayu
menggunakan balok persegi sebagai gelagar utama jembatan. Jembatan di buat
dengan panjang yang bervariasi dari 3 sampai 12 meter. Untuk jembatan yang
mempunyai bentang lebih dari satu, setiap bentang di buat maksimum 4 meter.

(2) Tinggi lantai jembatan di sesuaikan dengan ketinggian muka air banjir minimal 1
meter di atasmuka air banjir.

(3) Letak as jembatan di usahakan agak tegak lurus alur sungai, sedangkan trase jalan
menyesuaikan as jembatan.

(4) Semua pengukuran-pengukuran harus di laksanakan dengan teliti / cermat menurut


gambar-gambar rencana di bawah pengawasan dan petunjuk Pengawas Teknik.

(5) Gambar rencana adalah gambar desain standar ( typical ) yang di terbitkan oleh
Direktorat Penyiapan Lahan Permukiman pada tahun anggaran berjalan atau desain
yang di buat secara khusus oleh instansi perencana untuk lokasi pekerjaan di
maksud.

(6) Lebar jembatan 4 meter termasuk balok kerb kanan-kiri ( periksa gambar )

(7) Panjang jembatan di sesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 1


PT. PROFESITAMA PERKASA
(8) Bahan / material kayu untuk pembuatan jembatan, harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Teknik terlebih dahulu sebelum di pergunakan.

(9) Pembuatan jembatan kayu di bangun sesuaidengan gambar rencana.

Pasal 37
PEKERJAAN TANAH / OPRIT
(1) Pekerjaan tanah meliputi penggalian dan penimbunan pada kepala jembatan dan
oprit. Penimbunan di lakukan dengan tanah yang baik dan harus bersih dari sisa-sisa
akar, daun serta batang kayu dan di setujui oleh Pengawas Tekinik.

(2) Sebelum penimbunan di laksanakan permukaan tanah dasar harus di bersihkan.

(3) Penimbunan harus di lakukan lapis demi lapis setebal maksimum 20 cm di gilas
padat pada setiap lapis.

(4) Oprit jembatan di buat maksimum sepanjang 30 meter ( satu – sisi ) dari kepala
jembatan dengan kelandaian maksimum 6 % kemudian di beri perkerasan dengan
laterit atau sirtu setebal 15 cm padat dan di gilas untuk mendapatkan lapisan yang
padat dan permukaan yang rata, kecuali pada jembatan-jembatan tertentu di mana
keadaan setempat menghendaki opritnya lebih dari 30 meter akan di tentukan
kemudian di lokasi pekerjaan ( pada waktu pelaksanaan ). Bahan perkerasan yang di
pergunakan adalah tanah puru ( laterit ) atau sirtu harus sama dengan kualitas bahan
perkerasan jalan.

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 2


PT. PROFESITAMA PERKASA

Pasal 38
PEKERJAAN KAYU
(1) Jembatan harus di buat dari kayu mutu klas awet dan kuat I sesuai standar PKKI dan
di setujui oleh Pengawas teknik dengan syarat-syarat :
a. Kayu harus baik, cukup tua, kering dan tidak banyak mata atau lobang dan
cacat. Kayu tersebut dapat di peroleh di antaranya dari hasil pembukaan lahan
( land clearing ).
b. Baut, paku dan bahan penyambung lainnya yang di pergunakan harus
berkualitas baik dengan ukuran sesuai dengan yang di butuhkan dalam
gambar.
1) Ikatan antara bangunan Atas dan Bangunan bawah :
 Sambungan kayu dengan kayu di lakukan dengan sistem sambungan
konstruksi kayu. Balok-balok di baut pen ( drift bolt ) pada balok
tumpuan di pangkal dan pilar.
 Untuk mengatasi kemungkinan jembatan terangkat pada waktu
banjiir dapat di perkuat dengan baja strip dan di angkur ke pondasi.

2) Gelagar
 Gelagar memanjang dan melintang di buat dari kayu persegi atau
sesuai dengan gambar.
 Hubungan antara gelagar memanjang dengan gelagar-gelagar
melintang baik pada kepala jembatan atau pilar dengan baut / baut,
pen / paku jembatan dan di perkuat dengan baja strip / sengkang.

3) Lantai Jembatan
 Lantai jembatan dari papan kayu dengan ukuran tebal 8 cm ( 8 x 20 )
di pasangtegak lurus dengan gelagar memanjang.

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 3


PT. PROFESITAMA PERKASA
 Hubungan lantai jembatan dengan gelagar utama di pakai paku
jembatan / baut dan antara papan satu dengan yang lain di buat
jarak  1 cm agar kotoran / air yang ada di atas jembatan bisa lolos
untuk menjaga keawetan lantai.
 Lantai jembatan di lengkapi dengan lantai roda dari papan kayu
ukuran tebal 8 cm ( 8 x 20 ) di buat 2 buah dengan masing-masing
lebar 80 cm rapat dan jarak keduanya di sesuaikan dengan jarak
antara roda kanan dan kiri mobil yang sering lewat. Hubungan
dengan lantai di pakai paku jembatan dan di perkuat dengan baja
strip.
 Pada tepi-tepi jembatan di pasang balok penjepit dengan ukuran 5 x
12 cm. Hubungan dengan lantai jembatan dan balok gelegar
memanjangdi pakai paku jembatan di perkuat dengan baja strip.
 Pelaksanaan agar di sesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk
Pengawas Teknik.

4) Sandaran
 Untuk keamanan pemakai jalan / lalu lintas jembatan perlu di
pasang sandaran dari kayu. Ukuran tiang sandaran 10 x 15 cm, jarak
antara tiang berkisar antara 1,00 sampai 1,50 meter tinggi 1,00 meter
dari lantai jembatan, di lengkapi dengan balok sandaran ukuran 10 x
10 cm.
 Pelaksanaannya agar di sesuaikan dengan gambar rencana dan
petunjuk PengawasTeknik.

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 4


PT. PROFESITAMA PERKASA

Pasal 39
PEKERJAAN PANCANG
Pekerjaan pancang terdiri dari pemancangan tiang-tiang untuk kepala jembatan, pilar
turap atau pilar sayap.
Ketentuan Pelaksanaan :
(1) Sebelum penumbukan tiang di mulai harus terlebih dahulu di beritahukan kepada
Pengawas Teknik untuk mendapat izin memulai penumbukan.

(2) Perancah tumbuk ( heil stelling ) harus di buat cukup kuat.

(3) Kepala tiang yang di tumbuk harus di beri cincin besi. Tiang yang di tumbuk bila
kepala kayu pecah-pecah / hancur maka penumbukan harus di hentikan dan setelah
kapala kayu di potong kemudian di tumbuk lagi.

(4) Apabila kayu satu batang setelah di tumbuk dapat habis masuk tanah, maka di buat
tiang sambungan ( disambung ).

(5) Penumbukan dapat di hentikan apabila dalam 10 tumbukan terakhir dengan


menggunakan besi tumbuk sebesar 500 kg dengan tinggi penumbukan (slag) 1 M,
maksimum masuk 0.50 cm.

(6) Bila terdapat kelainan keadaan tanah hingga tiang dengan mudah masuk tanah, atau
apabila dasar sungai terdiri dari batu-batu kerikil yang sulit untuk di tembus tiang
pancang, maka Pelaksana Fisik harus segera memberitahukan kapada Pengawas
Teknik untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 5


PT. PROFESITAMA PERKASA
(7) Bila jembatan telah selesai dan ternyata ada penurunan dalam waktu “ masa
pemeliharaan ” maka Pelaksana Fisik harus memperbaiki sesuai petunjuk Pengawas
Teknik.

Pasal 40
PEKERJAAN TEER DAN CAT
(1) Seluruh kayu-kayu jembatan di teer. Sebelum di lakukan pekerjaan teer / cat kayu –
kayu tersebut harus di bersihkan dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat pada
permukaannya (seperti tanah, lumpur, dan lain-lain ).

(2) Pengeteeran di lakukan minimum 2 ( dua ) kali dan di lakukan dengan rata / rapi,
sehingga seluruh permukaan kayu tersebut tertutup teer. Semua pemberian teer
( pengeteeran ) harus di selesaikan sebelum memualai pengecatan dan tidak di
lakukan selama atau segera sesudah hujan atau selama permukaan kayu masih
basah.

Pasal 41
PEKERJAAN LAIN - LAIN
(1) Membuat jembatan-jembatan darurat pada jalan penghubung baru dan jalan poros
baru, serta gorong-gorong darurat di jalan poros baru.

(2) Membuat tanda-tanda pengaman pada kedua pangkal jembatan dengan konstruksi
dari balok kemudian di cat dengan warna putih / hitam. Cat yang di pergunakan
adalah cat yang memantulkan cahaya ( scoth light ).

(3) Membersihkan lokasi dari sisa bahan bangunan setelah pekerjaan seluruhnya selesai
termasuk pembongkaran bangunan-bangunan sementara / penunjang, terutama
bahan-bahan yang terletak pada tempat-tempat yang dapat mengganggu keamanan
lalu lintas.

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 6


PT. PROFESITAMA PERKASA

Pasal 42
PENGUKURAN HASIL KERJA
Jembatan kayu akan di ukur dan di bayar untuk setiap meter panjang jembatan kayu yang
telah di nyatakan selesai oleh Pengawas Teknik. Pekerjaan tersebut mencakup semua
pekerjaan bangunan bawah, bangunan atas dan kelengkapan-kelengkapan lain yang di
perlukan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk PengawasTeknik.

Pasal 43
DASAR PEMBAYARAN
Pembayaran hasil pelaksanaan jembatan kayu akan di bayar sesuai dengan hasil
pengukuran yang sudah selesai di kerjakan dan tergambar dalam peta monitoring jalan
menurut mata pembiayaan sebagai berikut :

No. MATA PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN

1. Jembatan kayu M’

SPESIFIKASI TEKNIS – RTSP 2008 Hal. VI - 7

Anda mungkin juga menyukai