Anda di halaman 1dari 20

Panduan Jembatan

Halaman 1 dari 20

PANDUAN STANDAR TEKNIS


JEMBATAN
I. UMUM
I.1. Definisi
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi diatas sungai yang digunakan sebagai
prasarana lalulintas darat.
I.2. Kriteria Sistem
Lingkup jembatan dalam proyek ini adalah jem,batan yang melengkapi sisitem
lalulintas ekonomi dan transportasi masyarakat desa, yaitu :

Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan desa dengan desa lain atau kota
sebagai prasarana perhubungan ekonomi dan komunikasi desa;

Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat


pemerintahan desa atau pusat kegiatan ekonomi/pasar desa.

Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat


kegiatan produksi, seperti : pertanian, perkebunan, dll.

I.3. Teknologi dan Jenis Konstruksi


Perencanaan teknis dilaksanakan oleh Konsultan Pendamping, dibantu Kepala
Pelaksana (mandor) dan alternative desain sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan dan pemeliharaan dilakukan oleh masyarakat desa itu sendiri dengan
bahan bangunan diutamakan dari bahan yang ada/mudah diperoleh di daerah tersebut.
I.4. Jenis Konstruksi
Kriteria jenis konstruksi yang disarankan dalam proyek ini adalah :

Jembatan untuk lalulintas orang dan kendaraan roda dua dengan konstruksi
dari bambu atau kayu.

Jembatan untuk lalulintas kendaraan beroda empat dengan beban ringan 3,5
ton, yaitu jembatan kayu dan jembatan kayu dengan gelagar besi.
ALTERNATIF PILIHAN KONSTRUKSI JEMBATAN

Jenis Konstruksi
Jembatan Bambu

Fungsi Pemakaian
Pejalan kaki & roda dua

Ukuran Konstruksi
Lebar maks. = 2,0 meter
Panjang maks = 10,0 meter

Jembatan Gantung

Pejalan kaki & roda dua

Lebar maks. = 1,5 meter


Panjang maks = 60,0 meter

Jembatan Kayu
Jembatan Kayu dengan
Gelagar Besi

Kendaraan roda empat beban


ringan

Lebar maks. = 3,5 meter

Kendaraan roda empat beban


ringan

Lebar maks. = 4,5 meter

Panjang maks = 6,0 meter


Panjang maks = 16,0 meter

Panduan Jembatan

Halaman 2 dari 20

Catatan : Gunakan bentang dengan kelipatan 3 meter untuk jembatan gelagar kayu, dan 5
meter bila menggunakan gelagar profil baja.
Jembatan konstruksi beton dengan gelagar beton dan lantai plat beton dapat
digunakan bila keadaan mengijinkan.
I.5. Gambar Perencanaan
Gambar dibuat di kertas A3 yang terdiri dari :
- Gambar Tata Letak
- Gambar denah dan potongan
- Gambar detail konstruksi
Gambar dapat dilakukan dengan sket dengan syarat dapat dibaca dan dimengerti
mandor, dengan ukuran dalam cm.
I.6. Perhitungan Volume Pekerjaan
Dibuat dengan berdasar gambar yang sudah selesai dan disetujui dalan MAD berupa
Daftar Kebutuhan Bahan, pada blangko yang telah tersedia.
I.7. Perhitungan Kebutuhan Hari Orang Kerja (HOK)
Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh masyarakat setempat dengan
menitikberatkan pada masyarakat miskin, dan perlu kesepatakan penggunaan tenaga
kerja dan kebutuhan HOK untuk menyelesaikannya. Kebutuhan tenaga terampil
minimal 2 orang tukang kayu.
I.8. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
RAB (Rencana Anggaran Biaya) dibuat berdasar hasil perhitungan volume pekerjaan
dan kebutuhan Hari Orang Kerja serta hasil suvei harga bahan.
Rencana anggaran biaya ini harus disetujui oleh Ketua Umum LKMD, Konsultan
Pendamping, dan Pimpro yang harus bisa dimengerti oleh pelaksana lapangan
(mandor)
II. JEMBATAN BAMBU
II.1. Perencanaan Teknis
a. Survei Lokasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalan survey lokasi :
- kondisi situasi penampang sungai yang dilewati jalan atau rencana jalan.
- Rencana posisi jembatan
- Pengukuran lebar sungai untuk mengetahui rencana bentang jembatan
- Data tinggi air maksimum / tinggi air banjir yang pernah terjadi yang didapat dari
penduduk setempat dan di control dengan data yang ada di Dinas Pengairan
setempat.
- Survei harga material yang tersedia dan material yang harus dibeli dari luar desa.
b. Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi, setelah diperoleh bentang yang dibutuhkan :

Panduan Jembatan

Halaman 3 dari 20

- Jembatan bambo tipe Dua Perletakan, untuk batang maksimum 5,0 meter
- Jembatan bambo tipe Sokongan, untuk bentang maksimum 10,0 meter
Tinggi jagaan (clearance) minimum 1,0 meter dari tinggi muka air banjir. Pengikat
struktur bamboo digunakan tali ijuk dengan diameter minimum 8 mm
II.2. Teknis Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan lokasi
b. Persiapan material
c. Pekerjaan konstruksi jembatan
d. Pembersihan dan pemulihan lokasi
a. Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan dengan cangkul, sabit, dsb pada lokasi yang akan digunakan
untuk jembatan dan telah ditentukan sebelumnya agar bersih dari pohon-pohonan,
akar-akaran, dan tonggak-tonggak.
Amankan lahan yang akan digunakan dengan pagar agar tidak terganggu oleh orang
dan binatang.
b. Persiapan Material
Bambu yang digunakan untuk konstruksi jembatan harus cukup tua dengan kualitas
baik, lurus dan panjang, diantaranya jenis bambu gombong, bambu tali, dan bambu
betung,. Bambu ini memiliki kekuatan, keuletan, dan keawetan yang baik, atau jenis
lain dengan persyaratan antara lain :
- Bambu harus berumur tua, berwarna kuning jernih, hitam atau hijau tua, berbintik
putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan mengkilat, bukubukunya tidak boleh pecah.
- Pelupuh dan barang anyaman bambu seperti dan lain-lain harus terbuat dari bambu
yang terndam dengan baik, tahan lama dan terbuat dari jenis bambu dengan garis
tengah minimum 4 cm dan harus terbuat dari kulit bambu.
- Bambu untuk tiang atau cerucuk stabilitas tanah, harus dari jenis yang tahan lama
dengan garis tengah minimum 8 cm.
c. Pemasangan Konstruksi Jembatan.
1) Pemasangan Kepala Jembatan
Pemasangan kepala jembatan ditandai dengan patok yang dipasang dengan tinggi
yang menggambarkan tinggi jembatan yang akan dibangun.
-

Ratakan tanah disekitar perletakan untuk kepala jembatan

Letakkan dua batang bambu ke arah melintang dengan panjang sesuai lebar
jembatan dengan diameter bambu 10 -14 cm dan diperkuat dengan 3 buah
pasak bambu pada setiap batang bambu tersebut.

Pancangkan dikedua sisi bamboo perletakan masing-masing 5 batang dengan


panjang 1,50 meter dan jarak bersih antara batang 30 cm.

Panduan Jembatan
-

Halaman 4 dari 20

Pemancangan dengan palu tangan, berat 8-10 kg, bila tanah asli cukup keras,
pemancangan dihentikan saat bambu susah masuk.

2) Pemasangan Gelagar Memanjang


Bambu dipasang arah memanjang dengan bantuan perancah selebar 1,5 meter.
Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali ijuk atau kawat dengan jarak
antar ikatan 2 meter. Perkuatan tambahan untuk ikatan gelagar memanjang
dengan mengikat dengan besi beton diameter maksimal 6 mm.
3) Membuat Tiang Sokongan
Tiang sokongan terdiri dari dua batang bambu yang diikat satu sama lain dengan
ijuk atau kawat.
-

Pancangkan tiang sokongan pada kedua tebing sungai dengan kedalaman 2,5
meter.

Hubungkan bagian atas kedua sokongan pada masing-masing sisi tebing


dengan tali ijuk/kawat.

Pasang batang mendatar (panjang 3 meter / sesuaikan dengan lebar jembatan


+ 30 cm) pada puncak sokongan dengan tali ijuk/kawat.

4) Pemasangan Batang Tegak


-

Batang tegak terdiri dari dua batang bambu yang terpisah.

Kedua batang tegak dilubangi 8 cm pada bagian sebelah atas batang


mendatar, kedalam lubang tersebut dimasukkan pasak batang bambu ukuran 8
cm, antara batang tegak diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk/kawat.
Batang tegak diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk.
Catatan : Satu lubang untuk pasak dibuat tepat di bawah buku bambu.

Hubungan seperti diatas dilakukan juga pada batang yang dipasang di bawah
lantai jembatan dengan lubang pasak diletakkan di atas buku bambu.

5) Pemasangan Lantai
Pasang anyaman bambu dilantai jembatan dengan cara mengikatnya pada besi
pengikat gelagar memanjang.
6) Pemasangan Tiang Sandaran
Pasang tiang sandaran setinggi satu meter dari lantai jembatan dengan cara
mengikatkan pada batang tegak dengan menggunakan tali ijuk, dengan jarak tiang
1 meter.
Hubungkan bambu dari tiang pada bagian atas dan diikat satu sama lain.

Panduan Jembatan

Halaman 5 dari 20

III.JEMBATAN GANTUNG
III.1.Perencanaan Teknis
a. Survei Lokasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan survei sama dengan yang tertulis
pada jembatan bambu. ( Secara umum pelaksanaan survey lokasi sama untuk
pembangunan jembatan jenis apa saja)
b. Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi dari material bambu setelah diperoleh bentang
yang dibutuhkan, ukuran lebar 1,5 meter dan panjang maksimum 60 meter.
Bentang
(m)
15

H
(m)
3,0

f
(m)
1,5

seling
Pengaku
3/8

kabel
Utama
1/2

f
(m)
0,31

20

3,5

2,0

1/2

5/8

0,42

25

4,0

2,5

1/2

5/8

0,52

30

5,0

3,0

1/2

3/4

0,62

35

6,0

3,5

5/8

3/4

0,73

40

7,0

4,0

5/8

7/8

0,83

45

7,5

4,5

5/8

7/8

0,94

50

8,0

5,0

3/4

1,04

55

9,0

5,5

3/4

1 1/8

1,15

60

10,0

6,0

3/4

1 1/4

1,25

Panduan Jembatan

Halaman 6 dari 20

III.2.Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan lokasi
b. Persiapan material
c. Pekerjaan konstruksi jembatan
d. Pembersihan dan pemulihan lokasi
a. Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan sama dengan jembatan bambu.
b. Persiapan Material
Material yang disiapkan sebelum pelaksanaan pembangunan yaitu :
- Tiang utama (Pylon), dibuat di bengkel besi. Pelaksanaan di lapangan hanya tinggal
merakit dan menyetel pada lantai pondasi.
- Klem, kabel sling, besi penggantung, warfel, dll jumlahnya tergantung kebutuhan,
jadi ditentukan pada saat perencanaan.
- Kayu balok, papan, paku untuk lantai jembatan.
- Batu belah, pasir dan semen unutk pondasi.
c. Pemasangan Konstruksi Jembatan
1) Penentuan as jembatan dengan menggunakan patok kayu, ketinggian jembatan
ditentukan pada patok tersebut. Usahakan jembatan berdiri pada posisi datar.
2) Gali pondasi untuk dudukan pylon dan pondasi angker.

3) Buat pasangan batu kali untuk pondasi pylon dan blok angker dengan campuran 1
semen : 3 pasir, angker untuk landasan pylon, kabel dan untuk pengaku harus
dipasang dengan benar.

Panduan Jembatan

Halaman 7 dari 20

4) Pasang tiang pylon yang sudah dibuat di luar lokasi, kemudian baut pada
hubungan antara tiang pylon dan pondasi dikencangkan.
Pengaku dari besi siku dipasang melintang pada ujungatas pylon dengan baut.
5) Pasang kabel dengan menghubungkan dua blok angker di kedua tepi sungai
melalui kedua puncak (rol) pylon yang dilewati. Sambungan kabel dan blok
angker harus menggunakan warfel.
6) Pasang besi penggantung dan gelagar melintang dimulai dari bagian (segmen I)
yang paling dekat dengan Pylon.
7) Pemasangan bangian II dan seterusnya, sama dengan pemasangan bagian I.
Untuk kelancaran kerja, antara 2 gelagar melintang dipasang lantai sementara.
(dari bambu/papan/balok kayu).
8) Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar.
9) Pasang gelagar memanjang yang menumpu pada gelagar melintang.
Penyambungan gelagar-gelagar memanjang tidak boleh dalam satu garis (harus
seling-seling).
10) Pasang lantai jembatan
IV. JEMBATAN KAYU DAN JEMBATAN GELAGAR BESI
IV.1. Perencanaan Teknis
A. Survei Lokasi
Semua kegiatan survei untuk pembangunan jembatan pada umumnya sama dengan
penjelasan sebelumnya
B. Kriteria Desain
Jembatan desa difungsikan untuk prasaranan penghubung lalu lintas kendaraan
ringan dengan volume rendah
1. Ketentuan Tinggi Jagaan (ruang bebas dibawah jembatan / clearance)
Kondisi

Sifat Aliran Sungai

Irigasi

Tenang

0.50 meter

Dataran

Tenang

0.60 meter

Deras

1.00 meter

Tenang

1.0 meter

Deras

1.50 meter

Perbukitan

2.

Tinggi Jagaan dari Muka Air Banjir (MAB)

Konstruksi Bangunan Atas


a. Bentang Jembatan
Bentang jembatan < 6 m dengan gelagar kayu

Panduan Jembatan

Halaman 8 dari 20

Bentang jembatan 6 s/d 15 meter dengan gelagar besi


b. Konstruksi jembatan gelagar kayu
Konstruksi jembatan gelagar kayu dengan dua perletakan
- Kayu yang digunakan minimal kayu klas kuat II (kruing, meranti merah,
rasamala, atau menggunakan bahan lokal)
- Lantai menggunakan kayu 6/20 cm
- Baut dan paku untuk sambungan struktur kayu.
Berikut Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan
Bentang
Bersih

Penampang
Balok

Panjang Balok

s/d 3,0 m

Persegi panjang

3,0 m

255 150

Persegi

+ 50 cm

215 215

bundar
s/d 4,5 m

2.5 3
4.5
Jumlah Balok
3

255

Persegi panjang

4,5 m

300 150

Persegi

+ 50 cm

240 240

bundar
s/d 6,0 m

Ukuran Balok
(mm)

Lebar
Jembatan (m)

300

Persegi panjang

6,0 m

300 200

Persegi

+ 50 cm

280 280

bundar

400

c. Konstruksi Jembatan Gelagar Besi


Konstruksi jembatan gelagar besi dengan dua perletakan system simple
beam
i. Besi profil yang digunakan I profil
ii. Lantai dengan balok kayu 6/20 cm
iii. Baut dan paku untuk menghubungkan elemen struktur besi dan kayu

Panduan Jembatan

Halaman 9 dari 20

Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan

Bentang
Bersih

Penampang
Gelagar (m)

Tinggi (H)
(mm)

Lebar Leher
(mm)

Berat
per m
(kg)

3,5

200

90

78

4,5

200

90

105

5,5

230

102

166

6,5

260

113

250

7,5

280

119

333

8,5

300

125

430

9,5

320

131

545

10

10,5

360

143

757

11

11,5

380

149

918

12

12,5

400

155

1100

13,5

425

163

1340

14

14,5

425

163

1442

15

15,5

450

170

1725

16

16,5

475

178

2040

Lebar
Jembatan (m)
2.5 3
4.5
Jumlah Balok

3. Pembebanan Jembatan
Pembebanan pada jmebtan untuk lalu lintas ringan
-

Beban merata 300 kg/cm2

Beban kendaraan ringan :

poros depan

1,5 ton

Poros belakang

3,5 ton

4. Konstruksi Bangunan Bawah


Konstruksi bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan dengan
pondasi langsung.
a. Pondasi langsung tipe pasangan batu kali.
b. Pondsi langsung tipe balok kayu
c. Pondasi tiang pancang kayu untuk tanah jelek

Panduan Jembatan

Halaman 10 dari 20

5. Kontruksi Tiang Pancang


Konstruksi ini digunakan untuk bangunan bawah jembatan yang lokasinya berada
di tanah jelek, sehingga kayu yang dugunakan harus terbuat dari kayu klas kuat I
- Ukuran balok kayu persegi

15 15 cm s/d 30 30 cm

- Ukuran balok gelondong / bulat

diameter 24 cm s/d 34 cm

kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan
maksimum 6 meter.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan palu pemukul yang pemukulannya
R=

W H
6 S 15

Dimana : R = Pembebanan aman (kg)


W = berat palu (kg)
H = tinggi jatuh palu dikurangi 2 kali tinggi balik palu (cm)
S = tinggi penurunan (cm)

Teknik Pemancangan Tiang Pancang Kayu

Panduan Jembatan

Halaman 11 dari 20

Jembatan Kayu Dengan Gelagar Kayu


IV.2. TEKNIS PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan lokasi
b. Persiapan material
c. Pekerjaan konstruksi jembatan
d. Pembersihan dan pemulihan lokasi
a. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi secara garis besar sama dengan pembersihan lokasi untuk
pembangunan jembatan pada umumnya.
b. Persiapan Material
Jembatan Kayu
- Kayu balok 15/30 atau 30/30 atau kayu gelondong diameter 24 s/d 40 cm
- Papan kayu dimensi 8/25 cm
- Kayu kaso/usuk 5/7
- Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm
- Paku, tali sabut

Panduan Jembatan

Halaman 12 dari 20

- Sirtu (40% pasir dan 60% batu)


- Batu kali
- Meterial lainnya sesuai dengan gambar rencana
Jembatan Kayu Gelagar Besi
- Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter
24 s/d 40 cm
- Besi profil I sesuai dengan ukuran untuk jembatan gelagar besi
- Papan kayu tebal 8/25
- Besi siku L 40. 60. 5 ; L. 70. 700. 7 ; L 90. 150. 10
- Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm
- Paku dan mur baut
- Sirtu (40% pasir dan 60 5 batu)
- Batu kali
- Material lainnya sesuai dengan gambar rencana
c. Pemasangan Konstruksi Jembatan
1. Penentuan as jembatan
Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan tinggi patok,
yang kemudian tarik benang pada patok tersebut.
2. Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
- tentukan rencana ukuran pondasi batu kali
- gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras.
- hamparkan pasir urug setebal 10 cm dan padatkan.
- Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen : 3 pasir, sesuai dengan rencana
ukuran pondasi.
- Tempatkan balok kayu dimensi 30 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi
beton 12 mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.

Panduan Jembatan

Halaman 13 dari 20

Tipe Pondasi Batu Kali Untuk Tanah Kurang Baik


Pondasi langsung Tipe Balok kayu untuk tanah stabil dan tanah keras.
- Gali tanah sedalam 50 cm, lebar 150 cm
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 5 m ke arah melintang dengan
jarak bersih 30 cm antar batang, sebagai pondasi lapis pertama.
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 1,5 m diatas lapis pertama
sebagai pondasi lapis kedua. Jarak as ke as balok lapis kedua 100 cm dengan
takikan 5 cm.
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama
dengan lapisan pertama.
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama
dengan lapisan kedua.
- Tempatkan satu balok sebagai tumpuan gelagar jembatan pada bagian tengah
pondasi, untuk balok bulat bagian atasnya diratakan setebal 5 cm.
- Isi bagian kosong pada bagian belakang antara balok dengan batu kerikil 2 -3 cm
yang dipadatkan lapis demi lapis.

Catatan : Untuk pondasi langsung tipe balok kayu susunan yang digunakan sama
dengan jarak antar balok 30 cm
Pondasi Tiang Pancang Kayu untuik tanah kurang baik.
Kedalaman pancang kayu untuk tanah kurang baik.
- Pancangkan 6 batang kayu ukuran 30 30 cm yang ujung-nya telah diruncingkan
pada posisi as jembatan, yang dipukul dengan palu beton berat 100 kg ukuran 30
30 50 cm, dengan tinggi jatuh 50 100 cm.

Panduan Jembatan

Halaman 14 dari 20

- Penghentian pemancanggan apabila pada 10 kali pukulan terakhir, dengan tinggi


jatuh 100 cm, jumlah penurunan kumulatif 5 m.
- Penyambungan tiang pancang denagn cara memotong kedua bagian tiang kemudian
diklem dengan plat besi 3 cm 3 mm dan diikat dengan kawat 3 mm
- Di atas tiang pancang dipasang balok kayu ukuran 30 30 cm yang
menghubungkan dua tiang pancang dengan cara diklem dengan plat atau
menggunakan paku pengapit dari besi beton 16 mm.
- Pasang balok kayu sbagai tumpuan gelagar antara dua kepala tiang pancang,
panjang 3,5 meter atau sesuai lebar rencana jembatan dan pasang kayu pengapit
pada setiap tiang pancang.
3. Pemasangan gelagar jembatan dan lantai jembatan
a. Gelagar kayu
Pemasangan gelagar balok dilakukan setelah kegiatan pondasi dan kepala
jembatan, pemasangan gelagar diatas balok tumpuan. Klem gelagar jembatan ke
balok tumpu dengan pondasi.
Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25 dan pakukan ke gelagar jembatan.
Pada bagian lintasan roda dipasang papan 4/30 diikat dengan 2 baut sekrup 10
mm dan plat pengapit ke gelagar jembatan.
Dibagian lintasan roda kendaraan dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.
4. Pemasangan sandaran pengaman (tiang sandaran/hand railing)
Tiang sandaran dari kaso 5/7 dengan cara pasangnya yaitu memakukannya pada
balok tepi.

Standart Pembebanan jembatan gelagar besi:

Beban hidup merata 300kg/m2

Beban kendaraan 5 ton ( poros depan 1.5 ton, poros belakang 3.5 ton. Jarak
poros standart )

Panduan Jembatan

Halaman 15 dari 20

PEMILIHAN GELAGAR BESI JEMBATAN

Fabrikasi dan Ereksi ( pemasangan ) :

Paling penting adalah :Pengelasan yang ada arus berkualifikasi Las Kontruksi ,
bukan sekedar pengelasan asal sambung atau las titik.

Las penuh ( 1cm X 1cm )

Apabila menggunakan profil I / WF harus ada penguat lipat yang cukup rapat dan
kuat

Gunakan ikatan diagonal dan Diafragma.

Kayu yang digunakan harus tahan cuaca ( Ulin, jati, bengkirai,damar laut, dll )
ditutup dengan aspal dan pasir

Bacfill dari tanah kepasiran agar mudah padat. Bila tanah lempung, maka akan
terjadi penurunanterus menerus.

Panduan Jembatan

Halaman 16 dari 20

V. JEMBATAN BETON
Untuk desain dan konstrusi jembatan beton konsultan pendamping dapat
menggunakan Standar Bina Marga / KIMPRASWIL untuk jalan kabupaten.
Keuntungan dan kerugian penggunaan jembatan beton dibanding jembatan kayu atau
jembatan gelagar besi, antara lain:
Keuntungan
- Masa pakainya lebih lama
- Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan
- Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah daripada gelagar
besi
- Dapat dibangun di tempat yang tidaj ada kayu dan pengangkutan gelagar besi
sangat sulit/relatif mahal
- Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton
yang notabene sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pemahaman struktur
beton dan cara pengerjaannya.
Kerugian
- Perlu ketrampilan khusus dalam desain
- Perlu pengawasan yang tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa meninggalkan
lokasi bangunan
- Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan
- Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi, maka perlu
pondasi yang terjamin kuat
- Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan
- Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka lebih
berbahaya
- Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar, dan proporsi dana
untuk bahan lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga kerja
- Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar
- Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat diterapkan oleh
masyarakat sendiri pada masa pasca proyek, karena sangat bergantung pada
konsultan dan pemngawas. Mereka tidak mendapatkan ketrampilan yang dapat
diterapkan pada kebutuhan lain-lain.
Persyaratan untuk Jembatan Beton
Karena masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu beberapa
pembatasan dan persyaratan untuk jembatan beton, sebagai berikut :

Panduan Jembatan

Halaman 17 dari 20

1. Ukuran bentang dibatasi yaitu 6 meter. Untuk bentang lebih panjang harus
mendapatkan persetujuan dari konsultan inti dan Pimpro berdasarkan hasil dan
temuan di lapangan, dan hal ini perlu didukung dengan alasan yang sangat kuat
2. Desainer harus sudah berpengalaman dalam pembuatan jembatan beton
3. Harus tersedia tenaga pengawas lapangan yang sudah berpengalaman dengan
pembuatan struktur yang sama. Orang tersebut harus siap bekerja di tempat
jembatan selama pelaksanaan jembatan, dan tidak boleh merangkap pengawas
lokasi proyek lain.
4. Pondasi harus jelas kuat dan stabil, yang dapat diperiksa melalui tes pit atau
pengeboran (soil auger). Jembatan beton tidak diijinkan pada lokasi yang
mempunyai sifat tanah kurang stabil dan daya tahan lemah. Jembatan beton
untuk lokasi dengan tanah kurang baik memerlukan suatu penelitian yang cukup
mahal, termasuk test laboratorium tanah, dengan pondasi yang rumit dan mahal.
Harganya sudah tidak memenuhi persyaratan yang ada pada pedoman operasional
program.
Standart jembatan Beton desa :

Beban gandar 8.0 ton

Bebaban jalur 2,2 ton per meter per jalur (2.75m)

Beban lejut k= ( l + 20 ) / ( 50 + l ), dimana l = bentang jembatan

Bentang max yang dibolehkan 6m

Penulangan :
Beton = K225
Besi

= 1400kg/cm2 (U24)

Standart Dimensi & Momen lapangan :


Pondasi Jembatan :
1. Batu kali :
-

Untuk jenis tanah keras / berbatu

Tanah lunak dengan lapisan 2 - 6 m

A = 0.27 H.

min 60 cm

Panduan Jembatan

Halaman 18 dari 20

10cmcm

10cmcm
2. Pondasi Sumuran :

- Untuk tanah lunak dengan lapisan dangkal 2 6 m


A = 0.47 H. min 100 cm
- Untuk tanah krikil

Diameter sumur min 1.2 m


3. Pondasi Tiang Pancang :
- Untuk jenis tanah lunak dengan lapisan dalam ( > 6m )

3D

Panduan Jembatan

Halaman 19 dari 20

Standart Dimensi dan Momen Lapangan

Catan khusus Jembatan Beton:

Pondasi di cek secara khusus kemampuan tanahnya, bila meragukan diadakan tes tanah ( sondir )

Disiapkan tenaga pengawas yang berpengalaman dan siap bekerja full time

Panduan Jembatan

Halaman 20 dari 20

Anda mungkin juga menyukai