Anda di halaman 1dari 28

RINGKASAN

Anggriani. 1722070003. Metode pelaksanaan pekerjaan bronjong kawat di Desa Camming,

Kabupaten Barru. (Dibimbing oleh Irawan Alham dan Andi Imran Anshari).

Bronjong adalah susunan anyaman kawat atau baja galvanis dan kawat pvc dengan

kongfigurasi tertentu (bentuk kotak dengan lubang segi enam) yang beguna sebagai pengikat

atau perkuatan dari tumpukan batu. Kawat galvanis adalah kawat yang dilapisi bahan anti

karat yang menyerupai krom sehingga galvanis mempunyai kekuatan dan tahan terhadap

karat. Kegunaan kawat galvanis sebagai bahan baku pembuatan bronjongatau gabion, bahan

baku kawat harmoni, kawat pager duri. Penahan tebing menggunakan bronjong banyak

digunakan pada tebing-tebingtanah untuk menahan agar tidak longso, juga tebing sungai pada

pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai atau mengatasi gerusan air sungai

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu mendeskripsikan pelaksaan bronjong,

sedangkan kegunaanya untuk memberikan informasi kepada mahasiswa program studi teknik

kelautan tentang bagaimana metode pelaksaan pekerjaan bronjong dengan benar.

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 19 November sampai dengan akhir 23

Desember, bertempat di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pengambilan data yakni

interview atau wawancara dengan pekerja yang ada di lapangan. Selain itu dilakukan

observasi lapangan atau pengamatan langsung melalui dokumentasi berupa video atau foto-

foto dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan materi kajian.

Hasil yang diperoleh merupakan penyelesaian metode pelaksanaan pekerjaan

bronjong. (hasilx harus berdasarkan dari pembahasan)

Kata Kunci : Bronjong


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang berada pada pesisir barat Provinsi

Sulawesi Selatan, terletak antara koordinat 40o5’49”- 40o47’35” lintang selatan dan

119o35’00”- 11o49’16” bujur timur dengan luas wilayah 1.174.72 km2 dengan garis pantai

sepanjang 78 km. Jumlah penduduknya berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2009

sebesar 162.985 jiwa dengan kepadatan rata-rata 138,74 jiwa/km2 (Deskripsi wilayah

Provsulsel.go.id)

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya

pembangunan sesuatu bangunan, mencakup pekerjaaan pokok dalam bidang teknik sipil dan

arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan displin lain seperti teknik industri, mesin,

elektro, geoteknik, maupun lengkap.

Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari

bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara

keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi

Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain.

Jembatan merupakan kebutuhan masyarakat di Desa Camming Kecematan Palakka

dimana aktivitas Pertanian dan Perkebunan melalui sungai camming yang dimana memiliki

lebah kurang lebih 40m yang mengharuskan jembatan dibangun untuk aktivitas. Tujuan

utama di bangunannya jembatan gantung dan jalan lingkungan tersebut adalah untuk

memberikan kemudahan pergerakan antardesa serta membuka isolasi daerah yang

terpisahkan sungai
Bronjong adalah “konstruksi sebagai penahan dan pelindung yang terbuat dari

anyaman dari belahan – belahan bamboo atau kawat atau dari bahan – bahan lain, yang diisi

dengan batu – batu untuk tujuan tertentu” (dikutip dari buku Bronjong Dinas PU). Bronjong

adalah suatu konstruksi dasar dari bangunan maupun tanggul. Bronjong sering digunakan

untuk masala longsor akibat pergeseran tanah dan erosi akibat gerusan air. Bronjong

umumnya dapat ditemukan pada tepi sungai maupun tebing yang kondisi tanahnya rawan

terhadap longsor. Bronjong ini terbuat dari anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng

atau galvanis. Kekuatan kawat baja ini sangat kuat sehingga membutuhkan mesin untuk

menganyamnya. Bentuk bronjong biasa kotak. ( Eva Vannya Mantha)

1.2. Tujuan Dan Kegunaan

a. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan Mendeskripsikan metode Peleksanaan Pekerjaan Bronjong Kawat di Desa

Camming Kecematan Palakka Kabupaten Barru.

b. Kegunaan Tugas Akhir

Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini yaitu memberikan informasi kepada mahasiswa

program studi teknik kelautan tentang bagamaina metode pelaksaan pekerjaan bronjong.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bronjong

Bronjong adalah suatu hasil anyamn kawat abaja atau galvanis dan kawat pvc dengan

konfiguras (berbentuk kotak dengan lubang segi enam). Kawat galvanis adalah kawat yang

dilapisi bahan anti karat yang menyerupai krom sehingga kawat galvanis mempunyai

kekuatan dan tahan terhadap karat. Kawat pvc adalah kawat galvanis yang dilapisi dengan

bahankaret semi plastic pada bagian luar hamper mrip seperti kabel listrik dan memiliki

warna lapisan yang bervariasi. Bronjong bilah bila di bentuk balik, prisma atau silinder

kemudian diisi dengan batu ( Eva Vannya Martha)

Bronjong paling banyak dipergunakan untuk bangunan semi permanent, karena

sifatnya yang tidak kaku, maka sering digunakan diloaksi yang tanahnya belum stabil seperti

bending irigasi, check dam, bangunan terjun, pelindung tebing sungai maupun saluran irigasi,

krib dinding penahan tanah,, tembok jembatan darurat, drainase kaki tanggul, dan pondasi

jalan.Setelah melewati waktu yang cukup lama, sampai kondisi tanahnya benar benar sudah

stabil, bangunan bronjong dapat ditingkatkan menjadi bangunan permanent setelah melalui

kajian teknis.

Bahan yang dipake untuk bronjong kawat di Indonesia biasanya di pake kawat dengan

diameter 3 atau 4 dan kalua perlu 5 mm, diluar negri juga di pake kawat dengan diameter 2

mm sampai 6 mm. kawat biasanya di pake untuk bronjong ialah kawat Ø 4 mm, karena

cukup dan masih mudah untuk dianyam dengan tangan. Kawat yang

tabalnya 5 mm tidak mudah dianyam dengan tangan, sedangkan yang

3mm biasanya lebih cepat berkarat dan tidak begitu kuat menahan batu-
batu, terlebih bila aliran sungai menghanyutkan batu, pasir, dan lain

sebagainya Menurut Alfari, S. (2017)

Kelebihan bronjong kawat, antara lain:

1. Cukup tahan lama

2. Fleksibel, jadi dapat mengikutiperubahan keadaan

3. Tidak membutuhkan drainase

4. Dapat dikerjakan oleh setiap pekerja yang terlatih dan untuk mengisi bronjong dapat dipakai

batu kali atau batu pecahan dan dapat pula dikerjakan dalam waktu yang relative singkat

2.2. Bahan Dan Cara Membuat Bronjong Kawat

Bahan o Kawat Bronjong o kawat yang dilapisi galvanis untuk menghindari karat o

Kawar yang di beri lapisan plastic (Menurut Triadmodjo,(2008:103))

Cara membuat bronjong kawat

a) Kawat bronjong dianyam berbentuk segi enam sisi berukuran 7,5 cm, jarak antara kedua sisi

yang berlawanan 13 cm, biasanya untuk bronjong yang dianyam dengan tenga orang, untuk

membuat lubang dengan ukuran yang sama sukar dipenuhi sehingga pengawas harus ketat

pada saat mengawasi penganyaman. Pengawasn jugua perlu diperhatikan akan ukuran dan

kualitas kawat yang dipakai. Untuk bronjong pembutan pabrik, karena dibuat dengan mesin

maka akan dihasilkan bronjong dengan ukuran dan kualitas seragam.

b) Setiap dua sisi yang sejajar harus saling berlilitan dengan sisi lubang bronjong yang letaknya

bersebelahan, dengan jumlah lilitan antara 3 dan 4 (tergantung kekuatan yang diharapkan)

Jumlah atau banyaknya lilitan kawat pada tiap tiap lubang anyaman mempunyai pengaruh

pula terhadap kekuatan bronjong maupun terhadap biaya pekerjaan. Anyaman bronjong
(dengan tenagan manusia) Lubang berbentuk segi enam sama sisi dengan empat lipatan pada

kedua sis sejajar.

c) Membuat pola berbentuk bronjong untuk membuat bentuk dan ukuran bronjong yang

dikehendaki dibuat pola bronjong dengan bentuk yang sesuai: prismatic, balok atau silinders.

Berikut adalah contoh pola bronjong ukuran 3 x 1 x 0.5 adalah 27 kg.

2.3. Batu Pengisi Pada Sisi Sisi Bronjong

 Pada bagian-bagian sisi bronjong agar digunakan batu-batu pengisi yang mempunyai bidang,

datar dan ukurannya harus lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang anyaman.

 Dengan menggunakan batu-batu yang berbidang datar, disamping untuk menutup lubang-

lubang anyaman juga dimaksudkan sisi-sisi bronjong mempunyai permukaan yang rata

2.4. Cara Pengisian Bronjong

Isi Bronjong A batu yang diperbolehkan. Untuk mengisi bronjong digunakan batu

kali, baru belah atau batu gunung yang terdiri atas bermacam-macam ukuran dan ukuran yang

paling besar ialah ± 30 cm. digunakan batu-batu yang berukuran ± 30cm tersebut

dimaksudkan untuk memudahkan menangkatnya, terutama jika pelaksanaanya akan

dilakukakan oleh tenaga manusia. Batu-batu dengan ukuran lebih kecil untuk mengisi

rongga-rongga yang terdapat pada sela-sela timbunan batu. Didaerah-daerah yang sulit

memperoleh batu, maka tidak dibenarkan sengaja membuat isi bronjong dengan membuat

briket-briket beton, batu bata dan sebagainya, karena harga pekerjaan bronjong akan menjadi

terlalu mahal. (Menurt Eva Vannya Martha)

2.5. Pemeliharaan Bangunan Bronjong

Sebagai suatu bangunan semi permanaen, kekuatan bangunan yang dibuat dari

bronjong terletak pada kwalitas bronjong yaitu kwalitas kawat, anyaman da nisi bronjong.

Bangunan bronjong akan tahan lama dan selalu berfungsi dengan baik, apabila waktu
pembangunannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan spesifikasi yang telah ditetapkan,

dan selalu dilakukan pengamatan, pemeliharaan dan perawatan yang berkesinambungan

terhadap bangunan tersebut. Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan perawatan dan

pemeliharaan banguna-bangunan yang dibuat dari konstruksi bronjong adalah sebagai berikut

 Pemeliharaan anyaman bronjong harus selalu diperieksa, dan apabila terdapat anyaman yang

putus atau rusuak harusi segera diperbaiki atau disulam dengan anyaman baru. Tindakan-

tindakan tersebut terutama harus dilakukan terhadap banguna-banguna bronjong yang terletak

di sungai yang pada waktu musim banjir membawa batang-batang kayu, rumpu-rumpun atau

benda-benda lain yang dapat merusak anyaman bronjong. Pemeriksaan dan perbaikian

terhadap anyaman-anyaman bronjong dilakukan pada setiap kali selesai dating banjir.

 Isi bronjong yang berkurang harus segera ditambah agar bronjong yang berkurang dapat tetap

padat. Pemeriksaan dan perbaikian secara keseluruhan dilakukan pada saat musim kemarau

 Banguna yang turun apabila terdapat pelendutan atau penurunan (settlement) bronjong pada

bagian-bagian tersebut, harus ditambahkan lapisan bronjong baru agar kedudukan bangunan

semakin mantap.

 Tidak boleh memancang kayu kedalam bronjong. Tidak dibenarkan memancang tonggak-

tonggak kayu atau tonggak besi dan sebagainya, kedalam bronjong dengan maksud agar

kedudukan bangunan bronjong tidak bergeser, karena akan dapat merusak anyaman bronjong

disamping akang mengurangi kepadatan bronjong apabila tonggak-tonggak dari kayu tersebut

telah lapuk; untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaannya, puncak atau mercu

bendung bronjong harus terletak diatas muka air rendah

 Sebelum mendapatkan kedudukan yang mantap (stabilished), tidak dibenarkan untuk

melakukan usaha-usaha agar bendung bronjong menjadi kedap air dengan maksud agar

bendung ters:ebut dapat mengempang air sebanyaknya


 Untuk keperluan perawetan dan perbaikian-perbaikian bangunan yang dibuat dari bronjong-

bronjong kawat, pada lokasi-lokasi bangunan yang bersangkutan perlu tersaedia kawat-kawat

bronjong.
BAB III
METODOLOGI KEGIATAN

3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan kurang kebih dua bulan pada tanggal

19 November sampai dengan akhir tanggal 23 Desember, bertempat pada Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:

1. Alat Tulis

2. Handphone

3. Laptop

3.3 Metode Pengambilan DataData Primer

3.3.1 Data Primer

Data primer ialah data yang didapat langsung dari sumbernya. Untuk mendapatkannya

dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1. . Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap gejala-gejala

yang teliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek p enelitian ini untuk memperoleh

keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti serta untuk mengetahui

relevansi antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi di lapangan

2. Wawancara data diperoleh dengan melakukan Tanya jawab langsung dengan pihak yang

terkait dan berwenang memberikan keterangan mengenai data-data pada proyek tersebut.
3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder ialah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya.

Data Sekunder dapat di peroleh melalui kajian pustaka yaitu berdasarkan sumber buku atau

situss internet

3.3.3 Pengolahan Data

Data yang telah penulis kumpulkan baik dalam bentuk data primer maupun data

sekunder selanjutnya diseleksi dan dipisahkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian data

tersebut disajikan dalam bentuk tulisan-tulisan atau uraian, diagram, table dan gambar

3.3.4 Analisa Data

Data yang didapat diolah terlebih dahulu selanjutnya dianalisa yang menggambarkan

analisis deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan sebenarnya yang terjadi

dilapangan dan kemudian dibandinkan dengan teori yang ada.


BAB IV
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN/LOKASI

4.1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penatan Ruang (PUPR) merupaakan bidang yang

vital dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Barru khususnya dalam rangka

mendukung/membackup bidang lainnya. Peran dinas pekerjaan umum tersebut tidak dapat

dilepaskan dan fungsinya sehingga kinerja dinas akan berdampak secara langsung terhadap

kinerja pembangunan kabupaten secara umum.

Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terdiri dari beberapa bidang

yaitu bidang pengairan, bidang bina merga, dan bidang cipta karya. Kantor dinas PUPR

berada di Jl. Sultan Hasanuddin No.82, Sumpang Binangae, Kec. Barru, Kabupaten Barru,

Sulawesi Selatan 907212

4.2. Struktur Organisasi

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan, maka selalu terbentuk suatu Struktur Organisasi. Di

dalam struktur tersebut akan dibawahi oleh masing-masing personil, yang mempunyai tugas

dan tanggung jawab. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Uum dan Penataan Ruang Kab.

Barru 4.2.

KEPALA DINAS PUPR

Drs. Baharuddin

SEKERTARIS PENYUSUNAN

Aratnawaty, ST. Asep Suharja


KABID. PENGAIRAN KABID BINA MARGA KABID CIPTA KARYA
INDRA Jaya Andi
Runny Dwi Wahyuni Diamaso, ST., MT HAEDAR, ST.

KEPALA SEKRETARIS KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


BINA OPRASI PEMBANGUNAN JALAN PEMBANGUNAN

Jafar, ST. Baharuddin Ali, ST.


Maslinah, ST.

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI TATA


PEMBANGUNAN PEMBANGUAN
JEMBATAN Safira Sihab, ST
Faisal, ST
Mas’udi, ST

KASI. PERALATAN KEPALA SEKSI


KEPALA SEKSI SUNGAI
Hj. Syarif Ulfiah, S. Sos Suhaerul, ST
Hasriah Halide, ST

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)

Sumber: Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), 2019

Kepala dinas sebagai penanggung jawab penuh pada kantor dinas pekerjaan umum dan

penataan ruang (PUPR). Kepala bidang bertugas sebagai pengarah dan pengawas kepala-kepala seksi

pada masing-masing bidang.


s

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penggalian Tanah Dasar

Air sumgai yang menerpa daratan dapat menimbulkan gerusan pada daratan atau

biasa disebut juga erosi. (tidak usah lagi seperti tinjauan pustaka... tapi hasil dari pengambilan

data dilapangan)
a) Pekerjaann galian sedalam minimal 2 meter (disesuaikan dengan kontur tanah dan

lokasi pekerjaan) dan pengupasan dinding tanah, untuk pondasi struktur bronjong

kawat

b) Tanah yang digali dan dikupas berada di pinggir jalan. Penggalian ini dilakukan

dengan menggunakan exvator hasil galian ditimbun di lokasi sementara.

c) Timbunan tanah dari sumber galian akan digunakan untuk pemadatan permukaan

tanah pada akhir pekerjaan struktur ( pasangan bronjongkawat dan pasangan batu)

d) Material tanah dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller. Selama pemadatan,

sekelompok pekerjaa akan merapikan tepian hamparan dan level permukaan dengan

menggunakan alat bantu

e) Exvator menggali sisa timbunan tanah dan memuat kedalam dump truck. Dump truck

membawa sisa timbunan ke lapangan penumpukan yang akan ditentukan kemudian

f) Pemasangan bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi

dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan, pada sisi

untuk kelurusan pemasangan pasangan bronjong kawat.


Gambar 5.1 Penggalian Tanah Dasar

Sumber : Proyek pembangunan jembatan gantung di camming

5.2 Membuat Anyaman Kawat Bronjong


a) Kawat bronjong dianyam berbentuk memanjang dengan ukuran standar 2 m x 1 m x 0,5

diameter 3mm. biasanya untuk bronjong dianyam dengan tenaga manusia, untuk membuat

lubang dengan ukuran yang sama sukar di penuhi sehingga pengawas harus ketat pada saan

mengawasi pengayaman pengawasan juga perlu diperhatikan akan ukuran dan kwalitas kawat

yang dipakai. Karena dibuat dengan mesin maka akan dihasilkan ukuran dan kwalitas

seragam.

b) Seetiap dua sisi yang sejajar harus saling berlilitan dengan sisi lubang bronjong yang letaknya

bersebelahan, dengan junlah lilitan antara 3 dan 4 (tergantung kekuatan yang diharapkan)

jumlah atau banyaknya lilitan kawat pada tiap-tiap lubang anyaman mempunyai pengaruh

pula terhadap kekuatan bronjong maupun terhadap biaya pekerjaan


Gambar 5.2 Membuat anyaman kawat bronjong

Sumber: Proyek pembangunan jembatan gantung di desa camming

5.3 Anyaman Jarring Bronjong


letakkan jarring bronjong yang sudah jadi pada dinding tanah dan mulai pembentukan

anyaman. Biasanya anyaman kawat bronjong dalam bentuk memanjang dengan ukuran

panjang 2 m, Lebar 1 m, dan tunggi 0,05 cm dengan kawat anyaman tiga lilitan ukuran 2,70

mm, dengan kawat ukuran 3,40 mm dan kawat pengikat 3 mm. kawat bronjong digunakan

adalah kawat berlapis seng tebal (galvanis) yang dihasilkan proses penarikan dingin dan

untuk menormalkan sifat mekanis dengan proses anil.

Gambar 5.3 Anyaman Jarring Bronjong

Sumber: Proyek pembangunan jembatan gantung di camming


5.4 Pengisian Batu Kali Pada Bronjong kawat

Batu untuk pengisi bronjong harus batu yang keras dan tahan lama dengan ukuran 20

cm-30cm dapat berupa batu kali dmana batu pipih dan panjang tidak boleh dipakai.

a) Pemasangan bronjong harus hati-hati untuk mencegah kerusakan lapisan jarring.

Sebelum batu diisikan, bronjong ditegangkan sampai bentuk yang diinginkan

b) Pengisian mulai dari awal bagian bawah, krat-krat supaya diletakkan dalam keadaan

kosong, diisi dengan batu sampai penuh dan kemudian ditutup.

c) Sambungan-sambungan antara bronjong maupun sisinya harus diikan dengan kawat

mutu yang sama.

d) Batu isian dipergunakan batu yang keras, tahan lama, tidak rusak dan pecah oleh air.

Ukuran batu minum tidak boleh lebih keci dari 16 cm atau persetujuan direksi, dengan

ukuran rata-rata sama yang dapat ditahan oleh saringan kawat.

e) Semua bagian tepi dari bronjong harus terikat rapat pada kawat sisi dan terikat secara

mekanikal atau petunjuk direksi. Diameter kawat pengikat yang menghubungkan

antara sisi untuk perkaitan, pemasangan berdiameter 3 mm.

f) Setiap bronjong harus dihubungkan dengan ikatan yang didekatnya

g) Sambungan-sambungan antara bronjong-bronjong yang ditempatkan pada setiap dua

lapisan akan disusun bergiliran.

(data yang ditampilkan data dari lapangan... jangan copy dari penelitian lain..)
Gambar 5.4 Pengisian batu kali pada Bronjong
Sumber: Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang di Barru

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
6.2. Saran

Pada saat melakukan pelaksaan atau pekerjaan pada bronjong harus ada yang

mengawasi pekerjaan agar pengerjaan bronjong dilakukan dengan cara pengerjaan baik dan

benar
DAFTAR PUSTAKA

https://simantu.pu.go.id
https://uangsipilku.blogspot.com
http://risaldiberbagidata.blogspot.co.id/2012/06/sistem-perbaikian-sungai-html
http://pabrikpagarbrc.com/blog/apa-itu-bronjong/
http://cvarsitonkupang,com2013
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp983881184-pelaksanaan-pekerjaan-
bronjong-oleh-eva-vannya-martha.html
https://nspkjembatan.pu.go.id
SNI 03-0090-1987 Bronjong kawat
SNI 03-0090-1990 Spesifikasi Bronjong Kawat
Stantar Nasional Indonesia, 2003. SNI 03-0090-1999, spesifik bronjong kawat, Indonesia
Dinas pekerjaan umum 2013. Data Bronjong, Sungai Gajah Putih, Surakarta
LAMPIRAN

Lampiran 1
Gerobak
Patok

Lampiran 1 Alat Pengerjaan Bronjong

Gancu
Kawat

Batu Kali
Kawat 3mm

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : Aggriani

NIM : 1722070003

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : SEGERI, 12 NOVEMBER 1999


JURUSAN : Teknologi Kelautan dan Perikanan

PENGALAMAN ORGANISASI :-

SEMINAR : 1. Orientasi Pengenenalan Kampus

(OPAK)

ALAMAT : Segeri, cempae

TELEPON : 082345230468

E-MAIL : anggriianicantik12@gmail.com

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.

Pangkep, 2020

Anggriani

Anda mungkin juga menyukai