Anda di halaman 1dari 4

1

Modifikasi Perancangan Jembatan Trisula


Menggunakan Busur Rangka Baja dengan
Dilengkapi Damper pada Zona Gempa 4
Citra Bahrin Syah, Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa dan Djoko Irawan
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: piscesa@ce.its.ac.id dan djoko_i@ce.its.ac.id

AbstrakJembatan Trisula merupakan akses penting antara latar belakang Pembangunan Jembatan Trisula yang baru.
Kota Blitar dengan Kecamatan Kademangan dan Kabupaten Modifikasi perlu dilakukan untuk menghindari kemungkinan
Tulungagung.Usia jembatan yang sudah tua dengan volume lalu kegagalan struktur jembatan.
lintas kendaraan yang semakin meningkat melatarbelakangi Dalam Tugas Akhir ini direncanakan jembatan baru dengan
pembangunan Jembatan Trisula yang baru sebagai solusi dalam menggunakaan busur rangka baja. Konstruksi busur dianggap
menunjang sarana transportasi. Dalam Tugas akhir ini,
dilakukan perancangan struktur Jembatan Trisula baru dengan
efektif untuk jembatan bentang panjang karena bentuk busur
sistem busur rangka baja yang terdiri dari dua bentang busur dapat mengurangi momen lentur di lapangan sehinggga
yang masing-masing panjangnya adalah 70 meter.Selain itu penggunaaan bahan menjadi lebih efisien dibanding gelagar
pada pangkal busurnya dipasang damper yang berfungsi sebagai paralel. Sedangkan material baja dipilih karena memiliki
lateral stopper. Perancanganini mengacu pada beberapa standar kekuatan yang cukup tinggi dengan luas penampang yang
peraturan, seperti SNI T02-2005 untuk pembebanan struktur, relatif lebih ramping dari pada material beton.
SNI 1729-2002 untuk perencanaan struktur baja, dan untuk Salah satu nilai tambah pada Jembatan Busur Trisula yang
desain pelat lantai kendaraan menggunakan SNI 2847-2002. baru ini adalah pada pangkal busurnya dipasang sebuah
Analisa struktur yang dilakukan meliputi analisa rasio damper jenis LRB (Lead Rubber Bearing) sebagai Lateral
penampang struktur profil baja dan desain detail sambungan,
Setelah dilakukan perhitungan dan kontrol, kemampuan
Stopper. LRB sendiri adalah salah satu sistem anti seismic
struktur dalam memikul beban beban yang bekerja masih isolasi dasar yang kini banyak diterapkan pada struktur untuk
cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dengan stress ratio yang kurang mereduksi gaya gempa.
dari 0,95 sesuai SNI 1729-2002. Bahkan dengan adanya Material LRB terdiri dari kombinasi lempengan karet alam
penambahan damper mampu mengurangi deformasi maksimum dan lempeng baja. Karet alam berfungsi untuk mengurangi
sebesar 6,8%. Selanjutnya, dari hasil perancangan didapatkan getaran akibat gempa bumi, sedangkan lempeng baja
beberapa gambar denah, potongan memanjang, potongan digunakan untuk menambah kekakuan bantalan karet. Selain
melintang, dan gambar detail sambungan. itu pada bagian tengahnya diberikan batangan bulat dari timah
untuk meningkatkan daya redaman. Komponen dasar
Kata KunciBusur Rangka Baja, Damper, Jembatan Trisula,
penyusun LRB dapat dilihat pada Gambar 1.
Lateral Stopper.

I. PENDAHULUAN

M ENINGKATNYA aktifitas dan mobilitas manusia


mendorong kemajuan teknologi di bidang sarana dan
prasarana transportasi. Salah satu usaha dalam menunjang
sarana transportasi adalah pembangunan infrastruktur
jembatan. Dalam rangka meningkatkan dan menunjang sarana
transportasi, Pemerintah Daerah Jawa Timur berencana
merealisasikan pembangunan Jembatan Trisula yang baru.
Jembatan Trisula terletak di Wilayah Kabupaten Blitar yang
sesuai Peta Wilayah Gempa Indonesia masuk pada Zona
Gempa 4. Dengan melintasi Sungai Brantas, Jembatan Trisula
merupakan akses dari Kota Blitar menuju dua arah, yakni Gambar 1. Kompenen dasar penyusun LRB yang terdiri dari rubber, steel,
Kecamatan Kademangan (arah selatan) dan Kabupaten lead, top cover plate dan bottom cover plate
Tulungagung (arah barat). Saat ini terdapat jembatan lama Dengan adanya desain Jembatan Trisula yang baru
bertipe Rangka Batang Terbuka yang terdiri dari empat diharapkan mampu menjadi solusi dalam merancang sebuah
bentang. jembatan yang kuat secara struktural dan indah dalam segi
Semakin meningkatnya volume lalu lintas kendaraan arsitektural karena bentuk busur (lengkung) mampu
dengan kondisi umur jembatan yang sudah cukup tua menjadi memberikan kesan monumental.
2

II. METODOLOGI - Perletakan : Pot. Bearing


Berikut ini adalah metodologi secara umum dalam - Material penggantung : Threadbar D 47
merencanakan struktur Jembatan Busur Trisula yang - Jenis damper : Lead Rubber Bearing
digambarkan dengan diagram alir pada gambar 2. - Mutu profil baja : BJ 50
D. Gambar Rencana Jembatan
Jembatan Busur Trisula direncanakan dengan dua bentang
busur yang memiliki panjang bentang masing-masing 70 m
(lihat gambar 3). Hal ini disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang ada. Kondisi lapangan yang dimaksud yaitu perbedaan
kedalaman pada dasar sungai. Sungai Brantas memiliki
kedalaman yang berbeda pada dasar penampang propil
sungainya.

Gambar 3. Tampak Memanjang Perencanaan Jembatan Busur Trisula

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Perencanaan Struktur Sekunder
- Pelat lantai kendaraan
Lebar : 1,6 m
Panjang :5m
Tebal pelat : 250 mm
Tebal aspal : 50 mm
Penulangan : D16-200 (lentur), D13-250 (susut)
- Pelat trotoar dan pengaman
Lebar trotoar : 1 m
Tebal trotoar : 200 mm
Gambar 2. Bagan Alir Metodologi Mutu beton : 24 MPa
A. Studi Literatur Mutu tulangan : 390 MPa
Penulangan : D16-200
Studi literatur pada perencanaan ini mengambil dari Tinggi tiang sandaran : 1 m
beberapa buku referensi dan standar peraturan yang terkait Jarak antar tiang : 2,5 m
dengan perencanaan struktur jembatan busur. Beberapa Dimensi tiang sandaran : 20 20 cm
standar peraturan yang dipakai diantaranya : Pipa sandaran : Profil baja diameter 101,6 mm dengan
a. Bridges Management System (BMS) 1992 tebal pipa 4,0 mm.
b. AISC - LRFD
c. RSNI T-02-2005 B. Perencanaan Gelagar Jembatan
d. SNI 1729-2002 Gelagar jembatan ini terdiri dari balok memanjang dan
e. SNI 03-2847-2002 balok melintang (lihat gambar 4). Panjang profil balok
B. Data Geografis memanjang direncanakan 5 meter dengan jarak antar balok 1,6
meter. Sedangkan untuk balok melintang sesuai lebar
- Lokasi : Blitar, Jawa Timur jembatan direncanakan sepanjang 10 meter.
- Ruas Jalan : Blitar - Tulungagung
- Bentang sunga i : 120 meter
- Jenis Tanah : Tanah Sedang (hasil SPT)
- Letak Jembatan : > 5 km dari pantai
- Klasifikasi gempa : Zona 4
C. Data Perencanaan
- Nama jembatan : Jembatan Trisula
- Sistem struktur : Busur Rangka Baja
- Tipe lantai : A Half Through Arch
Gambar 4. Gelagar melintang dan memanjang jembatan Busur Trisula
- Panjang bentang : 70 meter
- Lebar jembatan : 10 meter
3

Setelah dilakukan perhitungan dan kontrol profil didapatkan yang didefinisikan sebagai Link / Support. Sedangkan pada
ukuran profil balok memanjang dan melintang sebagai berikut: permodelan kedua tanpa ditambahkan damper, Sehingga
- Balok memanjang (Profil baja mutu BJ50) didapatkan pengaruh damper pada displacement struktur yang
WF 500 x 200 x 9 x 14 diambil pada titik 19 (joint text) sebagaimana disajikan pada
- Balok melintang (Profil baja mutu BJ50 ) tabel 2 sebagai berikut.
WF 900 x 300 x 18 x 34 Tabel 2.
Efektifitas Damper pada Pengurangan Displacement
- Shear Connector : 2-D25 ~ 200 mm
C. Prelimanary Disain Rangka Busur Joint Output Case StepType U1-ND U1-D Selisih
Langkah awal dalam perencanaan jembatan busur adalah Text Text Text m m (%)
dengan melakukan preliminary design. Tujuan dari langkah
19 D+L+RSX Max 0.0072 0.0067 6.7
ini adalah untuk menentukan dimensi awal busur, yang
meliputi : 19 D+L+RSX Min -0.0215 -0.0205 4.5
Tinggi busur (f) = 12 meter 19 D+L+RSY Max 0.0072 0.0067 6.7
Tinggi tampang busur (t) = 2 meter
19 D+L+RSY Min -0.0215 -0.0205 4.5
Lebar jembatan (b) = 10,7 meter
Untuk mencari panjang masing masing penggantung 19 D+L+W Max -0.0018 -0.0018 0.1
busur (y) perumusannya menggunakan persamaaan parabola 19 D+L+W Min -0.0103 -0.0098 4.9
(yn) : 19 D+L+RSX-2 Max 0.0074 0.0069 6.8
4 f .x. ( L x)
yn = (1) 19 D+L+RSX-2 Min -0.0220 -0.0210 4.5
L2 19 D+L+RSY-2 Max 0.0074 0.0069 6.8
Dengan L adalah panjang bentang, sehingga didapat tinggi 19 D+L+RSY-2 Min -0.0220 -0.0210 4.5
penggantung (y) yang disajikan dalam Tabel 1.
19 D+L+W-2 Max -0.0016 -0.0016 -1.3
Tabel 1.
19 D+L+W-2 Min -0.0108 -0.0103 4.8
Panjang Penggantung Busur (y)

Titik x(m) y(m)


Dari hasil analisa pada tabel 2 dengan tinjauan titik 19
6 0 0 (salah satu tempat pemasangan damper) dapat disimpulkan
5 5 4.093 bahwa penggunaan damper sebagai lateral stopper
4 10 7.122 berpengaruh pada pengurangan displacement dengan pengaruh
3 15 9.324 maksimum akibat beban D+L+RSY-2 dan D+L+RSX-2
sebesar 6.8 %.
2 20 10.828
1 25 11.707
F. Analisa dan Kontrol Dimensi Struktur
Perhitungan dilakukan dengan mengontrol komponen
0 30 12
struktur secara keseluruhan dengan cara mengambil satu
sampel profil yang mempunyai tegangan maksimum dari
Material penggantung adalah baja ulir (threadbars) dengan
dimensi yang sama. Sedangkan tegangan maksimum
diameter 47 mm , w = 14.10 kg/m , fy = 839.19 MPa , fu =
didapatkan pada Program Bantu Struktur . Dari hasil analisa
1048 MPa.
didapatkan perbandingan nilai Stress Ratio hasil perhitungan
D. Modelisasi Struktur manual Program Bantu Struktur sebagaimana ditabelkan
Analisa struktur terhadap struktur bangunan ini, sebagai berikut.
Tabel 3.
menggunakan salah satu Program Bantu Struktur dengan Kontrol Stress Ratio pada komponen struktur baja
asumsi bahwa sistem struktur merupakan model space frame
Properti Stress Ratio
(3D frame system). Oleh karena itu elemen-elemen struktur No SAP/ Manual
dirancang dengan 6 derajat kebebasan pada kedua ujung nodal 1 WF 414 x 405 x 18 x 28 0.834/ 0.882
elemen (UX,UY,UZ 0 dan RX,RY,RZ 0). 2 WF 400 x 200 x 8 x 13 0.594/ 0.616
Damper pada permodelan struktur didefinisikan sebagai 3 WF 400 x 200 x 8 x 13 0.227/ 0.305
Link/Support dengan data masukan nilai Stiffness sebesar 4.51 4 WF 400 x 400 x 13 x 21 0.055/ 0.078
kN/mm (sebagaimana material damper yang digunakan). 5 WF 406 x 403 x 16 x 24 0.796/ 0.817
Berdasarkan hasil penelitian kondisi tanah dengan metode 6 WF386 x 299 x 9 x 14 0.110/ 0.086
7 WF 250 x 125 x 6 x 9 0.634/ 0.698
SPT, Lokasi jembatan termasuk dalam kategori tanah sedang 8 C 250 x 90 x 11 x 14.5 0.908/ 0.863
sehingga untuk pembebanan gempa digunakan Response 9 C 320 x 100 x 14 x 17.5 0.490 / 0.542
Spectrum pada Zona Gempa 4 dengan klasifikasi tanah
sedang. Dari tabel 3 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
E. Efektifitas Damper komponen profil baja cukup kuat dengan ditunjukkan nilai
Stress Ratio kurang dari 0.95. Hal ini sebagaimana yang telah
Analisa efektifitas damper dilakukan dengan mengambil
disyaratkan pada SNI 1729-2002.
dua permodelan. Permodelan pertama menggunakan damper
4

G. Desain Detail Sambungan dengan stress ratio kurang dari 0.95 sesuai dengan SNI
Desain detil sambungan ini mengacu pada SNI 1729-2002 1729-2002.
yang mendasarkan metodenya pada LRFD. Beberapa sistem 3. Dari hasil analisa penggunan damper sebagai Lateral
sambungan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah : Stopper mempengaruhi pengurangan deformasi
- Sambungan balok memanjang yang merupakan sistem maksimum sebesar 6.8 %.
sambungan geser atau Shear Connection dengan profil 4. Pemilihan Hanger jenis threadbar sebagai material
sambungan menggunakan Double L dan baut mutu penggantung busur dengan mutu baja tinggi, selain lebih
A325. ringan juga mampu memberikan nilai lebih dalam segi
- Sambungan balok melintang yang merupakan sistem estetika.
sambungan geser atau Shear Connection dengan profil
sambungan menggunakan End Plate dan baut mutu DAFTAR PUSTAKA
A325.
[1] Bridge Management System (BMS). Peraturan Perencanaan Teknik
- Sambungan ikatan angin dan bracing dengan Jembatan. 1992. Departemen PU Bina Marga.
menggunakan welded gusset plate dan baut A325. [2] Charles, G.S., John B. J., Wira. 2009. Struktur Baja Disain dan
Beberapa bracing menggunakan end plate dan baut Perilaku Jilid 2. Madison : University of Wisconsin.
A325. [3] Chen, W.F., dan Duan L. 2003. Bridge Engineering Seismic Design.
2nd. Edition. New York : CRC Press.
- Sambungan rangka utama, hanger dan rangka diagonal [4] Dishongh, B.E. 2003. Pokok-Pokok Teknologi Struktur untuk
menggunakan sambungan Gusset Plate dengan baut Konstruksi dan Arsitektur. Jakarta : Erlangga.
A325. [5] Dywidag Prestressing Systems using Bars. Dywidag-Systems
- Sambungan perletakan menggunakan Pot Bearing yang International.
[6] Irawan, Djoko. 1998. Diktat Kuliah Jembatan Bentang Panjang.
diangkur ke pilar pondasi. Sistem sambungan ini Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
merupakan sistem sambungan sendi. Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
[7] Marwan dan Isdarmanu. 2006. Buku Ajar Struktur Baja I. Jurusan
H. Perencanaan Perletakan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Untuk perletakan direncanakan menggunakan Pot. Bearing Sepuluh Nopember Surabaya.
[8] Maurer Pot Bearings. Maurer Sohne Innovations in Steel. Jerman.
(lihat gambar 5). Sebagaimana hasil analisa pada program [9] Maurer Seismic Isolation Systems with Lead Rubber Bearings
SAP 2000 didapatkan gaya vertikal maksimum sebesar 4900 (MLRB). Maurer Sohne Innovations in Steel. Jerman.
kN. Sehingga dipilih type pot bearing dengan kapasitas beban [10] Naaman, A.E. 1982. Prestressed Concrete Analysis and Design.
vertikal maksimum sebesar 5000 kN dan kuat tekan beton Canada : McGraw-Hill, Inc.
[11] Petros, P.X.1994. Theory and Design of Bridges. John Wiley and
minimum yang disyaratkan dari abutment (fc) adalah 26 Sons, Inc..
N/mm2. [12] SNI 03-1729-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta 2002.
[13] SNI T-02-2005. Standar Pembebanan Untuk Jembatan. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta 2005.
[14] Salmon, C.G., Johnson J.E., dan Malhas F.A. 2009. Steel Structures:
Design and Behavior : Emphasizing Load and Resistance Factor
Design.
[15] Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode
LRFD. Jakarta: Erlangga.
[16] Purwono, R., Tavio, Imran I., dan Raka I.G.P. 2007. Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002). Surabaya : Itspress.

Gambar 5. Potongan Pot Bearing

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, kesimpulan yang
dapat diambil dari perancangan jembatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Berat total profil baja dan sambungan struktur jembatan
Trisula ini adalah 227 ton untuk satu bentang busur.
2. Berdasarkan hasil perhitungan dan kontrol manual serta
analisa pada Program Bantu Struktur, komponen struktur
secara keseluruhan masih cukup kuat dalam memikul
beban-beban yang bekerja (beban mati, beban kendaraan,
beban angin, dan beban gempa) yang ditunjukkan

Anda mungkin juga menyukai