Anda di halaman 1dari 21

KEUNGGULAN PENGUNAAN JEMBATAN BETON BERTULANG DALAM KONTRUKSI JEMBATAN

DI ATAS SUNGAI KALIGARANG SAMPANGAN

Disusun :
Luwis Ana Agave
3.12.20.0.18

PROGRAM STUDI KONTRUKSI SIPIL


TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
KEUNGGULAN PENGUNAAN JEMBATAN BETON
BERTULANG DALAM KONTRUKSI JEMBATAN DI
ATAS SUNGAI KALIGARANG SAMPANGAN

Disusun :
Luwis Ana Agave

3.12.20.0.18
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan menjadi Ahli
Madya Program D-3

PROGRAM STUDI KONTRUKSI SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan merupakan sarana infrastruktur yang penting bagi mobilitas

manusia.

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain

(jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Perencanaan pembangunan jembatan harus

diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, dari bentuk sederhana sampai yang

paling kompleks, demikian juga bahan - bahan yang digunakan mulai dari bambu,

kayu, beton dan baja. Penggunaaan bahan baja dan beton untuk saat - saat sekarang

maupun di masa mendatang sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi

keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan.

Jembatan beton bertulang adalah suatu jembatan yang terbuat dari beton

bertulang konvensional dengan kuat tekannya kurang dari 40 MPa (f’c ≤ 40 MPa).
Jembatan beton bertulang banyak digunakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa.

Hal ini tak lepas dari melimpahnya ketersediaan bahan penyusun beton (yaitu

agregat halus maupun agregat kasar) di Pulau Jawa yang secara periodik selalu

disuplai dari magma bumi melalui peristiwa erupsi (letusan) gunung berapi. Oleh

karena itu, jembatan beton bertulang lebih ekonomis dan kompetitif daripada

jembatan dengan material lain dalam hal pembiaannya..

Jembatan yang akan ditinjau adalah Jembatan Besi Sampangan atau Kretek Wesi

yang berada di Jl. Dewi Sartika, Sukorejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota

Semarang, Jawa Tengah. sebelumnya sudah ada jembatan baja yang di dibangun pada

tahun ...... Dimana panjang bentang dari jembatan tersebut adalah 51.30 meter yang

menghubungkan Kecamatan Gunungpati dan Kecamatan Gajahmungkur. Yang

menghubungkan 2 arus lalu lintas. Di karenakan setiap pagi dan sore di jam padat

sering terjadi kemacetan di jembatan tersebut. Sehingga pemerintah berencana

mengurai kemacetan dengan membangun jembatan baru di sisi kanan jembatan lama

dari arah manoreh pada tanggal 17 September 2020. Selesai dan mulai di fungsikan

pada tanggal 12 Maret 2021. Mengunakan Kontruksi Beton Bertulang bawahnya

mengunakan sumuran dengan pondasi 2 diameter dengan kedalaman 3 meter

sebanyak 6 buah/abutment, rangka atas mengunakan beton harder ukuran 2,1 meter

dan di tutup dengan plat beton bertulang. Jembatan lama tetap di gunakan dengan

menghubungkan arah arus Gajahmungkur - Gunungpati dan jembatan baru

menghubungkan arah arus Gunungpati - Gajahmungkur. Dengan di bangun jembatan


tambahan ini mengurangi kepadatan lalu lintas yang sering terjadi di seputaran

Jembatan Besi Sampangan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka judul Tugas

Akhir yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah "Keunggulan Pengunaan

Jembatan Beton Bertulang dalam Kontruksi Jembatan di atas Sungai

Kaligarang Sampangan"

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas,terdapat 3 rumusan masalah,

antaranya:

1.2.1 Bagaimana perencanaan dan pembangunan Kontruksi Beton Bertulang di

Jembatan Kreteg Wesi Sampangan dan bagaimana tanggapan masyarakat?

1.2.2 Apa perbedaan Jembatan Beton Bertulang dan Jembatan Baja di Jembatan

Kreteg Wesi Sampangan?

1.2.3 Apa Keunggulan mengunakan Kontruksi Jembatan Beton Bertulang dari pada

menggunakan Kontruksi Jembatan Baja?

1.3 Batasan Masalah

1.3.1 Menganalisa perencanaan dan pembangunan Jembatan Beton Bertulang di

daerah Sampangan dan tanggapan masyarakat.

1.3.2 Menganalisa perbedaan pada Jembatan Beton Bertulang dan Jembatan Baja.

1.3.3 Menganalisa keuntungan Kontruksi Jembatan Beton Bertulang.


1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui keunggulan

pengunaan Kontruksi Jembatan Beton Bertulang di atas Sungai Kaligarang

Sampangan, serta untuk mengetahui perbedaan Jembatan Beton Bertulang dan

Jembatan Baja.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini antara lain:

1. Mengetahui perencanaan dan pembangunan Kontruksi Jembatan Beton Bertulang

di daerah Sampangan dan tanggapan masyarakat.

2. Mengetahui perbedaan pada Jembatan Beton Bertulang dan Jembatan Baja.

3. Mengetahui keuntungan Kontruksi Jembatan Beton Bertulang.

1.6 Sistematika Penulisan

1. Bab pertama adalah pendahuluan l. bab ini menguraikan tentang latar belakang,

rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan

pada penulisan ini.

2. Bab kedua adalah landasan teori. Bab ini menguraikan konsep dasar dari penelitian

ini.

3. Bab ketiga adalah metodelogi penelitian. bab ini mengurainkan metode penelitian

yang digunakan.
4. Bab keempat adalah pembahasan. Bab ini menguraikan hasil dari metode

penelitian sebelumnya.

5. Bab kelima adalah penutup. Bab ini menguraikan simpulan, saran, dan kritik yang

ingin di sampaikan penulis.

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jembatan

Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi

untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-

rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan

kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Jenis jembatan

berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah

mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai

dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.

2.2 Jenis – jenis Jembatan

Jenis jembatan beerdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur

sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman

dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan kegunaannya jembatan dapat dibedakan sebagai berikut (Agus Iqbal

Manu, 1995:9):

 Jembatan jalan raya (highway bridge).

 Jembatan jalan kereta api (railway bridge).

 Jembatan jalan air (waterway bridge)

 Jembatan jalan pipa (pipeway bridge)

 Jembatan militer (military bridge)

 Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam antara lain:

 Jembatan kayu (log bridge).

Jembatan yang terdiri dari bahan kayu dengan bentang yang relatif pendek.

 Jembatan beton (concrete bridge).

Jembatan beton merupakan jembatan yang konstruksinya terbuat dari material

utama bersumber dari beton.

 Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge).

Jembatan dengan bahan berkekuatan tinggi merupakan alternatif menarik untuk

jembatan bentang panjang. Bahan ini dipergunakan secara luas pada struktur

jembatan sejak tahun 1950-an.

 Jembatan baja (steel bridge).


Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja:

deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel.

 Jembatan komposit (compossite bridge).

Jembatan yang memilki pelat lantai beton dihubungkan dengan girder atau gelagar

baja yang bekerja sama mendukung beban sebagai satu kesatuan balok. Gelagar

baja terutama menahan tarik sedangkan plat beton menahan momen lendutan.

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam

(Bambang Supriyadi, 2007:18), antara lain:

 Jembatan plat (slab bridge).

7 Jembatan dengan bentuk yang paling ekonomis untuk menahan lentur dan gaya

geser serta memiliki momen inersia terbesar untuk berat yang relatif rendah setiap

unit panjangnya.

 Jembatan plat berongga (voided slab bridge).

Jembatan dengan meminimalkan jumlah gelagar dan bagian-bagian fabrikasi,

sehingga dapat mengurangi nilai konstruksinya. Jarak antar gelagar dibuat lebar

dan pengaku lateral diabaikan.

 Jembatan gelagar (girder bridge).

Jembatan yang memiliki gelagar utama dihubungkan secara melintang dengan

balok lantai membentuk pola grid dan akan menyalurkan beban bersamasama.

Jembatan tipe ini dibagi menjadi 2 macam yakni, I-girder dan box girder.

 Jembatan rangka (truss bridge).


Jembatan yang terdiri dari elemen-elemen berbentuk batang disusun dengan pola

dasar menerus dalam struktur segitiga kaku. Elemen-elemen tersebut dihubungkan

dengan sambungan pada ujungnya. Setiap bagian menahan beban axial juga tekan

dan tarik.

 Jembatan pelengkung (arch bridge).

Pelengkung merupakan struktur busur vertikal yang mampu menahan beban

tegangan axial.

 Jembatan gantung (suspension bridge).

Jembatan dimana gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau mendekati

vertikal yang kemudian digantungkan pada kabel penggantung utama yang

melewati menara dari tumpuan satu ke tumpuan lainnya. Beban diteruskan melalui

gaya tarik kabel. Desain ini sesuai dengan jembatan dengan bentang yang

terpanjang.

 Jembatan kabel (cable stayed bridge).

Jembatan dimana gelagar digantung oleh kabel berkekuatan tinggi dari satu atau

lebih menara. Desain ini lebih sesuai untuk jembatan jarak panjang.

 Jembatan cantilever (cantilever bridge).

Jembatan menerus yang dibuat dengan penempatan sendi di antara pendukung.

2.3 Bagian-Bagian Konstruksi Jembatan


Secara umum konstruksi jembatan beton memiliki dua bagian yaitu bangunan

atas (upper structure) dan bangunan bawah (sub structure). Bangunan atas adalah

konstruksi yang berhubungan langsung dengan beban–beban lalu lintas yang bekerja.

Sedangkan bangunan bawah adalah konstruksi yang menerima beban– beban dari

bangunan atas dan meneruskannya ke lapisan pendukung (tanah keras) di bawahnya.

2.3.1 Bangunan Atas Jembatan (upper stucture)

Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi yang menopang

bebanbeban akibat lalu lintas kendaraan, orang, barang atupun berat sendiri dan

konstruksi (http://binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/pedoman_teknik 2122.pdf).

Yang termasuk dalam bangunan atas adalah:

a. Tiang sandaran

Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat rasa aman bagi

lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya. Tiang sandaran dengan

trotoar terbuat dari beton bertulang dan untuk sandarannya dari pipa galvanis.

b. Trotoar

Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya lebih tinggi dari

lantai jalan atau permukaan aspal. Lebar trotoar minimal cukup untuk dua orang

berpapasan dan biasanya berkisar antara 1,0–1,5 meter dan dipasang pada bagian

kanan serta kiri jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb) dipasang lis dari baja siku

untuk penguat trotoar dari pengaruh gesekan dengan roda kendaraan. 9

c. Lantai Trotoar
Lantai trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi menahan beban-

beban yang terjadi akibat tiang sandaran, pipa sandaran, beban trotoar, dan pejalan

kaki.

d. Lantai Kendaraan

Berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati jembatan serta

melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang melalui gelagar-

gelagar melintang. Pelat lantai dari beton ini mempunyai ketebalan total 20 cm.

e. Balok Diafragma

Balok diafragma adalah merupakan pengaku dari gelagar-gelagar memanjang dan

tidak memikul beban plat lantai dan diperhitungkan seperti balok biasa.

f. Gelagar Gelagar

merupakan balok utama yang memikul beban dari lantai kendaraan maupun

kendaraan yang melewati jembatan tersebut, sedangkan besarnya balok memanjang

tergantung dari panjang bentang dan kelas jembatan.

2.3.2 Bangunan Bawah Jembatan

Bangunan bawah pada umunya terletak disebelah bawah bangunan atas.

Fungsinya menerima/memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan

kemudian menyalurkannya ke pondasi (Agus Iqbal Manu, 1995:5). Yang termasuk

dalam bangunan bawah jembatan yaitu seperti :

a. Kepala jembatan (Abutment)


Bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi

bangunan atas juga berfungsi sebagai penahan tanah. Bentuk umum abutment

yang sering dijumpai baik pada jembatan lama maupun jembatan baru pada

prinsipnya semua sama yaitu sebagai pendukung bangunan atas, tetapi yang

paling dominan ditinjau dari kondisi lapangan seperti daya dukung tanah

dasar dan penurunan (seatlement) yang terjadi. Adapun jenis abutment ini

dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan konstruksi

seperti dinding atau tembok. 10

b. Plat injak

Plat injak adalah bagian dan bangunan jembatan bawah yang berfungsi untuk

menyalurkan beban yang diterima diatasnya secara merata ke tanah

dibawahnya dan juga untuk mencegah terjadinya defleksi yang terjadi pada

permukaan jalan.

c. Pondasi Pondasi

adalah bagian dan jembatan yang tertanam didalam tanah. Fungsi dari pondasi

adalah untuk menahan beban bangunan yang berada di atasnya dan

meneruskannya ke tanah dasar, baik kearah vertikal maupun kearah

horizontal. Dalam perencanaan suatu konstruksi atau bangunan yang kuat,

stabil dan ekonomis, perlu diperhitungkan hal-hal sebagai berikut:

 Daya dukung tanah serta sifat-sifat tanah.

 Jenis serta besar kecilnya bangunan yang dibuat.

 Keadaan lingkungan lokasi pelaksanaan.


 Peralatan yang tersedia.

 Waktu pelaksanaan yang tersedia.

Pondasi terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Pondasi Dangkal (Pondasi Langsung)

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung bagian bawah secara

langsung pada tanah. Pondasi ini dapat dibagi menjadi:

 Pondasi Menerus (Continous Footing)

 Pondasi Telapak (Footing)

 Pondasi Setempat (Individual Footing)

2. Pondasi Dalam (Pondasi Tak Langsung)

Pondasi dalam adalah beban pondasi yang dipikul akan diteruskan

kelapisan tanah yang mampu memikulnya. Untuk menyalurkan beban

bangunan tersebut kelapisan tanah keras maka dibuat suatu konstruksi

penerus yang disebut pondasi tiang atau pondasi sumuran.

Pondasi dalam terdiri dari:

 Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang digunakan bila tanah pendukung berada pada

kedalaman > 8 meter, yang berdasarkan tes penyelidikan dilapangan.

 Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran digunakan bila tanah pendukung berada pada kedalaman

2-8 meter. Bentuk penampang pondasi ini adalah bundar, segi empat dan

oval.
d. Dinding Sayap (Wing Wall)

Dinding sayap adalah bagian dan bangunan bawah jembatan yang berfungsi

untuk menahan tegangan tanah dan memberikan kestabilan pada posisi tanah

terhadap jembatan.

e. Landasan/Perletakan

Menurut Agus Iqbal Manu landasan jembatan adalah bagian ujung bawah dari

suatu bangunan atas yang berfungsi menyalurkan gaya-gaya reaksi dari

bangunan atas kepada bangunan bawah. Menurut fungsinya dibedakan

landasan sendi (fixed bearing) dan landasan gerak (movable bearing).

2.4 Jembatan Beton Bertulang

Jembatan beton bertulang merupakan jembatan yang kontruksinya

menggunakan material beton dan  biasa digunakan untuk kontruksi jalan

raya. Jembatan beton bertulang biasa memiliki bentang 15-25 meter.

Bagian struktur jembatan bertulang sendiri terdiri dari bangunan atas,

landasan, bangunan bawah, pondasi, oprit dan bangunan pengaman

jembatan.  Struktur pondasi beton umumnya bertulang tebal hingga 25

cm.  Beton bertulang sendiri merupakan beton yang ditulangi dengan luas

dan jumlah tulangan tidak kurang dari nilai minimumnya. Selain beton

bertulang ada pula beton prategang yang banyak digunakan saat ini.

2.4.1 Sifat Jembatan Beton Bertulang


Pemilihan bahan beton juga dilatarbelakangi beberapa alasan selain

mudah ditemukan di berbagai daerah. Beton sendiri terdiri dari campuran

agregat alam yakni kerikil, pasir dan perekat yang mana dibuat dari air

dan semen. Bahan beton memiliki keunggulan diantaranya ialah sebagai

berikut :

 Daya Tekan Kuat

Keunggulan pertama dari bahan beton ini ialah memiliki daya tekan yang

cukup tinggi dibandingkan bahan lainnya.  Daya tekan untuk jembatan

beton bertulang pada umur 28 hari bisa mencapai ? 20 MPa. Untuk

jembatan beton prategang bisa mencapai 30 Mpa.

 Lentur

Beton juga dikenal memiliki daya tarik lentur. Kekuatan kelenturannya

saja bisa  membuatnya kuat untuk dilewati walau masih berumur 28 hari.

 Awet

Kelebihan lainnya dari beton bertulang ialah awet digunakan karena tidak

mudah sekali lapuk. Berbeda dengan jembatan yang menggunakan kayu

mudah sekali lapuk dan dimakan rayap.

 Murah Meriah
Kelebihan lainnya dari beton bertulang ialah murah meriah. Walaupun

murah namun umur pakainya bisa sangat lama sehingga nyaman sekali

digunakan untuk lalu lintas.

Walau keliatannya memiliki banyak manfaat namun jembatan beton

bertulang juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu diantaranya

ialah konstruksinya lebih rumit sehingga butuh pengawasan lebih dalam

kualitas dan pembangunnanya. Ketika rusak maka biaya perawatannya

juga tinggi dan sulit untuk diperbaiki apalagi jika anda melakukan

kesalahan dalam pengecoran.

Beban Yang Dihitung Dalam Perencanaan Jembatan

Dalam merencanakan jembatan anda juga perlu memperhitungkan

beberapa beban. Beban tersebut diantaranya ialah sebagai berikut :

 Beban Primer

Beban ini ialah muatan utama dalam perhitungan tegangan dalam jembatan

yang mana mencakup  beban hidup dan beban kejut serta beban mati.

 Beban Mati

Ialah berat jembatan itu sendiri yang mana menggunakan nilai berat

volume untuk bahan-bahan bangunan.


 Berat Hidup

Berat hidup merupakan kendaraan atau muatan yang hilir mudik pada

jembatan ini. tak hanya kendaraan saja namun juga beban orang yang

melewatinya.

 Beban Kejut

Beban kejut adalah perhitungan pengaruh getaran, tegangan   yang

dikalikan koefisien kejut.

 Beban Sekunder

Beban sekunder merupakan muatan sementara   yang mengakibatkan

tegangan-tegangan. Beban sekunder bisa berupa angina, gaya rem hingga

perbedaan suhu dapat mempengaruhi daya tahan dari jembatan itu sendiri.
BAB 5

PENUTUP

5..1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan dari tugas Akhir ke Keunggulan Pengunaan Jembatan

Beton Bertulang dalam Kontruksi Jembatan di Atas Sungai Kaligarang Semarang

adalah:

1. Respon masyarakat tentang pembangunan jembatan beton ini sangat baik,

masyarakat juga mendukung dikarenakan pembangunan jembatan kreteg wesi sangan

menguntuksn bagi masyarakat setempat di karenakan akan mengurangi kemacetan di

sepanjangan jalan jembatan kreteg wesi.

2. Dibanding struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi beton bertulang lebih

mudah dan cukup dengan tenaga berkeahlian rendah.

3. Jembatan Beton Bertulang memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi, struktur

beton sangat kokoh, pembuatannya cukup mudah

4. Jembatan Kreteg Wesi merupakan jembatan yang terdiri atas jembatan beton

dengan span 31.3 meter, Metode kontruksi beton tersebut mengunakan tiang pancang

tanpa pilar.

5.2 Saran

1. Dalam pembangunan Jembatan harus mengetahui situasi dan kondisi dalam

masyarakat.
2. Pastikan dalam pembangunan jembatan dapat menghasilkan manfaat yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.situstekniksipil.com/2017/10/klasifikasi-jembatan.html?m=1

http://eprints.ums.ac.id/15810/2/BAB_I.PENDAHULUAN.pdf

https://amp.ayosemarang.com/read/2021/03/12/73428/jembatan-sampangan-baru-mulai-

dimanfaatkan-warga

http://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html

https://anekabangunan.com/konstruksi-pada-jembatan-beton-bertulang/

http://eprints.polsri.ac.id/1274/3/BAB%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104105009-3-BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai