Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan merupakan bangunan pelengkap jalan yang mempunyai peranan
penting pada jaringan jalan, memiliki nilai investasi dan sebagai penghubung
antar wilayah. Pemerintah mengeluarkan panduan berupa Bridge Management
System (BMS) atau yang dikenal dengan sistem manajemen jalan (SMJB) yang
berisi pengelolaan jembatan dengan cakupan pemeriksaan, perbaikan dan
penggantian sebagian maupun keseluruhan komponen jembatan yang penting
untuk pembangunan dan kelangsungan hidup transportasi dan infrastruktur
telekomunikasi di Indonesia.
BMS membantu pemerintah terutama Ditjen Bina Marga dalam
mengembangkan sistem manajemen jembatan untuk memungkinkan
merencanakan, melaksanakan dan memantau semua aktivitas jembatan dalam
suatu kebijakan secara keseluruhan dalam pembangunan dan desentralisasi serta
menyusun rencana maupun tata cara atau prosedur dalam aktivitas pembangunan
maupun pemeliharaan jembatan yang ada di Indonesia baik pada tingkat nasional
maupun propinsi.
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-
rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali,
jalan kereta api, jalan raya yang melintang dan lain- lain. Jenis jembatan
berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah
mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi,
mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir. Dalam waktu
dan kondisi tertentu, konstruksi jembatan akan mengalami penurunan kemampuan
dalam memberikan pelayanan bagi pengguna jalan.
Dalam makalah ini penulis (kelompok 3) memilih Jembatan Oesapa
menjadi obyek pengamatan untuk mengamati kondisi elemen–elemen pada
jembatan, menentukan nilai kondisi jembatan serta menentukan cara
penanganannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan pemeriksaan inventarisasi jembatan ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi kondisi elemen – elemen pada Jembatan Oesapa
2. Untuk menentukan nilai kondisi Jembatan Oesapa
3. Menentukan cara penanganan kerusakan Jembatan Oesapa

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari laporan pemeriksaan inventarisasi jembatan ini adalah
sebagai berikut :
1. Jembatan yang ditinjau adalah jembatan rangka baja
2. Pemeriksaan inventarisasi Jembatan Oesapa KM 7 kota Kupang

1.4 Waktu Pelaksanaan dan Lokasi


Jembatan Rangka Baja Oesapa Kota Kupang
1) Tanggal pemeriksaan : Jumad, 26 November 2021
2) Tempat Pemeriksaan : Jembatan Rangka Baja Oesapa, Kota Kupang
3) Nama Pemeriksa : kelompok 3 SMJ VII PJJ E
4) Peta Lokasi pemeriksaan :

Gambar 1.1 Lokasi Jembatan Rangka Baja Oesapa


1.5 Sistematika Penulisan
Dalam laporan ini, pembahasan dikelompokkan dalam 5 (Lima)
bagian yang berbentuk bab agar lebih mudah dipahami, yaitu sebagai
berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, waktu
pelaksanaan dan lokasi, serta sistematika penulisan laporan pemeriksaan
inventarisasi jembatan.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai pemeriksaan inventarisasi dan bagian -
bagian pemeriksaan inventaris.
3. BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi persiapan survei, persiapan alat, pelaksanaan survei,
pengumpulan data dan hasil pemeriksaan.
4. BAB IV PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN RANGKA
BAJA
Bab ini membahas mengenai prosedur pemeriksaan jembatan rangka baja
yang berisi data administrasi, jenis lintasan dan data geometrik, data
bentang dan komponen utama, nilai kondisi inventaris, dan data
pelengkap jembatan tersebut.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jembatan


Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau,
saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
sebidang dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan
jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini
biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Dengan adanya
jembatan transportasi darat yang terputus oleh sungai, jurang, alur banjir
(floodway) dapat teratasi.

2.2 Jenis dan Tipe Jembatan


2.2.1 Jenis Jembatan
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe
struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada
konstruksi yang mutakhir. (Wally, 2014)
 Jembatan Beton
Jembatan beton adalah jembatan yang bahan konstruksinya mayoritas
dari material beton.
 Jembatan Baja
Jembatan baja yaitu jembatan yang mayoritas bahannya dari baja.
Sedangkan konstruksinya dipertimbangkan pada  kebutuhan bentang,
bisa berbentuk rangka bisa hanya merupakan baja profil menerus.
 Jembatan Komposit
Konstruksi komposit adalah sebuah konstruksi yang bahan-bahannya
merupakan perpaduan dari dua jenis material yang berbeda sifat, yang
disatukan sedemikian rupa, sehingga bekerja sama dalam memikul
beban. Konstruksi seperti ini ditemukan pada struktur jembatan, yaitu
gambungan antara pelat lantai dari bahan beton dan gelagar dari bahan
baja. Gabungan kedua elemen struktur ini dapat memikul beban lentur
(momen) secara bersama-sama. Dalam bentuk lain adalah struktur
tiang/kolom dimana lapis luar tiang/kolom digunakan besi hollow dari
baja, dan didalamnya diisi dengan material beton.
a. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
 Jembatan jalan raya (highway bridge),
 Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
 Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
b. Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
 Jembatan di atas sungai atau danau,
 Jembatan di atas lembah,
 Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
 Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
 Jembatan di dermaga (jetty).
c. Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi :
 Jembatan kayu (log bridge),
 Jembatan beton (concrete bridge),
 Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
 Jembatan baja (steel bridge),
 Jembatan komposit (compossite bridge).

2.2.2 Tipe Jembatan


Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :

 Jembatan plat (slab bridge),


 Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
 Jembatan gelagar (girder bridge),
 Jembatan rangka (truss bridge),
 Jembatan pelengkung (arch bridge),
 Jembatan gantung (suspension bridge),
 Jembatan kabel (cable stayed bridge),
 Jembatan cantilever (cantilever bridge).

2.3 Bagian-Bagian Jembatan


1. Struktur Atas
Menurut (Pranowo dkk, 2007) struktur atas jembatan adalah bagian
dari struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas
untuk selanjutnya disalurkan ke bangunan bawah jembatan; bagian-bagian
pada struktur bangunan atas jembatan terdiri atas struktur utama, sistem
lantai, system perletakan, sambungan siar muai dan perlengkapan lainnya;
struktur utama bangunan atas jembatan dapat berbentuk pelat, gelagar,
sistem rangka, gantung, jembatan kabel (cable stayed) atau pelengkung.
a. Lapis permukaan
Lapisan permukaan memiliki fungsi untuk menahan kontak terhadap
kendaraan yang melintasi jembatan. Lapisan permukaan adalah lapisan
yang terpisah dengan struktur jembatan.
b. Pelat lantai kendaraan
Merupakan bagian konstruksi jembatan yang langsung menerima beban
lalu-lintas yang berjalan di atasnya, yang di dalam perencanaan
diperhitungkan terhadap beban hidup/muatan “T” dari tekanan gandar
roda kendaraan dan berat konstruksi yang dipikulnya (termasuk berat
sendiri lantai).
c. Trotoar
Merupakan bagian layanan jembatan yang digunakan untuk sarana
pejalan kaki, yang berada dibagian pinggir kiri-kanan lantai kendaraan.
Ketinggian permukaan lantai Trotoar dibuat lebih tinggi dari pada
ketinggian permukaan lapisan aus lantai kendaraan
d. Tiang sandaran yang dilengkapi dengan pipa sandaran
merupakan bagian struktur jembatan yang dipasang dibagian tepi luar
lantai Trotoar sepanjang bentang jembatan berfungsi sebagai pengaman
untuk pejalan kaki yang lewat diatas trotoar, dan merupakan konstruksi
pelindung bila terjadi kecelakaan lalu-lintas.
e. Slab lantai kendaraan,
Berfungsi sebagai lewatan dan penahan beban kendaraan ketika lalu
lintas sedang berjalan.
f. Gelagar (Girder),
Merupakan bagian konstruksi jembatan yang berfungsi memikul lantai
kendaraan yang kemudian meneruskan beban-beban tersebut kebagian
konstruksi di bawahnya.
g. Tumpuan Jembatan
Sebagai bagian struktur yang diletakkan diatas abutmen dan pier head
sebagai landasan gelagar induk. Bahan yang sering digunakan sebagai
tumpuan ini adalah besi cor (berupa roll dan engsel), dan lempengan
super rubber elastic yang dilapisi pelat baja (bearing pad)
h. Balok diafragma
Merupakan pengaku dari gelagar-gelagar memanjang dan tidak memikul
beban plat lantai dan diperhitungkan seperti balok biasa.
i. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
Ikatan-ikatan (bracings merupakan struktur ruang, menerima atau
memikul beban-beban vertical yang diteruskan ke pondas, dan menahan
gaya lateral dan longitudinal yang disebabkan oleh angin, gaya rem dan
lain-lain.
 Ikatan angin atas (top lateral bracing),
 fungsinya memberikan kekuatan pada jembatan
 stabilitas terhadap batang tepi atas yang tertekan
 meneruskan sebagian besar dari beban agin ke tiang ujung (end
post), kemudian meneruskan kepada landasan
 Pengukuhan portal (sway bracing)
Diperlukan untuk mendapatkan kekakuan terhadap torsi, dan dipasang
pada bidang vertical di sebelah atas jembatan, fungsinya menambah
kekakuannya saja. (tidak menambah kekuatan)
2. Struktur bawah
Fungsi utama bangunan bawah adalah memikul beban – beban pada
bangunan atas dan pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke
pondasi. Yang selanjutnya beban – beban tersebut oleh pondasi disalurkan
ke tanah.
Bangunan bawah jembatan ada dua macam yaitu :
a. Kepala Jembatan (abutment)
Karena letak abutment yang berada di ujung jembatan maka abutment ini
berfungsi juga sebagai penahan tanah. Umumnya abutment dilengkapi
dengan konstruksi sayap yang berfungsi menahan tanah dalam arah tegak
lurus as jembatan.
b. Pilar Jembatan
 Kepala pilar (Pier Head),
 Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
 Tumpuan (Bearing).
c. Pondasi,
Merupakan bagian dari sebuah jembatan yang meneruskan beban-beban
langsung ke atau dari tanah atau batuan/lapisan tanah keras.
d. Pedestals
Merupakan kolom pendek yang berada diatas abutmen atau pilar yang
secara langsung menopang gelagar utama struktur atas.
e. Back wall
Back wall merupakan suatu dinding samping pada dinding belakang
abutmen atau stem yang didesain untuk membantu atau menahan
keutuhan atau stabilitas tanah di belakang abutmen.
2.4 Tujuan dan Jenis Pemeriksaan Jembatan
2.4.1 Tujuan Pemeriksaan Jembatan
Pemeriksaan jembatan merupakan salah satu komponen dalam
BMS yang terpenting. Pemeriksaan jembatan ini adalah suatu hal yang
paling pokok yang menghubungkan antara jembatan yang ada dengan
rencana pemeliharaan atau peningkatan untuk masa mendatang.
Tujuan pemeriksaan jembatan adalah membantu menyakinkan bahwa
jembatan masih berfungsi dan aman serta diperlukannya pemeliharaan atau
perbaikan pada waktu yang sudah ditentukan.
Tujuan pemeriksaan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Tujuan utama :
 Mengetahui kondisi jembatan
 Strategi pemeliharaan / perbaikan / rehabilitasi
2. Tujuan spesifik :
 Memeriksa keamanan jembatan saat layan
 Menjaga lancarnya lalu lintas
 Menyediakan data/kondisi jembatan
 Memeriksa pengaruh beban dan jml. Kendaraan
 Memantau keadaan jembatan jangka panjang
 Menyediakan informasi mengenai kapasitas jembatan
Data dari pemeriksaan jembatan digunakan untuk merencanakan
pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan.

2.4.2 Jenis Pemeriksaan Jembatan

1. Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan inventarisasi dimaksud untuk pendataan jembatan, terutama
jembatan baru atau jembatan setelah dilakukan rehabilitasi besar.
Maksud pemeriksaan inventarisasi ialah:
 Data Administrasi Jembatan (No. & Lokasi)
 Data Geometri Jembatan
 Jenis/ Tipe Jembatan, Tgl/Th Konstruksi
 Kondisi Elemen Jembatan
 Data Lalu-lintas
 Data Kapasitas Jembatan
2. Pemeriksaan Rutin
Tujuan pemeriksaan rutin ialah memeriksa secara rutin kondisi jembatan.
Maksud pemeriksaan rutin ialah:
 Mengecek/pemutakhiran data kondisi jembatan
 Mencatat dan melaporkan pekerjaan darurat
 Melaporkan hasil pemeliharaan rutin
3. Pemeriksaan Detail
Tujuan pemeriksaan detail ialah untuk mengetahui kondisi jembatan secara
detail.
Maksud pemeriksaan detail ialah:
 Mendata kerusakan elemen jembatan
 Penilaian ulang kondisi jembatan
 Tindakan darurat yang diperlukan
 Melaporkan hasil pemeliharaan rutin
 Foto-foto kerusakan jembatan
4. Pemeriksaan sekilas
Pemeriksaan sekilas merupakan pemeriksaan visual secara singkat terhadap
jembatan, yang biasanya berhubungan dengan pemeriksaan jalan
Bawah jembatan

Gambar 2.1 Jalur Untuk melakukan pemeriksaan

2.5 Penilaian Kriteria Kondisi Jembatan

NILAI KRITERIA KONDISI JEMBATAN


Jembatan dalam keadaan baru, tanpa kerusakan cukup jelas, elemen jembatan
0
berada dalam kondisi baik
Kerusakan sedikit (kerusakan dapat diperbaiki melalui perbaikan rutin, dan tidak
1 berdampak keamanan atau fungsi jembatan)
Contoh : scouring sedikit, karat pada permukaan, papan kayu yang longsor
Kerusakan yang memerlikan pemantauan atau pemeliharaan pada masa yang
akan datang
2 Contoh : pembusukan sedikit pada struktur kayu, penurunan mutu pada elemen
pasangan batu, penumpukan tanah atau sampah di sekitar perletakan yang
memerlukan tanda-tanda perbaikan
Kerusakan yang membutuhkan perhatian (kerusakan yang mungkin terjadi serius
selama 12 bulan)
Contoh : struktur beton dengan sedikit retak, rangka kayu yang membusuk,
3
lubang pada permukaan lantai kendaraan, adanya gundukan aspal pada
permukaan lantai kendaraan dan pada kepala jembatan, scouring dalam jumlah
sedang pada pilar/kepala jembatan, rangka baja berkarat.
Kondisi kritis (kerusakan serius yang membutuhkan perhatian segera)
4 Contoh : kegagalan rangka, keretakan atau kerontokan lantai beton, pondasi yang
terkikis, kerangka beton yang memiliki tulangan yang terlihat dan berkarat.
Elemen runtuh atau tidak berfungsi
5
Contoh : bangunan atas yang runtuh, timbunan tanah yang hanyut.
Tabel 2.1 Nilai Untuk Tiap Kondisi Jembatan
Sumber :Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitsi jembatan,1993

2.6 Jenis-Jenis Pemeliharaan


1. Pemeliharaan Rutin
Pada dasarnya pemeliharaan rutin adalah untuk menjaga jembatan
dalam keadaan seperti semula dan mencakup beberapa pekerjaan berulang,
yang secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin harus dimulai pada
waktu jembatan selesai dibangun (jembatan masih dalam keadaan baru dan
dilanjudkan selama umur jembatan tersebut). Hal ini memerlukan suatu
pengalokasian dana yang efektif dalam hal pemeliharaan. (MS , 1993)
Pemeliharaan rutin jembatan biasanya dimasukkan dalam pekerjaan
rutin jalan dan dilaksanakan bersamaan dengan pemeliharaan rutin jalan
tersebut. Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai
berikut :
a. Pembersihan secara umum
b. Membuang tumbuhan liar dan sampah
c. Pembersihan dan melancarkan drainase
d. Penanganan kerusakan ringan
e. Pengecatan sederhana
f.Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan.
Jembatan harus dibersihkan dengan baik dan tepat untuk menjamin
bahwa penumpukan kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen
jembatan/ jembatan secara keseluruhan.
Kegiatan pembersihan mencakup :
 membersihkan tanah, kerikil,pasir,dsbnya dari tempat2 yg seharusnya
tidak ada dan mungkin mempunyai pengaruh yang membahayakan.
 Pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah landasan/perletakan
dan sambungan siar muai, pada dinding batu/beton dan sekitar struktur
kayu
 Membersihkan/mencuci tanda lalu lintas, papan nama jembatan dan
sandaran yang dicat.

2. Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala mencoba untuk mengembalikan jembatan pada
kondisi dan daya layan yang dipunyai atau yang seharusnya di punyai
jembatan segera setelah pembangunan dan mencakup tipe kegiatan yaitu :
a. Kegiatan pemeliharaan yag dapat diperkirakan, dilakukan pada tenggang
waktu yang direncanakan. Pemeliharaan berkala yang direncanakan atau
dapat diperkirakan mencakup hal-hal sebagai berikut :
 Pengecetan ulang
 Pelapisan permukaan aspal
 Penggantian lantai kayu
 Penggantian jalur roda kendaraan
 Pembersihan menyeluruh jembatan
 Pemeliharaan perletakan / landasan
 Penggantian siar muai
b. Perbaikan kecil
Meliputi hal-hal sebagai berikut ini
 Perbarui bagian-bagian dan elemen-elemen kecil
 Perbaiki pegangan sandaran dan pagar pengaman
 Jalankan bagian-bagian yang dapat bergerak
 Perkuat bagian sruktural
 Perbaiki longsor dan erosi tebing
 Perbaiki pekerjaan pengalihan aliran sungai

3. Rehabilitasi dan Perbaikan Utama


Rehabilitasi jembatan adalah upaya untuk mengembalikan kapasitas muat
jembatan sehingga mendekati kapasitas semula.
Rehabilitasi dan perbaikan besar yang berarti adalah pekerjaan pemeliharaan
dalam skala yang lebih besar dan biasanya lebih mengarah kepada pekerjaan
pengaturan aliran sungai, penggantian dan perbaikan besar pada pelat lantai
beton atau perbaikan pada bangunan bawah yang mana memerlukan
pemasangan turap (coferdam) serta perbaikan betonan dalam jumlah yang
cukup banyak.
4. Perbaikan Darurat dan Penanganan Sementara
Perbaikan darurat pada dasarnya merupakan kejadian yang tak terduga,
sehingga sangat penting apabila pada setiap daerah tersedia sumber-sumber
yang diperlukan Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling
sederhana yaitu perbaikan sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan
jembatan sementara di atas jembatan yang runtuh akibat banjir atau beban
yang berlebihan.
Tak dapat dihindari bahwa beberapa jembatan tidak akan tetap berada pada
tingkat kemampuan yang diinginkan hingga diselesaikannya tindakan-
tindakan perbaikan dan mungkin suatu bentuk pekerjaan sementara
dibutuhkan untuk mempertahankan struktur tersebut tetap dapat dipakai
walaupun kemampuannya pada tingkat yang lebih rendah.
Adapun jenis-jenis penanganan yaitu :
 Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal kerusakan jembatan
disebabkan oleh kecelakaan, untuk menjamin keselamatan struktur itu
sendiri dan pemakai jalan. Penanggulangan darurat dapat mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Perbaikan pada bagian awal guard rail (pengaman)
 Pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan
sebagainya.
 Perbaikan bangunan pengaman aliran sungai
 Pembuatan pembatasan lainnya atau mengalihkan lalu lintas ke jalan
aiternatif
 Pemasangan jembatan sementara
 Penggantian komponan
 Penanganan sementara dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
 Membuat gelagar sementara dari bagian bawah gelagar
 Penambahan baut untuk memperkuat kompomnen
 Penambahan tiang pancang pada tiang pancang yang sudah ada
 Memasang bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna
memindahkan beban bangunan atas yang ada.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Umum
Pada studi ini dilakukan pemeriksaan jembatan dengan cara
pemeriksaan inventarisasi. Namun pemeriksaan inventarisasinya dilakukan
secara mendetail. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut, dibutuhkan
sebuah metodologi dalam mengumpulkan data hingga mngolah data
tersebut, sehingga dapat disimpulkan beberapa kondisi jembatan yang
ditinjau. Adapun langkah – langkah dalam melakukan pemeriksaan
jembatan secara umum dapat dilihat sebagai berikut :

3.2 Persiapan Survey


Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal – hal
penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan
waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini dintaranya :
1. Menentukan Lokasi Tinjauan
Penentuan lokasi tinjauan merupakan langkah pertama yang perlu
dilakukan, karena dalam tahap ini ditentukan objek yang akan dilakukan
pemeriksaan inventarisasi jembatan. Pada studi ini, jembatan rangka baja
yang ditinjau adalah Jembatan Oesapa.
2. Studi Literatur
Literatur dalam studi ini berupa manual pemeriksaan jembatan
yang dikembangkan oleh Dina Bina Marga yaitu Bridge Management
System (BMS) yang telah dijadikan standar dalam melakukan
pemeriksaan jembatan di Indonesia.
3. Melakukan Persiapan
Persiapan perlu dilakukan sebelum survei, diantaranya persiapan
lata, bahan, transportasi dan rute yang akan dilewati menuju lokasi
jembatan dan formulir pemeriksaan inventarisasi yang bertujuan
mempermudah pelaksanaan survei.
4. Melakukan Survei
Survei yang dilakukan adalah memeriksa jembatan yang ditinjau
sesuai dengan manual bridge management system (BMS).
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan
penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Berdasarkan hasil survei,
didapatkan data – data sebagai berikut :
a. Data administrasi
b. Data geometrik
c. Data struktur utama dan aliran sungai
d. Data kerusakan jembatan
Data – data yang diperoleh dikumpulkan dan selanjutnya akan
diolah. Kecukupan data perlu dipwweriksa untuk mempermudah
pengolahan data, jika data sudah cukup maka data dapat langsung diolah,
sedangkan apabila data yang diperoleh belum cukkup, maka diperlukan
survei kembali.
6. Pengolahan Data
Pengolahan data untuk pemeriksaan inventarisasi dan detail
jembatan merujuk pada manual standar bridge management system
(BMS).
Dalam melakukan pemeriksaan, diperlukan uruan yang sesuai
dengan standar yang bertujuan agar seluruh elemen jembatan diperiksa
tanpa ada yang terlewati. BMS telah menentukan urutan pemeriksaan
seperti tertera pada gambar yang diawali dari sebelah kiri kepala
jembatan 1 (A1)

Bawah jembatan

3.3 Persiapan Alat


3.4 Pemeriksaan inventarisasi
Selama pemeriksaan berlangsung inspektur harus mengambil foto
struktur jembatan yang memperlihatkan :
1. Ketinggian sisi jembatan
2. Lantai jembatan yang di foto dari as jalan
3. Jembatan yang diambil dari sudut 45º dari titik pusat jalan
4. Hal-hal yang menarik lainnya termasuk kerusakan dan masalah
yang membutuhkan perhatian
Pada pelaksanaan survei pemeriksaan inventarisasi jembatan ini, terdapat
tahapan pelaksanaan berupa diagram alir (flowchart) seperti gambar
berikut

BAB IV
PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN ANGKA BAJA

4.1 prosedur Pemeriksaan Inventarisasi


Tahapan dalam pemeriksaan inventarisasi dimulai datri
mempersiapkan alat dan bahan serta metode yang akan digunakan dalam
pemriksaan jembatan kerika di lapangan. Prosedur pemeriksaan invenaris
jembatan dilakukan pada jembatan rangka baja Oesapa pada KM 7
sepanjang ........dengan tipe jembatan termasuk ke dalam jembatan rangka
baja.
 Alat dan bahan yang digunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan inventaris jembatan
rangka baja Oesapa pada KM 7 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : Alat dan Bahan

No. Uraian Spesifikasi Kegunaan Keterangan


1 Alat Roll meter Panjang pita 50 m, Untuk mengukur 1 buah
berbahan fiberglass panjang jembatan
GPS Koreksi akurasi mengetahui 1 buah
maks. 5 m koordinat
jembatan
Balpoint plastik Untuk menulis 1 buah
Penggaris plastik Alat bantu sketsa 1 buah
Papan kayu Alat menulis 1 buah
dada komponen
jembatan
2 Bahan Kertas - Untuk sketsa dan Secukupnya
mencetak
dokumen
Printer plastik Mencetak laporan Secukupnya
dan form
pemeriksaan

 Tahapan Pemeriksaan Di Lapangan

Anda mungkin juga menyukai