Anda di halaman 1dari 5

BAB III TINJAUAN

KHUSUS

3.1 Lingkup Pelaksanaan Proyek


Kegiatan pengawasan merupakan suatu kegiatan yang di lakukan di lapangan
dan menetapkan ukuran dari kinerja dan juga pengambilan tindakan yang dapat
mendukung dalam pencapaian hasil yang diharapkan agar kinerja yang sudah
ditetapkan berkesesuaian. Pengawasan juga berarti sebuah proses untuk memastikan
bahwa segala kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan. Pengawasan pada proyek pembangunan Gedung Sekolah Pendidikan
Non Formal bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kinerja para pekerja dalam
menyesuaikan ketetapan yang sudah ditetapkan dalam perencanaan. Berikut ini
adalah lingkup pekerjaan pada proyek pembangunan Sekolah Pendidikan Non
Formal, antara lain :
1. Pekerjaan Kolom
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap

3.2 Pekerjaan Kolom


3.2.1 Definisi Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya adalah
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral kecil. Apabila terjadi kegagalan pada kolom maka dapat
berakibat keruntuhan komponen struktur yang lain yang berhubungan dengannya atau
bahkan terjadi keruntuhan total pada keseluruhan struktur bangunan (Dipohusodo,
1994).
Kolom merupakan bagian vertikal dari suatu struktur rangka yang menerima
beban tekan dan lentur. Kolom meneruskan bebanbeban dari elevasi atas ke elevasi
yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi. (Nawy,1998).
Kolom meneruskan beban – beban dari elevasi atas ke elevasi di bawahnya
hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi. Didalam analisa maupun
perencanaan kolom, dasar-dasar teori yang digunakan dalam analisis balok dapat
diterapkan dalam analisis kolom, tetapi ada tambahan faktor baru (selain momen lentur)
yaitu gaya-gaya normal tekan yang diikutkan dalam perhitungan. Karena itu perlu
adanya penyesuaian dalam menyusun persamaan keseimbangan dengan meninjau
kombinasi momen lentur dan gaya normal tekan.
Pada lentur balok, banyaknya tulangan yang terpasang dapat direncanakan agar
balok berperilaku daktail, tetapi pada kolom biasanya gaya normal tekan adalah
dominan sehingga keruntuhan yang bersifat tekan sulit untuk dihindari.
Tujuan penggunaan kolom adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bagian dari struktur utama dari bangunan portal yang mampu memikul
kombinasi pembebanan yang terdiri dari beban mati dan beban hidup.
2. Sebagai penyangga drop panel dan plat lantai dalam bangunan.
3. Penerus beban bangunan seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan
beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan kokoh dan
tidak mudah roboh.

3.2.2 Pembesian Kolom


Pekerjaan pembesian tulangan pokok kolom dilakukan di tempat terpisah.
Setelah pekerjaan pembesian selesai, kemudian diangkut untuk dipasang pada
titik koordinat kolom. Terdapat empat jenis kolom yang digunakan yaitu, K1 (40/40),
K2 (40/50),K3 (25/35) dan K4 (15/25). Tulangan yang digunakan dalam tulangan
kolom adalah :
 Untuk tulangan pokok yang digunakan adalah tulangan besi ulir diameter 16
mm
 Untuk tulangan sengkang digunakan tulangan besi polos diameter 8 mm

Perakitan tulangan dilakukan secara manual dengan merangkai tulangan utama


dengan tulangan bagi. Kedua tulangan tersebut dikaitkan dengan menggunakan kawat
besi. Perakitan tulangan dilakukan per segmen yang selanjutnya disambung dengan
segmen lainnya, sesuai dengan gambar konstruksi.
Gambar 3.1 Pembesian
Kolom
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada proses perakitan besi kolom, susunan antara besi tulangan sejajar satu
sama lain setiap tulangannya, dan diletakkan beugel atau sengkang dengan jarak 15 cm.
pengikatan tulangan harus kuat, agar dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran
tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan Besi kawat.

Gambar 3.2 Pemasangan pembesian Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.2.3 Bekisting Kolom


Pekerjaan bekisting pada kolom menggunakan sistem konvensional. Acuan
pada bekisting kolom menggunakan plywood dan sabuk pengikatnya kayu balok. Bila
jarak antara benang dengan papan bekisting di bagian bawah dan atas telah sama, bearti
cetakan ini telah tegak lurus, maka cetakan tersebut disokong pada sisi-sisinya dengan
kayu balok, sehingga aman terhadap pergeseran pada saat pengecoran.
Gambar 3.3 Bekesting Kolom
Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.2.4 Pengecoran Kolom


Pengecoran kolom menggunakan beton yang diaduk dengan mesin pengaduk
Mixer Truck. pemasukan material beton dengan 1:2:3 site mix mutu beton K350
dimulai dengan mencampur semen portland,air,agregat kasar dan halus,air.

Gambar 3.4 Pengecoran Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Penuangan beton dilapangan dilakukan secara concrete pump, setelah Mixer


Truck mengaduk campuran semen kemudian di tuangkan kedalam concrete pump.
Cara kerja alat ini adalah dengan memberikan tekanan di dalam pipa kepada adukan
beton sehingga adukan dapat sampai ke lokasi yang akan dicor. Beton dari truck
mixcer akan di masukan kedalam tampungan concrete pump untu disemprotkan
ke lokasi pengecoran melalui sambungan pipa tersebut.
3.2.5 Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton telah cukup umur yakni
selama 7-8 jam. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat sendiri
dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton
yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk
pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan
tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur.

Gambar 3.4 Pembokaran Bekisting Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai