Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Lingkup Pelaksanaan Proyek

Kegiatan pengawasan merupakan suatu kegiatan yang di lakukan di


lapangan dan menetapkan ukuran dari kinerja dan juga pengambilan tindakan
yang dapat mendukung dalam pencapaian hasil yang diharapkan agar kinerja yang
sudah ditetapkan berkesesuaian. Pengawasan juga berarti sebuah proses untuk
memastikan bahwa segala kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan. Pengawasan pada proyek pembangunan Gedung Sekolah
Pendidikan Non Formal bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kinerja para
pekerja dalam menyesuaikan ketetapan yang sudah ditetapkan dalam
perencanaan. Berikut ini adalah lingkup pekerjaan pada proyek pembangunan
Sekolah Pendidikan Non Formal, antara lain :

1. Pekerjaan Kolom
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap

4.2 Pekerjaan Kolom

4.2.1 Definisi Kolom

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya


adalah menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral kecil. Apabila terjadi
kegagalan pada kolom maka dapat berakibat keruntuhan komponen
struktur yang lain yang berhubungan dengannya atau bahkan terjadi
keruntuhan total pada keseluruhan struktur bangunan (Dipohusodo, 1994).

Kolom merupakan bagian vertikal dari suatu struktur rangka yang


menerima beban tekan dan lentur. Kolom meneruskan bebanbeban dari
elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah
melalui pondasi. (Nawy,1998).

Kolom meneruskan beban – beban dari elevasi atas ke elevasi di


bawahnya hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi. Didalam
analisa maupun perencanaan kolom, dasar-dasar teori yang digunakan
dalam analisis balok dapat diterapkan dalam analisis kolom, tetapi ada
tambahan faktor baru (selain momen lentur) yaitu gaya-gaya normal tekan
yang diikutkan dalam perhitungan. Karena itu perlu adanya penyesuaian
dalam menyusun persamaan keseimbangan dengan meninjau kombinasi
momen lentur dan gaya normal tekan. Pada lentur balok, banyaknya
tulangan yang terpasang dapat direncanakan agar balok berperilaku
daktail, tetapi pada kolom biasanya gaya normal tekan adalah dominan
sehingga keruntuhan yang bersifat tekan sulit untuk dihindari.

Tujuan penggunaan kolom adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bagian dari struktur utama dari bangunan portal yang


mampu memikul kombinasi pembebanan yang terdiri dari beban
mati dan beban hidup.
2. Sebagai penyangga drop panel dan plat lantai dalam bangunan.
3. Penerus beban bangunan seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti
beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan
angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan kokoh dan
tidak mudah roboh.

4.2.2 Pembesian Kolom

Pekerjaan pembesian tulangan pokok kolom dilakukan di tempat


terpisah. Setelah pekerjaan pembesian selesai, kemudian diangkut
untuk dipasang pada titik koordinat kolom. Terdapat empat jenis kolom
yang digunakan yaitu, K1 (40/40), K2 (40/50),K3 (25/35) dan K4 (15/25).
Tulangan yang digunakan dalam tulangan kolom adalah :

 Untuk tulangan pokok yang digunakan adalah tulangan besi ulir


diameter 16 mm.

 Untuk tulangan sengkang digunakan tulangan besi polos diameter 8


mm.

Perakitan tulangan dilakukan secara manual dengan merangkai


tulangan utama dengan tulangan bagi. Kedua tulangan tersebut dikaitkan
dengan menggunakan kawat besi. Perakitan tulangan dilakukan per
segmen yang selanjutnya disambung dengan segmen lainnya, sesuai
dengan gambar konstruksi.

Gambar 4.1 Pembesian Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada proses perakitan besi kolom, susunan antara besi tulangan


sejajar satu sama lain setiap tulangannya, dan diletakkan beugel atau
sengkang dengan jarak 15 cm. pengikatan tulangan harus kuat, agar dalam
pengecoran tidak mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan
dengan menggunakan Besi kawat.
Gambar 4.2 Pemasangan pembesian Kolom
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2.3 Bekisting Kolom

Pekerjaan bekisting pada kolom menggunakan sistem


konvensional. Acuan pada bekisting kolom menggunakan plywood dan
sabuk pengikatnya kayu balok. Bila jarak antara benang dengan papan
bekisting di bagian bawah dan atas telah sama, bearti cetakan ini telah
tegak lurus, maka cetakan tersebut disokong pada sisi-sisinya dengan kayu
balok, sehingga aman terhadap pergeseran pada saat pengecoran.

Gambar 4.3 Bekesting Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.2.4 Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom menggunakan beton yang diaduk dengan mesin


pengaduk Mixer Truck. pemasukan material beton dengan 1:2:3 site mix
mutu beton K350 dimulai dengan mencampur semen portland,air,agregat
kasar dan halus,air.

Gambar 4.4 Pengecoran Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Penuangan beton dilapangan dilakukan secara concrete pump,


setelah Mixer Truck mengaduk campuran semen kemudian di tuangkan
kedalam concrete pump. Cara kerja alat ini adalah dengan memberikan
tekanan di dalam pipa kepada adukan beton sehingga adukan dapat
sampai ke lokasi yang akan dicor. Beton dari truck mixcer akan di
masukan kedalam tampungan concrete pump untu disemprotkan ke
lokasi pengecoran melalui sambungan pipa tersebut.

4.2.5 Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton telah


cukup umur yakni selama 7-8 jam. Beton yang cukup umur ialah beton
yang dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang
telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan
disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk
pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom
dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan dan kemampuan
struktur.

Gambar 4.4 Pembokaran Bekisting Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.5 Pekerjaan Pasangan Dinding

Dinding batu bata merupakan bagian darikonstruksi bangunan yang


berfungsi sebagai konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai pembatas antara
ruangan, dapat juga disebut bagian dari struktur rangka bangunan atau merupakan
bahan pengisi.

Sebagai pembatas antara ruangan ada yang dipasangkansebagai


penghubung atau dipasangkan kusenn pintu atau kusen jendelasehingga estetika
ruang dapat berfungsi dengan baik.

4.5.1 Pekerjaan Persiapan

Sebelum kegiatan pemasangan dinding dimulai, terlebih dahulu


dipersiapkan perlengkapan dan pun bahan material yang bakal
digunakan, langkah-langkahnya merupakan:
 Persiapan Peralatan. Siapkan semua perlengkapan seperti:
ayakan, pengki atau perangkat ukur material, alas pengaduk atau
box, sendok atau cetok, roskam, lokasi rendaman bata, benang,
mistar ukur, slang air atau waterpass, concrete mixer, plastik
sebagai penutup adukan dan bahan yang bakal di pakai (batu bata
atau batako, semen, pasir).
 Ayak pasir untuk mengasingkan pasir dengan kerikil atau koral
yang dapat mengganggu ketika pemasangan bata.
 Pembuatan Adukan. Buat adukan mortar (campuran semen dan
pasir) pada box pengaduk dengan air secukupnya atau hingga
didapat adukan dan adukan siap pakai.
 Pemasangan angkur (pengait) guna dinding bata yang menempel
pada kolom.

Gambar 4.5 Persiapan Pasangan Dinding


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.5.2 Pemasangan Batu Bata

Tahapan selanjutnya setelah persiapan selesai barulah kemudian


batu bata di pasang di atas sloof yang sudah siap, pemasangan batu
bata dilakukan selang seling diantara setiap batu bata bawah dan atasnya
dengan lurus. Proses ini dilakukan untuk menjadikan dinding lebih kokoh
dan kuat.

Gambar 4.6 Pemasangan Batu Bata


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.5.3 Pembuatan Kolom Praktis dan Balok Anak

Selesai pemasangan batu bata dengan jarak dan ketinggian


yang ditentukan. Selanjutnya adalah memadangan dan pengecoran kolom
praktis dan balok anak dipasang berjarak setiap 3 atau 2 meter sehingga
dinding menjadi kokoh dan tidak mudah roboh sebagai pengikat. Balok
latei sebagai penguat dari kusen dan untuk penempatan balok anak diatas.

Gambar 4.7 Pembuatan Kolom Praktis dan Balok Anak


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.5.4 Pekerjaan Plesteran Dinding

Plesteran ialah melapisi dinding menggunakan adukan yang


tercipta dari gabungan semen, pasir, dan air. Pelesteran dilaksanakan
setelah bata terpasang apik dan kering. Agar plester mempunyai
kualitas baik, permukaannya mesti benar-benar rata dan tegak, ketebalan
minimal 1,5 cm dan tidak terdapat keretakan pada plesteran. Plesteran ini
bermanfaat untuk:

 Meratakan permukaan bidang bangunan


 Meningkatkan kekuatan struktur bidang bangunan
 Melindungi struktur bangunan dari cuaca yang ekstrim

Dalam proses plasteran dinding terdiri dari beberapa tahap yaitu:

a) Tahap pembersihan, sebelum dinding diplester haruslah


dibersihkan dari debu dan kotoran yang menempel serta
pembersiharan batu bata atau sisa-sisa yang menonjol dari
pemasangan batu bata. Dinding juga disiram dengan air menjaga
kelembapan batu bata agar tidak retak.
b) Pemasangan benang, pemasangan benang ini berguna untuk
mengukur ketebalan plasteran agar sesuai dengan yang telah
direncanakan.
c) Membuat adukan, setelah persiapan diatas siap dilanjutkan dengan
adukan untuk plasteran dengan menggunakan alat dan bahan,
semen, pasir, air, cangkul, dan ember.

Gambar 4.8 Pekerjaan Plesteran


Dinding
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.6 Pekerjaan Atap

Pekerjaan Atap termasuk dalam pekerjaan tahap akhir. Fungsi utama


atap ialah sebagai penutup dari bangunan yang melindungi bangunan dari sinar
matahari dan air hujan.

Adapun pekerjaan pemasangan plafon yang akan penulis bahas ialah:

1. Material dan Alat


2. Pengerjaan Atap

4.6.1 Material dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam pemasangan atap pada


bangunan Sekolah Pendidikan Non Formal (SPNF) ini adalah sebagai
berikut:

1. Atap Spandek
Atap Spandek merupakan jenis atap baja yang dibuat sedemikian
rupa seperti halnya seng gelombang namun bedanya spandek ini
bentuknya menyudut, secara prinsip hampir mirip dengan atap seng
gelombang biasa, namun karena bentuknya menyudut terkesan lebih
manis. Hal yang membedakan adalah jenis pelapis yang dipakai. Atap
seng gelombang memakai lapisan seng sedangkan spandek ini memakai
lapisan zinkalume.
Atap spandek merupakan atap yang terbuat dari Alumunium dan
seng. Beberapa produk juga menambahkan Silikon untuk meningkatkan
kelenturan dari atap tersebut. Adapun perbandingan komposisi yang
umum dipakai untuk membentuk atap spandek misalnya Alumunium 55
persen, seng 43 persen dan Silikon 2 persen. Adapun karakteristik Atap
Spendek:
Nama atap : Atap Spandex / Seng Alumunium / Zincalume.
Model : Bergelombang 940 mm.
Jenis : Bent Tiles.
Warna : Merah.
Lama waktu hidup : 50 tahun.
Warna tahan lama : 20 tahun.
Ketebalan : Tebal 0,30MM ( ketebalan asli 0,25mm )
Bahan : PVC + ASA dilapisi.

2. Kerangka Baja Ringan


Rangka adalah Struktur pembangun untuk membentuk dan
menahan penutup atap. Pengertian baja ringan adalah material yang
berbahan ringan dan terbuat dari plat baja tipis yang mempunyai tingkat
kekokohan yang tinggi biasanya di bentuk menjadi Canal C dan Reng.
Karakteristik baja ringan :

Nama : Profil V(75mm x 35mm) dan Profil C(50mmx33mm)


Ketebalan : 0,4 mm - 3,0 mm
Panjang : 6 meter

Gambar 4.9 : Baja ringan Profil C dan Profil V


Sumber: dokumentasi

3. Bor
Bor adalah salah satu mesin yang secara umum sering digunakan
untuk mengebor suatu benda kerja. Pada mesin ini juga dapat dilakukan
pekerjaan–pekerjaan yang lainnya seperti; memperluas lubang,
pengeboran dan pemutar scrup. Dalam pelaksanaannya pengeboran
sesungguhnya adalah suatu poros yang berputar, dimana pada bagian
ujungnya (bagian bawah) disambungkan mata bor yang dapat mengebor
terhadap benda kerja yang di jepit pada meja mesin bor.

4. Alat-alat lainnya.

Gambar 4.10 : Pemotong Kawat Gambar 4.11 : Meteran


Sumber: dokumentasi Sumber: dokumentasi

Gambar 4.12 : Water Pass


Sumber: dokumentasi Gambar 4.13 : Skruup Baja 5 cm
Sumber: dokumentasi

4.6.2 Pemasangan atap

1. Pemasangan Kerangka Kuda-Kuda.


Semua kerangka baja ringan yang berbentuk kerangka kuda-kuda di
bentuk di bawah bangunan, sesuai ukuran menurut gambar kerja.
Gambar 4.14: Perangkaian KerangkaBaja
Sumber: dokumentasi

Setelah semua komponen kerangka baja ringan telah dirangkai lalu


rangka- rangka yang berada dibawah dinaikan keatas mengunakan tali
tambang, lalu barulah semua komponen disatukan dan dirangkai sesuai
dengan gambar kerja.

Gambar 4.15 : kuda-kuda baja ringan yang sudah di rangkai diatas bangunan
Sumber: dokumentasi

2. Pemasangan Atap.
Setelah pemasangan rangka baja selesai maka atap Spandek
dinaikan keatas bangunan mengunakan tali tambang dan alat bantu
lainnya. Atap spandek dinaikkan dengan cara digulung terlebih dahulu dan
diikat pada tiap tiap gulungan, setelah material penutup atap sampai diatas,
barulah dibuka satu-persatu gulungan tersebut untuk di pasang pada
kerangka kuda-kuda dengan cara di bor.

Gambar 4.16: Pemasangan atap seng pada bangunan


sumber : Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai