Anda di halaman 1dari 31

Bab.

4
Analisis dan Disain Balok
Penampang Persegi Empat
4.1 Perilaku Balok Beton Bertulang
Beberapa tahapan perilaku balok beton bertulang terjadi saat dibebani. Pada saat balok
bekerja beban yang kecil, tegangan tarik yang terjadi masih lebih rendah daripada
modulus keruntuhan (tegangan tarik lentur pada saat beton mulai retak) seluruh
penampang melintang balok menahan lentur. Pada tahapan ini belum terjadi retak pada
balok beton bertulang. Gambar 4.1 menunjukan penampang dandiagram regangan dan
tegangan balok pada tahapan tanpa retak.

Gambar 4.1. Tahapan beton tanpa retak


Karena beban terus ditingkatkan melalui modulus keruntuhan balok, retak mulai
terjadi di bagian bawah balok. Momen pada saat retak ini mulai terbentuk yaitu ketika
Struktur Beton I

71

tegangan tarik di bagian bawah sama dengan modulus keruntuhan, disebut momen retak
, Mcr.
Pada saat beban menengah (tegangan beton lebih kurang sepertiga dari kuat tekannya),
tegangan dan regangan akan tetap mendekati linier. Tahapan ini disebut tahapan beban
kerja yang merupakan dasar dari metoda disain tegangan kerja (metoda elastis). Jika
beban terus ditingkatkan, retak ini terus menyebar mendekati sumbu netral. Kemudian
momen aktual lebih besar dari momen. Pada tahap ini, beton yang mengalami retak
tidak dapat menahan tarik maka tarik di tahan oleh baja tulangan. Tahap ini terus
berlanjut selama tegangan tekan pada serat bagian atas lebih kecil dari pada titik
lelehnya.retak. Gambar 4.2 menunjukan retak pada balok dan tegangan dan regangan
pada tahapan elastis.

Gambar 4.2. Beton mulai retak tahapan tegangan elastis


Ketika beban terus bertambah sampai tegangan tekannya lebih besar dari 0.5fc, retak
tarik akan merambat ke atas, sehingga tegangan beton tidak berbentuk garis lurus lagi.
Diasumsikan bahwa batang-batang tulangan telah leleh. Kondisi ini disebut balok pada
tahapan ultimat yang ditunjukan dalam Gambar 4.3.

Struktur Beton I

72

Gambar 4.3. Balok tahapan tegangan ultimat


Pada tahapan beban ultimate, dapat dibedakan tiga tipe keruntuhan yang terjadi.
Jika balok ditulangi dengan luas baja tulangan yang kecil, keruntuhan daktail (ductile)
akan terjadi. Pada keruntuhan ini, baja tulangan akan leleh (fs=fy) dan terjadinya
sejumlah retak pada beton selanjuntnya beton mengalami keruntuhan setelah mengalami
lendutan yang besar. Keruntuhan terjadi apabila regangan yang terjadi pada beton tekan
telah mencapai nilai regangan maksimum yaitu sebesar cu=0.003.
Pada kondisi sebaliknya, jika balok ditulangi dengan jumlah luas tulangan yang
besar, keruntuhan geta (brittle) terjadi pada beton. Tipe keruntuhan ini terjadi secara
tiba-tiba karena beton mengalami kehancuran pada daerah tekan dan baja tulangan tarik
belum leleh (fs<fy). Lendutan dan retak yang terjadi relative kecil. Tipe keruntuhan ini
bukan yang keruntuhan yang diinginkan karena tidak memberikan peringatan yang
cukup sebelum terjadi keruntuhan.
Tipe keruntiuhan yang ke tiga adalah keruntuhan seimbang (balanced), yaitu
keruntuhan yang terjadi saat baja tulangan dan beton mencapai keruntuhan secara
bersamaan (fs=fy dan cu=0.003).

Struktur Beton I

73

Skematik perilaku tegangan dan regangan yang terjadi pada penampang beton bertulang
sesuai dengan peningkatan beban sampai tegangan maksimum ditunjukan dalam
Gambar 4.4

a) Elemen balok

b) distribusi tegangan balok

Gambar 4.4. Distribusi regangan dan tegangan pada penampang sesuai dengan
peningkatan beban sampai tegangan maksimum.
4.2 Analisa Lentur Balok Beton Bertulang
4.2 1. Hubungan Tegangan Regangan
4.2.1.1 Beton pada Kondisi Tekan
Kurva tegangan regangan beton merupakan kurva non-linier dengan bagian yang
menurun setelah mencapai tegangan maksimumseperti ditunjukan pada Gambar 2.23
Bab 2. Tegangan tekan maksimum yang diperoleh pada balok berbeda dari yang
diperoleh pada uji silinder atau kubus. Pada sejumlah penelitian, untuk keperluan
praktis besar rasio dari tegangan tekan pada balok atau kolm terhadap kuat tekan beton
silinder fc dapat diambil sebesar 0,85. Nilai diambil untuk efek skald an pada
kenyataannya balok dibebani oleh beban tetap sedangkan beton silinder diuji dalam
waktu yang singkat.
4.2.1.2 Baja Tulangan
Perilaku dari baja tulangan di-idealisasikan sebagai material elastoplastsi dalam bnetuk
bi-linier seperti ditunjukan pada Gambar 4.5. Tegangan-tegangan yang terjadi pada baja
tulangan dapat dihitung dengan persamaan berikut
Struktur Beton I

74

fs = s x Es untuk s < y

(4.1)

fs = fy untuk s < y

(4.2)

fy

tegangan

regangan

Gambar 4.5. Idealisasi kurva tegangan-regangan baja tulangan


4.2.2 Teori Dasar Analisa Lentur Balok
Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 12.2, dalam perencanaan komponen struktur beton
yang menahan beban lentur atau aksial atau kombinasi lentur dan aksial digunakan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
a

Perencanaan penampang harus memenuhi kondisi keseimbangan gaya dan


kompatibiltas regangan.

Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding lurus dengan
jarak dari sumbu netral, kecuali untuk komponen struktur lentur tinggi.
Struktur Beton I

75

Regangan maksimum yang dapat dimamfaatkan pada serat tekan beton terluar
harus diambil sama dengan 0.003.

Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil dari kuat leleh fy, harus diambil
sebesar Esxs, untuk tegangan yang lebih besar dari regangan leleh, maka diambil
tegangan sama dengan tegangan leleh, fy.

Dalam perhitungan aksial dan lentur balok beton bertulang, kuat tarik beton
diabaikan.

Hubungan anatara distribusi tegangan dan regangan beton boleh diasumsikan


berbetuk persegi yang dikenal dengan tegangan beton persegi ekivalen yang
didefenisikan sebagai berikut:
1.

Tegangan beton sebesar 0.85fc diasumsikan terdistribusisecara merata pada


daserah tekan ekivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus
sejajar denagn sumbu netral sejarak a=1 x c dari serat denagn regangan tekan
maksimum.

2.

Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke sumbu netral harus
diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.

3.

Besar nilai factor 1 berdasarkan pada kuat tekan beton fcyaitu

Untuk fc 30 MPa, 1= 0,85

Untuk 30 < fc 55 MPa, 1 = 0,85 - 0,008(fc - 30)

Untuk fc > 55 MPa, 1 = 0,65

Gambar 4.6. Tegangan-regangan teoretis lentur penampang persegi empat


Struktur Beton I

76

Ketentuan hubungan regangan-tegangan dengan beban batas/terfaktor pada


penampang persegi empat dengan tulangan tunggal adalah seperti Gambar 4.6.
Kekuatan maksimum pada serat beton dicapai bila regangan pada serat beton sama
dengan regangan hancurc beton sebesar 0.003. Pada kondisi terjadinya regangan
hancur, regangan dalam baja tulangan As dapat lebih kecil atau lebih besar dari regangan
batas baja tulangan, bergantung pada luas tulangan baja.
Diagram non-linear tegangan pada penampang seperti pada Gambar 4.6
mempunyai tegangan maksimum lebih kecil fc, yaitu kfc. Jika tegangan rata-rata
penampang beton untuk lebar balok yang konstan kk1 fc dan jarak titik tangkap
resultante gaya dalam beton Cc adalah k1c, maka besarnya gaya tanggap beton tertekan :
Cc = k k1 fc c b

(4.3)

Untuk kondisi DAKTAIL, gaya tarik Ta adalah :


Ta = As fy

(4.4)

Persyaratan kesetimbangan gaya menghendaki Cc = Ta, yaitu : ,

kk1f c' cb

Asf y

sehingga

A sf
kk1f c' b y

(4.5)

Dari kesetimbangan momen, kekuatan lentur nominal dapat dinyatakan sebagai :

M n Ta z Ta d k 2 c As f y d k 2 c

(4.6)

Memasukkan nilai c ke persamaan (4.6) diperoleh :

Struktur Beton I

77


k As f y
M n As f y d 2

'

kk1 f c b

(4.7)

Kekuatan momen lentur nominal Mn penampang dapat diketahui jika nilai


diketahui. Dari hasil pengujian laboratorium nilai kombinasi berkisar antara 0.55 - 0.63,
dan pada kondisi runtuh regangan tekan batas beton c = 0.003 seperti ditetapkan dalam
SNI - 03 - 2847 - 2002. Pada PBI7, nilai c ditetapkan0.0035 bagi perencanaan.
Berdasarkan asumsi bahwa distribusi tegangan tekan pada beton tidak lagi
berbentuk parabola, melainkan sudah diekivalenkan menjadi prisma segi empat. Bentuk
distribusi ini tidak mempengaruhi besarnya gaya tekan, mengingat arah, letak, dan
besarnya gaya tekan tidak berubah. Perubahan yang dilakukan adalah cara menghitung
besarnya gaya tekan menggunakan blok persegi empat ekivalen (Gambar 4.7)

Gambar 4.7. Perubahan diagram tegangan parabolik ke blok tegangan ekivalen

Dari Gambar 4.7 besarnya momen nominal penampang menggunakan blok tegangan
ekivalen adalah : a = 1c
Cc = 0.85 fc a b

(4.8)

Ta = As fy

(4.9)

Dengan syarat kesetimbangan Cc = Ta, diperoleh :


Struktur Beton I

78

Asf y
0.85f c' b

(4.10)

Mengetahui dimensi, kualitas bahan, dan jumlah tulangan yang terpasang, kekuatan
nominal kapasitas penampang Mn dapat dicari dari kesetimbang momen :

As f y
M n As f y d 0.59

'

fcb

(4.11)

4.3 Balok dengan Tulangan Tunggal


Pada Gambar 4.8 penampang balok dengan parameter dimensi b, h, tulangan As disebut
elemen balok dengan tulangan tunggal. Dengan diameter tulangan utama dt, diameter
sengkang dv, dan penutup beton dc, tinggi efektif d adalah : d = h - (dc + dv + 0,5 db).
Dari kesetimbangan momen terhadap garis kerja Cc (Gambar 4.7) :

M n f y As d
2

(4.12)

Kemudian, berdasarkan keseimbangan gaya horizontal dan syarat daktilitas diperoleh :


Cc = Ts atau 0.85 fc' b a = fy As

(4.13)

Persamaan (4.13) disubtitusikan ke persamaan (4.12) dengan menyatakan parameter a


sebagai fungsi f(As).
Diperoleh persamaan kuadrat :
fy
0.85f c' b

A s2 2dA s

2M nd
0
fy

(4.14)

Solusi persamaan kuadrat ini memberikan nilai luas


tulangan perlu As :
d h

As
As
dvzdb
dcb

0.85f c' b
2M nd
d d
fy
0.85f c' b

(4.15)

Gambar 4.8 Parameter penampang balok

sb

Struktur Beton I

79

Gambar 4.9. Diagram regangan, tegangan, gaya-gaya dalam penampang balok


4.3.1 Momen nominal kapasitas penampang Mn
Pemeriksaan kekuatan nominal lentur penampang dapat ditetapkan dari analisis
penampang dengan data penampang yang diketahui :
Kekuatan tekan rencana beton fc
Tegangan leleh baja tulangan fy .
Luas tulangan As
Dimensi penampang b dan h.
Momen nominal kapasitas penampang Mn dihitung dengan prosedur sebagai berikut :

Dari keseimbangan gaya (Gambar 4.9) :

Gaya horizontal 0; Cc Ta 0
0.85f c' ab As f y 0, sehingga a

A sf y
0.85f c' b

As f y

M n Ta d As f y d 1

2
1.70 f c' bd

Jika

fy

As
, sebagai rasio tulangan tarik, maka M n bd 2 1 0.59 '
bd
fc

Struktur Beton I

80

Dengan mendefinisikan

Ru

fy
Mn
dan m
2
bd
0.85f c' , maka kapasitas lentur penampang

empat persegi sembarang adalah :

Ru

fy
fy

Mn
f y 1 0.59 ' f y 1 0.59 * 0.85
, sehingga :
2
bd
fc
0.85 f c'

Ru

Mn
f y 1 0.50 * m
bd 2

(4.15)
Ru disebut juga koefisien kapasitas penampang. Hubungan Ru dengan bagi variasi fc
dan fy memberikan besarnya kapasitas lentur penampang. Persamaan (4.15) dapat juga
digunakan bagi desain tulangan, dengan menetapkan dimensi b dan h dan Mn diganti
menjadi momen nominal rencana Mnd, sehingga rasio tulangan tarik dicari dari
persamaan :

2mR u
1
1 1
m
fy

(4.16)
4.3.2 Analisis Penampang Kondisi Seimbang (Balance)
Kondisi seimbang didefinisikan dengan terjadinya regangan maksimum serat paling atas
beton 0.003 bersamaan lelehnya tulangan baja y = fy/Es (Gambar 4.10).

Struktur Beton I

81

Gambar 4.10. Diagram regangan, tegangan dan gaya kondisi seimbang

Dari jumlah tulangan tarik kondisi seimbang Asb dapat ditentukan posisi garis netral
kondisi seimbang cb. Jika luas tulangan rencana As > Asb, penampang disebut
penampang dengan tulangan kuat. Dari keseimbangan gaya dalam Cc = Ta, blok
tegangan ekivalen a menjadi lebih besar; yang berarti nilai c melebihi nilai cb. Hal ini
berakibat s < y = fy/Es, saat c = 0.003. Keruntuhan penampang tulangan kuat secara
mendadak akan terjadi tanpa memberikan pertanda keruntuhan.
Sebaliknya bila luas tulangan rencana As < Asb yang biasanya disebut penampang
dengan tulangan lemah, blok tengangan ekivalen beton a lebih kecil dari ab yang berarti
c lebih kecil cb. Ini memberikan nilai s > y = fy/Es; yang artinya balok memberikan
tanda deformasi yang besar sebelum terjadinya keruntuhan.
SNI 03 2847 2002 pasal 3.3.3 ayat 3 menetapkan dalam memenuhi kriteria
daktalitas penampang, jumlah tulangan rencana tidak boleh lebih dari 0.75Asb atau
0.75b.

Garis netral pada kondisi seimbang


Memperhatikan diagram regangan pada Gambar 4.10 :

Struktur Beton I

82

cb d cb
c

cb
d
c
y
c y
yang diselesaikan untuk memberikan
.

Untuk nilai c = 0.003 dan y = fy/Es, maka

a b c b

0.003
d
0.003 f y / E s

(4.17)

Dengan mengetahui besarnya ab :


C cb 0.85f c' a b b
Tab A sbf y 0, sehingga A sb

0.85f c' ba b
fy

(4.18)
b

Rasio tulangan tarik kondisi seimbang

Dengan nilai c = 0.003,

fy
Es

0.85f c' a b 0.85f c'

f yd
f yd

c
* 1
c y

(4.19)

fy
200 .000 ;

Catatan : Es = 200.000 MPa = 200.000 N/mm2 2.1*106 kg/cm2.

0.85f c'
c
0.85f c'
1

1
f yd
c y
f yd

0.003
0.003

fy
200000

1 600
m 600 f y

[f y dalam satuan N/mm 2 MPa]

1 6300
m 6300 f y

[f y dalam satuan kg/mm 2 ]

1 87000
m 87000 f y

[f y dalam lb/inci 2 ]

(4.20)

Pembatasan tulangan maksimum dan minimum


Pada perencanaan, pembatasan tulangan maksimum

3/4b, bertujuan supaya

dicegah sifat tulangan kuat pada penampang beton lentur. Jika dibatasi rasio tulangan
3/8b, maka tidak diperlukan pemeriksaan lendutan pada sistem struktur balok lentur.

Struktur Beton I

83

Untuk mendapatkan luas tulangan minimum Amin perlu pada penampang, terlebih dahulu
ditentukan momen penampang utuh tanpa tulangan : M r f ct Wutuh
1 2
bh
Bila fct = 1.8(0.3f c,) (SNI 03 2847 2002) dan Wutuh = 6
, berarti :
M r 0.54 f c'

bh 2
6 .

Nilai Mr dinyatakan dalam jumlah tulangan

M r A s min f y 0.86d 0.77 As min f y h


; z =

0.86d adalah lengan momen kondisi ideal, sehingga :


0.77 A s min r f y h 0.54 f c'

bh 2
0.77 A s min r f y h 0.54 f c' * 0.135 bd 2

6 yang berarti

f c'
A s min
min
bh
10f y

(4.21)

SNI 03 2847 2002, pasal 3.3.5 ayat 1 menetapkan rasio tulangan tarik minimum

yang harus ada adalah

min

1.4
fy

(4.22)

yang berarti nilai fc yang diambil dalam perhitungan <17.5 N/mm2.


Contoh perhitungan 1
Sistim balok diatas dua tumpuan seperti gambar berikut :

Gambar 4.11. Balok dengan potongan penampang


Struktur Beton I

84

Beban mati : qDL = 17 kN/m; Beban hidup : qLL = 25 kN/m


Ukuran penampang balok 350 x 600 mm dengan susunan tulangan utama 5 25 mm

A s 5 * * 25 2 2454.4 mm2
4
dan sengkang 12 mm.

Mutu beton yang dipakai : f c = 27.5 N/mm2.


dan tegangan leleh baja : fy = 410.0 N/mm2 .
Akan diperiksa kekuatan nominal penampang balok terhadap beban terfaktor.

Penyelesaian :
Berat sendiri balok = 0.35 x 0.6 x 24 = 5.04 kN/m.
Momen maksimum akibat beban :
M DL

1
1
q DLL2 17 5.04 62 99.18 kN - m
8
8

M LL

1
1
q LLL2 25 6 2 112.5 kN - m
8
8

Momen terfaktor Mu = 1.2 MDL + 1.6 MLL


= 1.2 (99.18) + 1.6(112.5) = 229.02 kN-m
Momen nominal rencana MR = Mu/= 229.02/0.80 = 373.77 kN-m.

Diperiksa apakah momen nominal kapasitas penampang M nk lebih besar dari momen
nominal rencana Mnd. Dengan menganggap tulangan balok bersifat tulangan lemah,
maka diagram tegangan-regangan adalah sebagai berikut :

Struktur Beton I

85

Gambar 4.12. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang

Berarti : Ta = Asfy = 2454.4 * 410 N = 1006304 N.


Cc = 0.85f c ab = 0.85* 27.5* a* 350 = 8181.25a N

Dari kesetimbangan H = 0, diperoleh a = 1006304/8181.25 = 123 mm.


Jarak garis netral terhadap serat paling atas : y = a/0.85 = 123/0.85 = 144.71 mm.
Momen nominal kapasitas penampang Mn :
Penutup beton = 50 mm.
Tinggi efektif d = 600 - 50 = 550 mm.
Mn = Ta (d-a/2) = (2454.4 x 410)(550 0.5 x 123) = 491.58 kN-m.
Nilai Mn = 491,58 kN-m > MR = 373,77 kN-m.

Disimpulkan penampang balok kuat menerima beban seperti diuraikan diatas.


Untuk verifikasi sifat tulangan lemah penampang, diperiksa jumlah tulangan As
terhadap tulangan Asb kondisi seimbang.

Struktur Beton I

86

Kondisi seimbang :
s =y = 410/200000 = 0.00205.
yb = (0,003 x 550)/(0,003 + 410/200000) = 326,73 mm.
ab = 0.85 yb = 277.72 mm.

H = 0 ; Ccb = Tab
Asb * 410 = (0.85)(27.5)(277.72)(350)
Asb = 5541.7 mm2.
As ada = 2454.4 mm2.
Sifat penulangan penampang adalah tulangan lemah.
Apabilab = Asb/(bd) = 5446.12/(350*550) = 0.0283 , maka 3/4 b = 0.021.
maks = 3/4b = 0.021, sedangkan
hitungan = 2454.4/(350*550) = 0.0127 <

maks

., menunjukkan sifat penampang tulangan

lemah.
Apabila dibatamaks = 3/8b = 0.0108 dan nilaihitungan = 0.0127, maka selain
pemeriksaan kekuatan penampang, lendutan sistim struktur perlu diperiksa.

Contoh perhitungan 2.
Suatu penampang balok beton bertulang, mempunyai lebar, b = 250 mm dan tinggi
efektif, d = 460 mm. Beton mempunyai kuat tekan, fc = 21 MPa dan kuat leleh baja
tulangan, fy = 280 MPa.Modulus elastisitas baja, Es = 200.000 MPa. Hitung : Kapasitas
momen penampang, Mn dan Mu untuk luas penampang, As sebagai berikut : (1). As = 9
D19 , (2). As = 18 D19, dan (3). pada keruntuhan seimbang.
Solusi
1. Untuk As = 9 D19
Struktur Beton I

87

b 0,85. 1.
Rasio keruntuhan seimbang

b 0,85. 0,85.

f c'
600
.
f y 600 f y

21
600
0,036946
.
280 600 280

As
2552

0,02219 b
b.d 250 . 460
keruntuhan tarik

Untuk keruntuhan tarik, besarnya kapasitas momen penampang

As . f y

M n As . f y . d 0,59. '
f c .b

2552. 280
271.316.336 N .mm
M n 2552. 280. 460 0,59.
21. 250

M n 271.32 kN.m
Momen Ultimate, Mu penampang :
M u . M n 0,8 x 271.32 kN.m 217.056 kN.m
2. Untuk As = 18 D19,.

As
5104

0,04438 b
b.d 250 . 460

keruntuhan tekan

Untuk keruntuhan tekan, harus dihitung terlebih dulu nilai a, sebagai berikut :

0,85. f c' 2
.a a.d 1.d 2 0
0,003.Es .

0,85.21
2
.a a.460 0,85.460 2 0
0,003.200000.0,04438

a 2 686,21176.a 268308,8013 0
Dari pers. kuadrat dalam a tersebut , diperoleh nilai : a 1 = 278,21 mm (dipakai ) dan a 2 =
- 964,42 mm (tidak dipakai)
Tegangan pada baja tulangan, fs :

Struktur Beton I

88

f s 0,003.

1.d a
. Es 245,25 MPa f y 280 MPa
a

Kapasitas Momen Penampang :


M n 0,85. f c' .a.b (d 0,5.a )

M n 398.395.033 N .mm 398,395 kN.m


dan

M u .M n 0,8 . 398,395 kN.m 318,72 kN.m


3 Pada Keruntuhan Seimbang
Kapasitas momen penampang

. f y

M n .b.d 2 . f y 1 0,59. '


fc

0,036946.280

M n 0,036946.250.460 2.280 1 0,59.

21

388.192.090 N .mm 388,192 kN.m

M u .M n 0,8 . 388,192 kN.m 310,554 kN.m


Nilai-nilai kapasitas momen penampang yang diperoleh jika di-plot akan diperoleh
Gambar. 4.13

Struktur Beton I

89

Gambar 4.13. Kapasitas momen penampang dari penulangan tunggal dengan


variasi rasio tulangan.
4.3.3 Desain balok Tulangan Tunggal
Keruntuhan tekan sangat berbahaya karena keruntuhan tersebut terjadi secara
tiba-tiba dan getas (brittle). Keruntuhan tarik, terjadi diawali oleh retak yang
lebar dan cukup serta lebih daktail (ductile fracture).
Pembatasan Tulangan Lentur

(SNI-2002, Pasal 12.3.3), untuk komponen struktur

lentur, maka rasio tulangan yang ada tidak boleh melampaui 0,75b, yang merupakan
rasio tulangan yang menghasilkan kondisi regangan seimbang untuk penampang yang
mengalami lentur tanpa beban aksial.
Pembatasan baja tulangan maksimum untuk penampang balok dengan penulangan
tunggal :

max 0,75. b
Dimana sesuai dengan persamaan (2.20), rasio tulangan seimbang dihitunga sebagai berikut

b 0,85.1.

f c,
600
.
f y 600 f y

(4.23)

atau
Struktur Beton I

90

max 0,6375.1.

f c,
600
.
f y 600 f y

Tulangan minimum pada komponen struktur lentur (SNI-2002, Pasal 12.5), Pada setiap
penampang dari suatu komponen struktur lentur, dimana berdasarkan analisis diperlukan
tulangan tarik, maka luas As yang ada tidak boleh kurang dari:

As min

f c'
4 fy

bw d

Dan tidak boleh lebih kecil dari

As min

1,4
bw d
fy

Contoh Desain
Dengan beban mati qDL = 17 kN/m dan beban hidup qLL = 25 kN/m, direncanakan
dimensi penampang balok optimum untuk bentang balok = 4.5 m. Mutu beton f c = 25
N/mm2 dan tegangan leleh baja fy = 390 N/mm2.
Penyelesaian :
Ditetapkan ukuran balok sebagai berikut :
h ~ L/16= 4500/16 = 281.25 mm. sesuai Tabel 3.2.5.(a) SK-SNI-T-15-1990-01.
Tetapkan h = 450 mm, lebar penampang b = 300 mm, dan d = 450 - 50 = 400 mm.
Berat sendiri balok = 0.30* 0.45* 24 = 3.24 kN/m.
Beban mati qDL = 17 + 3.24 = 20.24 kN/m,
beban hidup qLL = 25.00 kN/m.
Beban terfaktor qud = 1.2 DL + 1.6 LL= (1.2 * 20.24) + (1.6 * 25) = 64.288 kN/m.
Momen lentur terfaktor rencana Mu = 1/8 qud*L2 = 1/8*64.288*4.52
= 162.729 kN-m.

Struktur Beton I

91

Gambar 4.14. Balok diatas dua tumpuan tulangan tunggal

Menggunakan persamaan (4.14):

As

0.85f c' b
2M nd
d d
fy
0.85f c' b

2 *162729000

0.85 * 25 * 300
0.8
As
400 400 2

390
0.85 * 25 * 300

1468 .92 mm 2

Dipilih 4D22 = 1520 mm2


= As/b.d = 1520/(300*400) = 0.01267 > min = 1.4/fy = 1.4/390
= 0.00359.
maks = 0.75 b = 0.75* 0.85{(0.85 x 25)/390} * {600/ (600+390)}
= 0.75 x 0,02807 = 0.02105 > = 0.01267.
min < maks, memenuhi syarat sebagai tulangan lemah.

Struktur Beton I

92

Menghitung kapasitas momen terfaktor Muk :


a = Asfy/(0.85f c b) = (1520*390)/(0.85* 25*300) = 92.988 mm.
Mn = Asfy (d-a/2) = 0.8*1520*390*(400 92.988/2) = 167646630 Nmm = 167.65
kN-m .
Jadi Mud = 162.729 kN-m <Mnk = 167.65 kN-m.

4.4 Balok dengan Tulangan Rangkap

Tujuan dari pemasangan tulangan tekan pada penampang balok adalah mengurangi
lendutan balok akibat penyusutan dan rangkak bahan, disamping meningkatkan
kapasitas penampang. Pada penampang yang menerima momen nominal rencana positif
)
M (nd

, tulangan tekan ditempatkan pada sisi atas, sedangkan bagi momen nominal

rencana negatif (tumpuan)

)
M (nd

Gambar 4.15. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang tulangan
rangkap

penempatan tulangan tekan disisi bawah. Gambar 4.15 menjelaskan dimensi, parameter,
diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang dengan tulangan rangkap. Jika
Struktur Beton I

93

rasio tulangan tekan

'

A s'
A
s
bd dan rasio tulangan tarik
bd , akan dibahas beberapa

kondisi dalam desain dan pemeriksaan penampang tulangan rangkap.

Analisis penampang kondisi seimbang (balance)


Dari diagram momen dan gaya (Gambar 4.16):
C sb Asb' f s'

C cb 0.85 f c' 1bcb Asb'

Tab Asb f y

Gambar 4.16. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang tulangan
rangkap kondisi seimbang (balance)

Menentukan posisi garis netral dari diagram regangan :


cb

c
d
c y

0.003
600 d
d
; satuan f y [ N / mm 2 ]
fy
600 f y
0.003
200000

Struktur Beton I

94

C sb 'b f s' bd,

Dengan

Asb
bd ,

maka :

C cb 0.85 f c' bd 1 b 'b ,


d

Tab b f y bd

(4. 24)

Dua kemungkinan tegangan yang terjadi pada tulangan tekan berdasarkan regangan
c d'
s' b
(0.003)
cb
:
f s' f y , jika s' y

a.
b.

f s' E s s' , jika s' y

Dari keseimbangan gaya : Csb + Ccb = Tab :

0.85f c' bd 1 b ' ' f s' bd b f y bd


d

0.85f c'
c

1 b ' '
fy
d

f s'
b
fy

(4.25)

SNI 03 2847 2002 menetapkan rasio tulangan

rencana

dengan pemasangan tulangan

tekan tidak boleh melampaui nilai :


maksimum

3 __ ' f s'
b b
4
fy

__

hal mana

0.85f c'
c
1 b
fy
d

(4.26)

4.4.1 Prosedur desain balok dengan tulangan rangkap


Merencanakan jumlah tulangan rangkap untuk momen nominal rencana MR dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :

a.

Mu
Menetapkan nilai MR =
Struktur Beton I

95

b.

Menetapkan rasio tulangan tekan terhadap tulangan utam(tarik) : As= As; 0< 1.

c.

Berdasarkan kesetimbangan gaya (Gambar 4.9) :


C c C s Ta
0.85f c' 1bc A s A s f s' A s f y
As

0.85f c' ab

f y 0.85f c' f s'

(4.27)
Cc z c Cs zs M nd

'
'
'
Dari kesetimbangan momen : 0.85f c ab A s d 0.5a A sfs d d M nd (4.28)

d. Untuk mendapatkan nilai As, ditetapkan secara uji-coba terlebih dahulu a. Harga a
berkisar antara

tulangan tekan

d' a ab

s'

. Nilai a memberikan harga c = a/1, sehingga regangan

c d'
(0.003)
c
diketahui. Apabila s y, tegangan tekan baja fs

= Ess, sedangkan jika s y, fs = fy.


e. Nilai a, fy, fc , dan fs dimasukkan ke persamaan (4.27) untuk mendapatkan As.
Harga As, a, fc , dan fs kemudian disubstitusikan kedalam persamaan (4.28).
Apabila nilai persamaan sebelah kiri tanda sama dengan, cocok dengan nilai M nd,
berarti tulangan As merupakan desain kebutuhan tulangan tarik pada penampang.
Bila tidak sama, proses uji-coba diulangi dengan menetapkan nilai a baru sampai
terpenuhinya persamaan (4.28).
f. Tulangan perlu As diperiksa terhadap batasan tulangan maksimum menurut
persamaan (4.26).

Contoh Perhitungan 1
Balok dengan penampang persegi b=350 mm, h=650 mm, d=590 mm, d=50 mm,
dengan tulangan rangkap As= 8D25 mm, As= 4D25, dan kekuatan bahan :

kekuatan tekan beton f c = 30 MPa


Struktur Beton I

96

tengangan leleh baja tulangan fy = 400 MPa.

Ditanya :
1. Hitung kapasitas momen terfaktor Mn penampang
2. Bila bentang balok 8 m, dan balok menerima beban akibat berat sendiri balok,
beban mati tambahan qSD= qLL/6, di mana qLL = beban hidup.
3.

Tentukan besar beban hidup qLL,maks yang diterima balok tersebut (beton = 24
kN/m3).

4D25 mm

quD = 1.2 qDL + 1.6 qLL


650 mm
8.0 m

8D25 mm

350 mm

Gambar 4.17. Balok diatas dua tumpuan tulangan rangkap

Penyelesaian :
Data :

b = 350 mm; h = 650 mm; d = 590 mm; d = 50 mm


As = 8D25= 3928 mm2 ; = 3928/(350*590) = 0.019
As = 4D25 =1964 mm2; = 1964/(350*590) = 0.00951
f c = 30 MPa; fy = 400 Mpa; = 0.019 > min = 1.4/400 = 0.0035 (terpenuhi)

Untuk memeriksa rasio tulangan utama kondisi seimbang :


cb

600 d
600 * 590

354 mm
600 f y 600 400
b

Dari persamaan :

'
0.85f c'
c
'
' f
1 b s
fy
d
fy

Struktur Beton I

97

0.85 * 30
345
30

0.00951 0.00951 *
0.0318
0.85 *
400
590
400

0.85 * 30

400

0.019 0.75 *

0.85 *

345
30
0.024
0.00951 *
590
400
(memenuhi)

Syarat pemasangan tulangan lemah terpenuhi. Mencari blok tegangan ekivalen a :


'c = 0.003

0.85f'c

d
As

f's

's

As

Cs
Cc
zs=(d-d)

Mnk

zc=(d-0.5a)

650

As

As
s

fs

350
Penampang
balok

Ts

Diagram
tegangan

Diagram
regangan

Diagram
momen dan gaya

Gambar 4.18. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang tulangan
rangkap

' , Ta f y bd
d

C s ' f s' bd , C c 0.85f c' bd

Dari diagram gaya : H = 0


a

' f y bd atau ' f s' 0.85f c' ' f y


d

C s C c Ta , yaitu ' f s' bd 0.85f c' bd

0.00951 0.019 * 400


590

0.0095 * f s' 0.85 * 30 *

0.04322 a 7.357 0.0095 f s'


a 170 .23 0.22 f s'

Dengan cara coba-uji : jika a = 96.41 mm, maka dari diagram

regangan :
Struktur Beton I

98

s'

1.1765 a 50 0.003 0.001678


1.1765 a

fy
200000

400
0.002
200000
, sehingga

fs = 0.001678*200000 = 335.51 N/mm2 (tulangan tekan belum leleh)


Momen terfaktor kapasitas dengan tulangan terpasang :

M n 0.80 * 0.85 f c' ab As d 0.5a As f s' d d '

M n 0.80 * 0.85 * 30 * 96.41 * 350 1964 590 0.5 * 96.41 1964 * 335.51 * 590 50

Mn = 635909462 N-mm = 635.91 kN-m (63.591 ton-m)


Mencari batas maksimum beban terfaktor :
Berat sendiri balok = 0.35*0.65*24 kN/m = 5.46 kN/m
qud = 1.2*(5.46 + qLL/6) + 1.6qLL = 6.552 + 1.8 qLL
Mu = 1/8quDL2 = (6,552+1.8qLL)*(82/8) = 52.416 + 14.4qLL
Mu Mn = 52.416 + 14.4 qLL < 635.91
qLL < 40.52 kN/m .
Jadi beban hidup maksimum balok = 40.52 kN/m. (4.052 ton/m)
Contoh perhitungan 2
Suatu balok beton bertulang dengan penulangan rangkap, mempunyai lebar, b = 280
mm, d = 510 mm, d = 50 mm, As = 645 mm2, As = 2581 mm2, Es = 200.000 MPa,
dan fy = 275 MPa.
Hitung : Kapasitas momen penampang balok jika : 1). fc = 21 MPa dan 2). fc = 35
MPa.
Solusi
1) Untuk fc = 21 MPa
Asumsikan semua baja tulangan sudah leleh, diperoleh :
a

As' . f y

0,85. f c' . b
Struktur Beton I

99

A
a

As' . f y
'
c

0,85. f . b

2581 645. 275 106,5 mm


0,85. 21. 280

Nilai = 0,85 ; diperoleh : c = a/b1 = 125,3 mm


Regangan leleh baja adalah : y = fy/Es = 275/200.000 = 0,00138
Regangan tulangan tekan

s' 0,003.

f
c d'
125,3 50
0,003
0,00180 y
c
125,3
Es Tulangan sudah leleh

Regangan tulangan tarik

s 0,003.
Maka

fy
d c
510 125,3
0,003.
0,00921
c
125,3
Es tulangan tarik sudah leleh.

fs f y

Berarti semua tulangan sudah leleh, maka

M n 0,85. f c' .a.b (d 0,5.a) As' . f y (d d ' )


M n 0,85.21.106,5.280 (510 0,5.106,5) 645. 275 (510 50 )
324.714.587 N .mm 324,7 kN.m
2.

Jika fc = 35 MPa

Asumsikan semua baja tulangan sudah leleh, diperoleh :


a

As' . f y
'
c

0,85. f . b

2581 645. 275 63,91


0,85.35. 280

mm

Nilai = 0,81 ; diperoleh : c = a/b1 = 63,91/0,81 = 78,90 mm


Regangan leleh baja adalah : y = fy/Es = 275/200.000 = 0,00138
Regangan-regangan yang terjadi pada baja tulangan :
Regangan tulangan tekan

s' 0,003.

f
c d'
78,90 50
0,003
0,0011 y
c
78,90
Es tulangan tekan belum lelh

Struktur Beton I

100

Regangan tulangan tarik

s 0,003.

fy
d c
510 78,90
0,003.
0,01639
c
78,90
Es

Ternyata, baja tulangan tekan belum leleh (meskipun baja tulangan tarik sudah leleh),
sehingga nilai a yang dihitung tidak benar (tidak bisa dipakai).
Nilai aktual dari s (dalam fungsi a) dapat dihitung dari diagram regangan, dan
tegangan baja tulangan tekan pada kondisi elastis, diperoleh :
f s' s' . Es 0,003

a 1.d '
a 0,81. 50
.200.000 600
a
a

'
'
'
C Cc C s T 0,85. f c . a.b As . f s As . f y

0,85.35 . a.280 645. 600

a 0,81. 50
2581. 275
a

8330 . a 2 322775.a 15673500 0


a 2 38,75.a 1881,57 0
diperoleh nilai : a = 66,88 mm
Tegangan pada baja tulangan tekan :

f s' 600

66,88 0,81. 50
236,66 MPa
66,88
< fy = 275 MPa

Kapasitas momen penampang :


M n 0,85. f c' .a.b ( d 0,5.a ) As' . f s (d d ' )

M n 0,85.35.66,88.280 (510 0,5.66,88) 645. 236,66 (510 50 )


335.713.554 Nmm 335,71 kN.m
Dari contoh diatas, dapat dicatat bahwa dengan menaikkan mutu beton dari fc = 21
MPa menjadi fc = 35 MPa, kapasitas momen penampang yang diperoleh tidak banyak
bertambah, dan tipe keruntuhan balok merupakan keruntuhan tarik.
Jika baja tulangan tekan tidak digunakan pada penampang tersebut, kedua tipe balok
akan tetap memberikan tipe keruntuhan tarik, dan kapasitas momen penampang adalah
309 kN.m (untuk fc = 21 MPa) dan 331 kN.m (untuk fc = 35 MPa).
Dapat disimpulkan bahwa, dengan adanya baja tulangan tekan, tidak banyak menambah
kapasitas momen penampang seperti yang diharapkan, dan balok akan mengalami
keruntuhan tarik ketika
Struktur Beton I

101

Anda mungkin juga menyukai