4
Analisis dan Disain Balok
Penampang Persegi Empat
4.1 Perilaku Balok Beton Bertulang
Beberapa tahapan perilaku balok beton bertulang terjadi saat dibebani. Pada saat balok
bekerja beban yang kecil, tegangan tarik yang terjadi masih lebih rendah daripada
modulus keruntuhan (tegangan tarik lentur pada saat beton mulai retak) seluruh
penampang melintang balok menahan lentur. Pada tahapan ini belum terjadi retak pada
balok beton bertulang. Gambar 4.1 menunjukan penampang dandiagram regangan dan
tegangan balok pada tahapan tanpa retak.
71
tegangan tarik di bagian bawah sama dengan modulus keruntuhan, disebut momen retak
, Mcr.
Pada saat beban menengah (tegangan beton lebih kurang sepertiga dari kuat tekannya),
tegangan dan regangan akan tetap mendekati linier. Tahapan ini disebut tahapan beban
kerja yang merupakan dasar dari metoda disain tegangan kerja (metoda elastis). Jika
beban terus ditingkatkan, retak ini terus menyebar mendekati sumbu netral. Kemudian
momen aktual lebih besar dari momen. Pada tahap ini, beton yang mengalami retak
tidak dapat menahan tarik maka tarik di tahan oleh baja tulangan. Tahap ini terus
berlanjut selama tegangan tekan pada serat bagian atas lebih kecil dari pada titik
lelehnya.retak. Gambar 4.2 menunjukan retak pada balok dan tegangan dan regangan
pada tahapan elastis.
Struktur Beton I
72
Struktur Beton I
73
Skematik perilaku tegangan dan regangan yang terjadi pada penampang beton bertulang
sesuai dengan peningkatan beban sampai tegangan maksimum ditunjukan dalam
Gambar 4.4
a) Elemen balok
Gambar 4.4. Distribusi regangan dan tegangan pada penampang sesuai dengan
peningkatan beban sampai tegangan maksimum.
4.2 Analisa Lentur Balok Beton Bertulang
4.2 1. Hubungan Tegangan Regangan
4.2.1.1 Beton pada Kondisi Tekan
Kurva tegangan regangan beton merupakan kurva non-linier dengan bagian yang
menurun setelah mencapai tegangan maksimumseperti ditunjukan pada Gambar 2.23
Bab 2. Tegangan tekan maksimum yang diperoleh pada balok berbeda dari yang
diperoleh pada uji silinder atau kubus. Pada sejumlah penelitian, untuk keperluan
praktis besar rasio dari tegangan tekan pada balok atau kolm terhadap kuat tekan beton
silinder fc dapat diambil sebesar 0,85. Nilai diambil untuk efek skald an pada
kenyataannya balok dibebani oleh beban tetap sedangkan beton silinder diuji dalam
waktu yang singkat.
4.2.1.2 Baja Tulangan
Perilaku dari baja tulangan di-idealisasikan sebagai material elastoplastsi dalam bnetuk
bi-linier seperti ditunjukan pada Gambar 4.5. Tegangan-tegangan yang terjadi pada baja
tulangan dapat dihitung dengan persamaan berikut
Struktur Beton I
74
fs = s x Es untuk s < y
(4.1)
fs = fy untuk s < y
(4.2)
fy
tegangan
regangan
Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding lurus dengan
jarak dari sumbu netral, kecuali untuk komponen struktur lentur tinggi.
Struktur Beton I
75
Regangan maksimum yang dapat dimamfaatkan pada serat tekan beton terluar
harus diambil sama dengan 0.003.
Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil dari kuat leleh fy, harus diambil
sebesar Esxs, untuk tegangan yang lebih besar dari regangan leleh, maka diambil
tegangan sama dengan tegangan leleh, fy.
Dalam perhitungan aksial dan lentur balok beton bertulang, kuat tarik beton
diabaikan.
2.
Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke sumbu netral harus
diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
3.
76
(4.3)
(4.4)
kk1f c' cb
Asf y
sehingga
A sf
kk1f c' b y
(4.5)
M n Ta z Ta d k 2 c As f y d k 2 c
(4.6)
Struktur Beton I
77
k As f y
M n As f y d 2
'
kk1 f c b
(4.7)
Dari Gambar 4.7 besarnya momen nominal penampang menggunakan blok tegangan
ekivalen adalah : a = 1c
Cc = 0.85 fc a b
(4.8)
Ta = As fy
(4.9)
78
Asf y
0.85f c' b
(4.10)
Mengetahui dimensi, kualitas bahan, dan jumlah tulangan yang terpasang, kekuatan
nominal kapasitas penampang Mn dapat dicari dari kesetimbang momen :
As f y
M n As f y d 0.59
'
fcb
(4.11)
M n f y As d
2
(4.12)
(4.13)
A s2 2dA s
2M nd
0
fy
(4.14)
As
As
dvzdb
dcb
0.85f c' b
2M nd
d d
fy
0.85f c' b
(4.15)
sb
Struktur Beton I
79
Gaya horizontal 0; Cc Ta 0
0.85f c' ab As f y 0, sehingga a
A sf y
0.85f c' b
As f y
M n Ta d As f y d 1
2
1.70 f c' bd
Jika
fy
As
, sebagai rasio tulangan tarik, maka M n bd 2 1 0.59 '
bd
fc
Struktur Beton I
80
Dengan mendefinisikan
Ru
fy
Mn
dan m
2
bd
0.85f c' , maka kapasitas lentur penampang
Ru
fy
fy
Mn
f y 1 0.59 ' f y 1 0.59 * 0.85
, sehingga :
2
bd
fc
0.85 f c'
Ru
Mn
f y 1 0.50 * m
bd 2
(4.15)
Ru disebut juga koefisien kapasitas penampang. Hubungan Ru dengan bagi variasi fc
dan fy memberikan besarnya kapasitas lentur penampang. Persamaan (4.15) dapat juga
digunakan bagi desain tulangan, dengan menetapkan dimensi b dan h dan Mn diganti
menjadi momen nominal rencana Mnd, sehingga rasio tulangan tarik dicari dari
persamaan :
2mR u
1
1 1
m
fy
(4.16)
4.3.2 Analisis Penampang Kondisi Seimbang (Balance)
Kondisi seimbang didefinisikan dengan terjadinya regangan maksimum serat paling atas
beton 0.003 bersamaan lelehnya tulangan baja y = fy/Es (Gambar 4.10).
Struktur Beton I
81
Dari jumlah tulangan tarik kondisi seimbang Asb dapat ditentukan posisi garis netral
kondisi seimbang cb. Jika luas tulangan rencana As > Asb, penampang disebut
penampang dengan tulangan kuat. Dari keseimbangan gaya dalam Cc = Ta, blok
tegangan ekivalen a menjadi lebih besar; yang berarti nilai c melebihi nilai cb. Hal ini
berakibat s < y = fy/Es, saat c = 0.003. Keruntuhan penampang tulangan kuat secara
mendadak akan terjadi tanpa memberikan pertanda keruntuhan.
Sebaliknya bila luas tulangan rencana As < Asb yang biasanya disebut penampang
dengan tulangan lemah, blok tengangan ekivalen beton a lebih kecil dari ab yang berarti
c lebih kecil cb. Ini memberikan nilai s > y = fy/Es; yang artinya balok memberikan
tanda deformasi yang besar sebelum terjadinya keruntuhan.
SNI 03 2847 2002 pasal 3.3.3 ayat 3 menetapkan dalam memenuhi kriteria
daktalitas penampang, jumlah tulangan rencana tidak boleh lebih dari 0.75Asb atau
0.75b.
Struktur Beton I
82
cb d cb
c
cb
d
c
y
c y
yang diselesaikan untuk memberikan
.
a b c b
0.003
d
0.003 f y / E s
(4.17)
0.85f c' ba b
fy
(4.18)
b
fy
Es
f yd
f yd
c
* 1
c y
(4.19)
fy
200 .000 ;
0.85f c'
c
0.85f c'
1
1
f yd
c y
f yd
0.003
0.003
fy
200000
1 600
m 600 f y
1 6300
m 6300 f y
1 87000
m 87000 f y
[f y dalam lb/inci 2 ]
(4.20)
dicegah sifat tulangan kuat pada penampang beton lentur. Jika dibatasi rasio tulangan
3/8b, maka tidak diperlukan pemeriksaan lendutan pada sistem struktur balok lentur.
Struktur Beton I
83
Untuk mendapatkan luas tulangan minimum Amin perlu pada penampang, terlebih dahulu
ditentukan momen penampang utuh tanpa tulangan : M r f ct Wutuh
1 2
bh
Bila fct = 1.8(0.3f c,) (SNI 03 2847 2002) dan Wutuh = 6
, berarti :
M r 0.54 f c'
bh 2
6 .
bh 2
0.77 A s min r f y h 0.54 f c' * 0.135 bd 2
6 yang berarti
f c'
A s min
min
bh
10f y
(4.21)
SNI 03 2847 2002, pasal 3.3.5 ayat 1 menetapkan rasio tulangan tarik minimum
min
1.4
fy
(4.22)
84
A s 5 * * 25 2 2454.4 mm2
4
dan sengkang 12 mm.
Penyelesaian :
Berat sendiri balok = 0.35 x 0.6 x 24 = 5.04 kN/m.
Momen maksimum akibat beban :
M DL
1
1
q DLL2 17 5.04 62 99.18 kN - m
8
8
M LL
1
1
q LLL2 25 6 2 112.5 kN - m
8
8
Diperiksa apakah momen nominal kapasitas penampang M nk lebih besar dari momen
nominal rencana Mnd. Dengan menganggap tulangan balok bersifat tulangan lemah,
maka diagram tegangan-regangan adalah sebagai berikut :
Struktur Beton I
85
Struktur Beton I
86
Kondisi seimbang :
s =y = 410/200000 = 0.00205.
yb = (0,003 x 550)/(0,003 + 410/200000) = 326,73 mm.
ab = 0.85 yb = 277.72 mm.
H = 0 ; Ccb = Tab
Asb * 410 = (0.85)(27.5)(277.72)(350)
Asb = 5541.7 mm2.
As ada = 2454.4 mm2.
Sifat penulangan penampang adalah tulangan lemah.
Apabilab = Asb/(bd) = 5446.12/(350*550) = 0.0283 , maka 3/4 b = 0.021.
maks = 3/4b = 0.021, sedangkan
hitungan = 2454.4/(350*550) = 0.0127 <
maks
lemah.
Apabila dibatamaks = 3/8b = 0.0108 dan nilaihitungan = 0.0127, maka selain
pemeriksaan kekuatan penampang, lendutan sistim struktur perlu diperiksa.
Contoh perhitungan 2.
Suatu penampang balok beton bertulang, mempunyai lebar, b = 250 mm dan tinggi
efektif, d = 460 mm. Beton mempunyai kuat tekan, fc = 21 MPa dan kuat leleh baja
tulangan, fy = 280 MPa.Modulus elastisitas baja, Es = 200.000 MPa. Hitung : Kapasitas
momen penampang, Mn dan Mu untuk luas penampang, As sebagai berikut : (1). As = 9
D19 , (2). As = 18 D19, dan (3). pada keruntuhan seimbang.
Solusi
1. Untuk As = 9 D19
Struktur Beton I
87
b 0,85. 1.
Rasio keruntuhan seimbang
b 0,85. 0,85.
f c'
600
.
f y 600 f y
21
600
0,036946
.
280 600 280
As
2552
0,02219 b
b.d 250 . 460
keruntuhan tarik
As . f y
M n As . f y . d 0,59. '
f c .b
2552. 280
271.316.336 N .mm
M n 2552. 280. 460 0,59.
21. 250
M n 271.32 kN.m
Momen Ultimate, Mu penampang :
M u . M n 0,8 x 271.32 kN.m 217.056 kN.m
2. Untuk As = 18 D19,.
As
5104
0,04438 b
b.d 250 . 460
keruntuhan tekan
Untuk keruntuhan tekan, harus dihitung terlebih dulu nilai a, sebagai berikut :
0,85. f c' 2
.a a.d 1.d 2 0
0,003.Es .
0,85.21
2
.a a.460 0,85.460 2 0
0,003.200000.0,04438
a 2 686,21176.a 268308,8013 0
Dari pers. kuadrat dalam a tersebut , diperoleh nilai : a 1 = 278,21 mm (dipakai ) dan a 2 =
- 964,42 mm (tidak dipakai)
Tegangan pada baja tulangan, fs :
Struktur Beton I
88
f s 0,003.
1.d a
. Es 245,25 MPa f y 280 MPa
a
. f y
0,036946.280
21
Struktur Beton I
89
lentur, maka rasio tulangan yang ada tidak boleh melampaui 0,75b, yang merupakan
rasio tulangan yang menghasilkan kondisi regangan seimbang untuk penampang yang
mengalami lentur tanpa beban aksial.
Pembatasan baja tulangan maksimum untuk penampang balok dengan penulangan
tunggal :
max 0,75. b
Dimana sesuai dengan persamaan (2.20), rasio tulangan seimbang dihitunga sebagai berikut
b 0,85.1.
f c,
600
.
f y 600 f y
(4.23)
atau
Struktur Beton I
90
max 0,6375.1.
f c,
600
.
f y 600 f y
Tulangan minimum pada komponen struktur lentur (SNI-2002, Pasal 12.5), Pada setiap
penampang dari suatu komponen struktur lentur, dimana berdasarkan analisis diperlukan
tulangan tarik, maka luas As yang ada tidak boleh kurang dari:
As min
f c'
4 fy
bw d
As min
1,4
bw d
fy
Contoh Desain
Dengan beban mati qDL = 17 kN/m dan beban hidup qLL = 25 kN/m, direncanakan
dimensi penampang balok optimum untuk bentang balok = 4.5 m. Mutu beton f c = 25
N/mm2 dan tegangan leleh baja fy = 390 N/mm2.
Penyelesaian :
Ditetapkan ukuran balok sebagai berikut :
h ~ L/16= 4500/16 = 281.25 mm. sesuai Tabel 3.2.5.(a) SK-SNI-T-15-1990-01.
Tetapkan h = 450 mm, lebar penampang b = 300 mm, dan d = 450 - 50 = 400 mm.
Berat sendiri balok = 0.30* 0.45* 24 = 3.24 kN/m.
Beban mati qDL = 17 + 3.24 = 20.24 kN/m,
beban hidup qLL = 25.00 kN/m.
Beban terfaktor qud = 1.2 DL + 1.6 LL= (1.2 * 20.24) + (1.6 * 25) = 64.288 kN/m.
Momen lentur terfaktor rencana Mu = 1/8 qud*L2 = 1/8*64.288*4.52
= 162.729 kN-m.
Struktur Beton I
91
As
0.85f c' b
2M nd
d d
fy
0.85f c' b
2 *162729000
0.85 * 25 * 300
0.8
As
400 400 2
390
0.85 * 25 * 300
1468 .92 mm 2
Struktur Beton I
92
Tujuan dari pemasangan tulangan tekan pada penampang balok adalah mengurangi
lendutan balok akibat penyusutan dan rangkak bahan, disamping meningkatkan
kapasitas penampang. Pada penampang yang menerima momen nominal rencana positif
)
M (nd
, tulangan tekan ditempatkan pada sisi atas, sedangkan bagi momen nominal
)
M (nd
Gambar 4.15. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang tulangan
rangkap
penempatan tulangan tekan disisi bawah. Gambar 4.15 menjelaskan dimensi, parameter,
diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang dengan tulangan rangkap. Jika
Struktur Beton I
93
'
A s'
A
s
bd dan rasio tulangan tarik
bd , akan dibahas beberapa
Tab Asb f y
Gambar 4.16. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang tulangan
rangkap kondisi seimbang (balance)
c
d
c y
0.003
600 d
d
; satuan f y [ N / mm 2 ]
fy
600 f y
0.003
200000
Struktur Beton I
94
Dengan
Asb
bd ,
maka :
Tab b f y bd
(4. 24)
Dua kemungkinan tegangan yang terjadi pada tulangan tekan berdasarkan regangan
c d'
s' b
(0.003)
cb
:
f s' f y , jika s' y
a.
b.
0.85f c'
c
1 b ' '
fy
d
f s'
b
fy
(4.25)
rencana
3 __ ' f s'
b b
4
fy
__
hal mana
0.85f c'
c
1 b
fy
d
(4.26)
a.
Mu
Menetapkan nilai MR =
Struktur Beton I
95
b.
Menetapkan rasio tulangan tekan terhadap tulangan utam(tarik) : As= As; 0< 1.
c.
0.85f c' ab
(4.27)
Cc z c Cs zs M nd
'
'
'
Dari kesetimbangan momen : 0.85f c ab A s d 0.5a A sfs d d M nd (4.28)
d. Untuk mendapatkan nilai As, ditetapkan secara uji-coba terlebih dahulu a. Harga a
berkisar antara
tulangan tekan
d' a ab
s'
c d'
(0.003)
c
diketahui. Apabila s y, tegangan tekan baja fs
Contoh Perhitungan 1
Balok dengan penampang persegi b=350 mm, h=650 mm, d=590 mm, d=50 mm,
dengan tulangan rangkap As= 8D25 mm, As= 4D25, dan kekuatan bahan :
96
Ditanya :
1. Hitung kapasitas momen terfaktor Mn penampang
2. Bila bentang balok 8 m, dan balok menerima beban akibat berat sendiri balok,
beban mati tambahan qSD= qLL/6, di mana qLL = beban hidup.
3.
Tentukan besar beban hidup qLL,maks yang diterima balok tersebut (beton = 24
kN/m3).
4D25 mm
8D25 mm
350 mm
Penyelesaian :
Data :
600 d
600 * 590
354 mm
600 f y 600 400
b
Dari persamaan :
'
0.85f c'
c
'
' f
1 b s
fy
d
fy
Struktur Beton I
97
0.85 * 30
345
30
0.00951 0.00951 *
0.0318
0.85 *
400
590
400
0.85 * 30
400
0.019 0.75 *
0.85 *
345
30
0.024
0.00951 *
590
400
(memenuhi)
0.85f'c
d
As
f's
's
As
Cs
Cc
zs=(d-d)
Mnk
zc=(d-0.5a)
650
As
As
s
fs
350
Penampang
balok
Ts
Diagram
tegangan
Diagram
regangan
Diagram
momen dan gaya
Gambar 4.18. Diagram regangan, tegangan dan gaya dalam penampang tulangan
rangkap
' , Ta f y bd
d
regangan :
Struktur Beton I
98
s'
fy
200000
400
0.002
200000
, sehingga
M n 0.80 * 0.85 * 30 * 96.41 * 350 1964 590 0.5 * 96.41 1964 * 335.51 * 590 50
As' . f y
0,85. f c' . b
Struktur Beton I
99
A
a
As' . f y
'
c
0,85. f . b
s' 0,003.
f
c d'
125,3 50
0,003
0,00180 y
c
125,3
Es Tulangan sudah leleh
s 0,003.
Maka
fy
d c
510 125,3
0,003.
0,00921
c
125,3
Es tulangan tarik sudah leleh.
fs f y
Jika fc = 35 MPa
As' . f y
'
c
0,85. f . b
mm
s' 0,003.
f
c d'
78,90 50
0,003
0,0011 y
c
78,90
Es tulangan tekan belum lelh
Struktur Beton I
100
s 0,003.
fy
d c
510 78,90
0,003.
0,01639
c
78,90
Es
Ternyata, baja tulangan tekan belum leleh (meskipun baja tulangan tarik sudah leleh),
sehingga nilai a yang dihitung tidak benar (tidak bisa dipakai).
Nilai aktual dari s (dalam fungsi a) dapat dihitung dari diagram regangan, dan
tegangan baja tulangan tekan pada kondisi elastis, diperoleh :
f s' s' . Es 0,003
a 1.d '
a 0,81. 50
.200.000 600
a
a
'
'
'
C Cc C s T 0,85. f c . a.b As . f s As . f y
a 0,81. 50
2581. 275
a
f s' 600
66,88 0,81. 50
236,66 MPa
66,88
< fy = 275 MPa
101