Anda di halaman 1dari 31

BAHAN KULIAH REKAYASA JEMBATAN

Dosen Pengampu : Yovi Chandra, ST, MT,


Email : yovicivil@yahoo.com
Mobile number : 081360771306

Tujuan Mata Kuliah :


Memberikan pengetahuan agar mahasiswa dapat menjelaskan
cara penentuan/pemilihan lokasi jembatan, jenis jembatan
yang sesuai, bagian-bagian dari jembatan, perencanaan
metode pelaksanaan serta system manejemen jembatan

Isi Mata Kuliah :


Penentuan lokasi jembatan, macamnya konstruksi jembatan,
bagian-bagian utama dari konstruksi jembatan, peraturan
muatan serta perencanaannya

Bahan Bacaan :
1. JICA, 1988, Bridge Engineering
2. Arya Ajemani, 1977, Design of Stell Structures
3. DJBM, 1970, Loading Specification for highway Brigdes,
DPU
4. Yovic, 2009, Catatan Kuliah Struktur jembatan

1
STRUKTUR JEMBATAN
Fungsinya :
Sebagai penghubung jalan yang terpisah oleh sungai, atau sebagian
penghubung jalan yang melintasi jalan lain (interchange) yang tidak
sebidang.

Macam-macamnya :
- Simple beam
- Continuous beam
- Trusses
- Cables (Tower)
- Composite

Jenis Bahan Jembatan :


- Jembatan Kayu
- Jembatan Beton :
a. Convensional
b. Press tresses
- Jembatan Komposite gabungan beton dengan baja
Lokasi : Pilih lokasi yang seideal mungkin untuk memperkecil biaya,
antara lain :
- konstruksi / pelaksanaan
- Perawatan
- Penggantian

Data Lapangan :
- Peta counter dan peta Geologist

2
- Analisa Hidrology
- Analisa Hidroliic
- Sifat Tanah setempat

Bahan Pelengkapan pada jembatan :


1. Curbs
2. Raillings
3. Trotoar
4. Drainase
5. Dan fasilitas lainnya :
a. lampu
b. Tilpon
c. Dan saluran-saluran lainnya untuk kabel dan pipa

Macam- macam beban yang bekerja pada jembatan :


1. Beban Mati/ Tetap (Dead load)
2. Beban Hidup ( live Load)
3. Beban Angin ( Wind Load)
4. Beban Gempa (Earthquake Load)
5. Impact atau dynamic load akibat beban hidup

Dalam perhitungan jembatan perhitungan harus diperhatikan macam


beban yang bekerja pada setiap tahapan pengerjaan jembatan.
Besar masing-masing beban telah ditetapkan pada Peraturan-
peraturan muatan lentur jembatan Jalan Raya No. 12 / 1970 oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga SKBI – 13.28.1987. Peraturan yang
terbaru ada di SNI – 2005 tentang jembatan

3
Pengertian atau maksud dari jembatan Komposite

b eff

beton

baja profil

Penentuan b effektif : Lebar plat beton yang effektif menurut AASTHO


1. Posisi Tengah

b eff

b eff ≤ ¾ L Pakai yang


t
b eff ≤ B terkecil
b eff ≤ t

B
2. Posisi Ujung / Tepi
b eff

b eff ≤ 1/12 L
t Pakai yang
b eff ≤ 6 t terkecil
b eff ≤ ½ B

4
Menghitung Momen Inersia pada balok composite
1. Balok tanpa cover plate
- Tahapan 1
Luas beton yang dikonversikan menjadi luas baja konversi luas
beton ini dipengaruhi oleh :
a. Jenis beton yang bekerja:
k = 1 (beban hidup) k = 3 (beban mati)
b. ratio of modulus from elasticity of steel to that at concrete
Ebaja
n=
Ebeton

b eff

ycc t
ytc
garis netral

garis netral profil
komposite
ybc
yc

b eff .t
sehingga : Ac=
n.k
- Tahap 2
Hitung garis netral composite (garis netral composite), ada dua
cara menghitungnya :
1. Dengan cara konvensional :
Statis momen terhadap sisi bawah konstruksi, sehingga ybc
lansung diperoleh nilanya dan juga garis netral
2. Dengan cara menghitung statis momen terhadap garis netral

profil baja, sehingga diperoleh yc
 Ac
yc  ( yts  hc  a )
As  Ac
Bisa juga ditulis

5

yc  kc( yts  lc )
Ac
kc 
As  Ac
Kemudian dihitung : ybc, ytc dan ycc

Ac
½t
hc + a
yts garis netral

garis netral profil
komposite
yc

Garis netral composite didapat sebesar yc yang bergeser dari

garis netral baja


- Tahap 3
Hitung besar momen inersia terhadap garis netral composite

Profil baja Is = …………………



As. yc 2 = …………………
3
Pelat beton 1 . b eff .t = …………………
12 n.k
Ac.( ytc  lc) 2 = …………………+

Ic = …………………

Menghitung tegangan yang terjadi pada balok composite,


sebagai dasar untuk menghitung tegangan pada balok composite
adalah

M
 atau f  , dimana :
S

6
M = momen yang berkerja
S = tahanan momen
I
S = y ,I = momen inersia

y = jarak titik yang ditinjau


f = tegangan yang terjadi pada titik yang ditinjau

Momen (M)

Momen merupakan gaya yang bekerja sepanjang bentang yang


dipengaruhinya atau gaya dikali jarak. Oleh karena itu sebelum kita
menghitung tegangan yang terjadi terlebih dahulu harus diketahui
jenis beban yang bekerja, karena beban-beban tersebut akan
mengakibatkan besarnya momen yang bekerja pada konstruksi
tersebut.
Beban-beban yang bekerja terdiri dari :
1. Beban tetap / mati (dead load)
- Berat profil
- Berat plat / slab beton
Simbol adalah Ds → Mds
Untuk konstruksi yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan
perancah (unshored), maka beban ini dipikul oleh profil baja. Tapi
pada pelaksanaannya menggunakan perancah (shored), maka
beban tersebut akan dipikul oleh balok komposit
2. Beban mati komposit (dead load composite)
- Berat Aspal
- Berat carb, sandaran, air yang tergenang diatas pelat beton dan
beban-beban lainnya yang digunakan pada jembatan tersebut.
Simbol adalah Dc → Mdc
Beban ini akan dipikul oleh balok komposit.

7
3. Beban hidup komposit
Beban hidup (sesuai dengan aturan pembebanan untuk jembatan
jalan raya yang lama seperti No. 12 Tahun 1970, dan yang baru
Tahun 2002). Dalam hal ini termasuk impact load atau dynamic
load
Simbol adalah LL → MLL
Beban ini akan dipikul oleh balok komposit.

Tahanan Momen (S)

Tahanan momen yang digunakan dalam perhitungan disesuaikan


dengan jenis pembebanan yang bekerja

Beban tetap / mati komposit dimana k = 3


Untuk k = 3, maka diperoleh Ic
Beban hidup komposit dimana k = 1
Untuk k =2, maka diperoleh Ic

Maka static moment dihitung

Ic
Stc = , Tahanan momen terhadap sisi atas profil
Ytc
Ic
Sbc = , Tahanan momen terhadap sisi bawah profil
Ybc
Ic
Scc = , Tahahan momen terhadap sisi atas slab beton
Ycc

Tegangan (σ, f)

8
Tegangan yang dihitung dalam hal ini adalah tegangan yang terjadi
pada keadaaan elastis. Tegangan-tegangan yang terjadi pada sisi
ditinjau harus kecil dari tegangan ijin setiap material, dalam hal ini
tegangan desak beton, tegangan desak baja dan tegangan tarik baja.
Sisi-sisi yang ditinjau adalan sebagai berikut :
- Sisi atas pelat/slab beton
- Sisi atas profil baja
- Sisi bawah profil baja.
Untuk lebih praktisnya menghitung besar tegangan total (σtot) yang
terjadi pada setiap sisi yang ditinjau akibat dari setiap jenis
pembebanan maka dihitung dengan menggunakan table tegangan

Tabel tegangan pada konstruksi yang tidak disangga (unshored)


Momen Slab beton Sisi atas profil Sisi bawah profil
(σb) (σts) (σbs)
M DS awal 0 M DS M DS
= ……. =…….
ST SS
K = 3 → M DC M DC M DC M DC
= …… = ……. = ……
n.k .S CC S TC S BC

K = 1 → M LL MLL M LL M LL
n.k .S CC
= = …….. = ……..
S TC S BC
……..
Panjang Total …………..≤  b

…………..≤ t

…………..≤ t

Tabel Tegangan pada konstruksi yang disangga (shored)


Momen Slab beton (σb) Sisi atas profil Sisi bawah
(σts) profil (σbs)
M DS awal 0 0 0

9
K = 3 → M DS + M DS  M DC M DS  M DC M DS  M DC
= …… = ….. =…..
n.k .S CC S tC S bC
M DC
K = 1 → M LL MLL M LL M LL
n.k .S CC
= …….. = …….. = ……..
S TC S BC
+ + +
Panjang Total …………..≤  b

…………..≤ t

…………..≤ t

Σσs total ≤ σt

- - -
+ + =
gns
+ + +

Akibat : MDS MDC MLL Σσbs total ≤

Tegangan geser

Seluruh gaya geser vertical akan dipikul oleh luas badan profil. Slab
beton dan sayap-sayap profil diabaikan

d 10
tw
Vmax 
 ≤ 
t w .d

dimana :
 = Tegangan yang terjadi

 = Tegangan ijin

Vmax = Gaya lintang (SFD)

tw = Tebal badan profil baja


d = Tinggi profil baja

Tegangan Susut (Shrinkage Stresses)

Sisi atas dan sisi bawah sayap baja perlu ditinjau terhadap tegangan
susut yang terjadi

Ycc 1 / 2.t 
ft = 0.0002. Es (K c  ) ≤ 1.25  t
Stc / Ac
Ycc  1 / 2.t 
fb = 0.0002. Es ( Kc  ) ≤ 1.25  t
Sbc / Ac
Beton harus diuraikan :
M . y cc

Ic
Ycc1
 ycc1   ycc 2
Ycc2
Maka → aman dan
Ycc1 > Ycc2
 ycc 2 tidak perlu

dihitung.
Coverplat

Coverplat digunakan untuk menambah luasan dari profil dan


memperbesar momen inersia suatu profil. Pada pelaksanaannya
biasanya coverplat digunakan untuk profil dari suatu konstruksi yang

11
sudah terpasang. Karena membongkar profil yang sudah terpasang
dan mengganti dengan profil yang lebih besar akan membutuhkan
biaya dan waktu sehingga dengan menambah coverplat akan lebih
ekonomis dan cepat pekerjaannya disbanding dengan penggantian
profil.

Menghitung kapasitas penampang yaitu dengan menentukan letak


garis netral dan momen inersia :

yts  g.n.profil
ys g.n.s
ybs

tp
coverplate bp
Rumus luasan coverplate Las ≥ tp
Ap = bp. tp dimana :
Ap = Luas coverplat
bp = lebar coverplat
tp = tebal coverplat
Statis momen coverplat terhadap garis netral profil dihitung :
Kekakuan composit
Ap
Ks = → As = Ap + Aprofil
As
Tinggi komposit (profil dan coverplat)
1 1
 Ap( d  tp )
ys  2 2
As
Atau,
 1
y s  Ks. (d  tp )
2

12
Tinggi blok tekan profil

yts = ½d + y s

Tinggi blok tarik profil



ybs = ½d + y s - tp

Momen Inersia :
Profil baja : Is(profil) …………. = …………………………..

Aprofil. ys 2 ……… = …………………………..

1
Coverplat : .bp.tp 3 …………… = …………………………..
12
1
Ap. ( ybs  tp ) 2 = ………………………….. +
2
Is = ………………………….

Komposit pada coverplat adalah sama seperti perhitungan tegangan


pada konstruksi komposit dengan menggunakan profil baja tanpa
komposit (tepatnya komposit antara beton dan baja).

beff .t Ac
Ac = ,k adalah k komposit kc = As  Ac → As = Ap + Aprofil
n.k
 
y  ( yts  lc ).Kc → ytc = yts - y c

ybc = ybs + y c

ycc = ytc + (t + a)

Momen inersia komposit ; k =1 ; k = 3


Baja : Is …………………… = ………………….
As …………………… = ………………….
1 beff .t 3
Beton : ………………. = ………………….
12 n.k

13
1 2
Ac. ( ycc  t) = …………………. +
2
Ic = ………………….
Untuk menghitung tegangan yang terjadi sama seperti pada konstruksi
komposit tanpa coverplate. Sebaiknya hitungan tegangan dibuat
dalam bentuk table. Hal ini adalah untuk memudahkan pengontrolan
hitungan pada tiap bagian sisi yang dipandang.

Momen Ultimate pada Konstruksi Komposit

Momen ultimate pada konstruksi komposit adalah untuk mengetahui


kekuatan batas suatu konstruksi komposit. Tegangan yang
dipergunakan adalah tegangan batas.
Prinsip hitungan adalah :
1. Seluruh tampang profil mengalami tegangan batas
2. Gaya tarik dan gaya desak pada tampang komposit adalah
sama. Dengan cara ini maka akan didapat garis netral.
Ada dua hal kemungkinan kapasitas tampang akan dipengerahui
sebagai berikut :
1. Slab Adequate (ketebalan slab cukup)
2. Slab Inadequate (ketebalan slab tidak cukup).
Pada keadaaan 1 garis netral berada dalam slab beton, dan keadaan 2
garis netral berada pada profil atau di luar slab beton.

1. Keadaan slab adequate


beff
beff
0.85fc
’ a
t a Cc
Cc
d1’ d1’
d d
Ts

14
Ts
fy
Cc = 0.85. fc'.a.beff Cc = The Ultimate compressive force
Ts = As.fy Ts = The Ultimate tensile stress

Kesetimbangan gaya → Cc = Ts
As. fy
a = 0.85. fc '.beff

sebagai control jika : a < t → slab adequate


a > t → slab inadequate
momen batas adalah :
Mu = Cc. d1’ atau Mu = Ts.d1’
1 a
Mu = As. fy ( d  t  )
2 2

2. Keadaan slab inadequate

beff
0.85fc

t a Cc
Cs d1’
d2’
d
 Ts
y

fy fy 15
Persamaan yang diperoleh dari analisis gambar :
Cc = 0.85. fc’. beff. t
Cc + Cs = As.fy - Cs
Ts = Cc + Cs 2Cs = As.fy – Cc
As. fy Cc
Cs =
2
As. fy  0.85.beff .t
Cs =
2
Sehingga : Mu = Cc. d2’ + Cs.d2’’
Untuk menghitung lengan momen adalah sebagai anggapan bahwa
gaya desak baja hanya ditahan oleh sayap atas profil baja, sehingga
tebal sayap yang menahan gaya desak adalah :
Cs
Cs = df. bf. fy → df = bf . fy

Syarat gaya tarik pada profil baja dapat dihitung dengan gaya statis
momen terhadap sisi bawah profil
1 1
 As. d  df .bf ( d  df )
y 2 2
As  df .bf

Maka :
 1
d2’ = d + t - y - t
2
 1
d2’’ = d - y - f
2
Dengan diperoleh harga d2’ dan d2’’, maka momen batas (Mu) dapat
dihitung.

16
Factor aman (n) (The safety factor) dari konstruksi komposit dapat
dihitung dengan membandingkan besar momen batas dengan momen
elastis (momen total yang bekerja)
Mu
Factor aman (n) = M  M  M >2
DS DC LL

Perencanaan Jembatan Komposit


Seperti yang telah kita bahas teori di atas, perencanaan jembatan
dengan menggunakan profil baja berbentuk WF atau DIR.
Perencannaan harus dianalisis terlebih dahulu dengan diidentifikasikan
jenis strukturnya sebagai berikut :
1. Analisa jembatan unhored
2. Analisa jembatan shored
3. Analisa jembatan menggunakan coverplate
Hal yang menarik dari analisa di atas adalah analisa menggunakan
coverplate. Coverplate adalah pelat yang diletakkan bagian atas dan
bawah jembatan profil baja. Biasanya dilekatkan pada bagian bawah
profil.
Kegunaan cover plate adalah menambah luasan irisan / tampang profil
sehingga inersia nilai modulus penampang bertambah besar. Dengan
bertambahnya nilai modulus tampang (section modulus) maka daya
dukung suatu balok akan meningkat.
Cover plate ini biasa digunakan pada konstruksi komposite maupun
penampang konstruksi non komposit.
Untuk penghematan pemakaian bahan (coverplate) maka tidak
seluruh panjang gelagar / balok terpasang cover plate. Penentuan
panjang cover plate yang diperlukan dapat dilakukan dengan cara
pendekatan. Perhitungan pendekatan pada dasarnya bahwa tegangan
yang terjadi pada bagian yang diberi cover plate dan tegangan yang
terjadi pada bagian yang ridak diberi cover plate harus lebih kecil dari

17
tegangan izin. Tegangan tersebut terjadi akibat momen – momen
(beban-beban) yang bekerja pada kosntruksi tersebut.

slab beton

Lcp / 2 profil baja

support S’bs cover plate


Sbs
b a
L’ / 2

Perencanaan perhitungan pendekatan dapat di lakukan dalam


anggapan bahwa tegangan pada sayap bawah, dikarenakan oleh
beban mati non komposit pada ujung/akhir cover plate adalah sama
pada tegangan sayap bawah yang disebabkan oleh beban mati yang
pada tampang dari momen maksimum.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa momen yang berhubungan
dengan beban mati non komposit pada ujung cover plate (M’ds) dan
yang berhubungan dengan modulus tampang (S’ds) dianggap sama
akibat dari beban pada bagian komposit.

M ' DS M
 DS
S ' bs S bs

Momen akibat beban mati berbentuk distribusi parabola



  ( Lcp / 2)  a  
2

M ' DS  M DS 1    
 b  
  

Dengan b = L/2 – a, sehingga panjang teoritis dari cover plate Lcp


dapat dilihat pada persamaan berikut:
S ' bs
Lcp  ( L  a ). 1   2a
Sbs

18
Dimana :
Lcp = Panjang teoritis dari cover plate
L = Panjang bentang (support to support)
a = Jarak dari momen maksimum dari tengah bentang
S’bs = Section Modulus sayap bawah profil baja saja
Sbs = Section modulus sayap bawah profil baja termasuk cover
plate.
Perhitungan dukungan sementara (shored), maka untuk beban mati
dipikul oleh komposit. Panjang cover plate untuk konstruksi tersebut
adalah:
S ' bs
Lcp  ( L  2a). 1   2a
Sbs

Dimana:
S’bc = Section modulus untuk sayap bawah dari balok komposit
tanpa cover plate dengan k = 3
Sbc = Section modulus untuk sayap bawah dari balok komposit
dengan cover plate dengan k = 3

persamaan di atas didasarkan sepenuhnya pada tegangan izin pada


q
titik potong teoritis cover plate yang untuk pelaksanaannya dianjurkan
untuk menambah paling tidak 1 feet (30cm) dari ujung-ujung panjang
slab beton
teoritis.
profilLcp
Hal ini harus diperhatikan bahwa persamaan untuk baja hanya

support panjang pendekatan (a2) secara teoritis. cover


memberikan Panjang
plate cover
plate setelah menambah pada ujung-ujungnya
b aperlu ditinjau kembali
tegangan yang terjadi pada ujung-ujung cover plate tersebut.
Tegangan total pada sayap bawah termasuk akibat beban mati non
komposit, beban mati komposit, beban hidup harus tidak melebihi nilai
M’DS = Mx M’DS
tegangan izin. M’DC

x Lcp / 2 19

L/2
2
1  L Lcp  1  L Lcp  Mx  1 ' q.L.x  1 .q.x 2 →
Mx  .q.L    .q.  
2 2 2  2 2 2  2 2

1 1 1 1 1
Mx  .q.L2  .q.L.Lcp  .q.L2  .q.L.Lcp  .q.Lcp 2
4 4 8 4 8

1 1 1   Lcp  
2

Mx  .q.L2  .q.Lcp 2 → Mx  .q.L 1    


8 8 8   L  

  Lcp  2 
Mx  M DS 1    
  L  

  Lcp / 2  2    Lcp / 2  a  2 
Mx  M DS 1     → Mx  M DS 1    
  L / 2     L / 2  a  

20
  Lcp / 2  a  2 
Mx  M DS 1    
  b  

  Lcp / 2  a  
2

Mx  M ' DS → M ' DS  M DS 1   
  b  

2
 Lcp / 2  a 
M ' DS  M DS  M DS  
 b 

2
 Lcp / 2  a 
M DS    M DS  M ' DS
 b  : MDS

2
 Lcp / 2  a  M ' DS
   1
 b  M DS

M ' DS
Lcp 2  a  b. 1 
M DS

M ' DS
Lcp  2a  2b. 1 
M DS

Sehingga dapat disimpulkan rumus mencari panjang cover plate


adalah:
M ' DS
Lcp  2a  ( L  2a ).. 1 
M DS

M ' DS S' Iprofil Iprofil


Dimana :  DS ; S ' DS  ; S DS 
M DS S DS 1 / 2.D Ybs

Shear Connectors
Secara umum shear connector berfungsi untuk menyatukan hubungan
antara slab beton dengan baja profil. Kalau dilihat dari cara kerjannya
maka shear connectors berfungsi :
1. Memindahkan gaya horizontal
2. Menahan pergeseran antara beton dengan profil baja

slab beton

Profil baja
21
Macam Jenis Connectors
Ada 3 jenis macam connector yang sering digunakan didunia
konstruksi jembatan:

1. Stud Connectors : berbentuk huruf I


Ø = ds

hs

2. Channel Connectors : berbentuk huruf C

3. Spiral Connectors : berbentuk gulungan spiral

22
P

Perhitungan gaya pada connector pada gaya horizontal adalah :


V .Q
S 
I
Dimana :
S = gaya horizontal pada pertemuan antara beton dan profil
(kg/cm atau lbs/in)
V = gaya lintang (SFD)
I = momen inersia
Sebagai uraian dapat dilukiskan dalam menghitung gaya horizontal
pada sebuah balok persegi:

1
V . .b.h 2
1 V .Q 8
I  b.h 3 S 
½.h 12 I 1
.b.h 3
12

½.h 1 1 1  12 V 3 V
Q h.b. . h  S .  . (kg/cm)
2 2 2  8 h 2 h

b 1
Q .b.h 2
8

S
l

b 23
Apabila dihitung tegangan geser akibat gaya horizontal adalah :
S 3 / 2.v / h.l
  
b.l b.l
3 V
  .
2 b.h
Kekuatan ultimate shear connectors (ivan page 45) merumuskan
seagai berikut :
Qu  330.d s2 . f ' c → hs/ds ≥ 4.2
stud connectors
Qu  80.ds.hs. f 'c → hs/ds < 4.2
Dimana :
Qu = kekuatan untuk satu stud connectors (kg,lbs)
f’c = tegangan desak beton pada 28 hari

bentuk channel
Q  180.( h  0.5t ).w. f 'c

Dimana :
h = tebal sayap (in)
t = tebal beton (in)
w = panjang channel

24
bentuk spiral
Qu  3.840.dsp.4 f ' c

Dimana :
dsp = diameter spiral (in)

menurut AASHTO 1977 page 198-199


Qu
kekuatan connectors : Q 
F .S
dimana :
Fs = factor keamanan
Rumus factor of safety
A (1  Cmc  Cmi.C 3)  (Cmc  Cmi )  Cv
Fs 
1  Cv
M DC M DS Sbc
Cmc  ; Cmi  ; Cs 
M LL M LL Sbs

- untuk perencanaan shear connector dipakai pada


keadaaan → k =1
- Shear harus mampu menahan seluruh gaya
horizontal akibat beban hidup + beban mati
- Untuk beban hidup harus diperhitungkan terhadap
impact
20
Bina Marga → → meter
L  _ 50
50
AASHTO → → feet
L  125

25
Composite Box Girder Bridge
Gelagar box adalah gelagar yang disusun dari bagian-bagian plat baja
sehingga membentuk kotak (box). Bagian atas box ditutup dengan
plat beton sehingga secara keseluruhan merupakan konstruksi
composite.
Keuntungan jembatan komposit gelagar box:
1. Mempunyai momen inersia yang besar, sehingga cocok untuk
jembatan yang mempunyai bentang besar (biasanya > 30 m).
2. Mempunyai kekakukan yang besar terhadap :
- Torsi.
- Gaya Lintang yang tidak merata.

26
3. Tahan terhadap bahaya karat (korosi). Karena sisi dalam box
terhindar dari uap air(tertutup).
Bentuk Box Girder
Box Girder dapat digunakan untuk :
- Jembatan Jalan Raya
- Jembatan Jalan Rel
Bentuk struktur jembatan simple beam atau continuous beam.
Pada arah melintang jembatan (lebar jembatan) dapat dipasang lebih
dari suatu box girder.

Rumus-rumus dan batasan-batasan


Bentuk umum :

a b a

θ b≤a
tebal pelat/slab beton ± 20 cm
0.6 a < 180 cm

Menghitung Momen inersia baja :


Box girder baja terdiri dari :
- Plat badan (flange web)
- Plat bawah
- Plat atas

Plat atas
Plat badan
27
Plat bawah
Langkah-langkah menghitung properties baja dan beton adalah :
1. Cari garis netral seluruh plat baja
Statis momen terhadap sisi paling paling bawah dari plat bawah
Tabel statis momen
Bagian Luas (A) Jarak (d) A.d
Plat Atas ……………….. ……………….. ………………..
Plat badan ……………….. ……………….. ………………..
Plat bawah ……………….. ……………….. ………………..
Jumlah ΣA Σ(A.d)
( A.d )
Jarak garis netral dari sisi bawah = ybs =
A
Mendapatkan harga ytc = …… ? ; ycc = ……. ?
2. Momen inersia
1 3
- Plat atas : 2. .b1 .h1 = ………………….
12

(2 bagian) : 2.b1.h1. ( yts  1 2 h1 )


2
= ………………….

1 3 s2
- Plat badan : 2. .b2 .h2 . 2 = ………………….
12 ( s  1)

(2 bagian) : 2.b2.h2. ( ybs  1 2 h2 )


2
= ………………….

1 3
- Plat bawah : . .b3 .h3 = ………………….
12

(1 bagian) : b3.h3. ( ybs  1 2 h3 )


2
= ........................ 

Ic = …………………..
Catatan : s = kemiringan plat baja = cotg θ

28
3. Menghitung momen inersia komposit
Keadaan komposit ada dua macam, untuk beban tetap komposit
dan beban hidup komposit
Menghitung momen inersia beban mati/tetap komposit yaitu kondisi
pada n=1 dan n=3
Tabel statis momen (terhadap sisi bawah)
Bagian Luas (A) Jarak (d) A.d
baja ΣA ybs ………………..
beton beff .t ……………….. ………………..
n.k

Jumlah ΣA’ Σ(A.d)


Cari momen inersia masing-masing plat terhadap garis netral
Momen Inersia :
Baja : Is ……………………………. = ……………..
A.( ybc  ybs) 2 ………….. = ……………..
1 beff .t 3
.
Beton : 12 n.k ……………….. = ……………..
beff .t 3 1
.( ycc  t ) 2
n.k 2 …….. = ....................

Ic = ………………
Untuk beban hidup (k=1) cara menghitung momen inersia adalah
sama dengan menghitung momen inersia untuk k=3.
Menghitung tegangan yang terjadi pada komposit bagian-bagian
yang perlu dihutung /diketahui besar tegangan yang terjadi adalah:
- Sisi paling atas slab beton
- Sisi paling atas bagian baja
- Sisi paling bawah bagian baja
Untuk mengitung besar tegangan yang terjadi pada bagian-bagian
tersebut dasar perhitungan adalah :
M I
  S 
S Y

29
M .Y
 
S
Metode perhitungan lansung
Perhitungan dapat menggunakan table atau lansung dihitung tegangan
pada bagian-bagian yang tinjau akibat dari macam momen-momen
yang bekerja.
Metode dengan cara lansung
MDS MDC MLL
1. Sisi baja paling atas : s   
Sts Stc Stc

MDS MDC MLL


2. Sisi baja paling bawah :  s   
Sbs Sbc Sbc

MDS MDC
3. Beton paling atas : b  
n.k .Scc n.k .Scc
Tegangan yang terjadi pada setiap bagian konstruksi tidak boleh
melebihi tegangan izin.
Shear connectors pada konstruksi box girder, untuk menghitung
besarnya gaya horizontal pada konstruksi akibat dari beban-beban
yang bekerja adalah sama seperti pada konstruksi komposit yang
menggunakan rolled beam (WF)

V .Q
S    Ac. y
ycc Ic
y
N .u

S .F .S

N = jumlah connector pada kedua plat baja atas untuk satu baris

30
31

Anda mungkin juga menyukai