PUSAT GRAVITASI : G( x, y )
Adalah titik kerja resultan gaya berat W, cara menentukan
titiknya adalah dengan membagi jumlah momen akibat gaya-gaya
berat W terhadap sumbu x dan y dibagi dengan resultan gaya W.
z z
y
y
W
dw
x
x G
y
y
x
o x o
xdw x.w
Pusat gravitasi Pelat : x = dw = W y =
ydw
dw =
y.w
W
z z
y
y
x G x dw
y
x
y
o x o
xdw x.w
Pusat gravitasi Kawat : x = dw = W
ydw y.w
y = dw = W
y y
x C A x dA
y
y
x
o x o
y y
dL
L x
y
x C
y
x
o x o
3
Sumbu Simetri :
1. Seperempat Lingkaran : x = y =
2r/( ,
L=(r/2
5
2. Setengah Lingkaran : x = 0 , y
=2r/(
,L=(r
1. Persegi Panjang : x=
b/2 ,
y =
h/2
A=b
h
3. Seperempat lingkaran
x = y = 4r/3( , A = ( r2 /4
4. Setengah lingkaran
x =0, y =4r/3( , A = ( r2 /2
6
5. Setengah parabola
6. Parabola
x =0 , y =2/5 h , A= 4/3 a h
7. Seperempat ellips
8. Setengah ellips
x =0 , y =4/3b/( ,
A=(ab/2
9. Spandrel parabolik :
x =3/4 a , y =3/10 h
A= 1/3 a h
xdA
x= dA =
Statismomenterhadapsumbuy
luasbidang
ydA
y= dA =
Statismomenterhadapsumbux
luasbidang
x1 A1 x 2 A2 ... x n An
x = A1 A2 ... An
y1 A1 y 2 A2 ... y n An
y = A1 A2 ... An
Contoh soal :
ydx = 2 x 2 / 3.x 4 4
x = dx
= = 42.67 = 3 0
15cm
40cm
Kerjakan
30cm
kembali
dengan
potongan
15cm yang
Penyelesaian : berbeda.
x1=15cm
x2=7.5cm X
y1=5cm
Bidang I
y2=25cm
Bidang II
Y
9
dy
y garis netral
h
C X
titik berat
Ix = y dA
= y2 b. dy = (1/3) b. y3 (-h/2 +h/2
= (1/3)b[(h/2)3-(-
h/2)3]
11
= (1/3)b[h3/8 – (-h3/8)]
Ix = (1/12).b.h3
b
x
garis netral
h
C X
titik berat
dx
2 2
Iy = x=
dA
h.dx x
= (1/3) h. x3 (-b/2 +b/2
= (1/3)h[(b/2)3-(-
b/2) ]
3
= (1/3)h[b3/8 – (-b3/8)]
Iy = (1/12).h.b3
a /b = {(2/3)h-y}/h
a = (b/h)[(2/3)h-y]
(2/3)h
dy a
y h
C garis netral
X
titik berat
(1/3)h
2 2
Ix =y dA
=
y a. dy = (b/h).[(2/3)h-y].dy
2 y
= (b/h)[(2/3)h.(1/3)y3 – (1/4)y4 (-1/3h +1/3h
12
Ix = (1/36) b. h3
Mencari momen inersia terhadap garis netral vertikal (sumbu Y) :
Y
garis netral
c /h = {(b/2)-x}/(b/2)
c = (2h/b)[(b/2)-x]
(2/3)h
h
c
C X garis netral
titik berat
(1/3)h
dx
x
b
2 2
Iy = x dA
=2. x cdx
= 2. (2h/b)((b/2)-x) dx
x2
=(4h/b) [(b/2).(1/3)x3 – (1/4)x4](0 b/2
Iy = (4h/b)[(1/48)b4 – (1/64)b4]
Iy = (4h/b) [ (4/192)b4 – (3/192)b4 ]
Iy = (4h/b) (1/192)b4
Iy= (1/48) h b3
3. Luasan lingkaran dengan jari-jari R
x = R cos(
y = R sin( ( dy = R cos( d(
dA = x dy = R cos( R cos( d(
dA = R2 cos2( d(
sin 2( = 2 sin( cos(
(sin 2()2 = 4 sin2( cos2(
sin2( = (1 – cos2()/2
sin22( = (1- cos4()/2
= (1/2)R4 [((/2)-0]
Ix = (1/4)(R4 = (1/64) )(D4
13
Contoh Soal :
Dari contoh soal mencari titik berat seperti yang telah dibahas
sebelumnya :
1. Cari momen inersia luasan yang tergambar berikut ini :
14
Ix = y dA
2
((1 / 2)2 x
) 2 (2 x 2 ) dx 2 x 6 dx (2 / 7) x 7 4
0
Ix =
Ix = 4681.14
Momen Inersia terhadap sumbu Y :
2 2
Iy = x =
dA x
(2 x 2 ) dx (2 / 5) x 5 04 409.6
2. Cari momen inersia luasan yang merupakan gabungan dua
persegi seperti tergambar berikut ini :
30cm
10cm
15cm
40cm
30cm
15cm
Penyelesaian :
Untuk mencari titik berat perlu dicari dulu titik beratnya, dan
ini sudah didapat yaitu :
x 10.5cm
dan y = 17 cm
Selanjutnya, gunakan momen Inersia translasi , terhadap garis
netral gabungan :
I x’ = yo2 A + I x
I y’ = xo2 A + I y
Ix = Momen Inersia terhadap sumbu x nya sendiri =
(1/12)bh3
Iy = Momen Inersia terhadap sumbu y nya sendiri =
(1/12)hb3
y0 = y- y
x0 = x - x
15
b1=30cm
b2=15cm X
y=17 cm
h1=10cm
Bidang I
h2=30cm
Bidang II
x=10.5cm
Y
30 cm
10 cm
20 cm
10 cm
10 cm
16
V
A
( = lim A 0
dimana : ( = tegangan geser
V = gaya yang bekerja sejajar irisan penampang
A = luas penampang
P1
P2
Contoh soal :
1). Suatu batang dibebani gaya normal tarik N sebesar 56 kN, luas
penampang batang adalah
(20x20)mm2,
Jika batang tarik tersebut dibuat dari batang baja St 37, kita dapat
mengetahui bahwa dalam peraturan , tegangan ijin tariknya adalah
160 Mpa, karena tegangan tarik yang terjadi (140 Mpa) < tegangan
ijin tarik (160 Mpa) maka, dapat dikatakan bahwa batang tersebut
mempunyai cukup kekuatan untuk memikul beban.
19
Baut 20 mm
45 kN 150 mm 45 kN
Lebar plat =
225mm
45 kN
10 mm
45 kN Jumlah baut =4
10 mm buah
P= 45 KN + nomor
Penyelesaian : pokok terakhir.
a. Tegangan rata-rata pada pelat yang tidak berlubang adalah
:
(N = 45000N/(0.150x0.01)m2 = 30.000.000 N/m2 = 30 Mpa
b . Tegangan normal pada irisan kritis (daerah berlubang) :
45000N
( = (0.15 x0.01)m 2(0.02 x0.01)m = 40.909.000 N/m2 =
2 2
N
40.91 MPa
c. Tegangan geser rata-rata pada baut :
45000 / 2N
( = 0.01 m = 71.620.000 N/m2 = 71.62 Mpa
2 2
25 kN/m3
2m
potongan a-a
0.5m
20 kN/m2
5m
0.
25 kN/m3
2m
potongan a-a
5m
0.
0.5m
1.25 m
PENDAHULUAN
REGANGAN/STRAIN
22
regangan ( regangan (
Keuletan (Ductility)
Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan
kemampuan logam menahan deformasi hingga terjadinya
perpatahan . Sifat ini dalam beberapa tingkatan, harus dimiliki
oleh bahan bila ingin dibentuk (forming) melalui proses rolling ,
bending, streching, drawing, hammering, cutting dan
sebagainya. Pengujian tarik memberikan dua metoda
pengukuran keuletan bahan yaitu :
Persentase perpanjangan(elongation)
Diukur sebagai penambahan panjang ukur setelah perpatahan
terhadap panjang awalnya
Elongasi , ((%) = [(Lf-La)/Lo] x 100%
2 ton 2 ton
A C D B
1m 2m 1m Cari
RA=2 ton analisanya
RB=2 ton
2ton
Bidang Lintang/geser
2ton
Contoh Soal :
P=20kN
A
40 cm
B
3m 30 cm
2m
Penyelesaian :
cm
30
2m 2m
Penyelesaian :
Langkah awal yaitu mencari berat sendiri balok dalam satuan
N/m dan kekakuan balok arah sumbu x (Ix) dalam satuan m 4
sebagai berikut :
Berat sendiri = massa x gravitasi
w = mxg
w = berat volume (kg/m3) x luas penampang(m2) x gravitasi
(m/det2)
w = 500 kg/m3 x (0.30x0.10 + 0.20x0.30)m2 x 10 m/det2
w = 450 N/m’
30
Untuk mencari Kekakuan balok, cari dulu titik berat balok arah
sumbu x :
30cm
10cm
30x10=300 cm2 h2= 30 cm 40 cm
18.33cm
30cm
y=21.67cm
20x30=600 cm2
15cm
20cm
(30 x10 x35) (30 x 20 x15)
y= (30 x10) (20 x30) = 21.67 cm
A = (30x10)+(20x30) = 900 cm2
Ix = (1/12).30.10 3 + 300x(35-21.67)2 + (1/12).20.303 + 600x(15-
21.67)2 = 127500 cm4
Untuk mencari tegangan maximum, harus dicari dulu momen
maximum, untuk balok di atas momen maximum terjadi di
tengah-tengah bentang :
P=1000N
w=450 N/m
2m 2m
KONSENTRASI TEGANGAN
Mxc
(max sungguh = K I
max sungguh
dimana K adalah faktor konsentrasi tegangan, K = max normal
d) irisan padanan dalam bahan 1 e) irisan padanan dalam bahan 2 f. distribusi tegangan
1 1
22 2
1 1
n = E2/E1
n1 = E1/E2
Contoh Soal :
150mm 150/20=7.5mm
182.78mm
M=0.03MNm Ew= 250mm
250mm
10000MPa
y=77.22 mm
10mm 10mm
Es=
150mm
200000MPa
150mm
M=+70kNm
b=
250mm
Penyelesaian :
Karena beton hanya dapat menerima beban tekan maka beton
didaerah tarik dianggap hanya berfunsi menahan baja agar tetap
ditempat, tidak berperan menerima tarik sehingga irisan
transformasi bisa dianggap berbentuk seperti terlihat seperti
pada gambar, dan dalam hal ini baja di transformasi ke beton
sehingga luas penampang totalnya dikalikan dengan n.
36
70kNmx(0.5 0.218)m
( baja (maximum) = 15 x 2.533x10 3 m 4 = 117000 kN/m2 =
117 Mpa
0.25mx0.218mx C max
M= 2 x (0.5-0.218/3)m = 70 kNm
( C max = 6012 kN/m 2
TEGANGAN MAJEMUK :
KOMBINASI TEGANGAN AKIBAT GAYA NORMAL DAN
TEGANGAN AKIBAT MOMEN LENTUR
N
Tegangan akibat gaya normal : (= A
38
M*y
Tegangan akibat momen lentur : (= I
Contoh Soal :
Penyelesaian :
Tegangan akibat momen lentur, sisi atas tarik dan sisi bawah
tekan :
M*y 6000 Nmx0.03m
7 4
Tegangan sisi atas : ( = + Ix = + 9 x10 m = + 200 Mpa
39
Tegangan akibat gaya normal Tegangan akibat momen lentur Tegangan total
KERN
KERN/INTI/GALIH :
Suatu daerah dalam penampang, dimana bila dikerjakan gaya tekan
P di daerah kern maka tidak akan timbul tegangan tarik dan
sebaliknya, bila dikerjakan gaya tarik P di daerah kern maka tidak
akan timbul tegangan tekan.
40
A B A B
P dipindahkan ke titik berat
P tekan
P
x
h
y
X
X
x Px
Py
C D
C D
b
Tegangan di C = 0
P P * x.(b / 2) P * y.( h / 2) P Px.6 Py.6
3 3
(C = - b.h + (1 / 12).hb + (1 / 12).b.h 2 2
= 0 ( - bh + hb + b.h = 0
A B
1/6 h
h
1/6 h
1/6 b 1/6 b
C D
EMBED Visio.Drawing.11
Analog untuk sisi lainnya, maka bidang kernnya adalah sebagai
berikut :
Contoh Soal :
Penyelesaian :
Untuk mecari daerah kern, terlebih dulu harus dicari letak titik berat serta
Luas penampang :
45 cm A = (45x5)+(5x40)+(25x5) = 550
A B cm2
5cm
Letak titik berat :
x=22.5 x = 22.5 cm
(45 x5) x 47.5 (5 x 40) x 25 (25 x5) x 2.5
garis netral
y= (45 x5) (5 x 40) (25 x5)
47.5
40 cm
garis netral
y = 29.1 cm
y=29.1
25
Momen inersia :
Ix = (1/12)x45x53 + (45x5)x(47.5-
2.5 5 cm
C D 29.1)2 +
(1/12)x5x403 + (5x40)x(25-
5cm
29.1) +
2
25 cm
(1/12)x25x53 + (25x5)x(2.5-
29.1) 2
Ix = 195378.8 cm4
Iy = (1/12)x5x453 + (1/12)x40x53 +
(1/12)x5x253
Iy = 44895.83 cm4
X y = 0 ( x = 6,53 cm
Py Px
43
Py P
( A = - 550 + 44895,83 + 195378,8 =0
Px x = 0 ( y = 17 cm
X y = 0 ( x = 3,63 cm
P
y
45 cm
A B
5cm
6.53
12.2
garis netral
47.5
40 cm
17
y=29.1
25
3.63
2.5 5 cm
C D
5cm
25 cm
b atas = 50 cm
h tengah = 40 + nim terakhircm
b bawah = 30 cm
Y q(x)
X +M M+dM
A X
+V V+dV
dx dx
(MA = 0 (
M + (V+dV).dx – (M+dM) + q.dx.(dx/2) = 0
( V.dx + dV.dx – dM + (q/2)dx2 = 0
( V. dx – dM = 0
V = dM/dx
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa bila tidak ada gaya geseran
pada irisan-irisan penampang maka tidak ada perbedaan momen
(momennya tetap).
P=3ton P=3ton
RA=3ton RB=3ton
1,5 m 2,25 m 1,5 m
3 ton 3 ton
Didaerah ini
Bidang momen lentur
momennya konstan
4,5 tm 4,5 tm
dX
sumbu balok
dx
F
(= A (F=(.A
M .y M
B .dA B ydA
I I luasfgjh
FB = luasfgjh
MB
.Q
FB = - I
dimana Q = statis momen dari luas fgjh ke sumbu netral = A fgjh . y
Karena luas penampang konstan, maka luas abcd sama dengan luas
fgjh, sehingga nilai Q juga sama. Jika momen di A sama dengan
momen di B , maka F A = FB jadi fungsi baut hanya menjaga supaya
menyatu, tidak berfungsi menahan gaya. Namun jika M A ( MB , akan
selalu terjadi gaya geseran dalam irisan yang berdampingan, maka
FA ( FB , akan terdapat gaya dorong atau tarik yang lebih besar pada
ujung papan satu dibanding yang lain, artinya tegangan normal
pada kedua sisi tersebut berbeda. Karena jarak dua irisan adalah dx,
maka selisih FA dan FB kita nyatakan sebagai dF, sedang selisih MA
dan MB adalah dM.
( M A dM ) M dM
FB FA .Q A .Q .Q
- = dF = I I I
Contoh soal :
49
Ix = (1/12).200.503+(200.50)
(225-162.5)2
200 mm
y= 162.5 mm +(1/12)50.2003+(50.200)
(100-162.5)2
Ix = 113,54.106 mm4 =
113,54.10-6 m4
V .Q
q= I
=
3000 N .(0,2.0,05)m (0,225 0,1625) m
2
113,54.10 6 m 4
q = 16514 N/m
Karena besarnya aliran geser di antara dua papan sebesar 16514
N/m, maka bila gaya geser ijin paku 700 N, maka jarak antar paku
yang aman adalah :
700 N
S = 16514 N / m = 0.042 m
Dalam pelaksanaan , bisa dipakai jarak antar paku sebesar 40
mm, maka gaya geser yang terjadi di satu paku :
F = 16514 N/m x 0.04 m = 661 N < gaya geser ijin paku
700 N oke !
50
6m
400 mm
100 mm
50 mm
6m
RA=9 kN
RB=9 kN
Bidang geser
9 kN
4.5 kN
4.5 kN
9 kN
51
Selanjutnya hitung besar aliran geser yang terdapat pada irisan a-a.
Penampang balok Q di a-a = A fgjh *
y 2 A1 y1 A2 y 2
50 mm 200 mm 50 mm = 2.50.100.200 +
j h 50.200.225
50 mm = 4,25.106 mm3 =
a a
f g
100 mm 4,25.10-3 m3
225 mm
tumpuan :
400 mm V .Q 9kN .4,25.10 3 m 3
q di a-a = Ix 4,25.10 3 m 4
= 16.2 kN/m
100 mm
jarak antar sekrup yang aman di
50 mm
daerah tumpuan :
2kN
0.123m
s = 16,2kN / m
Beban aliran geser di daerah
lapangan :
V .Q 4,5kN .4,25.103 m3
q di a-a = Ix 4,25.10 3 m 4
= 8,1 kN/m
jarak antar sekrup yang aman di
daerah lapangan :
2kN
0,246m
s= 8,1kN / m
TEGANGAN GESER
Gaya
Tegangan = Luas
dF
Tegangan geser pada potongan khayal : ( = dx.t
q V .Q
(= t I .t
(v (v (v = (h
(h
PUNTIRAN / TORSI
53
Pengertian Dasar :
Jika sebuah gaya menyebabkan sebuah batang berputar
sepanjang sumbu memanjang, maka ia akan mengalami
puntir.
Contoh :
O3 O2 O1
C B A max
B' A'
Gambar variasi regangan dalam bagian bangunan yang mengalami momen puntir
RUMUS PUNTIRAN :
.c 4 .d 4
Ip = 2 = 32
b c Ip = 2 (c4 – b4)
Penyelesaian :
Secara keseluruhan benda sudah seimbang. Untuk mencari
tegangan geser puntir maksimum, kita lihat dulu rumusnya
T.c
I
yaitu ( max = p , karena tegangan dipengaruhi oleh nilai T
(momen torsi) radius c dan momen lembam Ip , nilai c dan Ip
konstan maka tegangan akan bernilai maksimum bila T
maksimum yaitu di poros BC mengalami torsi maksimum
sebesar 30 Nm. Bidang momen torsi di poros AC adalah
sebagai berikut :
56
30Nm
20Nm
A B C
.d 4 .(0.01m) 4
9,82.10 10 m 4
Ip = 32 32
T .c 30 Nm.0.005m
max 10 4
153.10 6 N / m 2 153MPa
Ip 9,82.10 m
153 MPa
Penyelesaian :
Ip = (/32 (d04 – di4) = (/32 (0.024 – 0.0164) = 9,27.10-9 m4
( luar = T.r0/Ip = 40 Nm . 0.01m/9,27.10-9m4 = 43,1.106 N/m2
( dalam = T.ri/Ip = 40 Nm . 0.008m/9,27.10-9m4 = 34,5.106 N/m2
SUDUT PUNTIR
57
Contoh soal :
Penyelesaian :
58
.0,025 4
Ip AB = Ip BC = 32 = 3,83.10-8 m4
(0,05 4 0,025 4 ) 57,5.10 8 m 4
Ip CD = Ip DE = 32
T AB = 0
T BC = T CD = 150 Nm
T DE = 1150 Nm
D
E
Tx .dx B
T AB .dx C TBC .dx TCD .dx E TDE .dx
A Ip x .G A Ip AB .G B Ip BC .G C IpCD .G D Ip DE .G
(= = + + +