5.1.Pendahuluan
Batang lentur (balok) adalah batang yang memikul beban dengan arah tegak-lurus
dengan sumbu memanjang (diagonal) batang. Akibat beban yang tegak-lurus dengan sumbu
memanjang tersebut, pada batang timbul gaya dalam berupa momen lentur dan gaya geser.
Selain itu, pada batang juga mengalami perubahan bentuk (deformasi) yaitu batang akan
mengalami lendutan (defleksi). Untuk itu, dalam perencanaan balok, paling tidak ada 3
parameter kekuatan yang harus diperhatikan, yaitu ketahanan terhadap lentur, terhadap geser,
dan terhadap lendutan. .
P
C
Penampang balok
Batang melendut
VC
SFD
BMD
MC
dengan Vu adalah gaya geser terfaktor, dan V’ adalah tahanan geser terkoreksi.
3. Untuk puntir
Mu < Mt’ ……………………(5.3)
dengan Mu adalah momen puntir terfaktor dan Mt’ adalah tahanan puntir terkoreksi.
Bentang rencana harus digunakan dalam menghitung geser, momen, dan lendutan pada
komponen struktur. Untuk komponen struktur berbentang sederhana yang tidak menyatu dengan
tumpuan-tumpuannya maka bentang rencana adalah bentang bersih ditambah setengah kali
panjang landasan tumpuan pada masing-masing ujung komponen struktur.
L1
a b
Takikan pada balok harus dihindari, terutama yang terletak jauh dari tumpuan dan
berada pada sisi tarik.
takikan
Tidak boleh
takikan
Diperbolehkan
dengan syarat :
htakik < 1/6.hbalok
Ltakik < 1/3.hbalok
Takikan pada ujung balok tidak boleh melampaui seperenam tinggi balok untuk balok gergajian,
dan sepersepuluh tinggi balok untuk balok glulam (kayu laminasi struktural). Balok tidak boleh
ditakik di lokasi selain daripada di ujung balok bertumpuan sederhana.
Pengecualian: Pada balok-balok kayu masif yang tebal nominalnya lebih kecil dari 100 mm,
diperkenankan dibuat takikan yang tidak melebihi seperenam tinggi balok dengan
lokasi di luar sepertiga bentang yang ditengah.
= …………………….. (5.4)
Untuk komponen struktur lentur persegi panjang dengan lebar, b, dan tinggi, d, persamaan di
atas menjadi:
………………………….. (5.5)
a. Apabila tinggi komponen struktur lentur tidak melebihi lebarnya, d b, tumpuan lateral
tidak diperlukan dan CL = 1,0.
b. Apabila komponen struktur lentur kayu gergajian persegi panjang ditumpu lateral dengan
mengikuti ketentuan 4.4.1, maka CL = 1,0.
kekangan lateral
b
c. Apabila tepi tekan komponen struktur lentur ditumpu di seluruh panjangnya untuk mencegah
peralihan lateral, dan ujung-ujung tumpu mempunyai tumpuan lateral untuk mencegah rotasi,
maka CL = 1,0.
kekangan lateral
d. Apabila tinggi komponen struktur lentur melebihi lebarnya, d > b, maka tumpuan lateral harus
diberikan di titik-titik tumpu untuk mencegah rotasi dan/atau peralihan lateral di titik-titik
tersebut. Apabila tumpuan lateral tersebut diberikan di titik-titik tumpu, tetapi tidak ada
tumpuan lateral tambahan di sepanjang komponen struktur tersebut, maka panjang tak
tertumpu, ℓu, adalah jarak antara titik-titik tumpu ujung tersebut, atau panjang kantilever.
Apabila suatu komponen struktur lentur diberi tumpuan lateral untuk mencegah rotasi
dan/atau peralihan lateral di titik-titik antara dan di kedua ujung, maka panjang tak tertumpu,
ℓu, adalah jarak antara titik-titik tumpuan lateral antara tersebut.
kekangan lateral
b
lu lu
e. Panjang bentang efektif, ℓe, untuk komponen struktur bentang tunggal atau kantilever
harus ditentukan sesuai Tabel 5.1.
Untuk balok bentang tunggal atau kantilever dengan kondisi beban tidak tercantum di
dalam Tabel 5.1:
√ …………………………. (5.6)
Keterangan:
Rasio kelangsingan untuk komponen struktur lentur, RB, tidak boleh melebihi 50.
⁄ ⁄ ⁄
√* + ……………………… (5.7)
dengan:
Fb* = nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali Cfu, CV, dan
CL (lihat 2.3)
7. Tahanan Geser
Tegangan geser aktual sejajar serat atau gaya geser di setiap penampang
komponen struktur lentur tidak boleh melebihi nilai desain geser terkoreksi. Pengecekan
kekuatan geser tegak lurus serat komponen struktur lentur kayu tidak disyaratkan.
Tahanan geser terkoreksi dari suatu balok, V’, dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
F'v Ib
V' …..……………..(5.8)
Q
Keterangan:
Untuk penampang persegi panjang dengan lebar b, dan tinggi d, persamaan (5.8)
menjadi:
2
V' F'v bd …………………(5.9)
3
Sebagai alternatif, untuk balok kayu menerus atau berupa kantilever, tahanan geser
terkoreksi pada lokasi-lokasi berjarak paling sedikit tiga kali tinggi balok dari ujung balok,
ditentukan menggunakan persamaan (5.8) atau persamaan berikut ini:
[ ]* +
[ ] …………………(5.10)
Pada penampang di sepanjang takikan dari sebuah balok persegi panjang setinggi d,
tahanan geser terkoreksi pada penampang bertakik dihitung sebagai:
2 d
V ' F'v bdn n ……..……………...(5.11)
3 d
dengan d adalah tinggi balok tanpa takikan dan dn adalah tinggi balok di dalam daerah
takikan.
Apabila suatu sambungan pada balok persegi panjang menyalurkan gaya yang cukup
besar sehingga menghasilkan lebih dari setengah gaya geser di setiap sisi sambungan maka
tahanan geser horisontal terkoreksi dihitung sebagai berikut:
2 d
V ' F'v bde e ……..………………...(5.12)
3 d
dengan de adalah tinggi efektif balok pada daerah sambungan seperti ditunjukkan pada
Gambar V.2 di bawah
de
de
de
Sebagai alternatif, apabila seluruh sambungan terletak sejauh lebih dari 3d dari ujung balok
maka tahanan geser horisontal terkoreksi dapat dihitung sebagai:
2 x 3d
V ' F'v bde 1
3 6d ………………...(5.13)
F'v bde
dengan x adalah jarak sambungan dari ujung balok.
d. Tahanan puntir
Tahanan puntir terkoreksi, Mt’, dari suatu balok persegi panjang masif dihitung sebagai:
………………….(5.14)
Keterangan:
Suatu balok kayu berukuran 60/120 mm terbuat dari balok kayu yang mempunyai modulus
elastis lentur E15. Berat sendiri kayu 6 kg/m. Balok tersebut memikul beban mati berupa beban
merata (qD) = 25 kg/m dan beban hidup merata(qL) = 20 kg/m. Kadar air masa layan 20 %.
Lendutan balok dibatasi L/240. Periksalah, aman tidak balok tersebut.
L1 = 2500 mm
200 mm 300 mm
lu=2500+1/2x200+1/2x300=2750 mm
Kayu E15, Modulus elastis lentur, Ew = 15000 MPa (lihat Tabel 2.1)
d b
RB= )= 12,7
CM = faktor koreksi layan basah, kadar air (20%) > 19% = 0,9
K M xle
CT = 1+
KT xE
0,88473105 x 4842
CT = 1 1 0,4840 1,4840
0,59 x15000
Emin’=Emin x CM Ct - - - Ci - - CT -
FbE= =59,62
Fb’= Fb x CM Ct CL CF Cfu Ci Cr - - -
CM = faktor koreksi layan basah, kadar air (20%) > 19% = 0,85
CL= √( )
Mu < M’
Fv = 1,62 MPa
Fv’ = Fv x CM Ct - - - Ci - - - -
CM = faktor koreksi layan basah, kadar air (20%) > 19% = 0,85
Vu < V’ ( OK)
Kesimpulan: Balok ukuran 60/120 di atas memenuhi dan aman memikul beban yang ada.
Contoh soal 5.2:
Suatu balok kayu berukuran 100/200 mm terbuat dari balok kayu yang mempunyai modulus
elastis lentur E15. Berat sendiri kayu 14 kg/m. Balok tersebut memikul beban mati berupa beban
merata (qD). Lendutan balok dibatasi L/300.
Hitung beban ijin merata permanen yang mampu didukung balok tersebut.
Penyelesaian:
qD kg/m
L1 = 3500 mm
200 mm 200 mm
d b , 200 >100
lu=3500+1/2x200+1/2x200=3700 mm
Kayu E15, Modulus elastis lentur, Ew = 15000 MPa (lihat Tabel 2.1)
Emin’=Emin x -
Fb’= Fb x CD
Mu < M’
Fv = 1,62 Mpa
Fv’ = Fv x CD
CD = 0,9
Tahanan geser terkoreksi,V’ = 2/3 x F’v x b x d = 2/3 x 1, 458 x 100 x 200 = 19440 N
Vu < V’ ( OK)
1850 qU N 19440 N
≤ 12,3
qu ≤ N/mm
Kesimpulan: Beban ijin yang mampu didukung balok adalah qu = 236 kg/m.