Anda di halaman 1dari 2

Apakah yang anda ketahui tentang Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air /

SDA yang saat ini terjadi dinegara kita, yang terkait dengan isu hidrolika ( misal : banjir, erosi,
sedimentasi, gagalnya /robohnya bangunan air , dlsb )

Jawaban :

Berdasarkan pengamatan sistemik terhadap realita yang terjadi, dapatlah disimpulkan beberapa
permasalahan generik sebagai berikut:

a. Dampak pertambahan jumlah penduduk


Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk ini mempunyai korelasi yang sangat erat dengan
permasalahan laju alih fungsi lahan, pencemaran air, dantingkat kerentanan kawasan
terhadap bahaya yang berkaitan dengan air (krisis air, banjir, tanah longsor, pencemaran
sumber-sumber air, dan intrusi air laut). Begitu pulalaju urbanisasi akan sangat membebani
pengelolaan SDA, terutama yang berkaitan dengan penyediaan air baku, sanitasi dan
drainasi.
b. Alih fungsi lahan
Alih fungsi lahan di Pulau Jawa dan Bali hingga saat ini masih berjalan terus dengan
intensitas yang wajib diwaspadai. Sawah-sawahberirigasi teknis dan lahan pertanian
produktif lainnya banyak beralih fungsi menjadi kawasan permukiman, perkotaan, kawasan
industria, serta untuk tapak pembangunan infrastruktur transportasi. Hal ini berdampak
pada kemampuan pulau ini dalam menyimpan air yang berlimpah di musim hujan agar tidak
terjadi defisit air di musim kemarau. Selain itu, alih fungsi lahan di P.Jawa juga menimbulkan
pergeseran terhadap berbagai jenis penggunaanair, yaitu berkurangnya kebutuhan air irigasi
dan meningkatnya kebutuhan air rumah tangga, perkotaan dan industri. Disamping terjadi
pergeseranjenis kebutuhan air, terjadi pula perubahan kualitas air, yaitu semakin tingginya
tingkat pencemaran air yang berdampak pada keberlanjutan dalam pemenuhan kebutuhan
air bersih.Akibatnya, banyak kota dan industri yang menggunakan air tanah untuk
memenuhi kebutuhan air bersih mereka, sementara kemampuan peresapan air semakin
berkurang.
c. Kondisi lahan pertanian dan kawasan hutan di setiap DAS
Tingkat kekritisan kawasan hutan dan lahan pertanian di setiap DAS sangat berpengaruh
terhadap distribusi aliran permukaan bulanan. Berbagai program dan gerakan rehabilitasi
hutan dan lahan di DAS kritis ternyata belum mampu mengimbangi laju kerusakan hutan dan
lahan. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kemampuan DAS dalam menyimpan air di
musim kemarau, sehingga frekuensi kejadian banjir bandang dan tanah longsor kian
meningkat, begitu juga waduk dan sungai banyak yang mengalami pendangkalan karena
sedimentasi, dan sumber-sumber air cepat mengering walaupun hanya dalam hitungan dua
atau tiga bulan tidak turun hujan.
d. Ketersediaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air
Kondisi infrastruktur di Indonesia saat ini masih ditandai oleh rendahnya aksesibilitas,
kualitas, ataupun cakupan pelayanan. Akibatnya, sarana dan prasarana yang ada belum
sepenuhnya dapat menjadi tulang punggung bagi pembangunan sektor riil termasuk dalam
rangka mendukung kebijakan ketahanan pangan di daerah, mendorong sektor produksi,
serta mendukung pengembangan wilayah.
e. Peningkatan eksploitasi air tanah
Fenomena ini banyak terjadi di kawasan permukiman dan perkotaan terutama dikota-
kotabesar di Indonesia, dikarenakan sebagai ketersediaan air permukaan yang menipis
ataupun karena tidak memenuhi persyaratankualitas. Eksploitasi air tanah yang melebihi
kapasitas pengisiannya akan dapat menimbulkan penurunan atau amblesan permukaan
tanahsehingga menambah tingkat kerentanan terhadap banjir. Aktivitas pengambilan air di
daerah sepanjang pesisir pantai menimbulkan intrusi air laut ke daratan sehinggamencemari
air di sumur dan sungai.
f. Sengketa penggunaan air
Sengketa dalam penggunaan air tidak hanya terjadidiantara para petani pemakai air irigasi,
tetapi juga terjadi antara petani pengguna air irigasi dengan perusahaan air minum. Bahkan
terjadi juga antara Kabupaten dengan pemerintah kota, dan antara daerah hulu dan daerah
hilir. Ini semua terjadi karena kelangkaan air terutamadi musim kemarau, serta tidak
jelasnya sistem alokasi pembagian air dan pengaturan pembagian hak dan kewajiban
antarwilayah di dalam satu sistem pengelolaan SDA.
g. Keterbatasan peran masyarakat& dunia usaha
Berbagai inisiatif masyarakat maupun dunia dalam pengelolaan SDA, hingga saat ini
nampaknya kurang begitu memperolehperhatianpemerintah. Berbagai pola inisiatif
masyarakat yang tumbuh secara swadaya tidak hanya berhubungan dengan pendayagunaan
SDA saja, tetapi banyak juga yang bernilai positif terhadap tujuankonservasi SDA, seperti:
pemeliharaan hutan dan kawasan mata air ataupun daerah resapan air, serta kegiatan
bersih sampah disungai. Demikian juga dari kalangan dunia usaha terdapat berbagai inisiatif
yang berkaitan dengan pemanfaatan dana CSR (Company Social Responsibility) untuk
membiayai pelaksanaan kegiatan konservasi SDA.
h. Tumpah tindih fungsi lembaga pengelola
Pengelolaan SDA mencakup kepentingan lintas sektor dan lintas wilayah.
i. Keterbatasan data dan informasi sumber daya air
Keterbatasan dan ketidak akuratan data dan informasi SDAjuga disebabkan karena belum
terbangunnya jejaring antarpara pengamat hidrologi yang ada di berbagai instansi.

Selain permasalahan tersebut diatas terdapat pula beberapa tantangan sebagai berikut:

a. Negara kepulauan yang beriklim tropis


b. Keterikatan Indonesia dalam Millenium Development Goal(MDG)
c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Dampak perubahan iklim global

Anda mungkin juga menyukai