Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi Bangunan Bagi dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 ………… (Adriani Muhlis dan Eka Yuliana)

IDENTIFIKASI BANGUNAN BAGI DAN SADAP PADA


SALURAN SEKUNDER ULIN 4 IRIGASI RIAM KANAN
KABUPATEN BANJAR
Adriani Muhlis(1) dan Eka Yuliana(2)
(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin
(2)
Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin

Ringkasan
Irigasi merupakan teknik dalam mengatur air yang sangat menentukan dalam keberha-
silan mengairi persawahan untuk pertanian sehingga perlu penataan yang baik untuk
menunjang bidang pertanian. Salah satu daerah irigasi yang difungsikan adalah Daerah
Irigasi Riam Kanan dengan daerah potensialnya 25.800 Ha, terletak di Kabupaten
Banjar. Irigasi Riam Kanan merupakan proyek penunjang pengembangan bidang pertani-
an dan pengairan di Propinsi Kalimantan Selatan, yang diharapkan dengan adanya sis-
tim pengaturan air yang baik dapat memberikan pemanfaatan air dapat lebih hemat dan
mudah sehingga hasil pertanian dapat meningkat.
Jaringan irigasi yang di dalamnya termasuk bangunan-bangunan pelengkap utama, yaitu
bangunan bagi dan bangunan sadap pada Daerah Irigasi Riam Kanan khususnya Salur-
an Sekunder Wilayah Ulin 4 (B.UL 4) sampai dengan Penggalaman 4 (B.PL. 4) sebagai
sampel penelitian yang menjadi sumber identifikasi, dihasilkan rata-rata bangunan masih
dalam kondisi baik, namun ada sebagian pintu seperti berkarat, banyaknya tanaman
yang tumbuh di sekitar pintu, pudarnya cat pada bangunan, dan sebagainya, yang bisa
mengakibatkan sulitnya pengoperasian dan mengganggu kelancaran jalannya air.
Untuk itu perlu pemeliharaan secara rutin dan ditingkatkan disertai dengan sosialisasi ter-
hadap para petani agar dapat berpartisipasi dalam memelihara bangunan tersebut.
Kata Kunci : identifikasi, bangunan bagi dan sadap

1. PENDAHULUAN Adapun masalah yang akan dirumuskan


adalah :
Salah satu sistem irigasi yang ada di Kali- a. Bagaimanakah kondisi eksisting pintu-pintu
mantan Selatan adalah irigasi Riam Kanan (pintu sadap dan bagi), pada saluran Se-
yang terletak disebelah tenggara Kota Banjar- kunder Ulin 4 Irigasi Riam Kanan.
masin, kecamatan Karang Intan, kabupaten b. Apakah pintu-pintu pada Saluran Sekunder
Ban-jar, Provinsi Kalimantan Selatan. Daeran I- Ulin 4 Irigasi Riam Kanan masih berfungsi
rigasi Riam Kanan dapat mengairi persawahan dengan baik.
untuk pertanian, tetapi dalam beberapa tahun c. Solusi apakah yang bisa dilakukan pada ba-
terakhir penduduk yang bertempat tinggal di se- ngunan bagi dan sadap melihat dari identifi-
kitar Saluran Sekunder Ulin 4 memanfaatkan air kasi yang dilakukan.
di saluran tersebut untuk keperluan tambak dan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah un-
persawahan. Pada irigasi Riam Kanan dikem- tuk mengidentifikasi fungsi dari pintu air pada
bangkan daerah pertanian seluas 25.800 ha, Saluran Sekunder Ulin 4 Daerah Irigasi Riam
yang berfungsi sebagai irigasi teknis. Irigasi ini Kanan yang ada pada Kabupaten Banjar, se-
dilengkapi dengan pintu-pintu pengambilan (In- hingga menjadikan lahan tersebut lebih produk-
take), pintu saluran primer, pintu saluran sekun- tif dan berfungsi dengan baik.
der dan pintu saluran tersier. Pada saat ini dari Selain itu manfaat yang bisa diberikan dari
survey pendahulu banyak pintu-pintu sekunder penelitian ini adalah :
yang rusak dan kurang berfungsi dengan baik. 1. Agar lahan pertanian/persawahan terhindar
Dalam penelitian ini membahas tentang “I- dari genangan air yang berlebih dan keke-
dentifikasi Pintu-Pintu Air Saluran Sekunder Ulin ringan pada musim kemarau.
4 Di Daerah Irigasi Riam Kanan”, dengan mela- 2. Penataan air yang cukup memadai sehing-
kukan survey lapangan serta mengumpulkan ga mencapai tujuan sebagai daerah yang
dan memilih data-data tentang daerah irigasi lebih produktif.
Riam Kanan dalam jumlah dan bentuk memu- 3. Agar bangunan-bangunan air yang ada di
ngkinkan memperoleh informasi yang akurat. Daerah Irigasi Riam Kanan dapat dijaga
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 44 - 50

dan dirawat oleh pemeritah dan masyarakat Sudjarwadi (1990) mendefisinikan irigasi
sekitar sehingga bangunan dapat bertahan merupakan salah satu faktor penting dalam pro-
lama. duksi bahan pangan. Sistem irigasi dapat diar-
tikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari
2. TINJAUAN PUSTAKA berbagai komponen, menyangkut upaya penye-
diaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan
Sekilas Pembangunan DI Riam Kanan air dalam rangka meningkatkan produksi perta-
Proyek irigasi Riam Kanan merupakan pro- nian. Irigasi adalah usaha penyediaan pengatu-
yek yang menunjang pengembangan bidang ran, dan pembuangan air irigasi untuk menun-
pertanian dan pengairan di Propinsi Kalimantan jang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
Selatan sejak bendungan serba guna Riam Ka- permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah ta-
nan direncanakan pada tahun 1960. nah, irigasi pompa, dan irigasi tambah (PP No.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air tahap 20 tahun 2006).
pertama dikerjakan pada tahun 1973 dan tahap Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian,
kedua tahun 1983 dengan kapasitas 30 MW. pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi
Pada tahun 1970 – 1971, OTCA (Badan Ker- dapat dikelompokkan menjadi 4 (Sudjarwadi,
jasama Teknik Luar Negeri) Pemerintah Jepang 1990) yaitu :
telah mengirimkan suatu tim yang bertugas me- a. Sistem irigasi permukaan (surface irrigation
ngembangkan sumber-sumber air di daerah system)
aliran Sungai Barito. Sebagai hasil dari Master b. Sistem irigasi bawah permukaan (sub sur-
Plan Studi, Proyek Irigasi Riam Kanan ditetap- face irrigation system)
kan sebagai proyek yang mendapat prioritas c. Sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle
utama untuk mengembangkan daerah aliran irrigation system)
Sungai Barito. d. Sistem irigasi dengan tetesan (trickle irri-
Pada tahun 1978, JICA (Badan Kerjasama gation/ drip iirigation system)
Internasional Jepang) melaksanakan studi kela-
yakan Proyek Irigasi Riam Kanan. Berdasarkan Jaringan Irigasi
hasil studi kelayakan tersebut Pemerintah Je- Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan
pang memutuskan untuk memberikan bantuan dan bangunan selengkapnya yang merupakan
keuangan melalui OECF (Badan Kerjasama satu kesatuan yang diperlukan untuk penyedia-
Ekonomi Luar Negeri) Jepang. an, pembagian, pemberian, penggunaan dan
pembuangan air irigasi (PP No. 20 tahun 2006).
Irigasi jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama
Arti Irigasi pada umumnya adalah usaha dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi ja-
mendatangkan air dengan membuat bangunan- ringan primer yaitu bagian dari jaringan irigasi
bangunan dan saluran-saluran untuk mengalir- yang terdiri dari bangunan utama, saluran in-
kan air guna keperluan pertanian, membagi-ba- duk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
gikan air kesawah-sawah atau lading-ladang bagi, bagunan bagi sadap, bangunan sadap
dengan cara yang teratur dan membuang air dan bangunan pelengkapnya dan jaringan iri-
yang tidak diperlukan lagi, setelah air diperlukan gasi sekunder yaitu bagian dari jaringan irigasi
dengan sebaik-baiknya. yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pem-
Sedangkan menurut (Endah Pipin T. Dan Ir. buangannya, bangunan bagi, bagunan bagi sa-
Soetjipto, 1992:4) irigasi secara umum di dap, bangunan sadap dan bangunan peleng-
definisikan sebagai penggunaan air pada tanah kapnya. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari
untuk penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk jaringan irigasi tersier yaitu jaringan irigasi yang
pertumbuhan tanam-tanaman. berfungsi sebagai prasarana pelayanan air iri-
gasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
Sistem Irigasi tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,
Kebutuhan pangan terutama beras terus boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pe-
meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan lengkapnya.
bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain Petak primer terdiri dari beberapa petak se-
ketersediaan pangan terbatas sehubungan de- kunder yang mengambil langsung air dari sa-
ngan terbatasnya lahan yang ada untuk berco- luran primer. Petak primer dilayani oleh satu sa-
cok tanam, teknologi, modal dan tenaga kerja, luran primer yang mengambil air langsung dari
sehingga defisit penyediaan bahan pangan ma- bangunan penyadap. Daerah di sepanjang sa-
sih sering terjadi di negeri ini. Untuk itu berbagai luran primer sering tidak dapat dilayani dengan
pihak tidak henti-hentinya berupaya untuk me- mudah dengan cara menyadap air dari saluran
ngatasi masalah tersebut diatas melalui ber- sekunder (DirJend Pengairan, 1986).
bagai kebijakan-kebijakan dan program (Sudjar- Petak sekunder terdiri dari beberapa petak
wadi, 1990). tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu sa-
Identifikasi Bangunan Bagi dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 ………… (Adriani Muhlis dan Eka Yuliana)

luran sekunder. Biasanya petak sekunder. Me- ini dilengkapi dengan pintu pengatur agar
nerima air dari bangunan bagi yang terletak di debit yang masuk saluran dapat diatur.
saluran primer atau sekunder. Batas-batas pe- c. Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan
tak sekunder pada umumnya berupa tanda to- yang dimaksudkan untuk mengukur besar-
pografi yang jelas misalnya saluran drainase. nya debit yang mengalir.
Luas petak sekunder dapat berbeda-beda ter- Bangunan sadap terbagi menjadi 2 bentuk,
gantung pada kondisi topografi daerah yang yaitu :
bersangkutan. a. Bangunan sadap sekunder akan memberi
Petak tersier terdiri dari beberapa petak ku- air ke saluran sekunder dan, oleh sebab itu,
arter masing-masing seluas kurang lebih 8 sam- melayani lebih dari satu petak tesier. Kapa-
pai dengan 15 hektar. Pembagian air, eksploi- sitas bangunan-bangunan sadap ini lebih
3
tasi dan pemeliharaan di petak tersier menjadi dari sekitar 0,250 m /dt .
tanggung jawab para petani yang mempunyai Ada tiga tipe bangunan yang dapat dipakia
batas-batas yang jelas. misalnya jalan, parit, untuk bangunan sadap sekunder, yakni :
batas desa dan batas-batas lainnya. Ukuran pe- 1. alat ukur romijn
tak tersier berpengaruh terhadap efisiensi pem- 2. alat ukur crump-de gruyter
berian air. Beberapa faktor lainnya yang berpe- 3. alat ukur ambang lebar.
ngaruh dalam penentuan luas petak tersier an- b. Bangunan sadap tersier akan memberi air
tara lain jumlah petani, topografi dan jenis ta- kepada petak-petak tersier. Kapasitas ba-
naman (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986). ngunan sadap ini berkisar antara 50 1/dt
sampai 250 1 /dt. Bangunan sadap yang
Bangunan Irigasi paling cocok adalah alat ukur romijn, jika
Keberadaan bangunan irigasi diperlukan muka air hulu diatur dengan bangunan pe-
untuk menunjang pengambilan dan pengaturan ngatur dan jika kehilangan tinggi energi me-
air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang rupakan masalah.
sering dijumpai dalam praktek irigasi antara lain
(1) bangunan utama, (2) bangunan pembawa, 3. METODE PENELITIAN
(3) bangunan bagi, (4) bangunan sadap, (5) ba-
ngunan pengatur muka air, (6) bangunan pem- Lokasi penelitian berada di saluran sekun-
buang dan penguras serta (7) bangunan pe- der Ulin ruas 4 Kabupaten Banjar Provinsi Kali-
lengkap (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986). mantan Selatan.
Untuk menunjang tercapainya tujuan dalam
Bangunan Bagi dan Sadap penelitian ini, maka dilakukan metode tinjauan
Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang pustaka dan observasi lapangan, yaitu :
dengan teliti mengukur dan mengatur air yang 1. Melakukan survey lapangan di Bangunan
mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari Bagi dan Bangunan Sadap Saluran Sekun-
pintu-pintu bangunan bagi berfungsi sebagai der Daerah Irigasi Riam Kanan
pintu pengatur muka air sedangkan pintu-pintu 2. Mengamati kondisi fisik fungsi dari bangun-
sadap lainnya mengukur debit). an bagi dan bangunan sadap pada saluran
Bangunan bagi merupakan bangunan yang sekunder tersebut
terletak pada saluran primer, sekunder dan ter- Kriteria Penilaian meliputi B (Baik, masih bi-
sier yang berfungsi untuk membagi air yang di- sa berfungsi optimal), RR (Rusak Ringan, ada
bawa oleh saluran yang besangkutan. Khusus alat yang rusak / hilang pada pintu sehingga ti-
untuk saluran tersier dan kuarter bangunan ba- dak berfungsi dengan optimal), dan RB (Rusak
gi ini masing-masing disebut boks tersier dan Berat, tidak berfungsi lagi)
boks kuarter. Bangunan sadap tersier mengalir-
kan air dari saluran primer atau sekunder menu- 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
ju slauran tersier penerima. Dalam rangka pe-
nghematan bangunan bagi dan sadap dapat Lokasi studi
digabung menjadi satu rangkaian bangunan. Penelitian yang dilakukan di Irigasi Riam
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar Kanan terletak di sebelah tenggara kota Banjar-
pada umumnya mempunyai 3 (tiga) bagian uta- masin, di Kabupaten Banjar Provinsi Kaliman-
ma, yaitu : tan Selatan. Daerah penelitian ini dibatasi oleh
a. Alat pembendung, bermaksud untuk me- sungai Barito di sebelah Barat, sungai Martapu-
ngatur elevasi muka air sesuai dengan ting- ra di sebelah Utara, sungai Maluka di sebelah
gi pelayanan yang direncanakan Selatan dan jalan Martapura Bati-bati serta su-
b. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, ja- ngai Riam Kanan di sebelah Timur. Lokasi studi
lan atau bangunan lain menuju saluran ca- mencakup daerah Irigasi Riam Kanan Sub Area
bang. Konstruksinya dapat berupa saluran B pada Saluran Sekunder Ulin 4 mulai dari B.Pl
terbuka ataupun gorong-gorong. Bangunan 1-B.Pl 4.
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 44 - 50

Kondisi Saluran dan Bangunan Bangunan Penggalaman 1 (B. Pl 1)


Survey dan Identifikasi saluran dan bangun- Pada B. Pl 1 terdapat 3 bangunan sadap
an dilakukan dengan cara melakukan penelu- dengan menggunakan pintu romjin. Bangunan
suran saluran dan bangunan yang ada. Saluran sadap pada B. Pl 1 berfungsi membagi air dari
Sekunder Ulin 4 memiliki 13 bangunan namun tersier ke petak persawahan.
yang akan diidentifikasi hanya pada 5 ba-
ngunan saja sebagai sampel identifikasi awal, Tabel 2. Bangunan Penggalaman 1 (B. Pl 1)
yaitu : Na Kondisi Fisik
Kondisi Saluran
ma pintu
1) Bangunan Ulin 4 (B. Ul 4) Jenis
No Ba- Jlh
2) Bangunan Penggalaman 1 (B. Pl 1) pintu Rum- Sedi
ngu B RR RB Erosi
put men
3) Bangunan Penggalaman 2 (B. Pl 2) nan
4) Bangunan Penggalaman 3 (B. Pl 3) Pl. 1 √ √
1 Romijn
5) Bangunan Penggalaman 4 (B. Pl 4) Kr Kr
Pl. 1 √ √
Pada umumnya kondisi saluran masih baik, 2 Kr Romijn 3
namun masih memerlukan pemeliharaan seperti Kn
pengerukan sedimen pada tikungan dalam sa- Pl .1 √ √
3 Romijn
luran, pembersihan tanaman yang tumbuh pada Kn
Sumber : Hasil Survey
saluran irigasi serta penertiban penanaman pa-
di karena banyak petani yang menanami padi
pada tanggul saluran. Pada Tabel 2. Kondisi fisik bangunan sa-
dap Pl. 1 Kr Kr, Pl. 1 Kr Kn, dan Pl. 1 Kn dalam
Bangunan Ulin 4 (B. Ul 4) kondisi baik dan berfungsi optimal.
Pada B. Ul 4 terdapat 2 bangunan bagi.
Bangunan bagi menggunakan pintu romjin. Ba-
ngunan bagi pada B. Ul 4 berfungsi sebagai
membagi air dari saluran sekunder ke tersier ke
petak persawahan melalui bangunan sadap dan
untuk menentukan debit air pada bangunan sa-
dap dilengkapi dengan bak ukur.

Tabel 1. Bangunan Ulin 4 (B. UL 4)


Na Kondisi Fisik Kondisi
ma pintu Saluran
Jenis
No Ba- Jlh
pintu Rum- Sedi
ngu B RR RB Erosi
put men
nan
Gambar 2. B. PL 1 Kr Kr, Kr Kn dan Kn
Ul 4 √ √
1 Kn Romijn
Kn
2
Ul 4 √ √
2 Kn Romijn
Kr
Sumber : Hasil Survey

Pada Tabel 1, Kondisi fisik bangunan bagi pada


SS. Ul 4 Kn Kn dan SS. Ul Kn Kr dalam kondisi
baik dan berfungsi optimal.

Gambar 3. Saluran tersier B.PL 1

Bangunan Pengalaman 2 (B.Pl 2)


Pada B.Pl 2 terdapat 3 bangunan sadap
dengan menggunakan pintu romyn. Bangunan
sadap pada B.Pl 2 berfungsi membagi air dari
tersier ke petak persawahan.
Pada Tabel 3. memperlihatkan Kondisi fisik
bangunan sadap Pl.2 Kr Kr, Pl.2 Kr Kn, dan Pl.2
Kn juga dalam kondisi baik dan berfungsi op-
Gambar 1. B.UL 4 Kn. Kr timal.
Identifikasi Bangunan Bagi dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 ………… (Adriani Muhlis dan Eka Yuliana)

Tabel 3. Bangunan Penggalaman 2 (B. Pl 2) Bangunan Penggalaman 4 (B.Pl 4)


Pada B.Pl 4 terdapat 3 bangunan sadap de-
Na Kondisi Fisik Kondisi ngan menggunakan pintu romyn. Bangunan sa-
ma pintu Saluran
Jenis dap pada B.Pl 4 berfungsi membagi air dari ter-
No Ba- Jlh
pintu Rum- Sedi sier ke petak persawahan.
ngu B RR RB Erosi
put men
nan
Pl. 2 √ √ √ Tabel 5. Bangunan Penggalaman 4 (B.Pl 4)
1 Romijn
Kr Kr
Pl. 2 √ √ √ Na Kondisi Fisik Kondisi
2 Kr Romijn 3 ma pintu Saluran
Kn Jenis
No Ban Jlh
Pl .2 √ √ √ pintu Rum- Sedi
Romijn gun B RR RB Erosi
Kn put men
an
Sumber : Hasil Survey Pl. 4 √ √ √
1 Romijn
Kr Kr
Pl. 4 √ √ √
2 Kr Romijn
3
Tgh
Pl. 4 √ √
3 Kr Romijn
Kn
Sumber : Hasil Survey

Pada Tabel 5. Kondisi fisik bangunan sadap


sama dengan kondisi fisik bangunan yang lain-
nya sama, yaitu dalam kondisi baik dan ber-
fungsi optimal.

Gambar 4. B.PL2 Kr.Kr, Kr. Kn dan Kn

Bangunan Penggalaman 3 (B.Pl 3)


Pada B.Pl 3 terdapat 2 bangunan sadap de-
ngan menggunakan pintu romyn. Bangunan sa-
dap pada B.Pl 3 berfungsi membagi air dari ter-
sier ke petak persawahan.

Tabel 4. Bangunan Penggalaman 3 (B.Pl 3)


Nama Kondisi Fisik Kondisi
Ba- Jenis pintu Saluran
No Jlh
ngun- pintu Rum Sedi-
B RR RB Erosi
an put men
Pl. 3 √ √ √ Gambar 6. B. PL 4 Kr. Kr
1 Romijn
Kr Kr
2
Pl. 3 √ √ √
2 Romijn Pada umumnya kondisi fisik bangunan dari
Kr Kn
Sumber : Hasil Survey B. Ul 4 sampai B. Pl 4 semuanya baik dan ma-
sih bisa dioperasikan tetapi tidak begitu maksi-
Pada Tabel 4.Kondisi fisik bangunan sadap mal, karena sebagian pintu tidak digunakan, na-
Pl. 3 Kr Kr dan Pl. 3 Kr Kn juga dalam kondisi mun masih memerlukan pemeliharaan seperti
baik dan berfungsi optimal. pengerukan sedimen pada tikungan dalam sa-
luran, pembersihan pada tanaman yang tumbuh
pada saluran serta penertiban pada penambak-
an ikan, karena banyak masyarakat yang me-
manfaatkan irigasi di daerah tersebut sebagai
tempat penambakan ikan.
Dalam menentukan keberhasilan daerah iri-
gasi Ulin selain didukung oleh pemerintah, ke-
berhasilan daerah tersebut juga perlu didukung
oleh masyarakat sekitar daerah tersebut. Ada-
pun saran yang harus dilaksanakan sebagai be-
rikut :
1. Sebaiknya pemeliharaan saluran dilakukan
secara terus-menerus dan ditingkatkan lagi
Gambar 5. B. PL 3 Kr. Kr dan Kr. Kn seperti :
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 44 - 50

Tabel 6. Hasil Identifikasi Kondisi Fisik dan Solusi dari Bangunan Ulin Kabupaten Banjar

No Lokasi Keterangan Solusi


a). Tanaman yang tumbuh a) Untuk cat yang memudar pada bagian pintu dilakukan pengecatan.
pada saluran, b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan secara rutin baik 1 minggu
b) Pudarnya cat pada sekali
1 B. Ul 4
bangunan pintu, c) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu dilakukan rehab yaitu
c) Bagian pintu ada yang dengan mengaplas bagian pintu yang berkarat dan penambahan
berkarat atau pemberian pelumas serta cat/lapisan anti karat.
a) Untuk cat yang memudar pada bagian pintu dilakukan pengecatan.
a). Tanaman yang tumbuh
b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan secara rutin baik 1 minggu
pada saluran,
sekali
b) Pudarnya cat pada
2 B. Pl 1 c) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu dilakukan rehab yaitu
bangunan pintu,
dengan mengaplas bagian pintu yang berkarat dan penambahan
c) Bagian pintu ada yang
atau pemberian pelumas serta cat/lapisan anti karat.
berkarat
a) Tanaman yang tumbuh a) Untuk cat yang memudar pada bagian pintu dilakukan pengecatan.
pada saluran, b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan secara rutin baik 1 minggu
b) Pudarnya cat pada sekali
3 B.Pl 2
bangunan pintu, c) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu dilakukan rehab yaitu
c) Bagian pintu ada yang dengan mengaplas bagian pintu yang berkarat dan penambahan
berkarat atau pemberian pelumas serta cat/lapisan anti karat.
a) Tanaman yang tumbuh di a) Untuk cat yang memudar pada bagian pintu dilakukan pengecatan.
sekitar pintu b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan secara rutin baik 1 minggu
b) Pudarnya cat pada sekali
4 B.Pl 3
bangunan pintu, c) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu dilakukan rehab yaitu
c) Bagian pintu ada yang dengan mengaplas bagian pintu yang berkarat dan penambahan
berkarat atau pemberian pelumas serta cat/lapisan anti karat.
a) Untuk cat yang memudar pada bagian pintu dilakukan pengecatan.
a) Tanaman yang tumbuh di
b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan secara rutin baik 1 minggu
sekitar pintu
sekali
b) Pudarnya cat pada
5 B.Pl 4 c) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu dilakukan rehab yaitu
bangunan pintu,
dengan mengaplas bagian pintu yang berkarat dan penambahan
c) Bagian pintu ada yang
atau pemberian pelumas serta cat/lapisan anti karat.
berkarat
Sumber : Hasil Analisa

 Pengerukan sedimen pada saluran dengan B.Pl 4 kondisinya baik, namun di-
 Pembersihan tanaman yang tumbuh di- beberapa bagian pintu terdapat sedimenta-
sekitar saluran si, tanaman yang tumbuh pada saluran/se-
 Penertiban tambak ikan bagi yang me- kitar pintu, pudarnya cat pada bangunan
nyalahgunakan saluran irigasi agar sa- pintu serta bagian pintu ada yang berkarat.
luran irigasi bisa berjalan normal. a) Untuk sedimen dilakukan penggalian
2. Sesering mungkin dilakukan sosialisasi ter- atau pengangkatan lumpur sehingga
hadap para petani akan pentingnya saluran dapat mengoptimalkan fungsi dari ba-
dan pemeliharaannya. ngunan bagi maupun bangunan sadap.
b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan
5. PENUTUP secara rutin baik 1 bulan sekali
c) Untuk cat yang memudar pada bagian
Kesimpulan pintu dilakukan pengecatan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat di- d) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu
simpulkan sebagai berikut : dilakukan rehab yaitu dengan me-
1. Kondisi eksisting pada saluran sekunder ngamplas bagian pintu yang berkarat
Ulin tidak berubah. dan penambahan atau pemberian pelu-
2. Kondisi masing-masing saluran Sekunder mas serta cat/lapisan anti karat.
Ulin tergolong baik, namun perlu pembe- e) Dengan upaya menormalisasi baik ba-
nahan di sekitar area saluran Sekunder ngunan dan saluran tersebut sama se-
Ulin. perti bangunan dan saluran semula di-
3. Solusi yang bisa diberikan dari hasil identi- harapkan pembagian air ke petak tam-
fikasi di lokasi lapangan dari B.Ul 4 sampai bak ikan dapat maksimal kembali serta
Identifikasi Bangunan Bagi dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 ………… (Adriani Muhlis dan Eka Yuliana)

dilakukan pemeliharaan secara berkala 6. DAFTAR PUSTAKA


dan rutin.
1. Anonim, (1986), Kriteria Perencanaan
Saran Jaringan Irigasi KP-01, Direktorat Jendral
Pada penelitian ini hanya membahas pada Pengairan Departemen Pekerjaan Umum
Identifikasi mengenai Pintu-Pintu Air Bangunan RI, Jakarta.
Bagi Dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 2. Anonim, (1986), Kriteria Perencanaan
Irigasi Riam Kanan Kabupaten Banjar, oleh ka- Bangunan KP-04, Direktorat Jendral
rena itu perlu dilakukan penelitian/identifikasi Pengairan Departemen Pekerjaan Umum
pengembangan yang bisa dilakukan selanjutnya RI, Jakarta.
diantaranya : 3. Anonim, (1998), Penjelasan Singkat Irigasi
1. Perlu dilakukan identifikasi lanjutan menge- Riam Kanan, Departemen Pekerjaan
nai desain, ukuran dan desain debit yang Umum, Kanwil Propinsi kalsel, Banjarmasin.
bisa dikenakan pada pintu. 4. Agustina, Ferawati, (2010), Inventarisasi
2. Perlu dilakukan analisis lanjutan mengenai Daerah Irigasi Riam Kanan Propinsi
identifikasi perbaikan/pemeliharan dan pe- Kalimantan Selatan, Prodi D3 Teknik Sipil
nggantian yang baru dengan menambah- Poliban, Banjarmasin.
kan faktor pembiayaan yang diperlukan 5. Waluyo, Hamudji, (1992), Pengoperasian,
(RAB). Pemeliharaan dan Pengelolaan Irigasi di
Indonesia, Jakarta

₪ INT © 2012 ₪

Anda mungkin juga menyukai