Ringkasan
Irigasi merupakan teknik dalam mengatur air yang sangat menentukan dalam keberha-
silan mengairi persawahan untuk pertanian sehingga perlu penataan yang baik untuk
menunjang bidang pertanian. Salah satu daerah irigasi yang difungsikan adalah Daerah
Irigasi Riam Kanan dengan daerah potensialnya 25.800 Ha, terletak di Kabupaten
Banjar. Irigasi Riam Kanan merupakan proyek penunjang pengembangan bidang pertani-
an dan pengairan di Propinsi Kalimantan Selatan, yang diharapkan dengan adanya sis-
tim pengaturan air yang baik dapat memberikan pemanfaatan air dapat lebih hemat dan
mudah sehingga hasil pertanian dapat meningkat.
Jaringan irigasi yang di dalamnya termasuk bangunan-bangunan pelengkap utama, yaitu
bangunan bagi dan bangunan sadap pada Daerah Irigasi Riam Kanan khususnya Salur-
an Sekunder Wilayah Ulin 4 (B.UL 4) sampai dengan Penggalaman 4 (B.PL. 4) sebagai
sampel penelitian yang menjadi sumber identifikasi, dihasilkan rata-rata bangunan masih
dalam kondisi baik, namun ada sebagian pintu seperti berkarat, banyaknya tanaman
yang tumbuh di sekitar pintu, pudarnya cat pada bangunan, dan sebagainya, yang bisa
mengakibatkan sulitnya pengoperasian dan mengganggu kelancaran jalannya air.
Untuk itu perlu pemeliharaan secara rutin dan ditingkatkan disertai dengan sosialisasi ter-
hadap para petani agar dapat berpartisipasi dalam memelihara bangunan tersebut.
Kata Kunci : identifikasi, bangunan bagi dan sadap
dan dirawat oleh pemeritah dan masyarakat Sudjarwadi (1990) mendefisinikan irigasi
sekitar sehingga bangunan dapat bertahan merupakan salah satu faktor penting dalam pro-
lama. duksi bahan pangan. Sistem irigasi dapat diar-
tikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari
2. TINJAUAN PUSTAKA berbagai komponen, menyangkut upaya penye-
diaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan
Sekilas Pembangunan DI Riam Kanan air dalam rangka meningkatkan produksi perta-
Proyek irigasi Riam Kanan merupakan pro- nian. Irigasi adalah usaha penyediaan pengatu-
yek yang menunjang pengembangan bidang ran, dan pembuangan air irigasi untuk menun-
pertanian dan pengairan di Propinsi Kalimantan jang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
Selatan sejak bendungan serba guna Riam Ka- permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah ta-
nan direncanakan pada tahun 1960. nah, irigasi pompa, dan irigasi tambah (PP No.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air tahap 20 tahun 2006).
pertama dikerjakan pada tahun 1973 dan tahap Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian,
kedua tahun 1983 dengan kapasitas 30 MW. pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi
Pada tahun 1970 – 1971, OTCA (Badan Ker- dapat dikelompokkan menjadi 4 (Sudjarwadi,
jasama Teknik Luar Negeri) Pemerintah Jepang 1990) yaitu :
telah mengirimkan suatu tim yang bertugas me- a. Sistem irigasi permukaan (surface irrigation
ngembangkan sumber-sumber air di daerah system)
aliran Sungai Barito. Sebagai hasil dari Master b. Sistem irigasi bawah permukaan (sub sur-
Plan Studi, Proyek Irigasi Riam Kanan ditetap- face irrigation system)
kan sebagai proyek yang mendapat prioritas c. Sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle
utama untuk mengembangkan daerah aliran irrigation system)
Sungai Barito. d. Sistem irigasi dengan tetesan (trickle irri-
Pada tahun 1978, JICA (Badan Kerjasama gation/ drip iirigation system)
Internasional Jepang) melaksanakan studi kela-
yakan Proyek Irigasi Riam Kanan. Berdasarkan Jaringan Irigasi
hasil studi kelayakan tersebut Pemerintah Je- Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan
pang memutuskan untuk memberikan bantuan dan bangunan selengkapnya yang merupakan
keuangan melalui OECF (Badan Kerjasama satu kesatuan yang diperlukan untuk penyedia-
Ekonomi Luar Negeri) Jepang. an, pembagian, pemberian, penggunaan dan
pembuangan air irigasi (PP No. 20 tahun 2006).
Irigasi jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama
Arti Irigasi pada umumnya adalah usaha dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi ja-
mendatangkan air dengan membuat bangunan- ringan primer yaitu bagian dari jaringan irigasi
bangunan dan saluran-saluran untuk mengalir- yang terdiri dari bangunan utama, saluran in-
kan air guna keperluan pertanian, membagi-ba- duk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
gikan air kesawah-sawah atau lading-ladang bagi, bagunan bagi sadap, bangunan sadap
dengan cara yang teratur dan membuang air dan bangunan pelengkapnya dan jaringan iri-
yang tidak diperlukan lagi, setelah air diperlukan gasi sekunder yaitu bagian dari jaringan irigasi
dengan sebaik-baiknya. yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pem-
Sedangkan menurut (Endah Pipin T. Dan Ir. buangannya, bangunan bagi, bagunan bagi sa-
Soetjipto, 1992:4) irigasi secara umum di dap, bangunan sadap dan bangunan peleng-
definisikan sebagai penggunaan air pada tanah kapnya. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari
untuk penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk jaringan irigasi tersier yaitu jaringan irigasi yang
pertumbuhan tanam-tanaman. berfungsi sebagai prasarana pelayanan air iri-
gasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
Sistem Irigasi tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,
Kebutuhan pangan terutama beras terus boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pe-
meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan lengkapnya.
bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain Petak primer terdiri dari beberapa petak se-
ketersediaan pangan terbatas sehubungan de- kunder yang mengambil langsung air dari sa-
ngan terbatasnya lahan yang ada untuk berco- luran primer. Petak primer dilayani oleh satu sa-
cok tanam, teknologi, modal dan tenaga kerja, luran primer yang mengambil air langsung dari
sehingga defisit penyediaan bahan pangan ma- bangunan penyadap. Daerah di sepanjang sa-
sih sering terjadi di negeri ini. Untuk itu berbagai luran primer sering tidak dapat dilayani dengan
pihak tidak henti-hentinya berupaya untuk me- mudah dengan cara menyadap air dari saluran
ngatasi masalah tersebut diatas melalui ber- sekunder (DirJend Pengairan, 1986).
bagai kebijakan-kebijakan dan program (Sudjar- Petak sekunder terdiri dari beberapa petak
wadi, 1990). tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu sa-
Identifikasi Bangunan Bagi dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 ………… (Adriani Muhlis dan Eka Yuliana)
luran sekunder. Biasanya petak sekunder. Me- ini dilengkapi dengan pintu pengatur agar
nerima air dari bangunan bagi yang terletak di debit yang masuk saluran dapat diatur.
saluran primer atau sekunder. Batas-batas pe- c. Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan
tak sekunder pada umumnya berupa tanda to- yang dimaksudkan untuk mengukur besar-
pografi yang jelas misalnya saluran drainase. nya debit yang mengalir.
Luas petak sekunder dapat berbeda-beda ter- Bangunan sadap terbagi menjadi 2 bentuk,
gantung pada kondisi topografi daerah yang yaitu :
bersangkutan. a. Bangunan sadap sekunder akan memberi
Petak tersier terdiri dari beberapa petak ku- air ke saluran sekunder dan, oleh sebab itu,
arter masing-masing seluas kurang lebih 8 sam- melayani lebih dari satu petak tesier. Kapa-
pai dengan 15 hektar. Pembagian air, eksploi- sitas bangunan-bangunan sadap ini lebih
3
tasi dan pemeliharaan di petak tersier menjadi dari sekitar 0,250 m /dt .
tanggung jawab para petani yang mempunyai Ada tiga tipe bangunan yang dapat dipakia
batas-batas yang jelas. misalnya jalan, parit, untuk bangunan sadap sekunder, yakni :
batas desa dan batas-batas lainnya. Ukuran pe- 1. alat ukur romijn
tak tersier berpengaruh terhadap efisiensi pem- 2. alat ukur crump-de gruyter
berian air. Beberapa faktor lainnya yang berpe- 3. alat ukur ambang lebar.
ngaruh dalam penentuan luas petak tersier an- b. Bangunan sadap tersier akan memberi air
tara lain jumlah petani, topografi dan jenis ta- kepada petak-petak tersier. Kapasitas ba-
naman (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986). ngunan sadap ini berkisar antara 50 1/dt
sampai 250 1 /dt. Bangunan sadap yang
Bangunan Irigasi paling cocok adalah alat ukur romijn, jika
Keberadaan bangunan irigasi diperlukan muka air hulu diatur dengan bangunan pe-
untuk menunjang pengambilan dan pengaturan ngatur dan jika kehilangan tinggi energi me-
air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang rupakan masalah.
sering dijumpai dalam praktek irigasi antara lain
(1) bangunan utama, (2) bangunan pembawa, 3. METODE PENELITIAN
(3) bangunan bagi, (4) bangunan sadap, (5) ba-
ngunan pengatur muka air, (6) bangunan pem- Lokasi penelitian berada di saluran sekun-
buang dan penguras serta (7) bangunan pe- der Ulin ruas 4 Kabupaten Banjar Provinsi Kali-
lengkap (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986). mantan Selatan.
Untuk menunjang tercapainya tujuan dalam
Bangunan Bagi dan Sadap penelitian ini, maka dilakukan metode tinjauan
Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang pustaka dan observasi lapangan, yaitu :
dengan teliti mengukur dan mengatur air yang 1. Melakukan survey lapangan di Bangunan
mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari Bagi dan Bangunan Sadap Saluran Sekun-
pintu-pintu bangunan bagi berfungsi sebagai der Daerah Irigasi Riam Kanan
pintu pengatur muka air sedangkan pintu-pintu 2. Mengamati kondisi fisik fungsi dari bangun-
sadap lainnya mengukur debit). an bagi dan bangunan sadap pada saluran
Bangunan bagi merupakan bangunan yang sekunder tersebut
terletak pada saluran primer, sekunder dan ter- Kriteria Penilaian meliputi B (Baik, masih bi-
sier yang berfungsi untuk membagi air yang di- sa berfungsi optimal), RR (Rusak Ringan, ada
bawa oleh saluran yang besangkutan. Khusus alat yang rusak / hilang pada pintu sehingga ti-
untuk saluran tersier dan kuarter bangunan ba- dak berfungsi dengan optimal), dan RB (Rusak
gi ini masing-masing disebut boks tersier dan Berat, tidak berfungsi lagi)
boks kuarter. Bangunan sadap tersier mengalir-
kan air dari saluran primer atau sekunder menu- 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
ju slauran tersier penerima. Dalam rangka pe-
nghematan bangunan bagi dan sadap dapat Lokasi studi
digabung menjadi satu rangkaian bangunan. Penelitian yang dilakukan di Irigasi Riam
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar Kanan terletak di sebelah tenggara kota Banjar-
pada umumnya mempunyai 3 (tiga) bagian uta- masin, di Kabupaten Banjar Provinsi Kaliman-
ma, yaitu : tan Selatan. Daerah penelitian ini dibatasi oleh
a. Alat pembendung, bermaksud untuk me- sungai Barito di sebelah Barat, sungai Martapu-
ngatur elevasi muka air sesuai dengan ting- ra di sebelah Utara, sungai Maluka di sebelah
gi pelayanan yang direncanakan Selatan dan jalan Martapura Bati-bati serta su-
b. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, ja- ngai Riam Kanan di sebelah Timur. Lokasi studi
lan atau bangunan lain menuju saluran ca- mencakup daerah Irigasi Riam Kanan Sub Area
bang. Konstruksinya dapat berupa saluran B pada Saluran Sekunder Ulin 4 mulai dari B.Pl
terbuka ataupun gorong-gorong. Bangunan 1-B.Pl 4.
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 44 - 50
Tabel 6. Hasil Identifikasi Kondisi Fisik dan Solusi dari Bangunan Ulin Kabupaten Banjar
Pengerukan sedimen pada saluran dengan B.Pl 4 kondisinya baik, namun di-
Pembersihan tanaman yang tumbuh di- beberapa bagian pintu terdapat sedimenta-
sekitar saluran si, tanaman yang tumbuh pada saluran/se-
Penertiban tambak ikan bagi yang me- kitar pintu, pudarnya cat pada bangunan
nyalahgunakan saluran irigasi agar sa- pintu serta bagian pintu ada yang berkarat.
luran irigasi bisa berjalan normal. a) Untuk sedimen dilakukan penggalian
2. Sesering mungkin dilakukan sosialisasi ter- atau pengangkatan lumpur sehingga
hadap para petani akan pentingnya saluran dapat mengoptimalkan fungsi dari ba-
dan pemeliharaannya. ngunan bagi maupun bangunan sadap.
b) Untuk tanaman dilakukan pembersihan
5. PENUTUP secara rutin baik 1 bulan sekali
c) Untuk cat yang memudar pada bagian
Kesimpulan pintu dilakukan pengecatan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat di- d) Untuk bagian pintu yang berkarat perlu
simpulkan sebagai berikut : dilakukan rehab yaitu dengan me-
1. Kondisi eksisting pada saluran sekunder ngamplas bagian pintu yang berkarat
Ulin tidak berubah. dan penambahan atau pemberian pelu-
2. Kondisi masing-masing saluran Sekunder mas serta cat/lapisan anti karat.
Ulin tergolong baik, namun perlu pembe- e) Dengan upaya menormalisasi baik ba-
nahan di sekitar area saluran Sekunder ngunan dan saluran tersebut sama se-
Ulin. perti bangunan dan saluran semula di-
3. Solusi yang bisa diberikan dari hasil identi- harapkan pembagian air ke petak tam-
fikasi di lokasi lapangan dari B.Ul 4 sampai bak ikan dapat maksimal kembali serta
Identifikasi Bangunan Bagi dan Sadap pada Saluran Sekunder Ulin 4 ………… (Adriani Muhlis dan Eka Yuliana)
₪ INT © 2012 ₪