Anda di halaman 1dari 6

TUGAS REKAYASA SUMBER DAYA AIR

PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR DI INDONESIA

Oleh: Nama: Irla Gabriela Arya NIM: I0112082 Dosen: Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MSc

PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR DI INDONESIA

Bertambahnya jumlah penduduk dunia mempengaruhi kebutuhan akan air, pangan dan energi secara krusial tetapi dengan melihat kondisi ketersediaan air di dunia, pada keterbatasan sebaran wilayah dan musim tertentu, harus menopang kehidupan milyaran penduduk bumi dan makhluk hidup lainnya. Sebagai bagian dari masyarakat global yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa ini, Indonesia menghadapi tantangan yang sama. Oleh karena itu, kita dihadapkan pada tiga tantangan besar, yaitu ketahanan air, pangan dan energi. Fokus permasalahan ketahanan pangan dan energi sebenarnya dipengaruhi oleh ketersediaan air. Tanpa air petani tidak dapat mengairi tanamannya, begitu pula dengan pembangkit listrik bertenaga air. Di Indonesia sendiri permasalahan ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air sudah menjadi hal yang selalu hangat dibicarakan, mengingat air adalah kebutuhan suma makhluk hidup. Berikut adalah pokok permasalahan sumber daya air di Indonesia: 1. KETAHANAN PANGAN Indonesia masih menjadi negara pengimport beras.

Alih fungsi lahan beririgasi teknis rata-rata 40.000 ha per tahun, bahkan dalam periode 2001 s/d 2003 tercatat 610.590 ha. Yang terjamin melalui waduk hanya 80.000 ha, selebihnya sangat rentan terhadap kekeringan dan banjir. Kegagalan panen akibat kekeringan dan banjir di Indonesia, rata-rata 90 ha per tahun. Kemarau panjang tahun 1991, 1994 dan 1997 mengakibatkan import beras 4,5 juta ton. Kebutuhan OP (Operasional Pemeliharaan) jaringan irigasi hanya dapat terpenuhi sekitar 40 % 50 % dari AKNOP.

2. PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK RUMAH TANGGA Meskipun rata-rata ketersediaan air per kapita Indonesia 15.500 m3/kapita/tahun, tetapi tidak merata di setiap waktu dan wilayah.

Peningkatan kebutuhan air baku per tahun akibat pertambahan jumlah penduduk. Pulau Jawa yang luasnya hanya 7 % daratan Indonesia harus menopang 65 % jumlah penduduk Indonesia, padahal di pulau ini hanya tersedia 4,5 % potensi air tawar nasional.

Indeks Penggunaan Air (IPA) WS Ciliwung-Cisadane melampaui 1,20 (129,4 %) pada tahun 1995. Ketersediaan air sepanjang tahun sangat fluktuatif, misal : Q Cimanuk musim hujan=600 m3/s, Q musim kemarau=20 m3/s. Pencemaran sumber air permukaan di berbagai wilayah perkotaan. Terbatasnya prasarana pengelolaan air baku, jaringan distribusi air minum mengakibatkan terbatasnya daerah yang dapat dilayani.

Dalam upaya menyeimbangkan penggunaan air antara ketersediaan dengan pemakaian, perlu dipertimbangkan berbagai aspek. Kebutuhan air utama adalah untuk kebutuhan pokok sehari-hari seperti untuk rumah tangga, perkotaan dan industri, dan irigasi pertanian rakyat. Kebutuhan air untuk irigari tidak dapat lepas dari target pemenuhan konsumsi pangan di masa datang. Tentu saja, kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Walaupun neraca air menunjukkan kondisi surplus, tetapi pada musim kemarau sektor industri dan irigari pertanian akan melampaui debit normal, dengan demikian pemenuhan kebutuhan air untuk aliran pemeliharaan sungai serta kebutuhan air lainnya akan mengalami kekurangan air. Curah hujan yang cenderung berkurang atau bertambah akan mempengaruhi besarnya ketersediaan air baik di permukaan maupun bawah permukaan dan berakibat terganggunya kecukupan air.

3. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Meluasnya lahan kritis (13,1 jt Ha pada tahun 1992, kini sudah mencapai > 18,5 Jt Ha).

Kerusakan hutan rata-rata saat ini 1,6 jt Ha Meningkatnya sebaran DAS kritis (22 DAS kritis pada tahun 1984, menjadi 39 DAS pada tahun 1992, meningkat menjadi 62 DAS pada tahun 1998) Pencemaran sungai di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Degredasi sungai akibat penambangan galian C di Jabar, Banten, Jateng, Bali, NTB dan Sumbar. Penyusutan luasan perairan danau, rawa, sungai dan telaga akibat pendangkalan, gulma, alih fungsi kawasan lindung, buangan bahan tambang. Penyusutan luas daerah resapan air akibat pengembangan permukiman, perindustrian, serta pemekaran wilayah administrasi.

Pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai keperluan seperti meningkatnya kebutuhan masyarakat dan dunia usaha terhadap air telah mendorong lebih meningkatnya nilai ekonomis air disbanding fungsi sosialnya hingga mengakibatkan timulnya conflict of interest antar masyarakat, antar sektor, antar wilayah dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan air. Kondisi tersebut dikhawatirkan menimbulkan terjadinya benturan kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan kebutuhan sumber daya air (supply). Kondisi lingkungan yang telah berubah alih fungsi, rusaknya kondisi tutupan lahan (hutan) di daerah tangkapan air telah berakibat pada peningkatan erosi dan sedimentasi serta bencana banjir serta perubahan iklim secara langsung akan merubah waer balance pada masing-masing wilayah sungai. Wilayah sungai merupakan kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil. Sedangkan lingkup kegiatan pengelolaan sumber daya air itu sendiri meliputi upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian sumber daya air yang semuanya dapat melibatkan peran masyarakat. Konservasi SDA ditujukan untuk menjaga kelangsungan, keberadaan, daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air yang dilakukan dengan kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air; pengawetan air; dan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pengelolaan sumber daya air terpadu merupakan proses menerus yang tidak boleh berhenti, setiap tahapannya merupakan proses perbaikan dan penyempurnaan kegiatan fisik (kegiatan konstruksi) dan non fisik (pengaturan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat) dalam pengelolaan sumber daya air terpadu.

4. BANJIR Besarnya potensi sumber daya air di Indonesia jika penanganannya keliru akan menimbulkan efek, salah satunya yakni banjir. tantangan masalah kerusakan air, perubahan iklim, dan kondisi sumber daya air kian berat.

Dari 5590 sungai induk tercatat 10 % diantaranya sering mengalami banjir. Frekuensi dan penyebaran daerah rawan banjir semakin meningkat akibat perubahan iklim global kerusakan DAS, alih fungsi lahan pada kawasan resapan air dan daerah penampung banjir. Dari sekitar 1,4 Jt Ha daerah rawan banjir, baru sekitar 30% yang tersentuh penanganan.

Rencana penanganannya lebih banyak yang bersifat parsial. Kegiatan yang ditangani pun lebih dominan pada solusi yang bersifat symptomatic (menangani gejalanya : tanggul, sudetan, kanalisasi). Penanganan yang bersifat symptomatic (penanganan gejala) dipresepsi secara keliru terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir. Pembangunan prasarana pengendali banjir kurang memperhatikan kapasitas penyediaan dan OP prasarana yang dibangun.

Langkah-langkah yang perlu disepakati adalah mencermati problem yang terjadi. Dari segi peraturan telah terbit UU No 7/2004 tentang sumber daya air serta telah dibentuk kelembagaan seperti Dewan Sumber Air Nasional. Selain itu, kesadaran akan tanggung jawab dan peran semua stakeholder masih sangat dibutuhkan. Terutama dalam pemahaman permasalahan sumber daya air sehingga problem statement dapat dibuat dan dipahami sebagai langkah penanganan Ketersediaan air di tengah laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan memiliki keterbatasan wilayah dan musim merupakan tantangan yang harus dihadapi. Air yang merupakan sumber kehidupan di bumi, sejatinya dijaga dan dilestarikan oleh kita, pewaris bumi, dengan memanfaatkan air secukupnya dan menjaga sumber air dengan penuh kesadaran agar terhindar dari masalah kelangkaan sumber daya alam yang akan mengancam kehidupan di bumi sekarang tetapi juga masa yang akan datang.

Sumber Referensi:
Banjir Kronis Tanda Kegagalan Pengelolaan Sumber Daya Air http://www.bisnis.com/m/banjir-kronis-tanda-kegagalan-pengelolaan-sumber daya-air (diakses tanggal 30 Agustus 2013, pukul 23.02 WITA) Tim Penyusun DIRJEN Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum, Buku Tapak Air dan Strategi Penyediaan Air di Indonesia, Jakarta: 2013 Isu dan Permasalahan Sumber Daya Air http://www.ilmutekniksipil.com/rekayasa-sumber-daya-air/isu-dan-permasalahansumber-daya-air-di-indonesia/feed (diakses tanggal 29 Agustus 2013, pukul 19.25 WITA)

Anda mungkin juga menyukai