Anda di halaman 1dari 44

RC14-1361

TEKNIK IRIGASI
MODUL 1
ROAD MAP RMK HIDROTEKNIK
CAPAIAN PEMBELAJARAN MK :
Mampu merancang sistem, jaringan untuk daerah irigasi dengan luas baku sawah 1.000 - 3.000 Ha

EVALUASI : POKOK BAHASAN

1) Jaringan Irigasi Teknis,


2) Air untuk irigasi dan Kualitas air irigasi,
1) TEKNIK IRIGASI 3) Sistem pengambilan Air dan Sistem pemberian
TUGAS BESAR IRIGASI 4) Kebutuhan air untuk daerah irigasi,
QUIZ 5) Nomenklatur
UTS 6) Gambaran Umum Topografi untuk Daerah Irigasi Tersier
7) Perencanaan jaringan petak tersier,
2) TEKNIK DRAINASE
8) Perhitungan rotasi pemberian air, Perhitungan Kapasitas
TUGAS BESARDRAINASE Rencana,Prinsip Perhitungan Box Tersier/Kwarter,
QUIZ 9) Alat Ukur Debit,
UAS 10) Perhitungan Elevasi
LITERATUR :

EVALUASI :
1) KP 01: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi
2) KP 02: Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama
3) KP 03: Kriteria Perencanaan Bagian Saluran
4) KP 04: Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan
5) KP 05: Kriteria Perencanaan Bagian Petak Tersier
6) KP 06: Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan
7) KP 07: Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran
8) Chow, Ven Te, Open Channel Hydraulics, versi Bahasa Indonesia, Penerbit Erlangga,
Jakarta 1985.
9) Soesanto, Soekibat Rendy, Modul Irigasi 2008
PENDAHULUAN
PENGERTIAN DAN MAKSUD
IRIGASI

Irigasi: Berasal dari istilah Irrigatie (Bhs.


Belanda) atau Irrigation (Bahasa Inggris)
diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
untuk mendatangkan air dari sumbernya guna
keperluan pertanian mengalirkan dan
membagikan air secara terarur, setelah
digunakan dapat pula dibuang kembali

Maksud Irigasi: yaitu untuk mencukupi


kebutuhan air bagi keperluan pertanian,
meliputi membasahi tanah, merabuk,
mengatur suhu tanah, menghindarkan
gangguan hama dalam tanah, dsb.
PENDAHULUAN
irigasi umumnya dibagi dalam 3 golongan
besar yaitu:
Padi
Tebu
Palawija (jagung, kacang-kacangan,
bawang, cabe, dsb)
Untuk tanaman pasi di Indonesia umumnya
digunakan pemberian air kepada muka
tanah dengan cara : menggenang (
flooding method)
PENDAHULUAN

Cara ini memberikan keuntungan yaitu


tidak terlalu banyak makan biaya
dan dapat mencegah hama yang
bersarang dalam tanah dan diakar
tanaman.
Tetapi bila tanah terendam terlalu lama
akan menjadi kurang baik, sehingga
perlu sewaktu-waktu dikeringkan
PENDAHULUAN
Umumnya tergantung pada cara pengambilan air
disungai
Untuk mengairi persawahan dapat dibedakan menjadi
Irigasi Pedesaan dan Irigasi Pemerintah
Sistem Irigasi desa bersifat komunal dan tidak
menerima bantuan dari pemerintah pusat.
Pembangunan dan pengelolaanya (seluruh
jaringan irigasi) dilakukan sepenuhnya oleh
masyarakat
Sistem Irigasi bantuan pemerintah dibagi kedalam 3
kategori:
Irigasi Teknis
Irigasi Semi Teknis
Irigasi Sederhana
IRIGASI TEKNIS
- Jaringan Irigasi yang mendapatkan pasokan air
terpisah dengan jaringan pembuang
- Pemberian airnya dapat diukur, diatur dan terkontrol
pada beberapa titik tertentu
- Semua bangunan bersifat permanen
- Luas daerah irigasinya diatas 500 ha
- Contoh: S.I. Jatiluhur
S.I. Pemal. Comal
S.I. Rentang
S.I. Sampean, dll.
JARINGAN IRIGASI TEKNIS
IRIGASI SEMI TEKNIS

- Pengaliran kesawah dapat diatur tetapi banyaknya


air tidak dapat diukur
- Pembagian air tidak dapat dilakukan secara seksama
- Memiliki sedikit bangunan permanen
- Hanya satu alat pengukuran aliran yang ditempatkan
pada Bangunan bendung
- Sistem pemberian air dan sistem pembuangan air
tidak mesti sama sekali terpisah
JARINGAN IRIGASI SEMITEKNIS
IRIGASI SEMI SEDERHANA

- Biasanya menerima bantuan pemerintah


untuk pembangunan dan atau
penyempurnaan, tetapi dikelola dan
dioperasikan oleh aparat desa
- Memiliki bangunan semi permanen dan
tidak mempunyai alat pengukur dan
pengontrol aliran sehingga aliran tidak
diatur dan diukur.
JARINGAN IRIGASI SEDERHANA
PERBANDINGAN SISTEM JARINGAN IRIGASI
JARINGAN IRIGASI
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN IRIGASI
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Berdasarkan cara pengukuran aliran air, pengaturan, kelengkapan fasilitas, jaringan
irigasiIRIGASI
dapat dibedakan kedalam 3 tingkatan seperti tabel berikut:
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
NO. URAIAN
TEKNIS SEMI TEKNIS SEDERHANA
Bangunan Permanen/ Bangunan
1 Bangunan Utama Bangunan Permanen
Semi Permanen Sementara
Kemampuan Bangunan dalam
2 Baik Sedang Jelek
Mengukur dan Mengatur Debit
Saluran Irigasi dan Saluran Irigasi
Saluran Irigasi dan
3 Jaringan Saluran Pembuang Tidak dan Pembuang
Pembuang Terpisah
Sepenuhnya Terpisah Jadi Satu
Belum Ada
Dikembangkan
4 Petak Tersier Belum Dikembangkan Jaringan yang
Sepenuhnya
Dikembangkan
5 Efisiensi Secara Keseluruhan 50-60 % 40-50% <40%
6 Ukuran Tak Ada Batasan Sampai 2000 Ha <500 Ha
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
Empat unsur fungsional Jaringan Irigasi:
1. Bangunan-bangunan Utama ( Headworks) dimana air diambil dari
sumbernya, umumnya sungai atau waduk.
2. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-
petak tersier.
3. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan
kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan
kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam
petak tersier
4. Sistem pembuang yang ada diluar daerah irigasi untuk membuang
kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alamiah.
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
PETA IKHTISAR
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan irigasi saling dihubung-
IRIGASI
hubungkan.
Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak.
Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan:
Bangunan Utama
Jaringan dan trase saluran Irigasi
Jaringan dan trase saluran pembuang
Petak-petak primer, sekunder, dan tersier.
Lokasi bangunan.
Batas-batas daerah irigasi.
Jaringan dan trase jalan
Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa.
PETA IKHTISAR
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Peta Ikhtisar umum dapat dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan
IRIGASI
garis-garis kontur dengan skala 1: 25000
Peta Ikhtisar detail yang biasa di sebut Peta Petak dipakai untuk perencanaan dibuat
dengan skala 1: 5000 dan untuk petak tersier 1: 5000 atau 1: 2000
PETAK TERSIER
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Di IRIGASI
daerah daerah yang ditanami padi, luas petak
yang ideal adalah antara 50-100 ha, kadang-
kadang sampai 150 ha.
Batas-batas petak tersier harus jelas seperti
misalnya: Parit, Jalan, batas desa, sungai, dll.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kwarter,
dengan luas 8-15 ha.
Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m,
kadang-kadang panjang saluran tersier
mencapai 2000 m.
Panjang saluran Kwarter maksimum 500 m tetapi
prakteknya kadang mencapai 800 m.
PETAK SEKUNDER

UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier
IRIGASI
yang kesemuanya dilayani oleh saluran sekunder
Menerima air dari bangunan bagi yang terletak di
saluran primer atau sekunder
Batas-batas petak sekunder umumnya berupa
tanda-tanda topografi yang jelas seperti saluran
pembuang
Luas petak berbeda-beda tergantung pada situasi
daerah
Saluran sekunder sering terletak dipunggung
medan, mengairi kedua sisi saluran, hingga saluran
pembuang yang membatasinya
Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai
saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng
medan yang lebih rendah
PETAK PRIMER
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
Petak Primer terdiri dari beberapa
petak sekunder , untuk itu petak-
petak ini akan mengambil air
langsung dari saluran primer.

Petak primer dilayani oleh satun


saluran primer yang mengambil air
langsung dari sumber air (Sungai)
BANGUNAN IRIGASI
BANGUNAN
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
BANGUNAN UTAMA
IRIGASI
Bangunan yang direncanakan di
sepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air kedalam jaringan
saluran, agar dipakai untuk keperluan
irigasi
Terdiri dari:
Bangunan pengelak dengan peredam
energi
Pengambilan utama
Pintu Bilas
Kolam olak
Kantong lumpur (bila perlu)
Tanggul Banjir
Bangunan pelengkap lainnya
BANGUNAN UTAMA
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Bangunan utama dapat diklasifikasikan kedalam sejumlah
IRIGASI
kategori tergantung pada perencanaannya yaitu:

Bendung
Adalah bangunan yang dipakai untuk meninggikan muka air
sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat
dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi.
Macam bendung:
Bendung Tetap: Bangunan yang dibangun melintang sungai yang
ambangnya tetap (fixed), umumnya terbuat dari pasangan batu
kali atau beton.

Bendung Gerak: Bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang


dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir
besar dan ditutup bila air kecil. Salah satu kategori bendung
gerak adalah Bendung Karet
BANGUNAN UTAMA
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Pemilihan lokasi bendung:
IRIGASI
Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk bendung
tetap bagi kepentingan irigasi
Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan:
- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan
dialiri.
- Semualevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus dilihat
elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu
bendung dapat ditetapkan
- Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi
- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula
direncanakan.
BENDUNG
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk bendung
IRIGASI
tetap bagi kepentingan irigasi
Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan:
- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan
dialiri.
- Semualevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus dilihat
elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu
bendung dapat ditetapkan
- Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi
- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula
direncanakan.
BENDUNG
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi bendung.
Angkutan sedimen adaah faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung
yang meliputi:
- Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya)
- Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir
sedang dan kecil
- Tinggi muka air pada debit banjir rencana
- Potensi dan distribusi angkutan sedimen
BENDUNG
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Bendung harus ditempatkandilokasi dimana tanah
IRIGASI
pondasi cukup baik sehingga bangunan stabil
Biaya Pelaksanaan
Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan,
selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan
dan cara pelaksanaannya.
Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara
lain:
-Data topografi: Untuk menetapkan lokasi bendung
-Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik
pondasi
-Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum
yang melalui mercu bendung
-Data Morfologi: Untuk menentukan debit meksimum
yang melalui mercu bendung
-Data Mekanika Tanah
DENAH BENDUNG
TATA LETAK BENDUNG DAN PERLENGKAPANNYA
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Komponen utama bendung terdiri dari:
IRIGASI
- Tubuh Bendung: Terdiri dari ambang
tetap dan mercu bendung dengan
bangunan peredam energinya.
- Bangunan Intake: Terdiri dari
lantai/ambang dasar, pintu dinding
penahan banjir, pilar penempatan
pintu, jembatan pelayanan, dll.
- Bangunan Pembilas.
- Bangunan Pelengkap: Tembok
pangkal, tembok sayap, pengarah
aliran, bangunan penangkap sedimen,
tangga penduga muka air.
TATA LETAK BENDUNG
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
Tata Letak Bendung:
-
IRIGASI
Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus
arah aliran sungai.
- Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan
dengan bangunan pembilas dan tembok
pangkal diudiknya. Diletakkan menyudut
900 atau menyudut (450 600)terhadap sumbu
bangunan bilas
- Bangunan Pembilas: Selalu terletak
berdampingan dan satu kesatuan dengan
intake dan tembok pangkal udik bendung
yang diletakkan sedemikian rupa sehingga
dapat membentuk tikungan luar aliran
- Tembok pangkal: Diletakkan di kedua
pangkal tubuh bendung dan dibuat tegak
PENGAMBILAN BEBAS
UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
Pengambilan Bebas

Bangunan yang dibuat ditepi sungai yang


mengalirkan air sungai kedalam jaringan
irigasi tanpa mengatur tinggi muka air di
sungai. Dalam keadaan demikian jelas
bahwa muka air sungai harus lebih tinggi
dari daerah yang diairi dan jumlah air
yang dibelokkan dapat dijamin cukup.
STASIUN POMPA

Stasiun Pompa
Irigasi dengan pompa bisa
dipertimbangkan apabila
pengambilan secara gravitasi tidak
bisa dilakukan.
JARINGAN IRIGASI
Saluran Irigasi:
Jaringan Irigasi Utama
Saluran Primer membawa air dari jaringan utama
kesaluran sekunder dan ke petak-petak tersier
yang diairi
Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.

Saluran sekunder, membawa air dari saluran


primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh
saluran sekunder tersebut

Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan


sadap terakhir.
AIR UNTUK IRIGASI
Alur yang mengalir pada alur
Saluran Alam (Saluran Sedayu)
Sungai (Brantas, serayu)

Air yang tertahan pada cekungan tanah


Danau, telaga (Toba, Sarangan)
Rawa (Wonorejo, Pening)

Air yang keluar dari dalam tanah


Mata air/ sumber (Surowono)
Sumur artesis
Sumur pompa
AIR UNTUK IRIGASI

yang tertahan pada cekungan tanah digolongkan


dalam sumber permukaan (surface source)
Air yang keluar dari dalam tanah digolongkan
dalam sumber bawah tanah (Ground Source)

Di Indonesia air yang dipakai untuk irigasi banyak


diambil dari air yang mengalir pada alur yang
berupa sungai/ kali
KUALITAS AIR IRIGASI
Kualitas air irigasi tergantung pada campuran
yang terbawa oleh air.
Campuran yang terbawa bisa dalam bentuk:
Larutan
Suspension (Suspension)

Pada daerah tertentu suspensi mempunyai


pengaruh penting terhadap kualitas
Air irigasi dengan kualitas tertentu cocok untuk
suatu daerah irigasi sangat tergantung pada
kondisi lokal dari:
- Iklim
- Tanah
- Jenis tanaman yang tumbuh
- Jumlah/ tinggi air yang dipakai
AIR UNTUK IRIGASI
KUALITAS AIR IRIGASI
Unsur yang diperlukan oleh tanaman pangan:
Suspensi akan tertahan di permukaan tanah Oksigen
daerah irigasi maka akan merusak sifat phisis Carbon
Hidrogen
tanah dan menyulitkan pengolahan
Nitrogen
Potasium
Konsentrasi yang relatif kecil dari boron cukup Phosphor
membahayakan pertumbuhan tanaman Calsium
Magnesium
Air Irigasi perlu penambahan prosentase: Sulphur
Boron Besi
Chlorida
Oksigen, carbon, hidrogen diperoleh dari air dan udara
Sulphat Nitrogen didapat dari udara melalui:
Sodium Bahan organik yang ada pada tanah
Zat padat terlarut Kegiatan bakteri tanah
Proses pertumbuhan tanaman kacang-kacangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai