IRIGASI PERTANIAN
DOSEN
NOVRETA ERSYI DARFIA, MT.
DISUSUN OLEH:
ARTA KARISMA (153111003)
Dalam perkembangannya sampai saat ini, ada 4 jenis sistem irigasi yang biasa
digunakan. Keempat sistem irigasi itu adalah sebagai berikut :
1. Irigasi Gravitasi
Sistem ini memanfaatkan efek dari gravitasi untuk mengalirkan air. Bentuk
rekayasa ini tidak memerlukan tambahan energi untuk mengalirkan air
sampah ke petak sawah.
3. Irigasi Siraman
Air akan disemprotkan ke petak sawah melalui jaringan pipa dengan
bantuan pompa air. Penggunaan air akan lebih efektif dan efisien karena
dapat dikontrol dengan sangat mudah.
4. Irigasi Tetesan
Sistem ini mirip dengan irigasi siraman. Hanya saja air akan langsung
diteteskan/ disemprotkan ke bagian akar. Pompa air dibutuhkan untuk
mengalirkan air.
Selain itu jaringan irigasi mempunyai klasifikasi yang didasarkan pada hal-hal
seperti dijelaskan dalam tabel berikut.
Prasarana yang ada seperti bangunan pengatur debit atau pembagi sama
sekali tidak ada. Hal ini terjadi karena sumber air sangat berlimpah sehingga
hampir sama sekali tidak diperlukan rekayasa irigasi. Jaringan utama air
hanya perlu disadap sesuai keinginan sehingga petak-petak sawah dapat
tergenangi air. Selain itu tidak ada pembagi antara saluran pembuang dan
irigasi.
Jaringan ini jauh lebih maju daripada 2 jaringan lainnya dalam hal rekayasa
irigasi. Bangunan air banyak digunakan pada jaringan ini. Sepenuhnya
saluran irigasi dan pembuang bekerja secara terpisah. Sehingga pembagian
air dan pembuangan air optimum. Selain itu ada petak tersier yang menjadi
ciri khas jaringan teknis. Petak tersier kebutuhannya diserahkan petani dan
hanya perlu disesuaikan dengan saluran primer dan sekunder yang ada.
Keuntungan dari jaringan ini adalah pemakaian air yang efektif dan efisien,
menekan biaya perawatan, dan dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan.
Kelemahannya adalah biaya pembuatan yang mahal dan pegoperasian yang
tidak mudah.
2.“Sumber Air”, adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air, baik yang berada
di atas maupun di bawah permukaan tanah ;
5.“Tata Pengairan”, adalah susunan dan letak sumber-sumber air dan atau
bangunan-bangunan pengairan menurut ketentuan-ketentuan teknik
pembinaan di suatu wilayah pengairan tertentu ;
6.“Hak Guna Air”, adalah hak untuk memperoleh dan menggunakan air untuk
keperluan tertentu ;
9.“Daerah Irigasi”, adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi ;
10. “Petak Irigasi”, adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi ;
11. “Petak Tersier”, adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan kesatuan
dan mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama ;
12. “Panitia Irigasi”, adalah Panitia Irigasi Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya
;
13. “Penyediaan Air Irigasi”, adalah penentuan banyaknya air yang dapat
digunakan untuk menunjang pertanian ;
14. “Pembagian Air Irigasi”, adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh
pihak ynag berwenang dalam jaringan irigasi utama hingga saluran tersier ;
15. “Pemberian Air Irigasi”, adalah penyaluran jatah air dari jaringan utama ke
petak tersier ;
17. “Aturan Giliran Air”, adalah suatu pengaturan pembagian dan pemberian
air secara bergilir di jaringan utama dan di tingkat usahatani ;
18. “Pemberian Air Terpisah”, adalah suatu pengaturan pemberian air secara
bergiliran ke beberapa jenis tanaman dalam satu petak tersier ;
19. “Aturan Golongan”, adalah suatu pembagian air dengan cara membagi
satu atau beberapa daerah irigasi menjadi beberapa golongan pembagian air
disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia dan sesuai luas areal, jenis
tanaman dan waktu pemakaian air, keadaan alat kerja serta waktu yang
tersedia, sehingga air yang tersedia dapat digunakan dengan efisien ;
24. “Jaringan Tersier”, adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang
disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kwarter, dan
saluran pembuang berikut seluruh bangunan turutan serta pelengkapnya
termasuk jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanannya disamakan
dengan areal tersier ;
25. “Petak/Blok Tersier”, adalah bagian lahan dari suatu daerah irigasi yang
menerima air dari suatu pintu sadap tersier dan mendapat pelayanan dari
jaringan tersier yang bersangkutan ;
26. “Petak/Blok Kwarter”, adalah bagian dari lahan di dalam petak/blok tersier
yang mendapat pelayanan air irigasi
Semakin kecil kehilangan air semakin besar efisiensi irigasi, dan sebaliknya.
Dalam tugas ini kehilangan air di jaringan diambil (diasumsikan) sebagai
berikut :
ei = et x es x ep .................................................... (1)
dimana :
1.Penyiapan Lahan
Rumus yang dipakai pada perhitungan kebutuhan air irigasi pada tahap
penyiapan lahan adalah rumus van de Goor dan Ziljstra :
PL = M x ek ...................................................... (2)
ek – 1
M = Eo + P = 1,1 x ETo + P ...................................... (3)
k =MxT ...................................................... (4)
S
NFR = PL – Re ...................................................... (5)
IR = NFR x 0,116 ................................................... (6)
ei
A = Qr x 1000 ...................................................... (7)
IR
dimana :
P = perkolasi (mm/hari)
ei = efisiensi irigasi
2.Pertumbuhan
Persamaan keseimbangan air (water balance) digunakan untuk
menghitung kebutuhan air di petak sawah pada tahap pertumbuhan :
IR = NFR x 0,116
ei
A = Qr x 1000
IR
dimana :
ETc = kebutuhan air tanaman dalam hal ini tanaman padi (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
ei = efisiensi irigasi
Rumus
Debit = Volume : Waktu
Dalam 1 jam sebuah keran dapat mengeluarkan air sebesar 3.600 m³. Berapa
liter/detik debit air tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui
volume (v) = 3.600 m³
= 3.600.000 dm³
= 3.600.000 liter
waktu (t) = 1 jam
= 3.600 detik
Maka debitnya = 3.600.000 liter
3.600 detik
= 1.000 liter/detik
3.Menghitung volume
Rumus
Volume = Debit X Waktu
Sebuah bak mandi diisi air mulai pukul 07.20 sampai pukul 07.50. Dengan debit
10 liter/ menit. Berapa liter volume air dalam dalam bak mandi tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui
Debit = 10 liter
Waktu = 07.50 – 07.20
= 30 menit
Maka volumenya = Debit X Waktu
= 10 liter X 30 menit
= 300 liter
4.Menghitung waktu
Rumus
Waktu = Volume : Debit
Volume bak mandi 200 dm3. Di isi dengan air dari sebuah kran dengan debit
5 liter/menit. Berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bak mandi
sampai penuh ?
Penyelesaian
Diketahui
Volume = 200 dm3
Debit = 5 liter/ menit
Maka waktu yang di butuhkan = Volume
Debit
= 200
5
= 40 menit
ei
ei = et x es x ep .................................................... (10)
dimana:
ei = efisiensi irigasi
K = Koefisien stikler
M = Kemiringan talud
1.Tinggi Jagaan
Jagaan suatu saluran merupakan jarak dari puncak tanggul permukaan air pada
tinggi rencana. Jarak harus cukup untuk mencegah gelombang atau kenaikan
muka air yang melimpah ke tepi saluran.
2.9 PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Petak irigasi dari yang terkecil sampai yang terbesar adalah, petak
sawah, petak kuarter, petak tersier, petak sekunder, petak primer. Yang
dibahas dalam tugas hanya petak tersier, sekunder dan primer.
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani
oleh satu saluran sekunder. Luas petak sekunder berbeda-beda tergantung
pada keadaan daerahnya. Daerah ini direncanakan terdiri dari 2 petak
sekunder, yaitu petak sekunder Pakijingan yang terdiri dari 21 petak tersier,
petak sekunder Gading yang terdiri dari 16 petak tersier. Pemberian nama
petak sekunder sesuai dengan nama sungai yang terdekat.
Petak primer terdiri dari 2 petak sekunder mengambil air langsung dari saluran
primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya
langsung dari sumber air irigasi dalam hal ini Kali Carabak.
SALURAN IRIGASI DAN PEMBUANG
Saluran irigasi berfungsi membawa air dari sumbernya sampai ke petak
sawah. Saluran diusahakan tidak melewati desa karena dikhawatirkan saluran
tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari penduduk sehingga
debitnya akan berkurang, juga digunakan sebagai tempat pembuangan rumah
tangga sehingga airnya dapat tercemar. Dalam tugas ini perencanaan saluran
irigasi meliputi perencanaan saluran irigasi primer, saluran sekunder, saluran
muka tersier dan saluran tersier. Saluran-saluran tersebut merupakan saluran
utama/saluran umum dimana tidak boleh disadap langsung oleh petani untuk
mengairi sawahnya. Petani hanya boleh menyadap langsung saluran kuarter
dan cacing yang merupakan saluran distribusi/saluran rakyat.
Saluran irigasi primer berfungsi membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang langsung diairi. Saluran ini
merupakan saluran transe, maksudnya transe salurannya hampir sejajar
kontur. Batas ujung saluran adalah pada bangunan bagi yang terakhir. Untuk
memudahkan penggambaran, kemiringan awal saluran primer direncanakan
sebesar 0,0005. Dalam perhitungan, dicek kembali kemiringannya. Saluran
irigasi primer ada 1 dan diberi nama sama dengan nama sungai yang
merupakan sumber air irigasi, yaitu Saluran Primer Carabak. Saluran irigasi
primer terdiri dari 2 ruas.
Saluran irigasi sekunder berfungsi membawa air dari saluran primer ke petak
sekunder yang terdiri dari petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut. Saluran tersebut merupakan saluran punggung, maksudnya
trase salurannya tegak lurus kontur dan letaknya di punggung / bukit. Batas
ujung saluran ini adalah bangunan sadap terakhir.
Saluran muka tersier berfungsi membawa air dari bangunan sadap tersier ke
petak tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Satu saluran muka
tersier hanya boleh mengairi satu petak tersier agar pengaturan airnya mudah
dikontrol. Direncanakan ada 4 saluran muka tersier.
Saluran irigasi tersier berfungsi membawa air dari bangunan sadap tersier di
jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung
saluran ini adalah boks bagi kuarter yang terakhir. Saluran tersier juga hanya
boleh mengairi satu petak tersier. Untuk lebih jelasnya lihat peta jaringan
irigasi pada lampiran 2 dan skema irigasi pada lampiran 3.
BANGUNAN IRIGASI
Untuk penggambaran letak bendung ditetapkan terlebih dahulu yaitu
pada elevasi +25 m. Setelah perhitungan elevasi rencana mercu bendung,
lokasi bendung ditinjau kembali. Dalam tugas tidak dibahas perencanaan
bendung dan bangunan utama lainnya.
Bangunan bagi terletak di saluran irigasi primer pada suatu titik cabang
dan berfungsi membagi aliran kedua saluran, yaitu bangunan BG.1. Bangunan
tersebut digabung menjadi satu dengan bangunan sadap tersier. Bangunan
sadap tersier mengalirkan air dari saluran irigasi primer atau sekunder
kesaluran irigasi tersier.
Bangunan ukur yang dipakai pada bangunan bagi dan sadap sekunder
adalah ambang lebar karena debitnya cukup besar, sedangkan pada bangunan
sadap tersier dengan debit lebih kecil digunakan pintu Romijn.
Bangunan pengatur muka air yang dipilih adalah sama pada semua
bangunan bagi dan sadap yaitu pintu sorong.