BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah material yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan akan mati bila kekurangan
air. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air akibat dari
pengelolaan sumber daya air yang kurang baik. Hal ini dapat menimbulkan konflik,
mengingat bahwa kersediaan pangan di suatu daerah memiliki kaitan erat dengan
ketersediaan air di daerah tersebut.
Kebutuhan air untuk tanaman ada dasarnya dapat diperoleh secara langsung dari air
hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalir dari hulu ke hilir,
meresap kedalam tanah atau menjadi air permukaan, dan dimanfaatkan oleh
tanaman disekitarnya. Indonesia, yang merupakan negara tropis, hanya memiliki
dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dapat dipastikan, curah hujan
tiap musim tidak akan sama. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk
mengelola air dengan optimal, salah satunya dengan menggunakan sistem irigasi.
Helenia – 118210081 1
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
1.3. Manfaat
Adapun batasan masalah dari tugas besar rekayasa irigasi ini yang terletak pada
stasiun Lubuk Ramo adalah sebagai berikut :
1. Data yang digunakan berada pada stasiun Lubuk Ramo
2. Data klimatologi pada stasiun Lubuk Ramo dari tahun 1995 -2004
3. Peta topografi yang digunakan adalah peta A
4. Pola tanam yang digunakan yaitu padi – padi - palawija
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan penelitian, manfaat, batasan masalah, serta
sistematika penulisan tugas besar ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi pengertian dan jenis sistem irigasi, teori perencanaan peta, saluran,
dan bangunan air, teori perhitungan ketersediaan air, teori perhitungan kebutuhan
air, teori keseimbangan air, serta sistem tata nama (nomenklatur).
BAB III DATA PERENCANAAN
Bab ini berisi data perencanaan yang meliputi: data hidrologi, data curah hujan, data
klimatologi, dan data topografi.
BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN
Bab ini berisi perhitungan dan pembahasan seperti : perencanaan petak, saluran,
dan bangunan air, skema petak, saluran irigasi dan bangunan air, perhitungan
ketersediaan air daerah irigasi Lubuk Ramo, perhitungan kebutuhan air irigasi
Lubuk Ramo, evaluasi keseimbangan daerah irigasi Lubuk Ramo.
Helenia – 118210081 2
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil pengumpulan data dan
pengolahan data dalam merencanakan daerah irigasi pada tugas besar kali ini.
Helenia – 118210081 3
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
BAB II
LANDASAN TEORI
Irigasi merupakan suatu usaha teknis untuk mengontrol kandungan air pada tanah
di dalam zona akar dengan maksud agar tanaman dapat tumbuh secara baik. Dimana
usaha teknis yang dimaksud adalah penyediaan sarana dan prasarana irigasi untuk
membawa, membagi air secara teratur dengan jumlah yang cukup, waktu yang tepat
ke petak irigasi untuk selanjutnya diberikan dan dipergunakan oleh tanaman.
Helenia – 118210081 4
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Petak Irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari suatu sumber
air, baik waduk maupun langsung dari satu atau beberapa sungai melalui bangunan
pengambilan bebas. Petak irigasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
Helenia – 118210081 5
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
1. Petak Tersier
Petak ini menerima air yang disadap dari saluran tersier. Karena luasnya yang
tergolong kecil maka petak ini menjadi tanggung jawab individu untuk
eksploitasinya. Idenya daerah yang ditanami berkisar 50-100 ha. Jika luas
petak lebih dari itu dikhawatirkan pembagian air menjadi tidak efisien. Petak
tersier dapat dibagi menjadi petak kuarter, masing-masing seluas 8-15 ha.
Dimana bentuk dari tiap petak kuarter adalah bujur sangkar atau segi empat.
2. Petak Sekunder
Petak Sekunder adalah petak yang terdiri dari beberapa perak tersier yang
berhubungan langsung dengan saluran sekunder. Petak sekunder
mendapatkan airnya dari saluran primer yang airnya dibagi oleh bangunan
bagi dan dilanjutkan oleh saluran sekunder. Batas sekunder pada umumnya
berupa saluran drainase. Luas petak sekunder berbeda-beda tergantung dari
kondisi topografi.
3. Petak Primer
Petak primer merupakan gabungan dari beberapa perak sekunder yang dialiri
oleh satu saluran primer. Dimana saluran primer menyadap air dari sumber
air utama. Apabila saluran primer melewati daerah garis tinggi maka seluruh
daerah yang berdekatan langsung dilayani saluran primer.
Dalam mengalirkan dan mengeluarkan air ke dan dari petak sawah dibutuhkan
suatu irigasi. Saluran pembawa itu dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan fungsinya,
saluran pembawa yang membawa air masuk ke petak sawah dan saluran pembuang
yang akan mengalirkan kelebihan air dari petak-petak sawah.
1. Saluran Pembawa
Berfungsi membawa air dari sumber ke petak sawah. Dilihat dari tingkat
percabangannya, dapat dibedakan menjadi:
a. Saluran Primer
Berfungsi membawa air dari sumbernya dan membagikannya kesaluran
sekunder. Air yang dibutuhkan untuk saluran irigasi didapat dari sungai,
danau atau waduk. Pada umumnya pengairan yang didapat dari sungai jauh
lebih baik dari yang lainnya. Air dari sungai mengandung banyak zat lumpur
Helenia – 118210081 6
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Pada saluran terbuka dikenal berbagai macam bentuk saluran seperti persegi,
setengah lingkaran, elips, dan trapesium. Untuk pengaliran air irigasi, penampang
Helenia – 118210081 7
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
saluran yang digunakan adalah trapesium karena umum dipakai dan ekonomis.
Dalam mendesain saluran digunakan rumus-rumus sebagai berikut.
1. Debit rencana (Q)
NFR x A
Q = (2.1)
Effisensi
2. Rumus Strickler
V = K x R2/3 x S1/2 (2.2)
Keterangan :
V = Kecepatan aliran
R = Jari-jari hidraulik
S = Kemiringan saluran
K = Koefisien saluran
3. Nilai V diperoleh melalui persamaan
V = 0.42 x Q0.182 (2.3)
4. Luas penampang basah
Q
A = (2.4)
V
5. Kemiringan talud (m) diperoleh dari tabel
6. Nilai perbandingan b/h (n)
n = (0.96 x Q0.25) + m (2.5)
7. Ketinggian air (h)
h = 3 x V1.65 (2.6)
8. Lebar dasar saluran
b=nxh (2.7)
9. Lebar dasar saluran di lapangan (b’) dengan pembulatan 5 cm dari b
10. Luas basah rencana (A’)
A’ = (b + (t x h) x h) (2.8)
11. Keliling basah
P = b + 2h √1 + m2 (2.9)
12. Jari-jari hidraulis
A′
R = (2.10)
P
13. Koefisien strickler diperoleh melalui tabel
14. Kecepatan aliran rencana (V’)
Helenia – 118210081 8
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Q
V’ = (2.11)
A′
Helenia – 118210081 9
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 10
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Sumber air yang digunakan untuk pengairan atau untuk irigasi umumnya berasal
dari sungai. Sungai tersebut memperoleh tambahan air dari air hujan yang jatuh ke
sungai dan daerah di sekitar sungai tersebut. Daerah di sekitar sungai yang
mempengaruhi jumlah air yang ada di sungai dan bilamana curah hujan yang jatuh
di daerah tersebut mengalir ke sungai, maka daerah tersebut
dinamakan daerah aliran sungai. Untuk menganalisis ketersediaan air diperlukan
data-data curah hujan selama beberpa tahun minimal dari tiga stasiun pengamat
hujan yang ada di daerah aliran sungai. Dari data-data tersebut dapat diketahui debit
air yang dapat mengairi luas daerah aliran sungai. Debit tersebut merupakan
sejumlah air yang tersdia dan dapat dimanfaaatkan manusia sesuai kebutuhan. Ada
3 metode yang biasa digunakan dalam menentukan hujan regional, yaitu;
1. Metoda Thiessen
2. Metoda Arithmatik
3. Metoda Isohyet
Metoda Poligon Thiessen :
∑n
i=1 Hi x Li
RH = ∑n
(2.15)
i=1 Li
Keterangan:
Hi = Hujan pada masing-masing stasiun
Li = Luas poligon/wilayah pengaruh masing-masing stasiun
N = Jumlah stasiun yang ditinjau
RH = Curah hujan rata-rata.
Dengan :
Rt = Curah hujan rencana T tahun
Xr = Rata-rata data
K = Koefesien frekuensi gumbel
S = Standar deviasi data
Penentuan kebutuhan air ditujukan untuk mengetahui berapa banyak air yang
diperlukan lahan agar dapat menghasilkan produksi optimum. Dalam penentuan
kebutuhan air diperhitungkan juga efisiensi saluran yang dilalui. Kebutuhan air
Helenia – 118210081 11
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
untuk setiap jenis tanaman adalah berbeda tergantung koefisien tanaman. Berikut
adalah hal yang mempengaruhi kebutuhan air :
1. Evapotranspirasi potensial
Evapotranspirasi adalah banyaknya air yang dilepaskan ke udara dalam
bentuk uap air yang dihasilkan dari proses evaporasi dan transpirasi. Dalam
penentuan besar evapotranspirasi terdapat banyak metoda yang dapat
dilakukan. Pada laporan ini digunakan metoda Penman Modifikasi. Metoda
tersebut dipilih karena perhitungan yang paling akurat. Akurasinya
diindikasikan melalui parameter-parameter penentuan besarnya
evapotranspirasi yang menggunkan data temperatur, kelembapan udara,
persentase penyinaran matahari, dan kecepatan angin.
Rumus metoda Penmann Modifikasi adalah sebagai berikut :
Helenia – 118210081 12
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 13
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Dalam penentuan kebutuhan air, dibedakan antara kebutuhan air pada masa
penyiapan lahan dan kebutuhan air pada masa tanam. Kebutuhan air pada masa
penyiapan lahan. jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat
ditentukan berdasarkan kedalaman serta porositas tanah di sawah. Untuk
perhitungan kebutuhan air total selama penyiapan lahan digunakan metode yang
dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan
pada laju air yang konstan l/dt selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan
rumus sebagai berikut :
M×ek
IR = (2.17)
(ek − 1)
Keterangan :
IR = Kebutuhan air total dalam mm/hari
M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi
M = Eo + P
Eo = 1.1 ×Eto
P = Perkolasi
K = M.T/S
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm
Helenia – 118210081 14
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 15
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Debit Andalan merupakan debit dari suatu sumber air (misalnya sungai) yang
diharapkan dapat disadap untuk keperluan irigasi. Debit Andalan yang digunakan
dalam perencanaan Jaringan Irigasi ini menggunakan persamaan metode rational
sebagai berikut:
Q = k.C.I.A (2.22)
Keterangan:
Q = Debit andalan (m3/dt)
K = 0,278
C = Runoff coefficient (0,08 untuk tanah pertanian)
I = Intensitas curah hujan / R80 (mm/hari)
A = Luas daerah yang dialiri (km2)
Helenia – 118210081 16
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Dari hasil perhitungan kebutuhan air setiap bulannya maka dapat diperoleh debit
yang dibutuhkan pada setiap pola tanam:
A.NFR
Q= (2.23)
Eff
Keterangan:
Q = Debit yang dibutuhkan (m3/dt)
A = Luas daerah yang dialiri (ha)
NFR = Kebutuhan air tanaman di sawah (lt/dt/ha)
Eff = Efisiensi irigasi
2. Saluran Sekunder
A.NFR
Q= (2.25)
Eff sekunder x Eff tersier
3. Saluran Tersier
A.NFR
Q= (2.26)
Eff tersier
Keterangan :
Q = Debit saluran (m3 / dt)
A = Luas daerah yang dialiri (ha)
NFR = Kebutuhan air tanaman di sawah (lt / dt / ha)
Eff = Efisiensi irigasi
Dalam perhitungan neraca air, kebutuhan pengambilan yang dihasilkan untuk pola
tanam yang dipakai akan dibandingkan dengan debit andalan untuk tiap setengah
bulan dan luas daerah yang bisa diairi.
Helenia – 118210081 17
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Apabila debit sungai melimpah, maka luas daerah proyek irigasi adalah tetap karena
luas maksinum daerah layanan (command area) dan proyek akan direncanakan
sesuai dengan pola tanam yang dipakai. Bila debit sungai tidak berlimpah dan
kadang-kadang terjadi kekurangan debit maka ada 3 pilihan yang bisa
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
1. Luas daerah irigasi dikurangi
Bagian-bagian tertentu dari daerah yang bisa diairi (luas maksimum daerah
layanan) tidak akan diairi.
2. Melakukan modifikasi dalam pola tanam
Dapat diadakan perubahan dalam pemilihan tanaman atau tanggal tanam
untuk mengurangi kebutuhan air irigasi di sawah (l/dt/ha) agar ada
kemungkinan untuk mengairi areal yang lebih luas dengan debit yang
tersedia.
3. Rotasi teknis golongan
Untuk mengurangi kebutuhan puncak air irigasi. Rotasi teknis atau golongan
mengakibatkan eksploitasi yang lebih kompleks dan dianjurkan hanya untuk
proyek irigasi yang luasnya sekitar 10.000 ha atau lebih.
Helenia – 118210081 18
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Jaringan irigasi tersier sebaiknya dinamai sesuai dengan bangunan bagi air
tersier.
Cara pemberian nama :
a. Bangunan utama diberi nama sesuai dengan desa terdekat daerah irigasi
yang sungainya disadap.
b. Saluran induk diberi nama sungai atau desa terdekat dengan diberi
indeks 1,2,3 dan seterusnya yang menyatakan ruas saluran.
c. Saluran sekunder diberi nama sesuai kampong terdekat.
d. Bangunan bagi atau sadap diberi nama sesuai dengan nama saluran di
hulu dengan diberi indeks 1,2,3 dan seterusnya.
e. Bangunan silang seperti sipon, talang jembatan, dan sebagainya diberi
indeks 1a, 1b, 2a, 2b, dan seterusnya.
Didalam petak tersier diberi kotak dengan ukuran 4cm x 1,25 cm. Dalam
kotak ini diberi kode dari saluran mana petak itu mendapat air. Arah saluran
tersier kanan atau kiri dari bangunan sadap melihat aliran air. Kotak dibagi 2,
atas dan bawah. Bagian atas dibagi kanan dan kiri. Bagian kiri menunjukan
luas petak (Ha) dan bagian kanan menunjukan besar debit (l/dtk) untuk
menentukan dimensi saluran tersier.
Helenia – 118210081 19
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
BAB III
DATA PERENCANAAN
2004
Data Iklim : Sesuai Lampiran
Perbandingan Usiang/Umalam :3
Masa Penyiapan Lahan : 30 hari
Pola Tanam : Padi-Padi-Palawija
Helenia – 118210081 20
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 21
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 22
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Petak irigasi merupakan daerah yang akan diairi oleh suatu sumber air. Baik yang
berasal dari waduk maupun satu atau beberapa sungai melalui suatu bangunan
pengambilan yang berupa bendungan, rumah pompa, atau pun pengambilan bebas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan petak adalah sebagai berikut.
1. Petak mempunyai batas yang jelas sehingga terpisah dari petak tersier yang
lain dan batas petak adalah saluran drainase.
2. Bentuk petak diusahakan bujur sangkar, untuk meningkatkan efisiensi.
3. Tanah dalam suatu petak tersier diusahakan dimiliki oleh satu desa atau paling
banyak tiga desa.
4. Desa, jalan, sungai diusahakan menjadi batas petak.
Helenia – 118210081 23
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
5. Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air , dan gerak pembagi
ditempatkan di tempat tertinggi.
6. Petak tersier harus diletakkan sedekat mungkin dengan saluran pembawa
ataupun bangunan pembawa. Petak yang direncanakan berjumlah 3 petak.
Pertimbangan ini dilakukan masih berdasarkan pada ketersediaan lahan dan
perancangan lahan seluas-luasnya.
Ada 2 jenis saluran, yaitu saluran pembawa dan saluran pembuang. Saluran
pembawa terdiri dari 3 macam, yaitu saluran primer, saluran sekunder dan saluran
tersier yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Saluran Primer yang berfungsi membawa air dari sumber dan
mengalirkannya ke saluran sekunder. Saluran ini mengalirkan air langsung
dari bendung yang telah dibuat. Saluran ini dibuat memanjang mengikuti
kontur yang ada.
2. Saluran Sekunder berfungsi untuk menyadap air dari saluran primer untuk
mengairi daerah di sekitarnya. Saluran sekunder dibuat tegak lurus terhadap
saluran primer dan mengikuti kontur yang ada.
3. Saluran Tersier berfungsi untuk membawa air dari saluran sekunder dan
membagikannya ke petak-petak sawah dengan luas maksimum 100 hektar.
Sedangkan saluran pembuang berfungsi untuk membuang air berlebihan dari petak-
petak sawah ke sungai. Air berlebihan tersebut bisa dibuang kembali ke Sungai atau
bisa juga ke sungai lain yang dekat dari kawasan tersebut.
Bangunan irigasi yang dipakai adalah bangunan utama, dalam hal ini bendung
(untuk meninggikan tinggi muka air di sungai sampai ketinggian yang diperlukan
sehingga air dapat dialirkan ke lahan di sekitarnya). Selain itu, dalam sistem irigasi
daerah Sungai ini juga digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Bangunan bagi yang terletak pada saluran primer yang membagi air ke
saluran-saluran sekunder atau pada saluran sekunder yang membagi air ke
saluran sekunder lainnya. Terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti
mengukur dan mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran.
Helenia – 118210081 24
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 25
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
BAB IV
PEMBAHASAN
Helenia – 118210081 26
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Untuk menghitung curah hujan efektif (Re) menggunakan metode Log Person III
menggunakan data curah hujan rata – rata terurut tiap bulan dari tahun 1995-2004.
Maka akan didapatkan nilai Re setiap ½ bulan, selanjutnya dicari nilai Re padi dan
Re palawija yaitu:
Helenia – 118210081 27
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
1. Menghitung curah hujan ½ bulan pada data curah hujan Petapahan tahun 1995
– 2004 dengan cara :
Periode I = Σ curah hujan pada tanggal 1–15 setiap bulan.
Periode II = Σ curah hujan pada tanggal 16 – 31 setiap bulan.
Contoh perhitungan diambil pada ½ bulan pertama bulan Januari.
2. Menghitung Nilai Y
Y = Log Xi
Y = Log 253
Y = 2,4022
3. Menghitung Xr
∑ Log Xi
Xr =
n
Xr =2
4. Menghitung Standar Deviasi (SD)
∑ni=1 (Log Xi – Log Xr)2
SD =
n(n – 1)
SD = 0,3933
Helenia – 118210081 28
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 29
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 30
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 31
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 32
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 33
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 34
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 35
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 36
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Tabel 4.32. Perhitungan Curah Hujan Efektif (Re) Padi dan Palawija
Re Padi dan Palawija
Re Re Padi Re Palawija
No Bulan
B1 B2 B1 B2 B1 B2
1 Januari 336.316 102.029 15.695 4.761 11.211 3.401
2 Februari 264.720 245.780 12.354 11.470 8.824 8.193
3 Maret 260.708 302.003 12.166 14.093 8.690 10.067
4 April 218.473 201.550 10.195 9.406 7.282 6.718
5 Mei 174.093 215.718 8.124 10.067 5.803 7.191
6 Juni 157.468 146.096 7.349 6.818 5.249 4.870
7 Juli 139.610 130.679 6.515 6.098 4.654 4.356
8 Agustus 157.193 166.298 7.336 7.761 5.240 5.543
9 September 213.145 153.589 9.947 7.167 7.105 5.120
10 Oktober 199.913 284.087 9.329 13.257 6.664 9.470
11 November 322.280 316.605 15.040 14.775 10.743 10.553
12 Desember 301.767 312.700 14.082 14.593 10.059 10.423
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Helenia – 118210081 37
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 38
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 39
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 40
Tabel 4.38. Data Akumulasi Perhitungan Evapotranspirasi
Uraian Simbol Sumber Satuan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
No.
Data Klimatologi
1 Temperatur T data o 26.69 26.91 26.88 26.89 26.69 26.47 26.90 27.16 26.64 26.78 27.11 26.82
C
2 Kelembaban Udara rata-rata RH data % 70.85 73.35 71.55 72.50 71.60 69.30 72.70 72.65 71.85 73.50 70.40 71.30
3 Kelembaban udara (max) RH maks data % 86.70 87.40 87.70 88.60 88.60 86.60 88.40 88.90 87.40 87.70 85.60 84.20
4 Kecepatan Angin U2 data km/hari 253.92 214.56 287.52 244.32 291.60 290.88 329.28 252.72 262.32 403.20 267.36 224.64
5 Kecepatan Angin U data km/jam 10.58 8.94 11.98 10.18 12.15 12.12 13.72 10.53 10.93 16.80 11.14 9.36
6 Penyinaran Matahari n/N data % 48.89 43.68 49.04 47.70 48.57 51.32 44.47 42.63 49.29 47.52 49.99 47.01
7 Tekanan uap jenuh rata-rata ea Tabel mm hg 35.01 35.47 35.40 35.43 35.01 34.55 35.44 35.99 34.91 35.20 35.89 35.28
Perhitungan Evapotranspirasi
8 Tek. uap udara dlm keadaan jenuh ed ea x (RH/100) mm hg 24.80 26.01 25.33 25.69 25.07 23.95 25.77 26.15 25.09 25.87 25.26 25.16
9 Perbedaan tekanan udara - ea - ed mm hg 10.20 9.45 10.07 9.74 9.94 10.61 9.68 9.84 9.83 9.33 10.62 10.13
10 Faktor kecepatan angin f (u) 0,27 [1 + (u/100)] m/dt 0.96 0.85 1.05 0.93 1.06 1.06 1.16 0.95 0.98 1.36 0.99 0.88
11 Radiasi matahari Ra Tabel mm/hari 16.10 16.10 15.50 14.40 13.10 12.40 12.70 13.70 14.90 15.80 16.00 16.00
12 Rs = ((0,25 + 0,50 (n/N)) Ra Rs ((0,25 + 0,50 (n/N)) Ra mm/hari 7.96 7.54 7.68 7.03 6.46 6.28 6.00 6.35 7.40 7.70 8.00 7.76
13 Pengaruh Temperatur f (T) Tabel - 16.04 16.08 16.08 16.08 16.04 15.99 16.08 16.13 16.03 16.06 16.12 16.06
14 f (ed) = 0,34 - 0,044 . ed 0,5 f(ed) 0,34 - 0,044 . ed 0,5 - 0.121 0.116 0.119 0.117 0.120 0.125 0.117 0.115 0.120 0.116 0.119 0.119
15 f (n/N) = 0,10 + 0,90 (n/N) f(n/N) 0,10 + 0,90 (n/N) - 0.54 0.49 0.54 0.53 0.54 0.56 0.50 0.48 0.54 0.53 0.55 0.52
16 Rn1 = f (T) . f (ed) . f (n/N) Rn1 f (T) . f (ed) . f (n/N) mm/hari 1.05 0.92 1.03 1.00 1.03 1.12 0.94 0.90 1.04 0.98 1.05 1.00
18 Faktor Temperatur W Tabel - 0.762 0.764 0.764 0.764 0.762 0.760 0.764 0.767 0.761 0.763 0.766 0.763
19 (1 - W) - 1-W - 0.238 0.236 0.236 0.236 0.238 0.240 0.236 0.233 0.239 0.237 0.234 0.237
20 Faktor perkiraan dari kondisi musim c Tabel - 1.03 1.01 1.01 1.03 0.97 0.96 0.94 0.97 1.01 0.98 1.02 1.02
21 Faktor albedo α (tanaman) - 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
22 Radiasi gelombang pendek netto Rns (1-α)*Rs mm/hari 7.80 7.39 7.52 6.89 6.33 6.16 5.88 6.22 7.25 7.55 7.84 7.61
23 Rn = Rns - Rn1 Rn Rns - Rn1 mm/hari 6.75 6.47 6.49 5.90 5.30 5.04 4.94 5.32 6.21 6.57 6.79 6.60
Evapotranspirasi
a. Evapotranspirasi harian c.[W.Rn+(1-W).f(u).(ea-ed)] mm/hari 7.658 6.924 7.518 6.863 6.315 6.256 6.025 6.091 7.061 7.893 7.854 7.277
b. Evapotranspirasi bulanan eto*bln mm/hbulan 237.39 200.78 233.05 205.89 195.78 187.67 186.78 188.83 211.82 244.70 235.62 225.59
c. Evapotranspirasi per setengah bulan Eto/1/2bln mm/0.5 118.70 100.39 116.52 102.94 97.89 93.83 93.39 94.42 105.91 122.35 117.81 112.79
Helenia – 118210081
41
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
P (%) = 9,09%
3. Menghitung Jumlah Curah Hujan pada RH Max 80%
80%-72,73%
P (80%) = 3181 + 81,82%-72,73% x (3826 – 3181)
3696,56
= 86,4
= 42,7842 mm/hari
Helenia – 118210081 42
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 43
Tabel 4.40. Data Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
No Parameter Keterangan Satuan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
1 2 I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II 1 2
1 Pola Tanam PADI PL PADI PL PALAWIJA
PL
2 Eto (evapotranspirasi acuan) c.[W.Rn+(1-W).f(u).(ea-ed)] mm/hari 7.853950741 7.853950741 7.28 7.28 7.66 7.66 6.92 6.92 7.52 7.52 6.86 6.86 6.315 6.315 6.256 6.256 6.025 6.025 6.091 6.091 7.061 7.061 7.893467188 7.893467188
3 P KP (1-3 mm/hari) mm/hari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Re (Curah Hujan Efektif) mm/hari 14.08247141 14.59267189 15.69 4.76 12.35 11.47 12.17 14.09 10.20 9.41 8.12 10.07 7.349 6.818 6.515 6.098 7.336 7.761 9.947 7.167 9.329 13.257 15.03973047 14.774887
5 WLR (Penggantian Lapis an Air) bab 3 mm/hari 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30 3.30
Kc1 tabel LP LP 1.2 1.27 1.33 1.3 1.3 0 LP LP 1.2 1.27 1.33 1.3 1.3 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0
Kc2 tabel LP LP 1.27 1.33 1.3 1.3 0 0 LP LP 1.27 1.33 1.3 1.3 0 0 LP LP 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0
6
Kc3 tabel LP LP 1.33 1.3 1.3 0 0 0 LP LP 1.33 1.3 1.3 0 0 0 LP LP 1.05 1.05 0.95 0 0 0
Kc rata-rata kc1+kc2+kc3/3 0.000 0.000 1.267 1.300 1.310 0.867 0.433 0.000 0.000 0.000 1.267 1.300 1.310 0.867 0.433 0.000 0.000 0.000 1.083 1.067 1.017 0.667 0.317 0.000
7 Eo (evaporasi) Eto * 1,1 mm/hari 8.64 8.64 8.00 8.00 8.42 8.42 7.62 7.62 8.27 8.27 7.55 7.55 6.95 6.95 6.88 6.88 6.63 6.63 6.70 6.70 7.77 7.77 8.68 8.68
8 M (Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air) Eo + P mm/hari 11.64 11.64 11.00 11.00 11.42 11.42 10.62 10.62 11.27 11.27 10.55 10.55 9.95 9.95 9.88 9.88 9.63 9.63 9.70 9.70 10.77 10.77 11.68 11.68
9 S S + 50 mm 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
10 T soal hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
11 K (kebutuhan dasar) M x T/S - 1.164 1.164 1.100 1.100 1.142 1.142 1.062 1.062 1.127 1.127 1.055 1.055 0.995 0.995 0.988 0.988 0.963 0.963 0.970 0.970 1.077 1.077 1.168 1.168
12 Etc evapotranspirasi tanaman mm/hari 0 0 9 9 10 7 3 0 0 0 9 9 8 5 3 0 0 0 7 6 7 5 2 0
13 NFR (kebutuhan air lahan) Etc + P + WLR - Re mm/hari 2.841 2.331 -15.695 -4.761 -12.354 -11.470 -12.166 -14.093 6.476 7.266 -8.124 -10.067 -7.349 -6.818 -6.515 -6.098 8.239 7.814 -9.947 -7.167 -9.329 -13.257 -15.040 -14.775
14 IR (faktor pengolahan tanah ) M ek/(ek−1) mm/hari 17 17 0 0 0 0 0 0 17 17 0 0 0 0 0 0 16 16 0 0 0 0 0 0
15 DR (kebutuhan air pada sumbernya) NFR/8,64 lt/dt/ha 0.328872591 0.269821609 -1.81652404 -0.5510849 -1.4298128 -1.3275162 -1.4081448 -1.6311875 0.7495236 0.8409276 -0.9403178 -1.1651422 -0.8505217 -0.7891003 -0.7540679 -0.7058289 0.9535863 0.9044128 -1.1512465 -0.8295716 -1.0797759 -1.534423 -1.740709545 -1.710056366
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Helenia – 118210081
44
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Untuk menghitung luas petak irigasi terlebih dahulu memperhatikan jumlah kotak
dan skala yang di tentukan.
Contoh perhitungan diambil dari petak primer.
1. Menghitung jumlah kotak
Jumlah kotak = 147
2. Skala peta
Skala peta = 1 : 25000
3. Menghitung luas kotak
Luas kotak = 0,5 cm
4. Menghitung luas petak
Jumlah Kotak x Skala2 x Luas kotak2
Luas petak =
108
Helenia – 118210081 45
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Untuk menghitung debit saluran irigasi terlebih dahulu menghitung luas petak dan
luas segmen.
Contoh perhitungan diambil dari petak primer dan segmen primer.
Diketahui :
NFR max = 0,94623 (Perhitungan kebutuhan air)
1. Menghitung Eff
Eff = 0,9 x 0,9 x 0,8
Eff = 0,648
2. Menghitung debit (Q)
Petak
NFR
Q=Ax
Eff
0,95359
Q = 229,688 x
0,648
Q = 338,0044 l/dt
338,0044
Q=
1000
Q = 0,3380 m3/dt
Segmen
NFR
Q=Ax
Eff
0,95359
Q = 1106,250 x
0,648
Q = 1627,9395 l/dt
1627,9395
Q=
1000
Q = 1,6279 m3/dt
Helenia – 118210081 46
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 47
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 48
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
4. Menentukan nilai m
Nilai Q = 0,3380
Nilai m = 1
Tabel 4.47. Tabel Ketetapan Nilai m
Nilai m
Q m
0,15 - 0,3 1
0,3 - 0,5 1
0,5 - 0,75 1
0,75 - 1 1
1 - 1,5 1
1,5 - 3 1,5
3 - 4,5 1,5
4,5 - 5 1,5
5 -- 6 1,5
6 - 7,5 1,5
7,5 - 9 1,5
9 -- 10 1,5
10 -- 11 2
11 -- 15 2
15 -25 2
25 - 40 2
Sumber : KP-03 Saluran
Helenia – 118210081 49
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 50
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Menghitung ∆ X = 0,375
3. Menghitung elevasi (X)
Elevasi (X) = Kontur + ∆ X
Elevasi (X) = 80 + 0,375
Elevasi (X) = 80,375
4. Menghitung X utama
X utama = Elevasi
X utama = 95,927
5. Menghitung ∆ H
∆ H = X utama – X petak
= 15,552
Helenia – 118210081 51
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Helenia – 118210081 52
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
2. Menghitung h
A
h = √b
+1
h
0,916
h=√ = 0,605 m
1,5 +1
6. Menghitung R2/3
R2/3 = 0,2852/3
R2/3 = 0,433 m
7. Cheking A
Cheking A = (b + (h x m )) x h
Cheking A = (0,908 + (0,605 x 1 )) x 0,605
Cheking A = 0,916 m2
8. Cheking V
Cheking V = K x R2/3 x ( i0.5)
Cheking V = 35 x 0,433 x (0,0061590.5)
Cheking V = 1,190 m/dt
9. Cheking Q
Cheking Q = A x V
Cheking Q = 0,916 x 1,190
Cheking Q = 1,09008 m3/dt
Helenia – 118210081 53
Tabel 4.54. Data Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Petak
Perhitungan Saluran
No Petak A ( ha ) Q (m3/dt) V (m/s) A (m^2) b/h m h(m) b(m) P(m) R(m) R^(2/3)(m) k i CHECK A CHECK V CHECK Q kesimpulan
1 Primer 229.688 0.3380 0.3690 0.916 1.5 1 0.605 0.908 3.212 0.285 0.433 35 0.006159 0.916 1.190 1.09008 aman
2 100.000 0.1472 0.2991 0.492 1 1 0.496 0.496 2.403 0.205 0.347 35 0.006374 0.492 0.299 0.14716 aman
3 98.438 0.1449 0.2983 0.486 1 1 0.493 0.493 2.394 0.203 0.345 35 0.008076 0.486 0.298 0.14486 aman
4 85.938 0.1265 0.2922 0.433 1 1 0.465 0.465 2.316 0.187 0.327 35 0.008978 0.433 0.292 0.12646 aman
5 Sekunder 93.750 0.1380 0.2960 0.466 1 1 0.483 0.483 2.365 0.197 0.339 35 -0.000212 0.466 0.296 0.13796 aman
6 121.875 0.1793 0.3098 0.579 1 1 0.538 0.538 2.522 0.230 0.375 35 0.001765 0.579 0.310 0.17935 tidak aman
7 78.125 0.1150 0.2883 0.399 1 1 0.447 0.447 2.263 0.176 0.314 35 0.005027 0.399 0.288 0.11497 aman
8 75.000 0.1104 0.2868 0.385 1 1 0.439 0.439 2.241 0.172 0.309 35 0.006118 0.385 0.287 0.11037 aman
9 57.813 0.0851 0.2784 0.306 1 1 0.391 0.391 2.106 0.145 0.276 35 0.013434 0.306 0.278 0.08508 aman
10 53.125 0.0782 0.2761 0.283 1 1 0.376 0.376 2.064 0.137 0.266 35 0.019608 0.283 0.276 0.07818 aman
Tersier
11 54.688 0.0805 0.2768 0.291 1 1 0.381 0.381 2.078 0.140 0.269 35 0.018403 0.291 0.277 0.08048 aman
12 57.813 0.0851 0.2784 0.306 1 1 0.391 0.391 2.106 0.145 0.276 35 0.003655 0.306 0.278 0.08508 aman
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Helenia – 118210081
54
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Tabel 4.55. Data Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Segmen
Perhitungan Saluran
No Petak A ( ha ) Q (m3/dt) V (m/s) A (m^2) b/h m h(m) b(m) P(m) R(m) R^(2/3)(m) k i CHECK A CHECK V CHECK Q kesimpulan
1 Primer 1106.250 1.6279 0.5543 2.937 2.5 1.5 0.857 2.142 5.590 0.525 0.651 40 0.000421 2.937 0.535 1.57023 tidak aman
2 876.563 1.2899 0.5360 2.407 2 1 0.896 1.791 4.533 0.531 0.656 40 0.002060 2.407 0.536 1.28994 aman
3 776.563 1.1428 0.5262 2.172 2 1 0.851 1.702 4.407 0.493 0.624 40 0.000533 2.172 0.526 1.14278 aman
4 678.125 0.9979 0.5165 1.932 2 1 0.802 1.605 4.270 0.452 0.589 35 0.001000 1.932 0.517 0.99792 aman
5 Sekunder 592.188 0.8715 0.5081 1.715 2 1 0.756 1.512 4.139 0.414 0.556 35 0.000320 1.715 0.508 0.87145 aman
6 498.438 0.7335 0.4967 1.477 2 1 0.702 1.403 3.984 0.371 0.516 35 0.001000 1.477 0.497 0.73349 aman
7 376.563 0.5541 0.4608 1.202 2 1 0.633 1.266 3.791 0.317 0.465 35 0.002270 1.202 0.461 0.55414 aman
8 298.438 0.4392 0.4196 1.047 1.5 1 0.647 0.971 3.330 0.314 0.462 35 0.004119 1.047 0.420 0.43918 aman
9 223.438 0.3288 0.3644 0.902 1 1 0.672 0.672 2.900 0.311 0.459 35 0.000486 0.902 0.364 0.32881 aman
10 165.625 0.2437 0.3312 0.736 1 1 0.607 0.607 2.716 0.271 0.419 35 0.000415 0.736 0.331 0.24373 aman
Tersier
11 112.500 0.1656 0.3052 0.542 1 1 0.521 0.521 2.473 0.219 0.364 35 0.000478 0.542 0.305 0.16555 aman
12 57.813 0.0851 0.2784 0.306 1 1 0.391 0.391 2.106 0.145 0.276 35 0.000130 0.306 0.278 0.08508 aman
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Helenia – 118210081
55
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
Dalam analisis kebutuhan air irigasi Daerah Irigasi Lubuk Ramo akan diberikan
beberapa alternatif yakni alternatif pola tanam Padi-Padi-Palawija dengan awal
musim tanam pada bulan Januari I. Dari hasil yang diperoleh nantinya akan
disarankan untuk para pemakai air guna memaksimalkan air yang disediakan oleh
Bendung Lubuk Ramo.
Dari hasil perhitungan kebutuhan air irigasi Daerah Lubuk Ramo kebutuhan air
lahan (NFR) telah terpenuhi oleh curah hujan efektif. Dalam menentukan Kapasitas
Debitnya pada perhitungan ini digunakan nilai NFR Maks (dalam satuan lt/dt/ha)
adalah sebesar 0,95359 lt/dt/ha. Kemudian untuk nilai kapasitas debit pada segmen
primer (luasan segmen adalah hasil kumulatif luasan petak) didapat sebesar 1,6279
m3/dt. Debit perhitungan tersebut harus lebih kecil dari atau sama dengan debit
rencana. Debit rencana pada segmen primer sebesar 1,57023 m3/dt dengan dimensi
tercantum pada Tabel 4.55., maka untuk keseimbangan air DAS pada Petapahan
sangat aman. Dengan analisis ini diharapkan untuk para pemakai air untuk dapat
memaksimalkan air yang disediakan Bendung Lubuk Ramo.
Helenia – 118210081 56
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan terkait perencanaan jaringan saluran irigasi kali ini
adalah:
1. Untuk memperoleh perencanaan dan perhitungan yang lebih akurat, maka
perlu diperhitungkan kebutuhan air yang lebih teliti, mengingat pada
kenyataan di lapangan sulit sekali menemukan kondisi ideal, dimana semua
kebutuhan air untuk semua area sawah bisa dipenuhi secara bersamaan.
2. Sebaiknya dalam menentukan sistem saluran irigasi diperhatikan letak
daerahnya agar tidak memotong kontur sehingga biaya pembangunan tidak
terlalu mahal.
3. Mahasiswa sebaiknya diharapkan lebih sering untuk berkoordinasi dengan
asisten agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan perhitungan
dikarenakan rumus perhitungan yang diajarkan saat kuliah berbeda dengan
metode yang diajarkan oleh asisten.
Helenia – 118210081 57
TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
DAFTAR PUSTAKA
Helenia – 118210081 58