DAN
LAHAR
Pembentukan, pengaliran, pengendapan dan
pengendaliannya.
Haryono Kusumosubroto, 2011
ALIRAN / PERGERAKAN SEDIMEN
MASSA
P (MASS MOVEMENT)
E
R
G GAYA
E faktor GRAVITASI
R
A
berpengaruh
K KEMIRINGAN DASAR
dominasi
A
N
(GAYA GRAVITASI) gaya
DEBIT / TINGGI berpengaruh
S ALIRAN
E KARAKTERISTIK
D MATERIAL DASAR
TEKANAN
I AIR
M
E
N INDIVIDU
(INDIVIDUAL MOVEMENT)
H.KUSUMOSUBROTO
PERGERAKAN SEDIMEN
Secara alami pergerakan sedimen berupa pergerakan massa dan pergerakan sedimen individu.
Kedua pergerakan dipengaruhi oleh faktor yang sama, yaitu debit aliran, kemiringan dasar
dan karakteristik material dasar.
Dominasi gaya penyebab pergerakan sedimen berbeda, pergerakan sedimen individu oleh
tekanan air dan pergerakan sedimen massa oleh gaya gravitasi.
Salah satu bentuk pergerakan sedimen massa adalah Aliran debris atau debris flow.
a. Endapan piroklastik vulkanik dipicu air hujan menjadi lahar (vulcanic mudflows).
b. Deposisi material runtuhan lereng bukit di musim hujan menjadi aliran debris..
c. Tanah longsor di hulu sungai melalui mekanisme tertentu membentuk aliran debris.
Haryono Kusumosubroto
BENTUK PERGERAKAN SEDIMEN MASSA
( YANG DAPAT MENIMBULKAN ANCAMAN BENCANA SEDIMEN )
ALIRAN DEBRIS
SUATU MASSA DEBRIS YANG DIPICU OLEH CURAH HUJAN TINGGI BERDURASI
PANJANG, DIPENGARUHI OLEH GAYA GRVITASI YANG MEMADAI .
LAHAR
ENDAPAN MATERIAL VULKANIK HASIL LETUSAN GUNUNGAPI OLEH PENGARUH
HUJAN INTENSITAS TINGGI DURASI TERTENTU MEMBENTUK ALIRAN LAHAR
LONGSORAN TANAH
SUATU MASSA TANAH YANG BERGERAK SECARA LAMBAT (LANDSLIDE) , ATAU
CEPAT (SLOPE FAILURE) DI BAGIAN HULU SUNGAI .
( Oleh pengaruh air hujan, material ini dapat berubah menjadi aliran debris)
H.KUSUMOSUBROTO
ALIRAN DEBRIS, LAHAR
DAN ALIRAN PIROKLASTIK
Augustine volcano,
photo by Betsy
Yount 1986, Stanford
SUMBER : PROYEK GUNUNG MERAPI University.
Dua Model Pembentukan Aliran Debris, yang paling
banyak terjadi di bagian hulu sungai curam.
Di wilayah padat
Model 1.
Longsoran kecil memasok material debris masuk dasar sungai, penduduk, peristiwa
terakumulasi di pertemuan sungai, membendung dan suatu saat akan pergerakan sedimen
runtuh membentuk aliran debris.
massa seperti aliran
debris, lahar, dsb
Model 2. berpotensi
Longsoran masuk alur sungai
langsung membentuk aliran menimbulkan
debris kerugian dan
Akumulasi dampak negatif bagi
sedimen perkembangan
sosial ekonomi
setempat.
H.Kusumosubroto, 2011
Sumber
Produksi Sedimen
pembentuk aliran debris
di wilayah non vulkanik
H Kusumosubroto 2012
ALIRAN DEBRIS
Saat memasuki
musim hujan ,
semakin banyak
tebing atau
lereng curam
menjadi tidak
stabil dan banyak
terjadi tanah
longsor.
Material
longsoran yang
tercampur dengan
air (hujan) dapat
memicu
terbentuknya
aliran H Kusumosubroto
debris, 2012
ALIRAN DEBRIS
Air Terjun Peristiwa:
Aliran debris tipe batuan (Stony type
debris flow) menerjang pemandian air
panas yang sedang padat pengunjung
Check Dam rusak pada 11 Desember 2002, jam 14.30.
Lokasi :
Desa Pacet, Mojokerto, Jawa Timur,
dimana areal pemandian air panas
Dam kecil jebol
terletak di sungai Dawahan, anak
sungai Cumpleng, Luas DPS 4,5 km2
Lokasi Pemandian
Kerugian :
Air Panas 32 orang meninggal, sarana dan
prasarana pemandian rusak total, 1 bh
jembatan rusak, 1 bh dam kecil
pengarah aliran hancur.
Penyebab :
Sebaran debris flow Dam alam di bagian hulu sungai
runtuh, bersama air hujan membentuk
aliran debris.
H Kusumosubroto 2012
ALIRAN DEBRIS
Peristiwa:
Aliran debris tipe batuan (Stony type debris
flow) menerjang pemandian air panas yang
sedang padat pengunjung pada 11
Desember 2002, jam 14.30.
Lokasi :
Desa Pacet, Mojokerto, Jawa Timur,
dimana areal pemandian air panas terletak
di sungai Dawahan, anak sungai
Cumpleng, Luas DPS 4,5 km2
Kerugian :
32 orang meninggal, sarana dan prasarana
pemandian rusak total, 1 bh jembatan
rusak, 1 bh dam kecil pengarah aliran
hancur.
Penyebab :
Dam alam di bagian hulu sungai runtuh,
bersama air hujan membentuk aliran
debris.
H Kusumosubroto 2012
TERMINOLOGI
Secara struktural, aliran debris merupakan proses aliran campuran yang menyatu
(coherent mixtures) material sedimen tidak semacam.
Definisi aliran debris yang dikemukakan para ilmuwan awalnya amat beragam, seperti
dbris flow, mudflow, debris torrent, debris avalanches, dsb.
Stiny (1910), debris flow berawal dari banjir di lereng curam membawa banyak material
suspended dan bed load yang terus meningkat hingga aliran berubah jadi massa kental
air, tanah, pasir, kerikil, batu dan batang kayu mengalir bagai lava.
Sharpe (1938) USA, Varnes (1954, 1978) mengemukaakan hal hampir serupa.
Hutchinson (1968) Inggris, memilah pengertian aliran debris menjadi Channelized
debris flow dan Hillslope debris flow sesuai pengertian debris avalanches.
Blackwater (1928), Bull (1964) dan Candell (1957), mengemukakan mudflow sebagai
debris flow dng kandungan material lebih halus, terjadi di lereng tandus atau vulkanik.
TERMINOLOGI
Varnes 1996.
Dalam menterjemahkan pengertian Debris Flow agar tidak dilakukan secara harfiah
saja, tetapi perlu difahami fenomena secara keseluruhan, yaitu :
1. Mulai proses longsoran di suatu kelerengan curam.
2. Pergerakan aliran kecepatan tinggi di alur curam.
3. Proses pengendapan / penyebaran di kipas debris atau debris fan.
T.Takahashi 1960.
Sistem pengambilan foto dalam penelitian terhadap mekanisme kejadian aliran
debris dilakukan para peneliti di Jepang. Ini merupakan yang pertama kali
dilakukan di dunia untuk penelitian aliran debris.
TERMINOLOGI
Partikel kasar
LETUSAN
G.MERAPI
H.KUSUMOSUBROTO
PRIMER
ALIRAN PIROKLASTIK atau
Pyroclastic Flows, merupakan
material piroklastik dihasilkan dari
erupsi atau guguran kubah lava
gunungapi, bersama blok-blok lava
panas, abu dan gas meluncur kebawah
menuruni lereng dan alur . Dalam
bahasa Jawa disebut “LADU”.
Lahars of Mt.Merapi eruption 2010, volvanic
mudflows force evacuations on January 2011, SEKUNDER
Magelang.
Karakter interaksi antar unsur padat dan cair dalam aliran debris berbeda dari satu
aliran dengan aliran lainnya , meskipun mekanismenya sama.
Runtuhan batuan dapat berubah menjadi aliran debris jika terjadi penambahan
pasokan air atau entrainment of water.
Aliran debris jika menerima tambahan pasokan air sehingga menjadi lebih cair
dapat berubah menjadi banjir yang bergelombang atau surging floods.
Alur yang terbentuk oleh aliran debris
(Canada)
Proses pembentukan aliran debris akibat curah hujan tinggi dapat dikategorikan
kedalam 3 (tiga) model, yaitu :
1. Runtuhan bukit langsung membentuk aliran debris.
2. Longsoran bukit membentuk dam alam, runtuh membentuk aliran debris.
3. Deposit sedimen mengalami pengenceran (fluidization) membentuk aliran debris.
PROSES PEMBENTUKAN
Deposit sedimen
Longsoran bukit
Longsoran bukit
Aliran debris
Dam alam
Aliran debris
Sebaran debris
Aliran debris
Endapan aliran
debris
Runtuhan bukit langsung membentuk Longsoran bukit membentuk dam alam, Deposit sedimen mengalami pengenceran
aliran debris. saat runtuh membentuk aliran debris. membentuk aliran debris.
Deposit material lepas hasil runtuhan mendapat Material hasil runtuhan bukit atau lembah Deposit sedimen di dasar lembah ketika menerima
pasokan air hujan, menuruni lereng alur curam terkumpul sementara di dasar lembah membentuk pasokan air curah hujan atau air lainnya dalam
membentuk aliran debris. dam alam. Ketika muka air di belakang dam naik, jumlah besar mengalami pengenceran, membentuk
Pada jarak tertentu mengendap dan menyebar. akibat limpasan atau piping tubuh dam runtuh. aliran debris menuruni lereng hingga akhirnya
Material runtuhan dan air membentuk aliran debris mengendap dan menyebar.
PROSES PEMBENTUKAN
Dua tipe proses pembentukan aliran debris dari sisi praktis menurut T.Takahashi
(1981) adalah :
1. Mobilized debris flow, terbentuk dari material tidak stabil alur sungai.
2. Landslide dam debris flow, terbentuk dari material runtuhan dam alam di hulu
sungai.
Perbedaan mekanisme pembentukan kedua tipe aliran debris tersebut adalah :
Mobilized debris flow, pembentukannya berdasarkan perubahan tekanan air pori
dan penyebaran gaya-gaya yang bekerja pada lapisan debris tertentu.
Landslide debris flow, pembentukannya berdasarkan pada akibat runtuhan dam
alam di bagian hulu sungai.
PROSES PEMBENTUKAN
Selimut colluvial γw zd
Material dasar alur
z
γ
β
• Destabilisasi dasar alur selama terjadi aliran • Pendekatan theori sederhana proses
debris. destabilisasi dasar selama aliran debris,
• Selain mempengaruhi angkutan dasar, juga (a) Skematik lapisan dasar kondisi jenuh
mempengaruhi pada lapisan bawah lainnya. dilewati aliran debris.
(b) Gaya pada kolom debris meliputi berat
kolom dan tahanan geser di dasar.
Pembebanan aliran debris diatasnya
berakibat lapisan dasar z tidak stabil.
PROSES PEMBENTUKAN
Di lembah curam yang sebenarnya merupakan konsentrasi jalan air, pada musim
kering sedimen sedimen secara bertahap terakumulasi dari dinding samping.
Ketika hujan deras, alur lembah tersapu oleh aliran air skala besar.
Kadangkala longsoran kecil terjadi oleh pengaruh peningkatan kandungan air dan
proses likuifaksi.
D
τr
D
τr tebal lapisan sedimen D, kemiringan dasar θ.
θ (1) θ (2) Saat aliran permukaan mencapai ho,
lapisan sedimen telah jenuh, terbentuk
ac ac
aliran rembesan.
h0
h0 τr τ
τ
D
τr Penyebaran gaya geser secara skematik :
D
θ (4)
τ gaya geser di dasar lapisan.
θ (3)
D
τr
D
τr dalam kondisi tidak stabil.
θ (1) θ (2) Jika pasokan air mampu mengisi rongga antar
butiran (sedimen jenuh) maka dapat terbentuk
ac ac
aliran debris.
h0
h0 τr τ
τ
D
τr Jadi pada kasus (1), (2), (3) dan (4) aliran
D
θ (6)
Tahanan Geser :
θ (5)
PROSES PEMBENTUKAN
Distribusi Gaya Dalam Lapisan Sedimen
Diatas permukaan lapisan sedimen ( a = 0 ),
• Jika nilai τ (= ρ g h0 sinθ ) > C,
ac
h0 τ
τ
h0
maka kasus (1), (2) dan (3) terjadi.
τr τr
D D
θ (3) θ (4)
PERGERAKAN SEDIMEN
Pergerakan massa, seperti tanah
longsor (slope failure) dan debris flow
terjadi jika,
gaya gravitasi (gravity force) yang
bekerja pada massa debris > gaya θ
tahanan statik (static resisting
force). Garis longsoran
Haryono Kusumosubroto
PROSES PEMBENTUKAN
yakni :
a. Tebal sekitar 1 meter, biasanya terjadi pada intensitas hujan paling tinggi.
b. Kandungan air dalam massa tanah longsoran besar, hal ini sangat dipengaruhi debit aliran
a. Waktu muka air mencapai elevasi tinggi sbg penyebab blok tanah tidak stabil relatif lama.
b. Banyak kasus kejadian longsoran lebih lambat dari saat kondisi puncak hujan tercapai.
c. Saat longsoran terjadi, bisa jadi kondisi banjir di sekitar lokasi telah menurun.
e. Longsoran sangat besar (gigantic landslide) dapat berubah menjadi guguran debris
(debris avalanches), mobilitas material sangat besar, saat berhenti blok tanah tersebar.
f. Jadi, sebagian kasus longsoran sangat besar berubah langsung menjadi aliran debris.
Tetapi sebagian kasus lainnya hanya sebagian berubah menjadi aliran debris.
MODEL TRANSFORMASI LONGSORAN MENJADI ALIRAN DEBRIS
(T Takahashi, 2001)
LONGSORAN DANGKAL.
•Ketebalan sekitar 1 meter.
•Terjadi pada saat puncak
intensitas hujan.
Air tanah •Kandungan air dalam
Aliran debris
massa longsoran besar.
Bidang longsor
•Proses pembentukan DF
serupa dng proses DF dari
endapan dasar alur.
•Berlangsung cepat &
Sisa blok tanah mendadak.
Aliran debris Lapisan liquifaksi
LONGSORAN DALAM.
•Ketebalan mencapai
beberapa puluh meter.
Daerah pemberhentian blok tanah
•Terjadi setelah puncak
Daerah pergerakan blok Daerah terjadinya tanah longsor
dan berlanjutnya aliran debris tanah dan berlanjut hujan berlangsung.
menjadi aliran debris •Proses pembentukan aliran
debris samasekali berbeda
dengan longsoran dangkal
Haryono Kusumosubroto
PROSES PEMBENTUKAN
Muka aliran
Muka rembesan Bidang gelincir
rembesan
Tipe 1 Runtuh akibat Overtopping. Tipe 2 Runtuh akibat Sudden sliding. Tipe 1 Akibat retrogressive failure
Tubuh dam kedap, suplai air dari hulu Permeabilitas dam lbh tinggi dp tipe 1. Permeabilitas tubuh dam sangat
besar. Kenaikan air belakang dam Kenaikan cepat muka air blkg dam tinggi. Timbul rembesan titik di
lebih cepat dp rembesan dalam tubuh diikuti proses rembesan. Pada tinggi kaki hilir. Keruntuhan parsial
dam, shg terjadi limpasan , air dan rembesan ttt dam runtuh mendadak, berlangsung dari belakang ke
material runtuhan dam membentuk puncak dam turun cepat, shg debit depan. Saat mencapai air yg
aliran debris. aliran besar, tjd erosi cepat tubuh dam. tertahan, runtuhan besar terjadi.
PROSES PEMBENTUKAN
• Proses pembentukan aliran debris jarang dapat disaksikan, karena lokasinya jauh dari
jangkauan dan pengamatan manusia.
• Beberapa proses pembentukan aliran debris di lapangan vulkanik & non vulkanik
(W.Wtanabe dalam Debris Flow Disaster, 1981),
a. Pada kemiringan lembah curam, air hujan terkumpul dalam jumlah besar di ujung
lembah. Saat lereng runtuh maka segera terbentuklah aliran debris.
b. Runtuhnya dam alam di hulu sungai bersama sejumlah air membentuk aliran debris.
c. Material debris yang terbawa aliran sepanjang perjalanannya mengerosi dasar dan
tebing sungai (entrainment processes), shg kandungan sedimen semakin banyak.
d. Proses likuifaksi massa tanah hasil longsoran dapat berubah menjadi aliran debris.
e. Endapan piroklastik dipengaruhi hujan lebat dpt membentuk aliran debris (lahar).
KONDISI AKTUAL ALIRAN DEBRIS
Sifat Aliran.
• Suara bergemuruh dan tanah sekitar bergetar.
• Penampang maksimum terbentuk bbrp saat stlh bagian depan aliran muncul (grafik)
10
0 60 120
Waktu (detik)
• Kedalaman aliran bertahap menurun, disertai bbrp kenaikan pada bbrp tempat.
KONDISI AKTUAL ALIRAN DEBRIS
a. Kecepatan aliran debris menurun saat mendapat hambatan batu besar, lalu
d. Degradasi dasar alur cenderung terjadi di bagian hulu, sedangkan agradasi dasar
PROSES PENGENDAPAN.
Wilayah pengendapan aliran debris umumnya berada di lokasi berbentuk kipas yang disebut
“kipas debris” (debris fan, colluvial fan atau cone).
Pengendapan terjadi disebabkan kombinasi antara dua keadaan, yakni
a. kemiringan dasar alur semakin landai.
b. hilangnya tekanan pada material debris flow (loss of confinement).
Penjelasan.
o Ketika tekanan pada debris flow hilang, sisi samping bagian depan gelombang utama runtuh,
sedangkan sisi depan bagian head lepas terdorong ke depan.
o Jarak jangkauan pengendapan debris flow dari titik puncak kipas debris ke hilir bervariasi.
o Di bagian hulu kipas, diameter material debris yang diendapkan lebih kasar dan endapan yang
terbentuk lebih tebal.
o Di bagian lebih hilir material debris yang diendapkan lebih halus, endapan lebih tipis dan
kecepatan alirannya sudah berkurang.
H Kusumosubroto
KONDISI AKTUAL ALIRAN DEBRIS
Proses Pengendapan
Titik berhenti aliran debris dan kemiringan rata-rata dasar di wilayah kipas debris pada setiap
jarak 200 m (T Takahashi, 1991)
Kecil (small)
Menengah (medium)
6
0,1
0 0
• Aliran debris skala besar, material diameter kecil (pasir, kerikil) dengan volume cukup
melaju mendekati ujung bawah wilayah sebaran, sehingga lidah tersebar di bagian hilir kipas.
a. Curah hujan.
c. Keberadaan bangunan sungai, seperti check dam, pilar jembatan, groundsill, dll.
d. Kadangkala juga dipengaruhi oleh perubahan penampang dan kemiringan dasar alur.
KONDISI AKTUAL ALIRAN DEBRIS
Sudut
belokan
Panjang penyebaran L
• Penyempitan disertai perubahan kemiringan mendadak menjadi landai, ujung depan aliran
debris berhenti di titik tersebut, terjadilah pengendapan.
• Partikel dekat permukaan bertahap menuju depan dan jatuh ke dasar, tertimbun dan
tercampur dlm aliran, shg pergerakan partikel di bagian depan tampak menggulung.
• Kecepatan bagian belakang aliran dekat permukaan lebih besar daripada kecepatan
rata-rata setempat, sedangkan kecepatan rata-rata di dekat dasar lebih kecil.
Ua
L
H Aliran debris
Ue
θ Batu-batu besar
• Lapisan endapan abu vulkanik yang menutup lereng, meskipun oleh pengaruh
hujan yang kecil saja dapat menghasilkan beberapa kali aliran debris tipe lumpur
(volcanic mudflows atau lahar).
• Turbulensi aliran dari bagian depan hingga belakang kuat (turbulent muddy-type)
• Kecepatan aliran gravel type debris flow dengan batu-batu besarnya berkisar antara
5 – 10 m/dt atau 18 – 36 km/jam.
• Kecepatan mudflows type debris flow dengan kandungan sedimen sedikit berkisar
antara 10 – 20 m/dt atau 36 – 72 km/jam.
• Material yang terbawa aliran debris terdiri dari tanah, pasir dan kerikil, seringkali
bagian depan terdiri dari batu-batu besar dan bahkan batang pohon (terlihat daya
rusak dan kekuatan aliran debris di bagian depannya).
Perilaku di lokasi Dam Terjadi akumulasi pasir (berhenti). Terjadi lompatan (tidak selalu)
Sumber material dan Dari deposit material dasar sungai Dari longsoran dan letusan
gerakan kemiringan > 15o gunungapi
Karakteristik aliran Batas bagian depan endapan tampak Batas bagian depan endapan
jelas tidak jelas
Tipe Aliran Debris dan Tindakan Yang Diperlukan
Sumber : Abe Souhei, Countermeasure against debris flow
Gravel type debris flow Dam kecil. Dam Sabo dan Dam Sabo dan
Tindakan mencegah pengerukan. pengerukan,
longsoran. Dam celah, kantong pasir,
Tindakan mencegah groundsill, kanalisasi.
erosi . tanggul pengarah,
Menyingkirkan sumber kanalisasi.
sedimen..
Bebatuan
θ bergerak
θ θ
Deposit
Deposit
Alur baru Alur baru
Deposit
POT A-A POT B-B
ILUSTRASI TIGA BENTUK ALIRAN DI LAPANGAN.
Debris Flow
PERGERAKAN SEDIMEN Longsoran
ILUSTRASI KONSEP PERGERAKAN SEDIMEN
DARI HULU HINGGA HILIR.
30⁰ Debris Flow
Slope > 30⁰ , lokasi longsoran dimana
blok-blok tanah hasil longsoran
bersama air hujan mencair 22⁰ Bed load transport, Suspended
15⁰
(fluidized) mengalir ke bawah
membentuk debris flow. 10⁰
Slope 22⁰ – 30⁰, jika terdapat deposit (5 – 4)⁰
sedimen dan terjadi Run-off , maka
dapat terbentuk debris flow.
Endapan oleh Deposit melalui
Slope 4⁰-10⁰, debris flow . proses
1. Selain sebagai wilayah deposit Sebagai sumber pengenceran
utama produksi
debris flow, bersama wilayah di wash load
bawahnya juga sebagai wilayah Proses produksi sedimen, termasuk didalamnya adalah :
deposit bed load dan suspended
Erosi permukaan di lahan gundul dan wilayah runtuhan.
load.
Tanah longsor (slope failure dan landslide).
3. Sebagai sumber utama produksi
Letusan gunungapi.
wash load materials.
Haryono Kusumosubroto
TANAH LONGSOR DAN ALIRAN DEBRIS
LIKUIFAKSI
Observasi lapangan di Jepang dan uji coba laboratorium proses likuifaksi menjadi aliran debris
(Sassa, 1985),
• Dari sisi pembentukan aliran debris akibat tanah longsor, Likuifaksi merupakan suatu
peristiwa dimana suatu deposit deposit sedimen lepas di alur curam mengalami kerusakan
struktur butiran akibat pembebanan mendadak (rapid loading).
• Akibat likuifaksi deposit sedimen di alur curam, terjadi proses perpindahan massa tanah,
menimpa deposit material lainnya sepanjang perjalanannya. (Pengamatan video tanah longsor
di Usu Jepang, Sassa, 1981).
LIKUIFAKSI
TERBENTUKNYA ALIRAN DEBRIS
(a)
OLEH PROSES LIKUIFAKSI DEPOSIT
Pembebanan cepat
SEDIMEN DI ALUR CURAM
Deposit “torrent”
(Rapid loading) (Sassa, 1985, 1977)
PROSES :
Lapisan lepas
(a) dan (b),
(loose) saat deposit sedimen mulai mengalir,
Awal proses likuifaksi
bagian depan mengalami proses
(b) likuifaksi, sehingga
(Initiation of liquifaction)
(c) dan (d),
sedimen yang mengalir meningkat,
Likuifaksi membentuk aliran debris. ketika
sedimen mulai mengalir, bagian depan
Awal pembentukan aliran debris mengalami proses likuifaksi, sehingga
(c) (Initiation of debris flow) volume meningkat.
Catatan,
Aliran Umumnya, likuifaksi terjadi akibat tanah
Likuifaksi
(rongga antar butiran longsor dan tanah sangat lepas dan tidak
meningkat)
stabil. (pada bidang longsor dpt pula terjadi
(d) pada tanah lepas, agak lepas dan tanah
Perkembangan aliran debris
(Development of debris padat, sepanjang kerusakan (struktur)
flow) butiran yg terjadi akibat pembebanan
diatasnya.
Proses mekanisme yang sama dikemukakan oleh
Hutchinson and Bhandari (1971),Tabata and Ichinose
(1973), Costa and Williams (1984.
LIKUIFAKSI
Ketika massa tanah bergerak diatas kemiringan lereng atau diatas deposit alur curam,
maka :
• Material debris memiliki material butiran kasar konsentrasi tinggi, sehingga dapat
terjadi berbagai gaya didalamnya, seperti gaya tabrakan antar butiran, gaya akibat
campuran turbulensi makro cairan, gaya pergeseran antar partikel kasar, gaya akibat
perubahan kekentalan cairan dan gaya akibat pergerakan antara partikel dengan
butiran.
LAHAR
DIFINISI LAHAR
Suatu aliran konsentrasi tinggi, campuran antara runtuhan batuan, lumpur, pasir dan air di
wilayah gunungapi.
Istilah lahar berasal dari bahasa Jawa, dikenal sejak lama (Schmidt 1934 dan Van
Bemmelen 1949) dan lahar disinonimkan dengan Volcanic mudflow atau Debris flow (e.g.
Crandel, 1971, Fisher and Schminke 1984, Pierson and Scott 1985, Smith 1986).
Scrivenor 1929, menyatakan bahwa lahar merupakan aliran campuran berbagai material
runtuhan (debris) vulkanik, seperti mudstream.
Antara endapan lahar dan endapan aliran piroklastik sulit dibedakan di lapangan.
Perbedaan spesifik, endapan lahar kenampakan fisiknya lebih padat daripada endapan
aliran piroklastik.
DIFINISI LAHAR
Keberadaan batuapung pada lahar dapat sebagai indikator pembeda dengan aliran
piroklastik.
Lahar dengan susunan batuan sejenis biasanya berasal dari letusan gunungapi langsung,
jika tidak sejenis maka lahar dapat diduga berasal dari runtuhan dinding kawah atau
rombakan gunungapi sekitar puncak yang jenuh oleh air hujan.
a. Lahar letusan (primer), terbentuk dari letusan gunungapi yang memiliki danau
(syneruptive).
menjadi jenuh oleh air hujan, kejadiannya pasca erupsi (posteruptive), G Merapi, dll.
PEMBENTUKAN LAHAR
Timbunan bahan muntahan gunungapi yang terdiri dari berbagai ukuran material
kecil hingga besar (abu, pasir, kerikil, batuan dan blok lava) bukan material solid,
masing-masing lepas tidak terikat satu dengan lainnya.
Timbunan bahan muntahan gunungapi terletak pada lereng miring di sekitar kawah,
sehingga umumnya tidak mudah memadat dan dalam kondisi tidak stabil.
Kedudukan timbunan ini rawan thd gangguan luar, terutama oleh curah hujan.
Ketika air hujan jatuh menimpa timbunan, awalnya meresap kedalam timbunan,
menyatu dengan abu, pasir, kerikil, sehingga bahan campuran berubah menjadi seperti
adonan (beton) yang kental dan licin.
Kedudukan timbunan menjadi terganggu keseimbangannya, meluncur turun melalui
lembah dan sungai yang berhulu di sekitar puncak.
Aliran seperti ini dikenal sebagai LAHAR.
DIFINISI LAHAR
Cara umum pembentukan lahar gunungapi oleh pengaruhi pelepasan air mendadak :
Gelombang aliran piroklastik di bagian depan yang bercampur salju, bongkah es
mencair dengan cepat, mengalir sambil mengerosi memperbesar volume lahar,
mencapai beberapa atau beberapa puluh kilometer.
Air danau kawah volume besar akibat letusan gunungapi tumpah meluncur
membentuk lahar.
Danau kaldera atau genangan air di hulu dam alam material debris gunungapi
yang runtuh beberapa bulan atau tahun setelah letusan dapat membentuk lahar.
Hujan
Endapan piroklastik
TRANSPORTASI
SEDIMENTASI /
PENYEBARAN
PRODUKSI /
PEMBENTUKAN
Pergerakan sedimen massa. Stream flow, pengaruh ttidak
Pengaruh tekanan langsung lahar terhadap langsung lahar, agradasi, erosi
bangunan. tebing,, dsb
Beberapa faktor yang mempengaruhi formasi lahar adalah (Haroun Tazieff and
Jean-Christope Sabrouux dalam Forcasting Volcanic Events, 1983) :
Ukuran partikel pasir dan debu.
Gradasi dan ukuran partikel sangat berperan dalam pembentukan lahar yang
dipengaruhi oleh rasio antara partikel pasir dan debu dengan partikel lebih kasar
seperti lapili, pumis dan blok-blok lava.
Ketebalan lapisan endapan debu dan pasir.
Jika permukaan endapan material tertutup tumbuhan, maka kekasaran permukaan
yang sebenarnya tidak ada lagi.
Kemiringan permukaan lahar dimana lahar terbentuk.
Kemiringan lahan harus lebih kecil daripada kemiringan batas endapan debu kering
yang mulai bergerak, dan harus lebih besar dari sudut kemiringan batas endapan
debu jenuh air.
Kesesuaian relatif antara hujan dan jatuhan debu.
Hujan harus simultan dengan terbentuknya endapan debu dan pasir sebelum
mengeras dan terkonsolidasi sempurna.
LAHAR DAN EROSI
Pada daerah berkemiringan dasar landai atau memiliki dasar batuan kuat, maka
pengaruh erosi terkuat terjadi pada bagian yang kondisinya paling lemah.
Tahap aliran yang sepenuhnya air, lebih memiliki turbulensi dan agitasi tinggi
daripada tahap aliran debris, sehingga daya erosinya lebih efektif (Dolan 2004).
Ketika tahapan mencapai aliran debris, penambahan angkutan sedimen lebih sulit,
karena tidak mudah untuk mengikis kaki tebing dan menarik partikel dasar.
LAHAR DAN EROSI
Pengikisan kaki tebing atau lereng dapat terjadi secara aktif pada tahap aliran
debris maupun hiperkonsentrasi.
Bagian aliran lahar di belakang kepala aliran adalah yang paling erosif.
Setelah melewati puncak aliran, sifat erosif berkurang dibandingkan sifat
pengendapannya.
Akhir tahap penyusutan aliran memperlihatkan sifat aliran air biasa yang lebih
erosif, meskipun debitnya lebih kecil dari sebelumnya.
Geseran di dasar alur memperlambat pergerakan lahar, membentuk profil
vertikal dengan kecepatan bagian dasar lebih kecil dan bagian atas bertahap
meningkat.
Partikel berdensitas rendah akan bergerak keatas dekat permukaan aliran.
LAHAR DAN EROSI
Penambahan air di bagian depan lahar yang sedang mengalir menyebabkan lahar
kehilangan kapasitas angkutnya secara progresif, akhirnya merubah sifat lahar sepanjang
perjalanan hingga ke hilir di sungai aktif (Pierson and Scott 1985).
Pengenceran (dilution) pada lahar dalam skala besar hanya berdampak kecil terhadap
sifat lahar, karena volume lahar secara signifikan lebih besar dari air sungainya (Vallance
and Scott 1977; Mathes et.al. 1998)
Saat lereng gunungapi runtuh masuk sungai, lahar menekan air ke depan yang secara
bertahap pada jarak tertentu mulai bercampur dengan air sungai (Cronin et.al 1977).
Saat bagian depan aliran lahar semakin encer, daya angkut terhadap partikel kerikil
berdiameter besar semakin hilang.
Semakin ke hilir semakin lama pengenceran lahar berlangsung dan akhirnya seluruh
bagian lahar mengalami pengenceran.
LAHAR DAN EROSI
SKEMATIK MODEL PERGERAKAN LAHAR DI SUNGAI AKTIF
A sd B model erosi dan deposisi aliran hiperkonsentrasi; B sd C deposisi aliran debris ;
C sd D deposisi aliran hiperkonsentrasi dan erosi lanjutan (James.W. Wallance )
Aliran air berlumpur Aliran Hiperkonsentrasi Tahap aliran debris Aliran Aliran air biasa
Hiperkonsentrasi
D
LAHAR DAN EROSI
Pengendapan lahar dapat berlangsung secara cepat melalui proses terus menerus.
Gradasi butiran endapan aliran debris biasanya tidak baik, masif dan tidak berlapis,
sedangkan pada kondisi hiperkonsentrasi gradasinya lebih baik.