Anda di halaman 1dari 30

REKAYASA SUNGAI

Wouw
kebanjiran

Ir. Mawardi Samah, Dipl.HE


14. KERUSAKAN AKIBAT ALIRAN
DEBRIS
DAN ALIRAN
LAHAR
14.1. Defenisi Aliran Debris.
Istilah umumnya Banjir Bandang
di Sumatera Barat dikenal dengan Galodo.
Merupakan aliran dari campuran air
dan sedimen berbagai ukuran, yang
mengalir dengan volume/debit yang
banyak dan kecepatan yang tinggi
(2 s/d 20 m/dt).
Aliran mampu mengangkat bongkah-
bongkah batu besar, dan akan
merusak semua struktur yang
dilalui nya.
14.2. PERGERAKAN SEDIMEN Disebabkan oleh :
a.Debit aliran
Terdiri dari : b.Kemiringan dasar
* Pergerakan sedimen Massa c.Karakteristik
* Pergerakan sedimen individu. material dasar.
Disebabkan oleh tekanan air

Disebabkan oleh gaya grafitasi Aliran debris /debris flow

Bentuk pergerakan sedimen massa lainnya :


a.Endapan piroklastik vulkanik dipicu air hujan menjadi lahar.
b.Deposisi material runtuhan lereng bukit di musim hujan.
c.Tanah longsor di hulu sungai melalui mekanisme tertentu.
d.Dam alam yang runtuh di hulu sungai.
b, c dan d membentuk/menjadi aliran debris.
PERGERAKAN SEDIMEN ILUSTRASI
Dapat terjadi dalam dua PERGERAKAN SEDIMEN KOLEKTIF DAN MASSA
cara, yaitu :
Pergerakan massa (DEBRIS
FLOW) Angkutan kolektif Angkutan individu
1. Tampang lintang endapan
(aliran debris) (aliran sungai)
cenderung cembung di TAMPANG LINTANG

tengah.
2. Tampang memanjang
membesar di bagian depan
(kepala aliran).
3. Lapisan endapan merata. TAMPANG MEMANJANG

 Pergerakan individu
(SUNGAI BIASA)
1. Tampang lintang endapan
berada di dasar aliran.
2. Tampang memanjang LAPISAN ENDAPAN DI DASAR

pergerakan sedimen mandiri di


dasar sungai menggeser,
menggelinding dan melompat.
3. Endapan tampak berlapis.
BENTUK PERGERAKAN SEDIMEN MASSA.
Yang dapat menimbulkan ancaman bencana sedmen
a. ALIRAN DEBRIS : Suatu massa debris yang dipicu oleh curah hujan
tinggi berdurasi panjang, dipengaruhi oleh gaya grafitasi.

b. LAHAR : Endapan material vulkanik hasil letupan gunung api oleh


pengaruh hujan intensitas tinggi, durasi tertentu membentuk aliran lahar.

c. ALIRAN PIRIKLASTIK (AWAN PANAS) : Material piroklastik yang


Disertai tekanan gas dan udara sangat panas meluncur kebawah dengan
Kecepatan tinggi.

d. LONGSORAN TANAH : Suatu massa tanah yang bergerak secara-


lambat (land slide) atau cepat (slope failure) di bagian hulu sungai, oleh
pengaruh air hujan, material ini dapat berubah menjadi aliran debris.

e. RUNTUHNYA SUATU BENDUNG ALAM (LANDSLIDE DAM) :


Material hasil runtuhan bendung alam bersama akumulasi air yang ada
Dibelakang bendung dapat membentuk aliran debris.
Model pembentukan aliran debris, yang paling banyak terjadi
Dibagian hulu sungai yang curam.

Model 1.
Longsoran kecil memasok material debris masuk dasar sungai, terakumulasi di
pertemuan sungai, membendung dan suatu saat akan runtuh membentuk aliran debris.

Model 2.
Longsoran masuk alur sungai
langsung membentuk aliran debris

Akumulasi sedimen
Sumber produksi
sedimen, pembentuk
aliran debris,
diwilayah non vulkanik

Longsoran yang
cendrung tidak
terpantau.
Di wilayah padat penduduk, peristiwa
pergerakan sedimen massa seperti aliran Saat memasuki
debris, lahar, dsb berpotensi menimbulkan musim hujan ,
semakin banyak
kerugian dan dampak negatif bagi tebing atau lereng
perkembangan sosial ekonomi setempat. curam menjadi tidak
stabil dan banyak
terjadi tanah
longsor.
Material longsoran
yang tercampur
dengan air (hujan)
dapat memicu
terbentuknya aliran
debris, terutama
pada kondisi curah
hujan tinggi
berdurasi cukup
lama.
14.3. PEMBENTUKAN ALIRAN DEBRIS
Tiga kondisi utama pendorong terbentuknya aliran debris :
1.Kemiringan dasar (alur atau lembah) > 15o
2.Material di lereng atau lembah pembentuk aliran debris
3.Air dalam jumlah besar yang dapat menjenuhkan
deposit material sedimen.

Proses pembentukan aliran debris akibat curah hujan tinggi


Dapat dalam 3 (tiga) model, yaitu :
1. Runtuhnya bukit langsung membentuk aliran debris.
2. Longsoran bukit membentuk dam alam, pabila runtuh
bersamaan dengan aliran air, terjadi aliran debris.
3. Deposit sedimen mengalami pengenceran (fluidization)
membentuk aliran debris.
PROSES PEMBENTUKAN ALIRAN DEBRIS

Deposit sedimen
Longsoran bukit

Longsoran bukit

Aliran debris
Dam alam
Aliran debris

Sebaran debris

Aliran debris
Endapan aliran
debris

Model 1 Model 2 Model 3

Runtuhan bukit langsung membentuk Longsoran bukit membentuk dam alam, Deposit sedimen mengalami
aliran debris. saat runtuh membentuk aliran debris. pengenceran membentuk aliran debris.
Deposit material lepas hasil runtuhan Material hasil runtuhan bukit atau lembah Deposit sedimen di dasar lembah ketika
mendapat pasokan air hujan, menuruni terkumpul sementara di dasar lembah menerima pasokan air curah hujan atau air
lereng alur curam membentuk aliran membentuk dam alam. Ketika muka air di lainnya dalam jumlah besar mengalami
debris.Pada jarak tertentu mengendap dan belakang dam naik, akibat limpasan atau pengenceran, membentuk aliran debris
menyebar. piping tubuh dam runtuh. Material menuruni lereng hingga akhirnya
runtuhan dan air membentuk aliran debris mengendap dan menyebar.
TIPE PROSES PEMBENTUKAN ALIRAN DEBRIS.

Secara praktis ada 2 tipe proses pembentukan aliran debris


(T.Takahashi, 1981) :

1.Mobilized debris flow; terbetuk dari material tidak stabil


alur sungai.
Pembentukannya berdasarkan perubahan tekanan air pori
dan penyebaran gaya-gaya yang bekerja pada lapisan
debris tertentu.

2. Landslide dam debris flow; terbentuk dari material


runtuhan dam alam di hulu sungai.
Pembentukannya berdasarkan pada akibat runtuhan dam
alam di bagian hulu sungai.
Proses pembentukan Mobilized Debris Flow.
a. Proses pembentukannya memerlukan :
1. Air dalam jumlah besar untuk menjenuhkan deposit sedimen.
2. Dasar alur curam, untuk membentuk tekanan geser
3. Sediaan material sedimen yang melimpah.

b. Deposit menerima pasokan air, terjadilah mekanisme perubahan


lapisan sedimen :
1. Kemiringan dasar curam, rembesan air mencapai tinggi tertentu,
lapisan sedimen bergerak.
2. Pasokan air berkurang, meski sedimen bergerak tidak membentuk
aliran debris.
3. Kemiringan lebih landai, untuk membentuk aliran debris perlu air
lebih banyak.
4. Kedalaman aliran permukaan sebagai parameter penting
pembentukan mobilized debris flow.
c. Mekanisme........
c. Mekanisme angkutan material :
1.Sekala aliran debris adalah volume total
material yang bergerak sejak sumbernya
sampai tempat pengendapannya
2. Seringkali volume debris di sumbernya kecil, namun selama
perjalanannya menjadi sangat besar.

d. Mekanisme penambahan material aliran debris :


1.Alur jenuh air kehilangan stabilitas, akibat gaya tarik
(drag forces)
2. Penambahan material debris yang berasal dari tebing alur
yang menjadi tidak stabil akibat erosi dasar.

Proses destabilisasi.............
Proses pembentukan Landslide Dam Debris Flow.
*. Dam alam (landslide dam), umumnya terbentuk aiibat akumulasi material hasil

longsoran lereng bukit dan tening sungai dan terbentuk dalam waktu singkat

(Schuster dalam T.Takahashi, 1991).


* Blok massa longsoran meski dalam skala kecil seringkali mampu membendung
aliran sungai.
* Runtuhnya dam alam pada umumnya disebabkan oleh :
- Limpasan air ( overtopping) yang diikuti oleh erosi (sebagian besar)
- Rembesan (piping) melalui tubuh dam. (sebagian kecil).
- Longsoran (sliding) pada tubuh dam. (sebagian kecil).
* Skala dan prediksi waktu terjadinya aliran debris atau banjir akibat runtuhnya dam
alam merupakan hal penting untuk diketahui sebagai bagian dari usaha
mitigasi bencana sedimen (sediment related disaster).
a. Longsoran yang mempengaruhi aliran debris.
Dua tipe longsoran yang mempengaruhi proses pembentukan
aliran debris yakni :
1) Longsoran Dangkal (Shallow landslide).
a) Tebal sekitar 1 meter, biasanya terjadi pada intensitas
hujan paling tinggi.
b) Kandungan air dalam massa tanah longsoran besar, hal ini
sangat dipengaruhi debit aliran ermukaan yang tinggi.
c) Proses longsoran berlangsung cepat dan mendadak
2. Longsoran..........
2) Longsoran Dalam (Deep-seated landslide).
a) Waktu muka air mencapai elevasi tinggi sbg penyebab blok tanah tidak stabil
relatif lama.
b) Banyak kasus kejadian longsoran lebih lambat dari saat kondisi puncak hujan
tercapai.
c) Saat longsoran terjadi, bisa jadi kondisi banjir di sekitar lokasi telah menurun.
d) Mekanisme perubahan longsoran dalam menjadi aliran debris samasekali
berbeda dengan proses pembentukan aliran debris dari longsoran dangkal.
e) Longsoran sangat besar (gigantic landslide) dapat berubah menjadi guguran
debris (debris avalanches), mobilitas material sangat besar, saat berhenti blok tanah
tersebar.
f) Jadi, sebagian kasus longsoran sangat besar berubah langsung menjadi aliran
debris, tetapi sebagian kasus lainnya hanya sebagian berubah menjadi aliran debris.
MODEL TRANSFORMASI LONGSORAN
MENJADI ALIRAN DEBRIS LONGSORAN DANGKAL.
•Ketebalan sekitar 1 meter.
•Terjadi pada saat puncak
intensitas hujan.
•Kandungan air dalam
massa longsoran besar.
•Proses pembentukan DF

Air tanah serupa dng proses DF dari


Aliran debris
endapan dasar alur.
Bidang longsor •Berlangsung cepat &
mendadak.

LONGSORAN DALAM.
Sisa blok tanah •Ketebalan mencapai
Aliran debris Lapisan liquifaksi
beberapa puluh meter.
•Terjadi setelah puncak
hujan berlangsung.
•Proses pembentukan aliran
Daerah pemberhentian blok tanah Daerah pergerakan blok Daerah terjadinya tanah longsor
dan berlanjutnya aliran debris tanah dan berlanjut debris samasekali berbeda
menjadi aliran debris
dengan longsoran dangkal
14.4. PROSES ALIRAN DEBRIS.

a. Sifat Aliran.
 Suara bergemuruh dan tanah sekitar bergetar.
 Penampang maksimum terbentuk bbrp saat stlh bagian depan aliran muncul (grafik)

Grafik perubahan sementara penampang aliran debris


(T Takahashi, 1991)
20

Luas
(m2)

10

0 60 120

Waktu (detik)

 Kedalaman aliran bertahap menurun, disertai bbrp kenaikan pada bbrp tempat.
b. Kecepatan............
b. Kecepatan Bagian Depan Aliran.
 Kecepatan maksimum aliran terjadi ketika masih di bagian hulu.
 Setelah mencapai bagian hilir, kecepatan aliran debris menurun.
 Hasil pengamatan lapangan menunjukkan (T Takahashi ) :

a) Kecepatan aliran debris menurun saat mendapat hambatan batu besar, lalu

bertahap kecepatan meningkat lagi.

b) Mendekati penyempitan alur, kecepatan aliran meningkat semakin tinggi.

c) Memasuki wilayah seri dam konsolidasi kecepatan aliran lebih konstan.

d) Degradasi dasar alur cenderung terjadi di bagian hulu, sedangkan agradasi


dasar alur terjadi di wilayah yang telah dibuat sistem dam pengendali.

c. Proses................
c. PROSES PENGENDAPAN.
 Wilayah pengendapan aliran debris umumnya berada di lokasi berbentuk kipas yang disebut
“kipas debris” (debris fan, colluvial fan atau cone).
 Pengendapan terjadi disebabkan kombinasi antara dua keadaan, yakni
a. kemiringan dasar alur semakin landai.
b. hilangnya tekanan pada material debris flow (loss of confinement).
Penjelasan.
o Ketika tekanan pada debris flow hilang, sisi samping bagian depan gelombang utama runtuh,
sedangkan sisi depan bagian head lepas terdorong ke depan.
o Jarak jangkauan pengendapan debris flow dari titik puncak kipas debris ke hilir bervariasi.
o Di bagian hulu kipas, diameter material debris yang diendapkan lebih kasar dan endapan yang
terbentuk lebih tebal.
o Di bagian lebih hilir material debris yang diendapkan lebih halus, endapan lebih tipis dan
kecepatan alirannya sudah berkurang.
Ilustrasi Pola Penyebaran aliran debris.
(Masayuki Watanabe, 1981)

Sudut Lebar penyebaran B


penyebaran

Sudut
belokan

Panjang penyebaran L

Kemiringan rata-rata dasar sungai


baru di daerah pengendapan
Kemiringan rata-rata dasar
sungai asli di daerah
transportasi
Kemiringan rata-rata dasar sungai asli
di daerah pengendapan
14.5. ALIRAN LAHAR :
Definisi lahar :
a. Suatu aliran konsentrasi tinggi, campuran antara runtuhan batuan, lumpur, pasir dan air di
wilayah gunung api.

b. Keberadaan batuapung pada lahar dapat sebagai indikator pembeda dengan aliran
piroklastik.
c. Lahar dengan susunan batuan sejenis biasanya berasal dari letusan gunungapi
langsung, jika tidak sejenis maka lahar dapat diduga berasal dari runtuhan dinding
kawah atau rombakan gunungapi sekitar puncak yang jenuh oleh air hujan.
d. Secara genetik, dibedakan menjadi
1) Lahar letusan (primer), terbentuk dari letusan gunungapi yang memiliki danau
kawah (lahar letusan G Kelud), kejadiannya bersamaan saat letusan
(syneruptive).
2) Lahar hujan (sekunder), terbentuk dari endapan material piroklastik yang
menjadi jenuh oleh air hujan, kejadiannya pasca erupsi (posteruptive), G Merapi, dll.
14.6. PEMBENTUKAN LAHAR ;

a. Timbunan bahan muntahan gunungapi yang terdiri dari berbagai ukuran


material kecil hingga besar (abu, pasir, kerikil, batuan dan blok lava) bukan
material solid, masing-masing lepas tidak terikat satu dengan lainnya.

b. Timbunan bahan muntahan gunungapi terletak pada lereng miring di sekitar


kawah, sehingga umumnya tidak mudah memadat dan dalam kondisi tidak
stabil.

c. Kedudukan timbunan ini rawan thd gangguan luar, terutama oleh curah hujan.

d. Ketika air hujan jatuh menimpa timbunan, awalnya meresap kedalam timbunan,
menyatu dengan abu, pasir, kerikil, sehingga bahan campuran berubah menjadi
seperti adonan (beton) yang kental dan licin.

e. Kedudukan timbunan menjadi terganggu keseimbangannya, meluncur turun


melalui lembah dan sungai yang berhulu di sekitar puncak. f. Cara umum....
f. Cara umum pembentukan lahar gunung api oleh pengaruh pelepasan air
mendadak :
1) Gelombang aliran piroklastik di bagian depan yang bercampur salju,
bongkah es mencair dengan cepat, mengalir sambil mengerosi memperbesar
volume lahar, mencapai beberapa atau beberapa puluh kilometer.
2) Air danau kawah volume besar akibat letusan gunungapi tumpah meluncur
membentuk lahar.
3) Danau kaldera atau genangan air di hulu dam alam material debris
gunungapi yang runtuh beberapa bulan atau tahun setelah letusan dapat
membentuk lahar.
4) Hujan intensitas tinggi durasi panjang menimpa timbunan material
piroklastik dalam jumlah yang melimpah dapat membentuk aliran lahar. Lahar
tipe ini biasanya hanya dalam skala kecil tetapi kejadiannya berulang kali di
musim hujan.
Ilustrasi...........
ILUSTRASI PEMBENTUKAN LAHAR

Hujan

Erupsi

Endapan piroklastik

TRANSPORTASI
I
SEDIMENTASI /
PENYEBARAN

PRODUKSI /
PEMBENTUKAN
Pergerakan sedimen massa. Stream flow, pengaruh ttidak
Pengaruh tekanan langsung lahar terhadap langsung lahar, agradasi, erosi
bangunan. tebing,, dsb

Proses perubahan karakteristik lahar selama pergerakannya


sesuai dimensi waktu dan lokasi
14.7. LAHAR DAN EROSI
Pengaruh aliran lahar terhadap erosi :
1) Pergerakan lahar memiliki daya erosi bervariasi sepanjang perjalanannya.

2) Erosi paling kuat terjadi di sepanjang daerah dengan kemiringan curam dan
lapisan dasar berupa sedimen lepas.

3) Pada daerah berkemiringan dasar landai atau memiliki dasar batuan kuat, maka
pengaruh erosi terkuat terjadi pada bagian yang kondisinya paling lemah.

4) Di daerah aliran hiperkonsentrasi cenderung lebih erosif dibanding aliran pada


tahap aliran debris.

5) Tahap aliran yang sepenuhnya air, lebih memiliki turbulensi dan agitasi tinggi
daripada tahap aliran debris, sehingga daya erosinya lebih efektif.

6) Ketika tahapan mencapai aliran debris, penambahan angkutan sedimen lebih


sulit, karena tidak mudah untuk mengikis kaki tebing dan menarik partikel dasar.
7) Erosi pada dasar lahar terjadi dengan cara :

a. Pencabutan partikel sedikit demi sedikit (piecement dislodgment).

b. Pemotongan bagian hulu lekukan (knick point).

c. Membongkar sedimen yang terbawa akar pepohonan yang tumban

8) Saat terjadi aliran debris, lekukan hilang tertutup sedimen dan meninggi (aggrade)
daripada dasarnya.
9) Saat lereng gunungapi runtuh masuk sungai, lahar menekan air ke depan yang
secara bertahap pada jarak tertentu mulai bercampur dengan air sungai (Cronin et.al
1977).

10) Saat bagian depan aliran lahar semakin encer, daya angkut terhadap partikel
kerikil berdiameter besar semakin hilang.

11) Semakin ke hilir semakin lama pengenceran lahar berlangsung dan akhirnya
seluruh bagian lahar mengalami pengenceran.
12) Pengendapan......
12) Pengendapan lahar dapat berlangsung secara cepat melalui proses terus menerus.

13) Gradasi butiran endapan aliran debris biasanya tidak baik, masif dan tidak berlapis,
sedangkan pada kondisi hiperkonsentrasi gradasinya lebih baik.

Lahar hujan di wilayah gunung api melimpas diatas mercu


Dam Pengendali Sedimen (Dam Sabo)

Ilustrasi..............
Ilustrassi pergerakan aliran Lahar dan erosi.
SKEMATIK MODEL PERGERAKAN LAHAR DI SUNGAI AKTIF
A sd B model erosi dan deposisi aliran hiperkonsentrasi; B sd C deposisi aliran debris ;
C sd D deposisi aliran hiperkonsentrasi dan erosi lanjutan (James.W. Wallance )

Aliran air berlumpur Aliran Hiperkonsentrasi Tahap aliran debris Aliran Hiperkonsentrasi Aliran air biasa

D
TRIMA KASIH DAN
WASSALAM

SAMPAI JUMPA LAGI, “INSHA-ALLAH”.

Anda mungkin juga menyukai