Anda di halaman 1dari 4

Erosi dan Sedimentasi

Erosi
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur
yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin
yanng berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air
yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat
dap at menggerus batuan di sekitar seperti yang
terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan
glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang
membeku.

Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah
oleh ulah
manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan,
tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.Intensitas
t anah.Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu
lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak
curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan
kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada
tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin,
air laut.
Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena terjadi kerusakan lingkungan
hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi mengalami erosi. Kebanyakan
disebabkan oleh erosi air kemudian oleh
o leh angin.Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah
tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin
menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah.Dampak lain dari erosi
adalah sedimen dan polutan tanah pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat.
hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran

air minum.
Di depan telah dijaelaskan bahwa erosi dapat disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh
gaya berat dan organisme hidup. Berikut ini secara khusus akan dibahas lebih lanjut mengenai
erosi yang disebabkan oleh air. Erosi yang disebabkan oleh air dapat berupa:
1. Erosi lempeng (sheet erotion), yaitu butir –butir tanah diangkut lewat permukaan
atastanah oleh selapis tipis limpasan permukaan, yang dihasilkan oleh
o leh intensitas hujan
yang merupakan kelebihan dari daya infiltrasi.
2. Pembentukan polongan (gully
gully),
), yaitu erosi lempeng terpusat pada polongan
tersebut. Kecepatan airnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecepatan limpasan
permukaan tersebut di atas. Polongan tersebut cenderung menjadi lebih dalam, yang
menyebabkan terjadinya longsoran-longsoran. Polongan tersebut tumbuh ke arah hulu.
Ini dinamakan erosi ke arah belakang (backward
(backward erosion).
erosion).
3. Longsoran massa tanah yang terletak di atas batuan keras atau lapisan tanah liat,
longsoran ini terjadi setelah adanya curah hujan yang panjang, yang lapisan tanahnya
menjadi jenuh oleh air tanah.
4. Erosi tebing sungai, terutama yang terjadi pada saat banjir, yaitu tebing tersebut

mengalami penggerusan air yang dapat menyebabkan longsornya tebing-tebing pada


belokan-belokan sungai.
Erosi lempeng pada tanah tergantung kepada sifat-sifat curah hujan yang jatuh, tahanan yang
diberikan oleh tanah terhadap pukulan butir-butir air hujan dan juga tergantung kepada gerakan
lapisan tipis air di atas permukaan tanah sebagai
seba gai limpasan permukaan.

Erosivitas merupakan sifat hujan ; hujan dengan intensitas rendah jarang menyebabkan erosi,
tetapi hujan yang lebat dengan periode yang pendek atau panjang dapat menybabkan adanya
limpasan permukaan yang besar dan kehilangan tanah. Sifat curah hujan yang mempengaruhi
erosivitas dipandang sebagai energi kinetik butir-butir air hujan yang menumbuk permukaan
tanah.
Sifat-sifat curah hujan yang mempengaruhi erosivitas adalah besarnya
besarn ya butir-butir hujan, dan
kecepatan tumbukannya. Jika dikalikan akan diperoleh,

M=m.v
E = 1/2 m v²

Dengan :
M = momentum
m = massa butir air hujan
v = kecepatan butir air hujan, yang diambil biasanya
biasanya kecepatan pada saat
terjadi tumbukan, atau dinamakan kecepatan terminal
E = energi kinetik

Erodibilitas merupakan ketidaksanggupan tanah untuk menahan tumbukan butir-butir air hujan.
Tanah yang tererosi cepat pada saat ditumbuk oleh butir-butir air hujan mempunyai erodibilitas
yang tinggi. Erodibilitas dapat diamati hanya kalau terjadi erosi. Erodibilitas berbagai macam

tanah hanya dapat diukur dan dibandingkan jika disebabkan oleh hujan.
Tanah yang mempunyai erodibilitas tinggi akan tererosi lebih cepat dibandingkan dengan tanah
yang mempunyai erodibilitas rendah, dengan intensitas hujan yang sama. Juga tanah yang mudah
dipisahkan (dispersive
(dispersive)) akan tererosi lebih cepat daripada tanah yang terikat ( flocculated). Jadi
sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga mempengaruhi besarnya erodibilitas, erodibilitas
juga dipengaruhi oleh kemiringan permukaan tanah dan kecepatan penggerusan
peng gerusan (scour velocity).
velocity).
Kecepatan penggeseran (scour velocity
velocity),
), adalah kecepatan air yang akan menggerakkan tanah
pada saat terjadi aliran lempeng (sheet flow atau rill flow
flow)) yang bergerak di atas tanah tersebut
(biasanya disebut overland flow).
flow). Kecepatan tersebut tergantung kepada lereng permukaan,
besarnya curah hujan yang tidak dapat berinfiltrasi dan kekasaran permukaan tanah.

Sedimentasi

Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya (suspensi) atau


mengendapnya material fragmental oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi, dan
member banyak dampak yaitu:
1. Di sungai, pengendapan sedimen didasar sungai yang menyebabkan naiknya dasar
sungai, kemudian menyebabkan tingginya permukaan air sehingga dapat mengakibatkan
banjir yang menimpa lahan-lahan yang tidak dilindungi (unprotecd
(unprotecd land). Hal tersebut
diatas dapat pula menyebabkan aliran mongering dan mencari alur baru.
2. Di saluran, jika saluran irigasi atau saluran pelayaran dialiri oleh air yang penuh
sedimen akan terjadi pengendapan sedimen di dasar saluran. Sudah barang tentu akan
diperlukan biaya yang cukup besar untuk pengerukan sedimen tersebut. Pada keadaan
tertentu pengerukan sedimen menyebabkan terhentinya operasi saluran.
3. Di waduk-waduk, pengendapan sedimentasi di waduk-waduk akan mengurangi
volume efektifnya. Sebagian besar jumlah sedimen yang dialirkan oleh waduk adalah
sedimen yang dialirkan oleh sungai-sungai yang mengalir kedalam waduk; hanya
sebagian kecil saja yang erasal dari longsoran tebing-tebing waduk atau yang berasal dari
gerusan tebing-tebing waduk oleh limpasan permukaan. Distribusi yang kasar akan
diendapkan dibagian hulu waduk, sedangkan yang halus diendapkan didekat bendungan.
Jadi sebagian besar sedimen akan diendapkan dibagian volume aktif waduk, dan sebagian
dapat dibilas kebawah, jika terjadi banjir pada saat permukaan air waduk masih rendah.
4. Di bendungan atau pintu-pintu air, yang menyebabkan kesulitan dalam
mengoperasikan pintu-pintu tersebut. Juga Karen pembentukan pulau-pulau
p ulau-pulau pasir (sand
bars) desebelah hulu bendungan atau pintu air akan mengganggu aliran air yang mealui
bendungan atau pintu air. Disisi lain akan terjadi bahaya penggerusan terhadap bagian
hilir bangunan, jika beban sedimen disungai tersebut berkurang karena pengendapan
dibagian hulu bendungan, maka aliran dapat mengangkut material alas sungai.
5. Di daerah sepanjang sungai, sebagaimana telah diraikan diatas banjir akan lebih
sering terjadi didaerah yang tidak dilindungi. Daerah yang dilindungi oleh tanggul akan
aman, selama tanggulnya selalu dipertinggi sesuai dengan kenaikan dasar sungai dan
permukaan airnya akan mempengaruhi drainase daerah sekitarnya. Lama kelamaan
drainase dengan grafitasi tidak dimungkinkan lagi.
Sejumlah bahan erosi yang dapat menjalani lintas dari sumbernya hingga mencapai titik kontrol
kon trol
secara penuh dinamakan hasil sedimen (sedimen yield). hasil sedimen tersebut dinyatakan dalam
suatu berat (ton) atau satuan volume (mpk atau arcre-feet) dan sudah barang tentu merupakan
fungsi luas daerah pengalianya. Pembandingan data hasil sedimen, pada umumnya didasarkan
atas hasil per satuan luas daerah pengaliran yang dinamakan laju produksi sedimen (sediment
rate) yang dinyatakan dalam ton/ha, ton/km2 atau acre-feet/si.milt.
production rate)

Anda mungkin juga menyukai