Anda di halaman 1dari 60

MATERI 6.

PSDA
Erosi dan Metode Konservasi
Tanah

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FA K U LTA S T E K N I K
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H M A L A N G1
EROSI
1. PENGERTIAN EROSI
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah,
batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es,
karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh
gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang,
dalam hal ini disebut bio-erosi.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang
alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke
elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih,
tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi,
kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

2
2. JENIS-JENIS EROSI
a. Erosi Akibat Gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya
merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika
massa bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka
terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa. Dalam proses
terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena
arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih
rendah. Proses pembungan massa terjadi terus menerus baik secara
perlahan maupun secara tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan bencana
tanah longsor.

3
4
b. Erosi Akibat Angin
Hembusan angin kencang yang terus menerus di
daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel
halusBukit pasir di Namibia, Afrika batuan di daerah
tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya
bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Efek lain dari angin adalah jika partikel keras yang
terbawa dan bertumbukan dengan benda padat lainnya
sehingga menimbulkan erosi yang disebut dengan abrasi.

5
c. Erosi Akibat Air
Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian
rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan
maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang.
Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi
yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan
tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang
gndul.
Air merupakan faktor utama penyebab erosi
seperti aliran sungai yang deras. Makin cepat air yang
mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis.
Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut
laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di
pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan
gelombang merupakan kekuatan yang dapat
memindahkan batuan atau sedimen pantai.

6
7
EROSI OLEH AIR (Abrasi)
• Erosi ini terjadi terutama pada daerah dengan
kemiringan yang curam atau di daerah yang kurang
vegetasi atau di sungai. Disebabkan oleh air mengalir

• BENTUK-BENTUK EROSI INI

 Splash erosion(erosi percikan) : erosi oleh butiran air


hujan yang jatuh ke tanah. Karena benturan butiran air hujan
partikel-partikel tanah yang halus terlepas dan terlempar ke
udara.

8
 Sheet erosion(erosi lembar) : erosi oleh air yang jatuh
dan mengalir di permukaan tanah secara merata sehingga
partikel-partikel tanah yang hilang merata di permukaan
tanah. Permukaan tanah menjadi lebih rendah secara
merata. Erosi ini terjadi bila permukaan tanah memiliki
ketahanan terhadap erosi yang relatif seragam.
 Riil erosion(erosi alur) : erosi oleh air yang mengalir di
permukaan tanah dengan membentuk alur-alur kecil
dengan kedalaman beberapa senti meter. Erosi ini terjadi
pada permukaan tanah yang landai dan memiliki daya
tahan yang seragam terhadap erosi.
 Gully erosion(erosi parit) : erosi oleh air yang mengalir di
permukaan tanah yang miring atau di lereng perbukitan
yang membentuk alur-alur yang dalam dan lebarnya
mencapai beberapa meter, dan berbentuk “V”.

9
 Valley erosion: erosi oleh air yang mengalir di daerah perbukitan yang
membentuk lembah-lembah sungai atau lereng-lereng perbukitan. Alur
atau lembah berbentuk berbentuk “V”. Erosi dominan secara vertikal.
 Stream erosion: erosi oleh air dalam bentuk aliran sungai. Lembah sungai
berbentuk “U”. Terjadi erosi lateral yang makin ke hilir makin dominan dan
dapat membentuk aliran sungai bermeander.
 Erosi oleh gelombang: erosi terjadi oleh gelombang laut yang memukul ke
pantai. Erosi dapat dibedakan menjadi:

 Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai. Pukulan


gelombang menyebabkan batuan pecah berkeping-keping.
 Abrasi atau corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh material yang
diangkut gelombang ketika gelombang memukul ke tebing pantai

10
CONTOH GAMBAR

Erosi parit Erosi lembar

Erosi alur

Gully erosion Sheet erosion 11


d. Erosi Akibat Es
Erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel
batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran sungai.
Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya
dibandingkan dengan air. Misalnya glacier yang terjadi di
daerah dingin dimana air masuk ke pori-pori batuan dan
kemudian air membeku menjadi es pada malam hari
sehingga batuan menjadi retak dan pecah, karena sifat es
yang mengembang dalam pori-pori.

12
Terjadi tanah longsor yang
di akibatkan oleh erosi air
dari sungai Grindulu yang
mengakibatkan pengikisan
di bagian tepi sungai, ini
terjadi di Desa
Kedungbendo, Kecamatan
Arjosari, Pacitan, daerah ini
merupakan daerah yang
dialiri oleh Sungai Grindulu
yang juga merupakan sungai
pembelah kab.Pacitan

13
PELAPUKAN
Pelapukan adalah proses alterasi dan
fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau
dekat permukaan bumi yang disebabkan karena
proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari
pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan
sedimen dan tanah (soil).
Di alam pada umumnya ke tiga jenis
pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja
bersama-sama, namun salah satu di antaranya
mungkin lebih dominan dibandingkan dengan
lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang
peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak
berarti pelapukan jenis lain tidakpenting.

14
• Jenis-jenis Pelapukan
1. Pelapukan Fisika
pelapukan yang disebabkan oleh perubahan
suhu atau iklim.
contoh : perubahan suhu yang ekstrim di gurun
(siang > panas sekali, malam > dingin sekali)
maka akan dengan mudah proses pelapukan
terjadi.

15
2. Pelapukan Kimia
pelapukan yang disebabkan oleh
tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia.
contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik
yang mengandung bahan kimia

16
3. Pelapukan Biologi
pelapukan yang disebabkan oleh makhluk
hidup.
contoh: tumbuhnya lumut di batuan

17
Konservasi tanah adalah serangkaian
strategi pengaturan untuk mencegah erosi
tanah dari permukaan bumi atau terjadi
perubahan secara kimiawi atau biologi
akibat penggunaan yang berlebihan,
salinisasi, pengasaman, atau akibat
kontaminasi lainnya.
untuk menjaga kestabilan tanah di
daerah miring dan untuk mengurangi tingkat
erosi tanah, maka diperlukan beberapa
langkah antara lain sebagai berikut:
18
Strategi Konservasi Tanah

• Melindungi tanah dari hantaman air


hujan dengan penutup permukaan tanah.
• Mengurangi aliran permukaan dengan
meningkatkan kapasitas infiltrasi.
• Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
• Mengurangi kecepatan aliran permukaan
dengan meningkatkan kekasaran
permukaan lahan.

19
Metode Konservasi Tanah
• Secara Agronomis: memanfaatkan vegetasi
untuk membantu menurunkan erosi lahan.
• Secara Mekanis atau Fisik: berkonsentrasi
kepada penyiapan tanah supaya dapat
ditumbuhi vegetasi yang lebat, dan cara
memanipulasi topografi mikro untuk
mengendalikan aliran air dan angin.
• Secara Kimia: meningkatkan daya tahan
tanah/memperbaiki struktur tanah
sehingga lebih tahan erosi.

20
Konservasi Secara Agronomis

• Mengurangi daya rusak butiran hujan yang


jatuh akibat intersepsi butiran hujan oleh
daun.
• Mengurangi volume aliran permukaan akibat
meningkatnya kapasitas infiltrasi oleh aktivitas
perakaran tanaman dan penambahan bahan
organik.
• Meningkatkan kehilangan air tanah akibat
meningkatnya evapotranspirasi, sehingga tanah
cepat lapar air.
• Memperlambat aliran permukaan akibat
meningkatnya panjang lintasan aliran
permukaan oleh keberadaan batang-batang
tanaman.
21
• Konservasi tanah dan air secara vegetatif
dapat dilakukan dengan:
 Menanam tumbuhan secara terus menerus
(permanent plant cover).
 Pertanaman strip (strip cropping).
 Pertanaman berganda (multiple cropping).
 Pertanaman bergilir (rotation cropping).
 Pemanfaatan mulsa (residue management).
 Sistem pertanian hutan (agroforestry)
22
Tanaman penutup tanah dapat
dikelompokkan menjadi:
• Tanaman penutup tanah rendah, jenis
rumput-rumputan dan tumbuhan
merambat atau menjalar.
• Tanaman penutup tanah sedang, berupa
semak.
• Tanaman penutup tanah tinggi.
• Tumbuhan rendah alami (semak belukar).
• Tumbuhan yang tidak disukai (rumput
pengganggu).
23
Pertanaman Strip (Strip cropping)

• Cara cocok tanam dengan beberapa jenis


tanaman ditanam selang-seling dalam strip-strip
pada sebidang tanah dan disusun memotong
lereng atau garis kontur.
• Tanaman yang ditanam biasanya tanaman
pangan atau tanaman semusim diselingi dengan
strip-strip tanaman penutup tanah yang tumbuh
cepat dan rapat untuk pupuk hijau.
• Cocok untuk tanah dengan drainase bagus.

24
Strip menurut garis kontur (contour
strip cropping)

25
Strip Lapangan (field strip cropping)

26
Strip Berpenyangga (Buffer Strip
Cropping)

27
28
Pertanaman Berganda (Multiple Cropping)
• Berguna untuk meningkatkan produktivitas
lahan sambil menyediakan proteksi terhadap
tanah dari erosi.
• Sistem ini dapat dilakukan dengan baik dengan
cara: pertanaman beruntun (sequential
cropping), tumpang sari (inter cropping),
tumpang gilir (relay cropping)

29
Pertanaman beruntun (sequential cropping)
• Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada
sebidang tanah, dimana tanaman kedua dan
berikutnya ditanam bersamaan dengan
pemanenan tanaman pertama.
• Untuk meningkatkan intensitas penggunaan
lahan.

30
31
Tumpang sari (intercropping)
• Adalah sistem bercocok tanam dengan dua atau
lebih jenis tanaman yang ditanam serentak
(bersaman) pada sebidang tanah baik secara
campuran (mixed intercropping) ataupun secara
terpisah-pisah dalam baris-baris yang teratur (row
intercropping).

32
33
Tumpang Gilir (Relay Cropping)
• Sistem dengan menggunakan dua atau lebih jenis
tanaman pada sebidang tanah, dimana tanaman
kedua atau berikutnya ditanam setelah tanaman
pertama berbunga, sehingga pada saat tanaman
pertama dipanen, tanaman kedua sudah mulai
tumbuh.
• Bertujuan untuk meningkatkan intensitas
penggunaan lahan dan meningkatkan frekuensi
tanam.

34
35
Pertanaman Lorong (Allay Cropping)
• Menggunakan dua atau lebih tanaman
pada sebidang tanah, dimana salah satu
jenis tanaman yang ditanam adalah
tanaman non pangan.
• Tanaman pokok/tanaman pangan
ditanam di lorong atau gang yang ada
diantara tanaman non pangan sebagai
pagar.

36
• Fungsi tanaman pagar:
 Sumber pupuk hijau atau mulsa bagi tanaman pangan.
 Pada tanah berlereng dan ditanam mengikuti garis
kontur dapat mengurangi erosi.
 Hasil pangkasannya merupakan sumber nitrogen bagi
tanaman pangan, dan dapat memperbaiki struktur tanah.
 Sumber kayu bakar bagi petani.
 Sumber makanan ternak.

37
38
Penggunaan Mulsa
• Mulsa adalah sisa-sisa tanaman (crop residues) yang
ditebarkan diatas permukaan tanah.
• Keuntungan:
 Memberi pelindung terhadap permukaan tanah dari
hantaman air hujan sehingga mengurangi laju erosi.
 Mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan.
 Memelihara temperatur dan kelembaban tanah.
 Meningkatkan kemantapan struktur tanah.
 Meningkatkan kandungan bahan organik tanah.
 Mengendalikan tanaman pengganggu (weeds).

39
Penghutanan Kembali (Reboisasi)
• Usaha untuk memulihkan dan
menghutankan kembali tanah yang
mengalami kerusakan fisik, kimia maupun
biologi.
• Cara yang cocok untuk menurunkan erosi
dan aliran permukaan, terutama pada
bagian hulu tangkapan air untuk mengatur
banjir.

40
• Syarat tanaman untuk reboisasi:
 Mempunyai sistem perakaran yang kuat, dalam
dan luas, sehingga membentuk jaringan akar
yang rapat.
 Pertumbuhannya cepat, sehingga mampu
menutup tanah dalam waktu singkat.
 Mempunyai nilai ekonomis, baik kayunya
maupun hasil sampingnya.
 Dapat memperbaiki kualitas/kesuburan tanah.
41
Konservasi Tanah Secara Mekanis
• Memperlambat aliran permukaan
• Menampung dan mengalirkan aliran
permukaan sehingga tidak merusak.
• Memperbesar kapasitas infiltrasi air
kedalam tanah dan memperbaiki aerasi
tanah.
• Menyediakan air bagi tanaman.

42
Metode mekanis:
• Pengolahan tanah.
• Pengolahan tanah menurut garis kontur.
• Pembuatan terras.
• Pembuatan saluran air (waterways).
• Pembuatan dam pengendali (check dam).

43
Pengolahan Tanah
• Adalah setiap manipulasi mekanik
terhadap tanah yang ditujukan untuk
menciptakan kondisi tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.
• Tujuan utama: menyiapkan tempat
tumbuh bagi benih, menggemburkan
tanah pada daerah perakaran,
membalikkan tanah sehingga sisa-sisa
tanaman terbenam di dalam tanah, dan
memberantas gulma.
44
• Pengolahan tanah dari segi konservasi tanah masing
sering diragukan, karena pengolahan tanah justru
merugikan.
• Pengolahan tanah akan memperbesar kemungkinan
timbulnya erosi pada lahan yang miring.
• Pengolahan tanah akan memperbesar kapasitas
infiltrasi, tetapi tanah menjadi gembur sehingga akan
mudah dihancurkan oleh hujan.
• Pengolahan tanah akan mempercepat mineralisasi
bahan organik, sehingga kemantapan agregat akan
menurun.

45
Usaha pengolahan tanah sebaiknya:
• Diolah seperlunya saja.
• Pengolahan tanah dilakukan pada saat
kandungan air yang tepat.
• Pengolahan tanah dilakukan sejajar
kontur.
• Mengubah kedalaman pengolahan tanah.
• Pengolahan tanah sebaiknya diikuti
dengan pemberian mulsa.
46
Pengolahan Tanah Menurut Kontur
• Pengolahan tanah dan penanaman
menurut garis kontur dapat mengurangi
laju erosi sampai 50% dibandingkan
pengolahan tanah dan penanaman
menurut lereng (up and down)
• Sistem ini hanya efektif untuk hujan
dengan intensitas rendah.
• Untuk hujan lebat, sebaiknya
dikombinasikan dengan penanaman strip.
47
Guludan (contour bunds)
• Adalah tumpukan tanah (galengan) yang
dibuat memanjang memotong lereng.
• Fungsi: untuk menghambat aliran
permukaan, menyimpan air diatasnya, dan
untuk memotong panjang lereng.
• Tinggi tumpukan tanah: 25 – 30 cm
dengan lebar dasar 25 – 30 cm.
• Diterapkan pada lahan dengan kemiringan
< 6%.
• Kurang efektif pada lahan yang peka erosi,
sehingga perlu guludan bersaluran.
48
49
Terras
• Adalah timbunan tanah yang dibuat melintang atau
memotong kemiringan lahan, yang berfungsi untuk
menangkap aliran permukaan, serta
mengarahkannya ke outlet yang mantap/stabil
dengan kecepatan yang tidak erosif.

50
Jenis terras:
• Terras pengelak (diversion terrace): untuk menangkap
aliran permukaan dan mengalirkanny memotong kontur
melalui outlet yang tepat. Cocok untuk lahan dengan
kemiringan kecil (1:250).
• Terras retensi (retention terrace): dibuat jika diperlukan
penyimpanan air dengan menampungnya di bagian bukit.
Untuk tanah permeabel dengan kemiringan kurang dari
4,5˚.
• Terras bangku (bench terrace): dibuat dengan jalan
memotong lereng dan meratakan tanah d bagian bawah
sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga yang
dipisahkan oleh talud. Cocok untuk lahan dengan
kemiringan sampai 30˚ atau 50% yang masih difungsikan
sebagai lahan pertanian.
51
Diversion Terrace

52
Bench Terrace

53
Saluran Pembuang Air (Waterways)
• Untuk menghindari terkonsentrasinya aliran
permukaan di sembarang tempat, yang akan
membahayakan dan merusak tanah yang
dilewatinya.
• Tujuan utama: mengarahkan dan menyalurkan
aliran permukaan dengan kecepatan yang tidak
erosif ke lokasi pemubuangan yang sesuai.
• Macam saluran pembuang: saluran pengelak,
saluran terras, saluran berumput.

54
55
Sumur Resapan
• Konsep: sistem drainase dimana hujan yang jatuh di atap
atau lahan kedap air ditampung pada suatu sistem
resapan air.

Hujan

Infiltrasi Aliran permukaan


Sumur resapan

Muka air tanah

Lapis kedap air 56


Bangunan Stabilisasi
• Dapat berupa: dam penghambat (check dam), balong,
rorak.
• Check dam: bangunan yang dibuat melintang sungai
yang berfungi menghambat kecepatan aliran dan
menangkap sedimen yang dibawa aliran sehingga
kedalaman dan kemiringan sungai berkurang.
• Balong: waduk kecil yang dibuat di daerah perbukitan
dengan kemiringan lahan kurang dari 30%. Berfungsi
untuk menampung aliran permukaan untuk memenuhi
kebutuhan air, menampung sedimen hasil erosi,
meningktkan jumlah air yang meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), dan mendekatkan permasalahan

57
58
Referensi:
• Padilah, Sahrul.Sumber Daya Air Tanah dan Udara.9 September 2009
http://www.abidingpg/sumber-daya-air.html.
• http://www.slideshare.net/usmansipil/metode-konservasi-secara-mekanis-
teknik-sipil
• Pengendalian Sedimen dan Erosi Metode Konservasi Tanah
http://slideplayer.info/slide/3254680/
• KONSERVASI TANAH & AIR Pendahuluan Pengertian Dan Tipe Erosi Faktor
Penyebab Erosi Metoda Pengendalain Erosi Pengolahan Tanah: Macam Dan
Pengaruhnya. http://Slideplayer.Info/Slide/2028100/
• http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Laporan/airber.html

59
TERIMA KASIH

60

Anda mungkin juga menyukai