Rapan tanah, merupakan gerakan tanah secra lambat ke arah bawah. Terjadi di daerah yang agak landai.
c. Erosi Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial),Erosi Akibat gaya berat. a. Erosi oleh air adalah erosi yang di sebabkan oleh air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul. Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan : tebing sungai semakin dalam lembah semakin curam pembentukan gua memperbesar badan sungai b. Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang Terjadi secara terus - menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut playform. Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk : Dinding pantai yang curam relung ( lekukan pada dinding tebing) gua pantai batu layar Erosi oleh angin adalah pengikisan yang disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai. Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain : Batu jamur Ngarai
c.
d.
Erosi oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok kelok. Erosi Akibat Gaya Berat Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat .Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan bencana longsor.
e.
2. Sedimentasi / Pelapukan Pelapukan adalah peristiwa pengendapan material yamg dibawa oleh angin, air / gletser. Semua material hasil erosi akan diendapkan di suatu tempat, baik di sungai,lembah, lereng pegunungan, ataupun dasar laut dangkal. Kadang kala hasil sedimentasi / pengendapan kembali mengalami erosi.
Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dapat dibedakan menjedi 3 jenis, yaitu: Sedimentasi fluvial, merupakan proses pengendapan materi yang diangkut oleh sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai. Hasil bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai. Sedimentasi eolis ( sedimentasi teresterial), merupakan proses pengendapan materi yang diangkut oleh engin. Benntuknya antara lain berupa gugusan pasir ( sand dunes) atau gundukan pasir yang seringkali ditemukan di pantai. Sedimentasi laut ( marien sedimentation ), merupakan hasil abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali di sepanjang pantai. Contoh hasil bentukannya, antara lain endapan puing karang ( beach), endapan gosong pasir (bar), dan endapan pasir yang menghubungkan dua pulau (tombolo).
kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu. Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu: 1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi. Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak. 2. Adapun pembekuan air di dalam batuan Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat. 3. Berubahnya air garam menjadi kristal. Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai. b. pelapukan biologi pelapukan biologi sering juga disebut sebagai pelapukan organik. Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuhtumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garamgaraman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan. pelapukan kimiawi pelapukan kimia merupakan peristiwa penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur kimiawi massa batuan tersebut. Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur . Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah
c.
pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a. Dolina Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu. b. Gua dan sungai di dalam Tanah Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah. c. Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
Ciri bentang alam akibat proses pengendapan Ciri-cir dari wilayah endapan adalah sebagai berikut; 1. Daerah cekungan dan dataran merupakan daerah endapan dari bentuk muka bumi disekitarnya lebih tinggi. 2. Memiliki kedalaman tanah yang relatif tebal dan dalam. 3. Biasanya wilayah endapan adalah daerah yang subur karena biasanya tanah yang dibawa dari wilayah kikisan merupakan tanah yang subur. 4. Adanya stratifikasi lapisan tanah sebagai akibat dari pengendapan material yang tidak sama ukurannya atau karena proses pemilahan. 5. Kadang ditemukan mahkluk hidup baik tumbuhan maupun hewan yang terkubur pada saat pengendapan.
Tenaga Endogen
1. Identifikasi karakteristik karakteristik gempa bumi dan jelaskan masing masing !
Gempa bumi merupakan pergerakan kulit bumi secara tiba tiba akibat adanya patahan atau letusan yang diiikuti oleh serangkaian getaran yang dirambatkan hingga ke permukaan bumi. Kekuatan getaran yang terjadi akibat adanya gempa bumi bisa diukur dengan menggunakan alat yang disebut seismograf dengan menggunakan skala tertentu. Adapun ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi dan segala permasalahnnya adalah seismologi. Klasifikasi gempa bumi Gempa bumi dapat dibedakan menjadi bebrapa jenis. Berdasrkan penyebannya gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. 2. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. 3. Gempa bumi runtuhan (terban), yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhan bagian atas rongga di dalam litosfer atau runtuhan massa batuan yang mengisi ruang kosong di dalam litosfer. Misalnya, runtuhan gua gua kapur atau terowongan di daerah pertambangan. Berdasarkan hiposentrumnya gempa dibedakan menjadi 1. Gempa dalam, yaitu jika hiposentrumnya berada pada kedalaman 300-700 km di bawah permukaan bumi. Sampai saat ini gempa terdalam tercatat terjadi pada kedalaman 700 Km. Gempa intermediet, yaitu gempa dengan kedalaman hiposentrum antara 100 300 Km. Gempa dangkal, yaitu gempa dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 100 Km.
2. 3.
Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Gempa linear, yaitu gempa ysng bentuk episentrumnya berbentuk garis. Gempa tektonik merupakan gempa lenier. Hal ini karena patahan adalah peristiwa yang terjadi pada satu garis, tidak mungkin patahan merupakan sebuah titik. Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk titik. Gunung api pada erupsi sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan kerak bumi.
2.
Berdasarkan jarak episentrumnya gempa dibedakan menjadi 1. 2. 3. Gempa setempat, jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km. Gempa jauh, jika jarak episentrumnya sekitar 10.000 km. Gempa sangat jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km.
Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi: 1. Gempa laut, yaitu jika episentrumnya terketak di dasar laut / juga dikatakan episentrumnya terletak di permukaan laut. Getaran permukaannya dirambatkan pada permukaan laut bersama dengan yang dirambatkan pada permukaan bumi di dasar laut. Terkadang gempa laut terjadi dnegan kekuatan yang tinggi mengakibatkan air laut pasang datang dengan tiba tiba disertai dnegan gelombang yang sangat dahsyat (tsunami). Gempa daratan, yaitu gempa yang titik episentrumnya terletak di daratan.dari hiposentrumnya ( pusat gempa), getaran dirambatkan ke permukaan bumi dalam bentuk gelombang gelombang gempa atau gelombang seismik. Gelombang yang merambat tersebut dibedakan atas gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S).
2.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api , gempa bumi , longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau . Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar . Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi , dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
3 Hitung jarak episentrum gempa dari stasiun pencatat gempa, jika distasiun gempa tercatat di seismograf: gelombang primer datang pukul 06.44.22 dan gelombang sekunderpada 06.56.52. ! Rumus ={(S-P)-1}x1000 Km Dimana S P : Jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa : Waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang sekunder tercatat pada stasiun pencatat gempa. : Waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang primer tercatat pada stasiun pencatat gempa. : S = 06.5652 P = 06.4422 = ..? ={(S-P)-1}x1000 Km ={(S-P)-1}x1000 Km ={(06.56.52-06.44.22)-1}x1000 Km ={(12.30)-1}x1000 Km ={12.30-1}x1000 Km ={11.30}x1000 Km =11,5x1000 Km =11500 Km
explosive. Sinyal mengandung gelombang udara juga gelombang tanah. Tremor Tremor adalah sinyal yang kontinyu dengan durasi menit sampai beberapa hari. Frekuensi dominant 1-5 Hz Periodenya dari 3 sampai 20 detik yang disertai dengan letusan gas belerang Proses bukan vulkanik yang dapat menimbulkan gelombang gempa. Contoh, gerakan salju,.
Karakteristik dan Alat Rekam Gempa Vulkanik 1. Karakteristik Gempa Vulkanik Gempa vulkanik biasanya terjadi di daerah sekitar gunung api dan magnitudenya pada umumnya kecil rata rata kurang dari 5 Skala Richter. Gempa vulkanik dengan magnitude 5-6 sangat jarang terjadi. Kedalaman gempa vulkanik berkisar antara 040 km. 2. Alat Rekam Gempa Vulkanik Alat untuk merekam tinggi-rendahnya getaran gempa namanya seismograf.
Gempa Vulkanik dan Gunung Api 1. Hubungan Gempa Vulkanik dan Gunang Api Sebelum terjadi letusan gunung api, kegiatan magma meningkat. Dengan peningkatan magma menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang menimbulkan getaran seismik. Dengan demikian bila gempa vulkanik meningkat dapat ditandai bahwa gunung api akan meletus,walaupun hubungan ini tidak selalu terjadi. Salah ssatu gempa vulkanik yang pernah terjadi di indonesia adalah gempa vulkanik yang melanda gunung talang di kabupaten solok, sumbar. Aktifitas gunung berapi gunung talang di kabupaten solok, sumbar mengalami peningkatan . ditandai terjadinya tiga letusan asap dan 1.757 gempa vulkanik selama maret 2007. Letusan asap tersebut terjaddi pada hari kamis (15/3),sabtu (17/3) dan minggu (18/3). Frekuesi getaran gempa vulkanik gunung talang paling banyak terjadi pada hari selasa (16/3) pasca terjadinya gempa vulkanik sebesar 5,8 SR yang melanda beberapa daerah di sumbar. Akibat peningkatan aktifitas tersebut, status gunung talang ditingkatkan dari siaga 1 menjadi siaga 3, namun belum membahayakan masyarakat yang bermukim di wilayah siaga gunung tersebut sehinggga tidak dikeluarkan perintah untuk mengungsi.