Anda di halaman 1dari 10

Gempa Bumi (Seisme)

Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi


karena adanya getaran, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi.
Gempa bumi merupakan aktivitas lembeng tektonik yang sering terjadi.
Klasifikasi gempa bumi dapat dibedakan menjadi 8 yaitu :
1. Hiposentrum atau jarak fokus gempa, yaitu titik atau garis tempat peristiwa
yang menimbulkan terjadinya gempa, letaknya di dalam litosfer pada
kedalaman yang bervariasi, di laut Jawa tercatat hiposentrum dalamnya 700
kepala madrasah, sedangkan gempa di lepas pantai barat Sumatra, Selatan
Jawa, dan Nusa Tenggara kedalamannya sekitar 50 km.
2. Episentrum gempa, yaitu titik atau garis di permukaan bumi atua permukaan
laut tempat gelombang permukaan mulai dirambatkan, atau tempat
gelombang primer dan sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi
atau laut.
3. Gelombang gempa bumi, dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a) Gelombang longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang
gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer
secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik,
mempunyai periode antara 5-7 detik. Gelombang ini adalah gelombang
yang pertama kali dicatat oleh seismograf.
b) Gelombang transversal atau gelombang sekunder adalah gelombang
gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari
hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dengan kecepatan
antara 4-7 km per detik dan mempunyai periode 11-13 detik. Karena
kecepatan gelombang transversal lebih kecil daripada gelombang
longitudinal, maka gelombang transversal dicatat di seismograf setelah
gelombang primer.

c) Gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah gelombang


gempa yang dirambatkan mulai dari episentrum menyebar ke segala arah
di permukaan dengan kecepatan rambat antara 3,5 3,9 km per detik
dan mempunyai periode yang besar. Gelombang gempa panjang inilah
yang mengiringi gelombang primer dan gelombang sekunder dan
merupakan gelombang perusak bumi.
4. Seismograf adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi
2 macam yaitu :
a) Seismograf horizontal
b) Seismograf vertikal
5. Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang dicatat pada
seismograf. Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah. Apabila
getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin lebar dan
apabila semakin lama getaran gempa itu di satu tempat, maka semakin
panjang pita seismograf yang menggambarkan seismogram.
6. Pleistosista adalah garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang
mengalami kerusakan terhebat akibat dari gempa bumi.
7. Isoseista adalah garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat tentang
kerusakan fisik yang sama akibat dari suatu gempa, dan biasanya ditandai
dengan angka romawi yang menunjukkan skala kekuatan gempa. Isoseista
yang berdekatan dengan episentrum diberi angka romawi yang lebih besar
dari sekitarnya.
8. Homoseista adalah garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat
besarnya gelombang gempa primer pada waktu yang sama.

ii

A. Faktor Terjadinya Gempa Bumi


1. Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan terjadinya gempa dibedakan
menjadi 3 yaitu :
a) Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
gunung api. Gempa ini tidak begitu hebat. Sumber kekuatan gempa bumi
vulkanik hanya berasal dari aktivitas magma gunung api. Gempa
vulkanik biasanya hanya dapat dirasakan oleh penduduk yang tinggal di
sekitar gunung yang meletus.
b) Gempa tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau
perpindahan pergeseran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi dalam
struktur bumi sebagai akibat adanya tarikan atau tekanan.
Pergeseran lapisan bumi dapat secara vertikal ataupun secara horizontal.
Gempa tektonik dapat menimbulkan kerusakan yang parah apabila
episentrumnya dangkal.
c) Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
tanah longsor, runtuhnya atap gua atau terowongan di bawah tanah.
Intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga gempa ini tidak akan
terasa pada jarak yang jauh.
2. Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya gempa bumi dibedakan menjadi 3
yaitu :
a) Gempa dangkal adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang
dari 50 km dari permukaan bumi. Gempa dangkal pada umumnya
menimbulkan gempa yang sangat besar.
b) Gempa intermedier atau gempa sedang adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya pada kedalaman antara 50 300 km dari permukaan
bumi.
c) Gempa dalam adalah gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya
antara 300 700 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada
umumnya tidak membahayakan. Getaran gempa bumi merambat dari
iii

hiposentrum dan menyebar ke segala arah dalam wujud getaran


gelombang primer dan sekunder. Sedangkan dari episentrum terjadi
rambatan getaran gempa di permukaan bumi dalam bentuk gelombang
panjang.
3. Berdasarkan bentuk episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Gempa linier adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya
berbentuk garis. Gempa linier terjadi di daerah-daerah patahan (gempa
tektonik).
b) Gempa sentral adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya
berbentuk titik. Gempa ini terjadi karena adanya gunung api yang
meletus atau runtuhan bagian atas litosfer.
4. Berdasarkan letak episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Gempa laut adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di dalam
laut.
b) Gempa daratan adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di
darat.
5. Berdasarkan jarak episentralnya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Gempa setempat adalah gempa yang terjadi jika jarak episentralnya dan
tempat terasa gempa sejauh kurang dari 10.000 km.
b) Gempa jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan
tempat terasa gempa kurang lebih 10.000 km.
c) Gempa sangat jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak
episentralnya dan tempat terasa gempa sejauh lebih dari 10.000 km.
B. Skala Kekuatan Gempa Bumi
Skala kekuatan gempa bumi diukur berdasarkan kuat atau lemahnya
getaran. Kekuatan gempa bumi umumnya dinyatakan dengan skala Richter.
Skala Richter didasarkan pada alat pengukur gempa bumi, yaitu seismograf
Wood Anderson. Hasil pengukuran alat pengukur gempa bumi ini dengan cepat
iv

dapat diketahui berapa kekuatan gempa dan jarak antara lokasi pengamat dengan
sumber gempa.
Skala kekuatan gempa bumi tidak hanya skala Richter saja, tetapi ada juga
skala Mercalli dan skala Omori. Pada skala Richter, kekuatan gempa diukur
berdasarkan getaran magnitudo. Akan tetapi, pada skala Mercalli dan skala
Omori berdasarkan tahapan yang berkaitan dengan intensitas gempa.
Untuk mengukur intensitas kekuatan gempa, ada beberapa macam skala,
antara lain :
1. Skala kekuatan gempa bumi menurut C.F. Richter
Skala Richter adalah skala logaritmis, dan setiap selisih satu skala
perbedaan energi adalah 31,5 kali lebih besar.
C.F. Richter menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala
magnitudo (ukuran besarnya gempa) dengan menggunakan klasifikasi angka
0 sampai 8. Semakin besar angkanya, maka semakin besar magnitudonya.
Cara menentukan intensitas gempa menurut Richter adalah
menggunakan jarak dan besaran amplitudo. Berikut ini adalah tabel skala
kekuatan gempa bumi menurut C.F. Richter.
No.
1
2
3
4
5
6
7

Magnitudo
78
77 - 8
76 - 7
76 - 6
74 - 5
73 - 4
0-3

Klasifikasi secara umum


Bencana nasional (national disaster)
Gempa besar (major earth quake)
Gempa destruktif (destructive earth quake)
Gempa merusak (damaging earth quake)
Gempa keras (strongly earth quake)
Gempa kecil (small quake)
Goncangan kecil (small shock quake)

Skala Richter terdapat pada pesawat pengukur antara lain pesawat


Anderson. Dengan model pesawat ini orang dengan cepat dapat membaca
kekuatan atau magnitudo gempa, jarak episentrum dari pengamatan, serta
besarnya amplitudo getaran gempa.
Jika jarak episentrum 300 km, dengan arah 3 0, sedangkan amplitudo
menunjukkan 10 mm, maka kekuatan gempa (magnitudo) gempa adalah 5
pada skala Richter.
Sampai sekarang orang belum mampu meramalkan gempa bumi
secara tepat, walaupun para ahli telah mampu menentukan daerah-daerah
gempa bumi, namun meramalkan akan terjadinya gempa bumi, lokasi
episentrumnya, serta besarnya belum terpecahkan.
2. Skala kekuatan gempa bumi menurut Mercalli
Mercalli menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala intensitas
gempa. Intensitas gempa suatu tempat adalah kekuatan gempa ditaksir
berdasarkan eek geologis dan efeknya terhadap bangunan-bangunan dan
manusia. Skala Mercalli disusun dengan menggunakan angka romawi.
Berikut ini adalah tabel skala gempa bumi menurut Mercalli :
No.
1

Intensitas
I

Klasifikasi secara umum


Getaran tidak dapat dirasakan oleh semua orang, kecuali

II

orang yang sangat peka terhadap getaran


Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan

III

yang bergantung bergoyang


Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terutama lebih
satu lantai dan kendaraan yang sedang berhenti agak

IV

bergerak
Getaran dirasakan oleh banyak orang, pecah belah, daun
jendela bergetar, dinding berbunyi karena pecah

vi

Getaran dirasakan oleh setiap penduduk. Barang-barang


banyak yang berjatuhan, tiang tampak bergoyang, dan

VI

bandul jam dinding berhenti


Getaran dirasakan oleh setiap penduduk dan pada
umumnya penduduk terkejut. Meja dan kursi bergerak,

VII

cerobong asap pabrik rusak


Getaran terasa agak kuat dan setiap orang keluar rumah.
Bangunan banyak yang rusak, cerobong asap pabrik
pecah dan getaran dirasakan oleh orang yang sedang

VIII

naik kendaraan
Getaran terasa kuat. Dinding bangunan dapat lepas dari
rangka rumah dan meja kursi terlempar, orang yang

IX

sedang naik kendaraan terganggu keseimbangannya


Getaran terasa sangat kuat. Kerangka rumah banyak
yang terlepas, rumah tampak bergeser, instalasi air

10

minum banyak yang putus


Getaran agak dahsyat. Dinding rumah tergeser dari
pondasinya, tanah terbelah, rel kereta api tampak

11

XI

melengkung dan banyak tanah longsor


Getaran terasa dahsyat. Bangunan roboh, jembatan
putus, rel kereta api semuanya melengkung, pipa dalam

12

XII

tanah bengkok
Getaran terasa dahsyat. Bangunan hancur berkepingkeping, permukaan tanah bergelombang, banyak bendabenda yang terlempar ke udara

3. Skala kekuatan gempa bumi menurut Omori


Skala gempa menurut Omori secara umum hampir sama dengan skala
kekuatan gempa yang ditulis oleh Mercalli, yaitu :

No.
1
2

Derajat
I
II

Klasifikasi secara umum


Getaran lunak, tidak dirasakan oleh semua orang
Getaran sedang, banyak orang terbangun karena bunyi

vii

barang-barang yang pecah dan bunyi jendela atau pintu


3
4

III
IV

berderit karena bergoyang


Getaran yang agak kuat, pintu dan jendela terbuka
Getaran kuat, gambar di dinding berjatuhan dan dinding

5
6
7

V
VI
VII

retak-retak
Getaran sangat kuat, dinding dan atap runtuh
Rumah-rumah banyak yang roboh
Terjadi kerusakan umum

C. Jalur Gempa Bumi di Indonesia


Wilayah Indonesia yang sebagian besar terjadi gempa bumi adalah
wilayah di sepanjang batas pertemuan lempeng.
Pertemuan antar lempeng India Australia bertabrakan dengan lempeng
Eurasia dan lempeng India Australia bertabrakan dengan lempeng pasifik.
Sehingga, jalur gempa bumi di Indonesia dapat diprediksikan mengikuti sirkum
mediterania dan sirkum pasifik.
1. Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum
mediterania adalah sebagai berikut :
Pulau Sumatra sebelah barat
Pulau Jawa sebelah selatan
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
2. Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum pasifik
adalah sebagai berikut :
Maluki
Papua (Irian Jaya)
Sulawesi sebelah utara dan selatan

viii

Daerah yang relatif aman dari gempa bumi di Indonesia adalah pulau
Kalimantan, karena letaknya jauh dari lempeng yang bertumbukan sehingga
hampir tidak terdapat hiposentrum gempa.
D. Jalur Gunung Api di Indonesia
Indonesia dilalui jalan pegunungan dunia yaitu sirkum pasifik dan sirkum
mediterania hingga Indonesia paling banyak memiliki gunung api aktif. Sistem
gunung api yang ada di Indonesia adalah :
1. Jalur Pegunungan (Sirkum) Mediterania
Jalur pegunungan di Indonesia terbagi menjadi dua rangkaian, yaitu :
a. Jalur gunung api busur dalam (inner arc) yang bersifat vulkanik atau
aktif yang membujur dari kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali,
Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Damar, sampai di laut Banda.
b. Jalur gunung api busur luar (outer arc) yang bersifat non vulkanik atau
tidak aktif, yang berderet dari Simeuleue (sebelah barat Sumatera), Nias,
Batu, Mentawai, Enggano, pengunungan yang tenggelam di selatan
Pulau Jawa, Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata, Buru dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya.
2. Jalur Pegunungan (Sirkum) Pasifik
Jalur gunung api ini membujur melalui Sulawesi Utara (G. Lokon, G.
Soputan, G. Klabat), kepulauan Sangir, Talaud, Tidore, Ternate, dan
Lampobatang (Sulawesi Selatan).
3. Jalur Pegunungan Lingkaran Australia
Jalur gunung api ini berderet di bagian ekor Pulau Irian sampai kepala
burung Irian dan berakhir di Pulau Halmahera dan sekitarnya.
Dengan demikian, Indonesia merupakan tempat pertemuan antara deretan
pegunungan mediterania dan sirkum pasifik, sehingga Indonesia banyak
terdapat gunung api dan merupakan daerah gempa bumi. Di Indonesia
terdapat sekitar 130 gunung api yang masih aktif.
ix

E. Dampak dari Gempa Bumi


Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. Dari
peristiwa gempa bumi dapat menyebabkan dampak langsung dan tidak langsung
antara lain :
1. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan
sehingga tanggul tersebut jebol dan mengakibatkan banjir.
2. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami yaitu
gelombang pasang di laut besar dan melanda daerah pantai.
3. Tanah di permukiman menjadi mereka, retak sehingga dapat menyebabkan
jalan raya terputus.
4. Akibat goncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang menimbun
segala sesuatu di dalamnya.
5. Gempa juga dapat mengakibatkan berbagai bangunan roboh dan rusak.
6. Permukaan bumi berserakan, banyak tanah patah dan jaringan telefon
banyak yang rusak dan tidak berfungsi.
7. Akibat pengiring gempa dapat terjadi kebakaran karena sambungan pendek
aliran listrik.

Anda mungkin juga menyukai