Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sejak dahulu bentuk muka bumi tidaklah permanen, tetapi secara terus-menerus mengalami perubahan. Proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa, magmatisme dan aktivitas vulkanisme. Tenaga eksogen adalah tenaga yang bekerja di permukaan bumi. Pada tenaga eksogen proses pembentukan muka bumi dibagi menjadi dua tipe yaitu tenaga pembentuk muka bumi yaitu tenaga perombak (pengikis) yang meliputi proses erosi dan proses pelapukan, serta tenaga pembangun yaitu proses sedimentasi. Tenaga eksogen dan endogen inilah yang telah merubah bentuk bentang alam (landscape) yang ada di permukaan bumi

II. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai proses-proses geologi baik yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen) sehingga dapat menambah pengetahuaan para pembaca.

III. Manfaat

Mengetahui proses-proses geologi baik yang berasal dari dalam bumi maupun dari luar bumi dan dapat menambabah pengetahuan para pembaca.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Tenaga Endogen Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Endogen dapat berupa gempa bumi , magmatisme, vulkanisme orogenesa dan epirogenesa. Aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi. Hasil tumbukan dari lempeng-lempeng tersebut dapat menghasilkan gempa bumi, dan aktivitas magmatis/ aktivitas gunung api (vulcanism). Aktivitas magmatis adalah segala aktivitas magma yang berasal dari dalam bumi. Pada hakekatnya aktivitas magmatis dipengaruhi oleh aktivitas tektonik,. Pembentukan material kulit bumi (batuan) yang terjadi di pematangan tengah samudra adalah salah satu contoh dari aktivitas magma, sedangkan pembentukan gunung api adalah contoh lain dari aktivitas magmayang terjadi di sepanjang batas lempeng (transform). Produk dari aktivitas magma dapat menghasilkan batuan beku, baik batuan beku intrusive maupun batuan beku ekstrusive.

2.2.Tenaga Eksogen Secara etimologi Eksogen berasal dari dua kata yakni exos yang berarti luar dan genor yang berarti luar. Kemudian kedua kata tersebut disambungkan menjadi satu kata yang memiliki arti pembentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi. Secara umum, tenaga eksogen dapat diartikan sebagai tenaga penngubah atau pembentuk muka bumi yang berasal dari luar yang meliputi proses pelapukan, erosi dan sedimentasi (pengendapan). Sifat umum dari tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Proses pembentukan muka bumi yang diakibatkan karena proses eksogen dapat dibagi menjadi dua tipe tenaga pembentuk muka bumi, yaitu: 1. Tenaga perombak (pengikis) yang meliputi proses erosi dan pelapukan 2. Tenaga pembangun yaitu proses sedimentasi.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: 1. Atmosfer yaitu perubahan suhu dan angin. 2. Air yaitubisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan laut, gletser dan sebagainya. 3. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun dibagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan batuan hancur dari yang kasar hingga yang halus. Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis terbawa oleh air. Tanah dan betuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin. Proses elsogen dalam bentuk angin terutama dapat diamati pada daerah=daerah arid dan semi arid (kering). Tenaga angin memiliki kekuatan yang bersifat deflasi dan korosi. Deflasi adalah proses pengangkutan meterial dari suatu tempat ketempat yang lain, misalnya di daerah gurun , suatu bukit pasir dapat berpindah tempat karena tiupan angin yang kencang kemudian diendapkan di tempat lain seiring melemahnya angin. Korosi adalah proses benturan atau gesekan meterial yang tertiup angin terhadap suatu bukit yang dilaluinya. Contoh deflasi di Indonesia yakni di pantai selatan Yogyakarta khususnya pantai parangtritis. Di tempat ini, angin mampu memindahkan pasir dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam bentukan bukit pasir. Contoh korosi adalah terbentuknya batu jamur dan batu beronggayang telah tererosi angin dalam jangka waktu yang sangat lama. Angin diatas juga mampu menggerakkan air, yang dapat mengakibatkan terjadinya gelombang yang sangat kuat. Pada umumnya, gelombang disebabkan oleh gesekan angin pada air. Semakin kuat angin bertiup, semakin besar

pula gelombangnya.Gelombang yang bergerak dari laut menuju pantai dapat mengubah garis pantai. Tenaga eksogen dalam bentuk air mengalir memiliki kekuatan yang dapat mengubah bentuk muka bumi. Di pegunungan yang sangat tinggi atau di daerah kutub, permukaannya selalu tertutup oleh salju. Timbunan salju semakin lama semakin banyak, sehingga akan menjadi bongkahan es yang sangat besar. Bongkahan es yang sangat besar memiliki massa yang sangat besar pula kemudian bergeser dan bergerak menuruni lereng membentuk aliran es atau gletser. Gletser sangat berpengaruh pada bentukan muka bumi karena aliran ini sifatnya membawa atau menghanyutkan material yang diangkutnya sehingga dapat mengakibatkan erosi sekaligus pengendapan. 1. Macam-macam Proses Eksogen Pada tenaga eksogen, proses pembentukan muka bumi dapat dibagi menjadi dua tipe tenaga pembentuk muka bumi yaitu perombak (pengikis) yang meliputi proses erosi dan pelapukan, serta tenaga pembangun yaitu proses sedimentasi.

1.1.Pelapukan Pelapukan adalah penghancuran buatan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran suatu batuan melalui media, berupa: Sinar matahari Air Gletser Reaksi kimia Kegiatan makhluk hidup (organisme)

Menurut proses terjadinya pelapukan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Pelapukan fisik atau mekanik Pelapukan fisik atau mekanik adalah proses pengikisan dan penghancuran bongkahan batu besar menjadi bongkahan yang lebih kecil tetapi tidak mengubah unsur kimianya.proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tibatiba, dan pembekuan air pada celah batu.

Penyebab terjadinya pelapukan fisik atau mekanik adalah: a. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi Peristiwa ini terutama terjadi pada daerah yang beriklim kontinentalatau beriklim gurun. Di daerah gurun pada siang hari temperaturnya dapat mencapai 500C. Pada siang hari yang suhunya sangat tinggi atau panas, batuan menjadi mengembang. Saat pada malam hari udaranya menjadi dingin sehingga batuan menjadi mengkerut. Apabila hal terjadi terus-menerus maka batuan akan pecah atau retak. b. Pembekuan air di dalam batuan Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini akan menimbulkan tekanan, karena adanya tekanan ini batu-natuan menjadi rusak atau pecah.pelapukan ini terjadi pada di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat. c. Berubahnya air garam menjadi kristal Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam-garam tersebut sangatlah tajam dan dapat merusak batuan gunung sekitarnya, terutama batuan karang di daerahh pantai. 2. Pelapukan organik Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang, tumbuhan dan manusia. Binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah dan serangga. Dibatu-batu karang di daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.pengaruh yang disebabkan oleh tumbuhan bersiffat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuhan yang dapat merusak tanah di sekitarnya. Pengaruh sifat kimiawi adalah zat asam yang dikeluarkan oleh akar tanaman. Zat asam ini dapat merusak batuan. Manusia jugaberperan dalam pelapukan melalui aktivitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan. 3. Pelapukan kimiawi Pada pelapukan ini batu-batuan mengalami perubahan kimiawiyang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelasterjadi pada pegunungan kapur (karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi.air yang banyak mengandung CO2(zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Di Indonesia pelapukan yang sering terjadi
5

adalah pelapukan kimiawi. Hal ini terjadi karena di Indonesia sering turun hujan. Air hujan inilah yang menjadikan pelapukan kimiawi. Gejala yang alam yang terjadi: a. Dolina Dolina adalah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina dapat kita temukan di pegunungan seribu. b. Gua dan sungai di dalam tanah Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu saling berhubungan maka akan terbentuk sungai bawah tanah. c. Stalaktit dan stalakmit Stalaktit adalah kerucut-kerucut kapur yang bergantung pada atap-atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal karena udara yang masuk kedalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. 1.2. Erosi Erosi adalah tenaga perombak atau pengikisan oleh media bergerak seperti air sungai, angin, gelombang laut dan gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu: a. Erosi Air hujan Erosi air adalah erosi yang diisebabkan oleh air hujan. Jika tingkat curah air hujan tinggi dan kemudian tanah tidak dapat menyerapnya maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini dapat menyebabkan erosi karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya. Terutama pada tanah gundul. Proses pengikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam 4 tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut: 1. Erosi percik yaitu proses pengikisan oleh air hujan yang jatuh ke bumi. 2. Erosi lembar yaitu pengikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang.

Pengikisan lembar ditandai oleh: Warna air yang mengalir berwarna coklat Warna air yang terkikis menjadi lebih pucat Kesuburan tanah berkurang

3. Erosi Alur merupakan lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah alur-alur pada tanah sebagai tempat mengalir pada air. 4. Erosi parit yaitu terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut maka luas lahan kritis semakin meluas, dan pada tingkat ini tanah sudak rusak. b. Erosi air laut Erosi air laut meruppakan pengikisan oleh pukulan gelombang laut yang terjadi secara terus menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang terbentuk karena adanya erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai,wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung dan teluk. Cliff terbentuk karena terbentuk gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakkan batuan di pantai. Akhirnya retakan semakin besar dan menyebabkan terjadinya notch, jika semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang oleh gelombang terus menerus atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut platform. Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedangkan teluk adalah laut yang menjorok kearah daratan. Pantai memiliki batuan yang berselangseling antara batuan resisten dan batuan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten mudah sekali tejadi erosi. Akibatnya, pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan sedangkan pada batuan yang resisten akan terbentuk tanjung yang menjorok ke pantai. Akibat Abrasi pada pantai adalah dinding pantai yang curam, relung (lekukan pada dinding pantai), gua pantai, batu layar, cliff, dan notch. c. Erosi oleh Angin (korasi) Erosi oleh angin merupakan pengikisan yang disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus pada daerah tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut. Sehinggah membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.

d. Erosi oleh gletser atau Es Erosi atau gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan yang terjadi di daerah yang terjadi empat musim. Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok-kelok. e. Erosi akibat gaya berat Batuan atau sedimen yang bergerak pada kemiringannya merupakan proses erosi yang diakibatkan oleh gaya berat. Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan bencana longsor. 1.3. Sedimentasi Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya: 1. Tenaga Air (akuatik) a. Meander Meander adalah sungai yang berkelok-kelok terbentuk karena adanya pengendapan proses berkelok-keloknya sungai dimulai darisungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akhirnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Bagian tengah yang wilayahnya mulai datar, aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang alirannya lambat akan terjadi pengendapan. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus maka akan terbentuk meander. Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan terjadi secara terus-menerus. Proses dan pengendapan yang terjadi terus-menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehinggah terbentuk oxbow lake.

b. Delta Pada saat sungai mendekati muara seperti danau ataupun laut maka kecepatannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lempung akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan sedimen.akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. Pembentukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk danau ataupun laut. Kedua arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta sungai Musi Kapuas dan kali Brantas. c. Dataran banjir dan tanggul alam Apabila terjadi hujan lebat, volume air akan meningkat secara cepat. Akibatnya terjadinya banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. pada saat air surut, bahan-bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. akibatnya akan terbentuk dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Hal itu disebut tanggul alam. 2. Pengendapan air laut (sedimen merine) a. Spit dan tombolo Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen merine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut. Antara lain yaitu pesisir, spit, tombolo dan penghalang pantai. Pesisir adalah wilayah pengendapan disepanjang pesisir pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada disepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan mengangkut material-material tersebut ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke dalam laut yang dalam, terjadilah pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi meterial yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi
9

material tersebut disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut maka spit akan semakin panjang. Kadang-kadang spit terbentuk melewati teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila disekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akan tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo. 3. Pengendapan angin (sedimen aeolis) Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut juga sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (send dune). Gumuk pasir dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi apabila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengendapakan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terjadi tumpukan pasir yang disebut gumuk pasir. 4. Pengendapan oleh gletser Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut juga sedimen glacial. Bentang alam hasil dari pengendapan gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya lembah yang awalnya berbentuk V menjadi berbentuk U. Proses sedimentasi pada batuan terdiri dari 2 proses, yakni proses sedimentasi secara mekanik dan pros sedimentasi secara kimiawi : a. Proses sedimentasi secara mekanik Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran yaitu laminer (yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap sevara suspensi, sehinggah butiran-butiran yang diendapkan merupakan bbutiran sedimen yang berbutir halus (pasir hingga lempung).

10

b. Proses sedimentasi secara kimiawi Proses sedimentsi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini berhubungan juga dengan reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk. Sedimen dapat diangkut melalui 3 cara yakni : Suspension : Umumnya terjadi pada sedimen yang ukurannya sangat kecil sehingga dapat terangkut oleh air dan angin. Bed load : umumnya terjadi pada sedimen yang ukurannya relatif besar seperti pasir, kerikil, kerakal dan bingkah sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan partikel-partikel yang besar di dasar. Saltation : dalam bahasa latin saltation berarti meloncat. Umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir.

Dampak positif tenaga Eksogen antara lain: Memunculkan habitat Memperluas daratan di bumi Memperdeket barang tambang ke permukaan bumi

Meskipun begitu tenaga eksogen memilki dampak negatif yang dapat merugikan manusia. Dampak negatif tersebut antara lain: Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari Erosi) Hasil-hasil Erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan pendangkalan dasar sungai. Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang di hantam ombak.

11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Endogen dapat berupa gempa bumi , magmatisme, vulkanisme orogenesa dan epirogenesa. Aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi. Hasil tumbukan dari lempeng-lempeng tersebut dapat menghasilkan gempa bumi, dan aktivitas magmatis/ aktivitas gunung api (vulcanism). Secara etimologi Eksogen berasal dari dua kata yakni exos yang berarti luar dan genor yang berarti luar. Eksogen adalah tenaga penngubah atau pembentuk muka bumi yang berasal dari luar. Tenaga Eksogen meliputi meliputi proses pelapukan, erosi dan sedimentasi (pengendapan). Pelapukan adalah penghancuran buatan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran suatu batuan melalui media, berupa: o Sinar matahari o Air o Gletser o Reaksi kimia o Kegiatan makhluk hidup (organisme) Menurut proses terjadinya pelapukan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: o Pelapukan fisik atau mekanik o Pelapukan organik o Pelapukan kimiawi Erosi adalah tenaga perombak atau pengikisan oleh media bergerak seperti air sungai, angin, gelombang laut dan gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu: o Erosi olh air hujan o Erosi oleh air laut

12

o Erosi oleh angin o Erosi oleh gletser o Erosi akibat gaya berat Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Dampak positif tenaga Eksogen antara lain: o Memunculkan habitat o Memperluas daratan di bumi o Memperdeket barang tambang ke permukaan bumi Dampak negatif tersebut antara lain: o Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari Erosi) o Hasil-hasil Erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan pendangkalan dasar sungai. o Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang di hantam ombak.

3.2. Kritik dan Saran Menyadari berbagai keterbatasan, kiranya makalah ini masih jauh dari yang kami harapkan, maka dari itu kami mohon dengan kerendahan hati, adanya saran dan pertimbangan pembenahan yang positif guna penyempurnaannya.

13

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shyoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2140313-erosi/ http://klastik.wordpress.com/2006/12/01/erosi/ http://masdayatoke.wordpress.com/2010/08/04/tenaga-eksogen/ http://n2sejati.blogspot.com/p/proses-eksogen.html http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/04/erosi.html http://rageagaints.multiply.com/journal/item/33 http://www.scribd.com/doc/488599285/PROSES-SEDIMENTASI Mulyo, Agung.2004. Pengantar Ilmu Kebumian.Jakarta : Pustaka Setia http://geotek/Isi.htm

14

15

Anda mungkin juga menyukai