Anda di halaman 1dari 3

NAMA : LESLIE SELVIANA PURBA

BP : 1610243008

EROSI DAN SEDIMENTASI


Secara umum dikatakan bahwa erosi dan sedimentasi merupakan proses terlepasnya
butiran tanah dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan
angin atau air kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terangkut di tempat yang
lain. Bahaya erosi banyak terjadi di daerah-daerah lahan kering terutam yang memiliki
kemiringan lereng sekitar 15% atau lebih. Tanah kering tang rentan terhadap erosi terutama
adalah tanah Podsolik Merah Kuning yang mempunya areal terluas di Indonesia, kemudian
disusul oleh tanah Latosol yang kemiringan lereng agak curam sampai curam, terutama
tanah-tanah yang tidak tertutup tanaman. (Suripin, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air,
2004)

Proses Terjadinya Erosi dan Sedimen

Proses erosi secara alami telah terjadi yaitu proses pelapukan batuan atau bahan induk
tanah secara geologi dan alamiah. Erosi alami merupakan proses keseimbangan alam yang
artinya kecepatan kerusakan tanah masih saa atau lebih kecil dari proses pembentukan tanah.
Sedangkan DAS yang masuk dalam wilayah perkotaan mengalami erosi yang cukup besar
dan dalam waktu yang cukup cepat. Hal ini dikarenakan, perubahan tata guna lahan yang
disebabkan oleh meningkatnya kegiatan manusia di wilayah DAS tersebut.

Meningkatnya kegiatan manusia dalam mengelola dan meningkatkan produktivitas


tanah telah menyebabkan terjadinya pemecahan agregat-agregat tanah karena pengangkatan
dan pemindahan tanah pada saat pengolahan tanah. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya
laju erosi tanah yang disebut erosi dipercepat.

Penyebab utama terjadinya erosi di daerah tropis seperti Indonesia adalah air. Hal ini
disebabkan oleh, daerah tropis memiliki kelembaban dan rata-rata curah hujan per tahun yang
cukup tinggi. Proses erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi 3 tahap, yaitu :

1. Pelepasan butiran tanah atau paertikel tanah dari bongkah agregat tanah.
2. Pemindahan atau pengankutan butiran tanah oleh media pengangkut, yaitu air.
3. Pengendapan butiran tanah dimana butiran tanah tidak dapat diangkut lagi oleh media
pengangkut.

Sebagai wilayah tropis, proses erosi tanah lebih banyak disebabkan oleh air.
Berdasarkan bentuknya erosi dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Erosi lempeng (sheet erosion), yaitu butiran-butiran diangkut lewat permukaan atas tanah
oleh selapis tipis limpasan permukaan , yang dihasilkan oleh intensitas hujan yang
merupakan kelebihan dari infiltrasi.
2. Pembentukan polongan (gully), yaitu erosi lempeng terpusat pada polongan tersebut.
Kecepatan airnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecepatan limpasan permukaan
tersebut diatas. Polongan tersebut cenderung menjadi lebih dalam, yang menyebabkan
terjadinya longsoran-longsoran. Polongan tersebut tumbuh kearah hulu. Ini dinamakan erosi
kearah belakang (backward erosion).
3. Longsoran massa tanah yang terletak diatas batuan keras atau lapisan tanah liat; longsoran
ini terjadi setelah adanya curah hujan panjang, yang apisan tanahnya menjadi jenuh oleh air
tanah.
4. Erosi tebing sungai, terutama terjadi pada saat banjir, yaitu tebing tersebut mengalami
penggerusan air yang dapat menyebabkan longsornya tebing-tebing pada belokan-belokan
sungai.

Upaya Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Secara umum, teknik konservasi lahan seperti pengaturan tata guna lahan dan
penataan lahan pertanian dengan teras sering dan reboisasi sebagai langkah penanganan erosi
dan sedimentasi. Namun teknik konservasi lahan tidak dapat terlihat hasilnya secara
signifikan dalam waktu singkat, hal ini dapat mengurangi optimalisasi penganganan masalah
ini, karena laju erosi dan sedimentasi umumnya lebih cepat daripada teknik konservasi lahan
seperti reboisasi.

Dalam hal ini Bangunan Pengendali sedimen bukan merupakan pilihan utama dalam
usaha penanggulangan erosi dan sedimentasi di suatu Daerah Aliran Sungai. Namun
pembuatan Bangunan Pengendali Sedimen merupakan langkah penunjang utama dalam
melakukan usaha konservasi lahan, dimana Bangunan Pengendali Sedimen dapat
meminimalisasi jumlah sedimen selama proses konservasi lahan berlangsung (BBWS Serayu-
Opak).

Penyebab Erosi

Hutan gundul akan menyebabkan erosi karena tanah bawahnya tidak mampu
menyerap air hujan. Air yang mengalir mengangkut benda-benda padat sehingga melakukan
pengikisan terhadap tanah dan batuan yang dilaluinya.
Akibat Erosi
Akibat erosi yang terjadi, terbentuklah lembah, ngarai, dan maender. Erosi air laut
terjadi di daerah pantai. Pengikisan pantai oleh gelombang laut yang terus-menerus
menyebabkan erosi.

Abrasi

Erosi air laut disebut abrasi. Erosi gletser (es) terjadi di sekitar pegunungan es. Oleh
karena adanya gaya gravitasi, es pada permukaan gunung akan turun. Pada umumnya,
ketebalan gletser mencapai 300 meter.

Banyaknya erosi gletser menyebabkan batuan lain akan terseret. Erosi angin
menyebabkan partikel-partikel debu dan pasir bergerak terbawa angin. Pada musim kering,
angin yang kuat akan membawa bebatuan. Di padang pasir, misalnya angin dapat membawa
bagian gunung pasir hingga membentuk bukit pasir yang bolong.

Anda mungkin juga menyukai