Anda di halaman 1dari 7

Erosi Laut

(Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Amdal )

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh :
Lingga Hascarya P
21110112120008
Ibrohim Shiddiq
21110112140039
Nurfika Maulina Larasati
21110112130050
Ridho Alfirdaus
21110112130053
Dian Rizqy A. W.
21110112130055

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang. Telp.(024) 76480785, 76480788


e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2015

Erosi adalah pengikisan lapisan permukaan kulit bumi karena aliran es, air, atau angin.
Ablasi (Erosi Air Sungai). Air yang mengalir menimbulkan gesekan pada terhadap tanah
yang dilaluinya. Gesekan tersebut akan besar apabila debit dan volume airnya besar.
Gesekan tersebut akan menimbulkan gesekan dan pengikisan, karena air sudah banyak
mengangkut benda benda padat. Syarat dari pengikisan air adalah air mengangkut
benda benda padat serta volum dan debit air besar (harus mengalir). Akibat dari
pengkisan oleh air sungai ini, terbentuklah lembah lembah, ngarai, dan jurang yang
dalam (bagian dalamnya berbentuk V). sebagai contoh, lembah Anai, ngarai Sianok, dan
Grand Canyon di Amerika Serikat.

A. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Erosi


Beberapa erosi pada suatu lapisan permukaan tanah antara ain sebagai beirkut :

1.

Banyak sedikitnya curah hujan, semakin banyak curah hujan, maka semakin
besar pula resiko tanah mengalami erosi dan juga sebaliknya

2.

Tekstur tanah, tanah yang resisten terhadap aliran air akan sulit tererosi daripada
tanah yang tidak resisten.

3.

Kemiringan tanah, semkain miring tanah maka semakin besar pula resiko
erosinya.

4.

Tutupan tanah atau vegetasi tanah, tanah yang gundul tanpa ada tutupan dari
pepohonan akan lebih mudah mengalami erosi daripada tanah yang memiliki
pepohonan diatasnya.

B. Cara terbentuknya erosi sungai


Lalu bagaimana proses terbentuknya lembah, ngarai, dan jurang tersebut? Aliran air
sungai yang deras pada bagian dasarnya akan menyebabkan sungai mengalami
pengikisan

pada

bagian

dasarnya.

Erosi

ini

dikenal

juga

dengan erosi

vertikal. Sementara aliran air sungai yang cepat pada bagian atasnya akan menyebabkan
sungai mengalami pelebaran sebagai akibat dari pengikisan tepi sungai, erosi ini dikenal
dengan erosi samping. Jika terdapat batuan yang resisten pada tepi sungai, maka tidak
akan terjadi pengikisan. Akibat dari erosi vertikal dan erosi samping ini, terbentuklah
sungai yang bagian dalamnya berbentuk V, seperti lembah dan jurang.
Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai
dengan tingkatan kerusakannya, yang sebagai berikut ini :
1.

Erosi percik (splash erosion) yaitu pengikisan yang terjadi oelh percikan air.
Percikan tesebut berupa partikel tanah yang kecil dan diendapkan disuatu tempat.

2.

Erosi lembar (sheet erosion) yaitu proses pengikisan tanah yang tebalnya sama
atau metara dengan suatu permukaan tanah lainnya.

3.

Erosi alur (rill erosion) yaitu erosi yang terjadi karena air yang mengalir
berkumpul pada suatu cekungan, akibtanya pada cekungan tersebut terjadi erosi yang
lebih besar.

4.

Erosi parit (gully erosion) yaitu kelanjutan dari erosi alur.

Dalam aktivitas aliran sungai ada tiga proses yang saling berhubungan yaitu pengikisan
(erosi), pengangkutan (transportasi), dan pengendapan (sedimentasi). Aktivitas itu
dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu kemiringan sungai, volume air sungai, dan
kecepatan aliran sungai. Material yang diangkut oleh sungai adalah material halus yang
melayang dan batu-batu yang menggelinding di dasar sungai. Material yang diangkut
sungai mengalami pengendapan. Bagian sungai adalah bagian atas (hulu), bagian
tengah, dan bagian bawah (hilir).
1. Hulu sungai
Di sini memiliki aliran air yang cukup kuat sehingga
menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan
erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai
(pengikisan hidrolik). Serpihan batu yang terbawa terus mengikis dan
mempercepat pendalaman saluran (pengikisan mekanik), serta adanya
pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai (pengikisan
kimiawi).
2. Tengah sungai
Di sini kecepatan aliran mulai berkurang, erosi secara vertikal juga
berkurang. Aktivitas yang kuat adalah erosi menyamping (lateral).
Erosi lateral melebarkan saluran dan lembah sungai. Ada juga penambahan
endapan yang berasal dari materilongsoran dari lereng-lereng di atasnya.
Bagian ini mulai dijumpai gejala sungai berkelok-kelok, kemungkinan
terbentuk danau mati dengan penampang sungai cenderung berbentuk U.
3. Hilir sungai
Di sini aliran sungai mulai tenang, gejala erosi hampir tidak ada,proses sedimentasi
sangat besar dan air cenderung keruh. Sungai cenderung lebar atau berbentuk U.
Beberapa kenampakan yang terjadi adalah adanya kelokan-kelokan, dataran.

Sistem sungai mengerosi bentang alam melalui tiga proses, yaitu (1)
pemindahan regolith (lapisan fragmen batuan dan batuan yang tidak terkonsolidasi di
permukaan bumi), (2) penggerusan (downcutting) kanal sungai melalui abrasi, dan
(3) erosi kearah hulu (headward erosion)
Proses pemindahan regolith merupakan proses sederhana yang penting yakni
pengerosian yang memindahkan dan membawa tanah dan runtuhan batuan (rock
debris) yang dihasilkan selama pelapukan. Bila materialnya mudah larut maka akan
terbawa dengan proses pelarutan.
Penggerusan merupakan proses erosi yang mendasar pada semua kanal sungai.
Prosesnya disertai dengan abrasi bagian dasar kanal oleh pasir dan gravel ketika
mengerus dalam air yang mengalir. Mineral abrasi seperti garnet, corundum atau
quartz terseret sambil menggerus dan memotong batuan dengan kecepatan yang luar
biasa
Hal menarik dari penggerusan dasar kanal adalah aksi pengeboran oleh kerikil
dan kerakal yang terperangkap dalam depresi dan pusaran arus. Pergerakan
rotasional dari pasir, gravel dan bongkah seperti mengebor dan membuat lubang
dalam yang dikenal sebagai potholes. Pasir dan gravel dapat menjadi alat erosi dan
berperan

mengabrasi

dengan

kuat

ketika

tertransport

oleh

sungai.Grand

Canyon,Arizona(Hamblin & Christiansen, 1995). Potholes adalah tererosinya dasar


sungai oleh pasir, kerikil dan kerakal yang berotasi karena eddys current. Potholes
dari tepi ke tepi sekitar 10 meter (Hamblin & Christiansen, 1995).
Faktor penting lain dari penggerusan kanal sungai adalah migrasi kearah hulu
(upstream migration) dari air terjun (waterfalls). Ketika kecepatan jatuhan air
meningkat, maka turbulensi pada bagian dasar airterjun akan besar sehingga erosi
cepat sekali pada dinding tebing dan akhirnya mampu membuat airterjun mundur
kearah hulu
Air terjun Niagara mengalami pemunduran kearah hulu. Hal ini terjadi sebagai
aksi hidraulik yang memotong serpih di bagian bawah batugamping. Air terjun
mengalami migrasi kearah hulu dengan kecepatan rata-rata 1,3 m/tahun (Hamblin &
Christiansen, 1995).
Pada proses erosi dan evolusi lembah maka sungai mempunyai tendensi untuk
mengerosi kearah hulu dan meningkatkan panjang lembah hingga mencapai divide.

Erosi kearah hulu terjadi karena ada hubungan antara lembah dan lereng regional.
Penambahan volume air dan kecepatan air kanal untuk mengerosi pada bagian hulu
sungai lebih cepat kemudian mundur kearah dinding lembah. Dengan demikian,
Bagian atas dari lembah menjadi bagian hulu yang diperluas.
Kadangkala erosi kearah hulu dari salah satu percabangan sungai dapat mencapai
hulu dan memotong jalur tengah sungai lainnya. Proses ini disebut sebagai
perompakan sungai (stream piracy)

C. Dampak Erosi
Erosi mempunyai dampak yang merugikan (negatif) dan menguntungkan (positif).
Dampak positifnya antara lain terbentuknya bentang alam baru yang indah. Namun,
erosi ternyata lebih banyak mengakibatkan dampak negatif. Menurut penelitian bahwa
sekitar 15% permukaan bumi mengalami erosi yang kebanyakan disebabkan oleh air
kemudian angin. Jika erosi terjadi di tanah pertanian, maka berangsur angsur tanah
tersebut akan menjadi tidak subur karena lapisan lapisan tanah subur diatasnya akan
semakin menipis. Jika terjadi di pantai, maka akan mengubah garis pantai. Dampak lain
dari erosi adalah polutan dan endapan dari erosi yang terbawa air akan menumpuk pada
suatu tempat. Dan jika menumpuk pada waduk atau danau akan menimbulkan
pendangkalan.
D. Pencegahan Erosi

Pada umumnya erosi berpengarruh buruk terhadap tanah pertanian. Erosi dapat
dikurangi atau dicegah dengan cara cara sebagai berikut :
1.

Pengolahan tanah, areal tanah yang diolah dengan penanaman tanaman,


penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.

2.

Pemasangan tembok batu rangka besi, dengan membuat tembok batu


menggunakan rangka besi, erosi di tepi sungai dapat dikurangi.

3.

Reboisasi, menanami kembali daerah daerah hutan yang gundul.

4.

Membuat tersering atau teras bertingkat tingkat di lereng gunung atau tanah
yang miring.

5.

Menjalankan Tumpang sari, menanam tanaman yang secara selang seling


dengan waktu panen yang berbeda.

6.

Mengadakan counter plowing, yaitu pembajakan yang searah dengan kontur.

7.

Pembuatan pemecah angin dan gelombang, misal dengan menanam pohon.

8.

Menanami hutan bakau di tepi pantai.

9.

Membangun bangunan bangunan pemecah ombak pada pantai pantai yang


bertebing curam.

E. Pengaplikasian ilmu Geodesi dalam erosi


Berikut ini adalah pengaplikasian ilmu geodesi dalam erosi.
1. Pembuatan DAM dengan metode terestris
2. Pemetaan DAS (Daerah Aliran sungai) yang tererosi
3. Analisis citra sungai secara temporal untuk melihat perubahan sungai akibat

erosi dari waktu ke waktu

Anda mungkin juga menyukai