Anda di halaman 1dari 26

KONSERVASI TANAH DAN AIR

KAJIAN TENTANG TANAH DAN AIR

FITRI WAHYUNI., SP., MSI


kuis
1. Jelaskan apa yg dimaksud dengan konservasi
tanah dan air...
2. sebutkan beberapa fungsi air dan fungsi
tanah bagi tanaman...
9.1. Degradasi Tanah
• Degradasi lahan adalah proses penurunan
produktivitas lahan, baik yang sifatnya
sementara maupun tetap.
• Lahan terdegradasi dalam definisi lain sering
disebut lahan tidak produktif, lahan kritis, atau
lahan tidur yang dibiarkan terlantar tidak
digarap dan umumnya ditumbuhi semak
belukar.
Wahyunto (2014), Lahan yang telah terdegradasi berat
dan menjadi lahan kritis luasnya sekitar 48,3 juta ha atau
25,1% dari luas wilayah Indonesia.
Untuk lahan gambut dari sekitar 14,9 juta ha lahan
gambut di Indonesia, ± 3,74 juta ha atau 25,1 % dari total luas
gambut telah terdegradasi dan ditumbuhi semak belukar.
Proses degradasi lahan dimulai dengan tidak
terkontrolnya konversi hutan, dan usaha pertambangan
kemudian diikuti dengan penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan potensi dan pengelolaan lahan yang kurang tepat.
Lahan terdegradasi baik di tanah mineral maupun
gambut ini menjadi sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
karena rentan terhadap kebakaran di musim kemarau
panjang.
9.2. Erosi tanah dan Dampaknya
Terhadap lingkungan
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat
transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada
tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh
makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini
disebut bio-erosi.

Pengikisan tanah berbeda dengan pelapukan yang diakibatkan


cuaca yang merupakan proses penghancuran mineral batuan
akibat oleh proses kimiawi atau fisik, ataupun kombinasi
keduanya.
Pengertian Erosi Menurut Para Ahli:
• Menurut Hardjowigeno (1995), erosi adalah suatu proses tanah
dihancurkan dan berpindah ke tempat lain karena kekuatan air,
angin, sungai atau gravitasi.
• Menurut Supirin (2002), erosi tanah merupakan rangakain proses
atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah bagian atas
oleh pergerakan air maupun angin.
• Menurut Effendi (2006), erosi ialah peristiwa hilang atau
terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke tempat
lain disebabkan oleh gerakan air, angin dan es.
• Menurut Kartasapoetra (2010), erosi adalah proses penghanyutan
tanah oleh desakan atau kekuatan air dan angin yang berlangsung
secara alami atau akibat dari kegiatan manusia.
• Menurut Arsyad (2012), arti erosi adalah proses hilang atau
terkikisnya bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh
air atau angin ke tempat lainnya.
Dampak Erosi Terhadap Lingkungan
a. Dampak Negatif
• Terjadinya penipisan lapisan permukaan tanah yang ada di
bagian atas, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan
lahan atau degradasi lahan.
• Menurunnya kemampuan tanah dalam peresapan air atau
infiltrasi yang menyebabkan peningkatkan limpasan air
permukaan sehingga menyebabkan banjir di sungai-sungai
serta berkurangnya cadangan air tanah.
• Butiran-butiran tanah yang terangkut aliran permukaan
akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) dan
selanjutnya akan terjadi pendangkalan sungai akibat tingginya
sedimentasi.
b. Dampak Positif

• Menambah kesuburan tanah yang ada di daerah endapan. Tanah


yang terkikis di bagian hulu sungai biasanya adalah tanah yang
subur dan banyak mengandung unsur-unsur hara seperti N, P, K
serta bahan-bahan organik. Unsur-unsur hara ini akan terbawa air
ke daerah endapan dan bisa menyebabkan tanah menjadi subur
• Pada dataran alluvial yang berada di Muara sungai serta memiliki
stadium lanjut, bisa dijadikan sebagai area pemukiman. Misalnya,
wilayah Tanjung Bunga yang berada di muara sungai Jeneberang
merupakan daerah hasil sedimentasi proses erosi yang saat ini
dijadikan daerah pemukiman penduduk
• Timbulnya kesadaran dan inisiatif, baik pemerintah ataupun
masyarakat dalam melakukan konservasi pada lahan-lahan kritis
melalui proses penghijauan
9.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Erosi
1. Iklim
Faktor iklim yang penting dalam proses terjadinya erosi
adalah curah hujan dan suhu. Intensitas hujan yang cukup tinggi
akan menimbulkan erosi. Energi kinetik akibat tetesan butiran-
butiran hujan yang jatuh ke atas tanah menyebabkan pecahnya
agregat-agregat tanah. Jumlah hujan yang besar tapi
intensitasnya rendah tidak menyebabkan erosi berat. Hujan lebat
dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat dapat
menyebabkan sedikit erosi. Jika jumlah hujan dan intensitasnya
sama-sama tinggi, maka erosi tanah yang terjadi cenderung
tinggi.
2. Topografi
Topografi yang memengaruhi erosi adalah kemiringan
lereng dan panjang lereng. Makin besar kemiringan lereng maka
intensitas erosi air makin tinggi. Semakin miring suatu lereng
maka energi kinetik aliran air yang mengalir semakin besar.
3. Vegetasi
Vegetasi adalah lapisan pelindung atau penyangga antara
atmosfer dan tanah. Vegetasi dapat memperlambat dampak
erosi. Akar tanaman melekat pada partikel tanah dan batu,
mencegah transportasi selama hujan atau angin. Pohon, semak
dan tanaman lain dapat membatasi dampak erosi yang besar
seperti tanah longsor atau bahaya alam lain seperti angin topan.
Gurun pasir yang umumnya tidak mempunyai vegetasi lebat
merupakan lanskap yang paling mudah mengalami erosi di
planet bumi.
4. Tanah
Aktivitas tektonik membentuk lanskap tanah itu
sendiri. Sehingga memengaruhi dampak erosi pada
suatu daerah.
9.4. Erosi dan Cara Penanggulangannya

Salah satu cara untuk mencegah erosi adalah dengan


menjaga alam, seperti melakukan reboisasi atau penanaman
kembali pohon-pohon yang ada di hutan yang gundul, tidak
menebang pohon secara liar, pembuatan terasering pada tanah
miring, dan mengadakan hutan lindung yang ada di lereng
gunung.
Pentingnya kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah dalam menjaga lingkungan akan mencegah erosi dan
kerusakan bagi lingkungan.
JENIS-JENIS EROSI DAN PENYEBABNYA
1. Erosi Air Sungai
Erosi air sungai terjadi akibat volume air sungai
yang mengalir sangat cepat akibat debit air yang besar
serta terdapat berbagai benda-benda padat
dalam aliran sungai. Aliran air ini akan menyebabkan
pengikisan hulu dan akhirnya membentuk lembah-
lembah, sungai, ngarai, dan jurang-jurang yang dalam.
Beberapa contoh akibat erosi air sungai ini adalah
pengikisan di Grand Canyon Colorado, Lembah Anai,
Ngarai Sianok, dan masih banyak lainnya.
2. Erosi Air Laut atau Abrasi

Jenis erosi ini dikenal sebagai abrasi. Abrasi adalah


proses erosi yang disebabkan karena ombak laut yang
menghantam tebing-tebing di pantai secara terus menerus
dan menyebabkan kerusakan. Kerusakan pada tebing-
tebing pantai ini yang kemudian dikenal sebagai abrasi.
Abrasi juga dapat disebabkan oleh es yang berada di
kutub mencair dan menyebabkan kenaikan permukaan
pada air laut. Sehingga daerah yang memiliki permukaan
lebih rendah akan mengalami pengikisan. Contoh bentang
alam yang diakibatkan oleh proses abrasi adalah Ujung
Selatan Teluk Santa Monica.
3. Erosi Es
Erosi ini juga dikenal sebagai gletser. Pengikisan
yang terjadi karena tumpukan es yang bergerak
perlahan ke bawah dan kemudian mengikis lembah-
lembah yang berada di pegunungan.
Arus es yang mengalir inilah yang dikenal sebagai
gletser. Karena erosi disebabkan tenaga es, maka
proses erosi es ini dikenal pula sebagai sebagai exarasi
dan hasil endapan yang diendapkan merupakan
moraine.
Akibat yang ditimbulkan dari erosi gletser adalah
timbulnya bentang alam yaitu fyord, yang merupakan
wilayah pantai yang menjorok lebih ke wilayah daratan.
4. Erosi Angin
Erosi yang disebabkan oleh angin disebut dengan
proses korasi. Biasanya korasi terjadi di daerah-daerah
dengan cuaca yang kering, misalnya wilayah gurun pasir.
Korasi menyebabkan kerusakan bentang alam berupa wilayah
yang diterpa angin akan membentuk bukit pasir dan batu
jamur.

5. Erosi Percik atau Splash Erosion


Erosi percik merupakan jenis proses pengikisan yang
berbentuk percikan tanah yang halus dan terjadi diakibatkan
tetesan air hujan saat memercikkan batuan dan tanah. Jenis
erosi ini bisa menyebabkan material ataupun tanah
mengalami pelapukan dan sangat mudah hancu
6. Erosi Permukaan / Erosi Lembar
Dikenal pula sebagai sheet erosion, jenis erosi ini terjadi
karena pemecahan partikel tanah yang ada di lapisan tanah yang
seragam sehingga menyebabkan kenampakan yang seragam
pula. Erosi ini terjadi ketika lapisan paling atas permukaan tanah
hilang dan menyebabkan tanah menjadi tandus karena lapisan
humus yang berpengaruh pada kesuburan tanah berkurang.
7. Erosi Alur atau Rill Erosion
Jenis erosi ini terjadi akibat pengikisan tanah sehingga
menimbulkan alur-alur searah dengan kemiringan lereng. Alur-
alur yang dihasilkan pada umumnya mempunyai kedalaman
hingga 30 cm dengan lebar kurang dari 50 cm.
8. Erosi Parit
Erosi parit merupakan proses erosi yang disebabkan
karena aliran air yang sangat kuat. Karena begitu kuatnya,
sehingga menyebabkan lereng-lereng yang terkena akan
berbentuk seperti parit U atau V.
Erosi parit adalah bentuk lanjutan dari jenis erosi alur.
Pengikisan parit ini menghasilkan alur-alur yang memiliki
kedalaman lebih dari 30 cm dengan lebar lebih dari 50 cm.

9. Erosi Tebing Sungai


Jenis erosi ini terjadi saat lembah sungai menjadi
bertambah lebar dikarenakan pengikisan pada area dinding
sungai. Umumnya terkikisnya tebing sungai terjadi di bagian
hilir sungai.
10. Erosi Air Terjun atau Waterfall erosion
Erosi air terjun terjadi karena tenaga air terjun yang
menyebabkan pengikisan. Umumnya bentuk erosi air terjun ini
adalah vertikal, sedangkan untuk posisi ataupun letak air terjun
akan mengalami pergerakan ke belakang menuju arah hulu
sungai sedikit demi sedikit. Hal tersebut menyebabkan
pengikisan di sekitar air terjun juga dikenal sebagai erosi mudik.

11. Erosi Gravitasi


Meskipun erosi gravitasi merupakan jenis pengikisan yang
tidak umum seperti halnya erosi air. Erosi ini bisa menyebabkan
kerusakan yang cukup besar pada alam serta pada struktur-
struktur buatan manusia.
Erosi gravitasi adalah gerakan massa tanah yang
disebabkan oleh gaya gravitasi, contohnya adalah tanah longsor.
9.5. Tanda-tanda Tererosi

Karakter daerah-daerah yang rawan terjadi longsor.


1. Daerah tersebut memiliki kemiringan lereng sebesar > 20%
2. Tanah memiliki pelapukan yang tebal
3. Sedimen berlapis
4. Tingginya tingkat hujan dan juga tingkat kebasahan yang
cukup tinggi.
5. Terjadinya erosi di bagian kaki lereng
6. Terjadinya penurunan lereng
Lalu berikut dibawah ini adalah tanda tanda
akan terjadinya longsor didaerah anda :

1. Terjadinya lapusan tanah atau lapisa batuan


yang miring kearah luar.
2. Terdapat retakan yang membentuk tapal kuda
3. Terdapat rembesan air pada lereng.
4. Terdapat pohon dengan batang yang sudah
terlihat melengkung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai