Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EROSI DAN KONSERVASI TANAH

ACARA I
PENGAMATAN LAPANGAN EROSI TANAH

Dosen Pengampu:
Ir. Taryono, M.Si.
Afif Ari W, S.Si, M.Sc.

Asisten :
Edta Faradila Ramandani
Nilawan Apriani
Nur Widi Handayani
Putri Goerataneng Sukmasari
Savina Maharani Putri

Disusun oleh :
Rino Dzul Qa’d Januar
E100200132/C
Kelompok 1 Senin jam 14.10 – 15.00 (Luring)

LABORATORIUM SUMBER DAYA TANAH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
ACARA I
PENGAMATAN LAPANGAN EROSI TANAH
I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi karakteristik erosi di lapangan (desa / kecamatan /
kabupaten).
2. Mengetahui jenis - jenis erosi lapangan.
3. Menganalisis proses, penyebab dan dampak erosi di lapangan.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Alat tulis
2. Tabel Jenis Erosi
3. Aplikasi timestamp camera basic
4. GPS Essential
III. LANDASAN TEORI
Pengertian Erosi
Erosi adalah proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian
tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain.
Tanah yang tererosi diangkut oleh aliran permukaan akan diendapkan di
tempat-tempat aliran air melambat seperti sungai, saluran-saluran irigasi,
waduk, danau atau muara sungai. Hal ini berdampak pada mendangkalnya
sungai sehingga mengakibatkan semakin seringnya terjadi banjir pada
musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Arsyad, 2012).
Penyebab Erosi
Terjadinya erosi dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
alam dan faktor non alam. Faktor alam adalah faktor yang sudah ada di alam
seperti iklim, kemiringan dan panjang lereng, sifat fisik tanah, tersedianya
vegetasi penutup tanah. Sedangkan faktor non alam adalah faktor yang
disebabkan oleh adanya campur tangan manusia.
• Faktor Iklim
Intensitas hujan yang cukup tinggi akan menimbulkan erosi. Tetesan
butiran-butiran hujan yang jatuh ke atas tanah mengakibatkan pecahnya
agregat-agregat tanah yang diakibatkan oleh tetesan butiran hujan yang
memiliki energi kinetik yang cukup besar. Jumlah hujan yang besar
tidak selalu menyebabkan erosi berat jika intensitasnya rendah, dan
sebaliknya hujan lebat dalam waktu singkat dapat menyebabkan sedikit
erosi karena jumlah hujan hanya sedikit. Jika jumlah dan intensitas
hujan keduanya tinggi, maka erosi tanah yang terjadi cenderung tinggi.
• Topografi
Unsur topografi yang mempengaruhi erosi adalah kemiringan lereng
dan panjang lereng. Makin besar kemiringan lereng, intensitas erosi air
makin tinggi. Hal ini berkaitan dengan energi kinetik aliran limpas yang
semakin besar sejalan dengan semakin besar kemiringan lereng. Sifat-
sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah kepekaan tanah atau
erodibilitas tanah. Nilai erosi akan semakin besar dengan semakin
besarnya nilai erodibilitas suatu tanah.
• Vegetasi
Vegetasi merupakan lapisan pelindung atau penyangga antara
atmosfer dan tanah. Suatu vegetasi penutup tanah yang baik seperti
rumput yang tebal atau rimba yang lebat akan menghilangkan pengaruh
hujan dan topografi terhadap erosi. Penebangan hutan (pepohonan)
secara serentak atau tebang habis mengakibatkan kerusakan tanah
khususnya di lapisan permukaan dengan ditandai antara lain penurunan
kadar bahan organik, penurunan laju infiltrasi dan penurunan jumlah
ruangan pori makro.
• Tanah
Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa
kemunduran sifat-sifat kimia dan fisika tanah seperti kehilangan unsur
hara dan bahan organik, dan meningkatnya kepadatan serta ketahanan
penetrasi tanah, menurunnya kapasitas infiltrasi tanah serta kemampuan
tanah menahan air.
• Manusia
Kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan perubahan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap erosi, misalnya perubahan penutupan tanah
akibat penggundulan atau pembabatan hutan untuk pemukiman, lahan
pertanian, atau gembalaan. Perubahan topografi secara mikro akibat
penerapan terasering, penggemburan tanah dengan pengolahan, serta
pemakaian stabiliter dan pupuk yang berpengaruh pada struktur tanah
Proses terjadinya Erosi
Erosi dapat juga disebut pengkikisan atau kelongsoran sesungguhnya
merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan
air dan angin, baik yang berlangsung secara ilmiah atau pun sebagai akibat
Tindakan atau perbuatan manusia, sehubungan dengan itu maka kita akan
mengenal normal atau geological erosion dan accelerated erosion.
• Normal / geological erosion
Yaitu erosi yang berlangsung secara ilmiah, terjadi secara normal di
lapangan melalui tahap-tahap:
a. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke
dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.
b. Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui
penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.
c. Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut
tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai.
• Dipercepat / accelerated erosion
Yaitu dimana proses-proses terjadinya erosi tersebut yang
dipercepat akibat tindakan-tindakan dan atau perbuatan-perbuatan itu
sendiri yang bersifat negatif atau pun telah melakukan kesalahan dalam
pengelolaan tanah dalam pelaksanaan pertaniannya. Jadi dalam hal ini
berarti manusia membantu mempercepat terjadinya erosi tersebut. Erosi
yang dipercepat banyak sekali menimbulkan malapetaka karena
memang lingkungannya telah mengalami kerusakan-kerusakan,
menimbulkan kerugian besar seperti banjir, kekeringan ataupun
turunnya produktivitas tanah.
Jenis – Jenis Erosi
Menurut Asdak (2010), terdapat beberapa jenis erosi, yaitu sebagai
berikut:
• Erosi Percikan (Splash erosion). Erosi Percikan adalah proses
terkelupasnya partikel-prtikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air
hujan bebas atau sebagai air lolos.
• Erosi Kulit / Lembar (Shet Erosion). Erosi Kulit adalah erosi yang
terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis
oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).
• Erosi Alur (rill erosion). Erosi Alur adalah pengelupasan yang diikuti
dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang
terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air.
• Erosi Parit (gully erosion). Erosi Parit adalah sama dengan erosi alur,
sehingga pada mulanya erosi parit ini dianggap sebagai kelanjutan dari
erosi alur. Proses terjadinya erosi parit dikarenakan awal mulanya
pembentukan depresi pada lereng sebagai akibat adanya bagian lahan
atau tanaman penutupnya jarang akibat dari pembakaran atau
perumputan.
• Erosi Tebing Sungai (streambank erosion). Erosi Tebing Sungai adalah
pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai sungai dan penggerusan
dasar sungai oleh aliran air sungai.
• Tanah Longsor (land slide). Tanah Longsor merupakan bentuk erosi
dimana pengangkutan atau gerakan masa tanah terjadi pada suatu saat
dalam volume yang relatif besar. Berbeda dengan jenis erosi yang lain,
pada tanah longsor pengangkutan tanah terjadi sekaligus dalam jumlah
yang besar
Dampak Erosi
Erosi tanah menyebabkan lapisan permukaan tanah bagian atas menjadi
menipis. Terjadinya erosi tanah tersebut akan memberikan dampak yang
cukup besar, baik itu pada tempat asal terjadinya erosi (on-site) maupun di
tempat lainnya (off-side). Berikut dampak atau bahaya yang ditimbulkan
oleh erosi tanah:
• Dampak Erosi pada tempat asal terjadinya (on-site)
Dampak dari erosi tanah on site biasanya akan dapat dirasakan secara
langsung oleh pihak yang mengelola tanah tersebut, yaitu penurunan
tingkat produktivitas tanah. Produktivitas tanah yang menurun dapat
ditandai oleh beberapa hal seperti:
- Hilangnya kesuburan tanah akibat hanyutnya pertikel-partikel atau
mineral-mineral dalam tanah, sehingga sulit dijadikan lahan untuk
bercocok tanam.
- Penurunan hasil panen.
- Peningkatan biaya penggunaan pupuk.
- Penurunan kemampuan tanah dalam menyerap air (infiltrasi). Hal ini
nantinya dapat mengakibatkan peningkatan limpahan air di
permukaan tanah dan pada akhirnya dapat terjadi banjir.
- Terjadinya perubahan struktur tanah.
- Perubahan profil tanah.
- Lahan menjadi tandus.
• Dampak erosi tanah di luar lahan (off-site)
Dampak yang dirasakan oleh lingkungan di luar lahan terjadinya
erosi tanah juga sangat besar dirasakan. Erosi tanah akan menyebabkan
sedimentasi yang mengakibatkan kerugian besar bagi kehidupan sekitar,
seperti:
- Terjadinya pendangkalan waduk atau sungai.
- Tertimbunnya bangunan maupun lahan-lahan pertanian.
- Penurunan tingkat kualitas air.
- Menghambat kelancaran transportasi air.
- Rusaknya ekosistem di air.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menginstal dan mensetting aplikasi timestamp camera basic.
3. Menentukan wilayah erosi yang akan di observasi.
4. Mengambil dua sampel foto pada masing – masing jenis erosi.
5. Menganalisis data sampel foto yang telah didapatkan ketika di lapangan.
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Dokumentasi jenis – jenis erosi dilapangan, minimal 5 menggunakan
aplikasi timestamp camera basic.
No Jenis Erosi Foto Penyebab
2. Foto kelompok menggunakan aplikasi timestamp camera basic.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.


Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai