PERTAMBANGAN UMUM
BAB I
PENDAHULUAN
Erosi adalah suatu proses pengikisan atau penghancuran agregat tanah atau batuan dan
kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh media pengangkut seperti air, angin atau karena
gravitasi.
Berdasarkan proses terjadinya, erosi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu erosi geologi dan
erosi yang dipercepat. Erosi geologi adalah erosi alami yang berjalan Sangat lambat. Sedangkan
jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi yang tercepat
adalah erosi akibat kegiatan manusia yang menganggu kesehatan alam. Erosi ini berjalan
Sangay cepat sehingga tanah pucuk dipermukaan (top soil) menjadi hilang.
Pada daerah-daerah tropis yang mempunyai iklim basah, maka erosi yang sering terjadi
adalah erosi yang disebabkan oleh air. Oleh karena itu terjadinya erosi disebabkan oleh lereng
umumnya disebabkan oleh air, berupa curah hujan dan aliran permukaan yang melewati lereng
dan menggerus lapisan tanah yang dilaluinya. Selanjutnya tanah yang telah dihancurkan
diangkut ketempat lain oleh aliran permukaan. Apabila daya angkut aliran air tersebut lebih besar
daripada tanah yang tersedia untuk diangkut, maka akan mengakibatkan terjadinya erosi.
Sebaiknya apabila daya angkut air lebih kecil dari jumlah tanah yang dihancurkan, maka yang
terjadi adalah pengendapan dilereng tersebut.
Berdasarkan penyebab dan media pengangkutnya, kedua jenis proses erosi diatas dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu erosi oleh air dan erosi oleh angin. Erosi oleh air merupakan erosi
yang paling terpenting dan paling sering terjadi. Erosi angin biasanya terjadi dipantai, gurun pasir
dan daerah-daerah terbuka yang cukup luas.
Jenis erosi oleh air meliputi pelarutan yang umumnya terjadi pada batu kapur yang mudah
dilarutkan oleh air yang agak asam. Erosi percikan (splash erosion) terjadi karena curah hujan
yang jatuh langsung ketanah melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi beberapa cm
keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng
dibawanya. Erosi lembar (sheet erosion) adalah erosi pada tanah yang terjadi pada tanah lember
demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas tidak terlihat.
Karena kehilangan lapisan-lapisan tanah hampir seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada
suatu saat seluruh tanah pucuk akan habis. Erosi alur (rill erosion) terbentuk dari awalnya berupa
genangan-genangan kecil setempat disuatu lereng, jika air dalam genangan tersebut mengalir,
maka akan terbentuk alur-alur bekas aliran air. Alur-alur tersebut mudah dihilangkan dengan
pengolahan tanah yang sederhana. Erosi parit ( gully erosion) merupakan lanjutan dari erosi alur.
Alur yang terjadi terus menerus digerus oleh aliran air terutama didaerah-daerah yang banyak
hujan, sehingga alur tersebut menjadi semakin dalam dan lebar karena aliran air yang lebih kuat.
Alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah yang sederhana.
Daerah yang peka terhadap erosi angin adalah pantai dan gurun pasir, daerah semi kering
dan kering atau pada lahan tambang yang dibuka sangat luas. Materi yang terangkut terutama
adalah debu dan partikel-partikel halus lainnya.
Faktor-faktor tejadinya erosi adalah curah hujan, kondisi lereng, sifat tanah atau perlakuan
terhadap tanah dan tanaman penutup tanah.
Curah hujan
Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui adalah intensitas hujan yang menunjukan banyak
curah hujan per satuan waktu dan pada umumnya di nyatakan dalam mm/jam.mm/hari atau
mm/tahun; jumlah (volume) air hujan yang menunjukan banyaknya hujan selam satu hari, satu
bulan atau selama satu tahun,dan frekuensinya; distribusi hujan yang menunjukan penyebaran
waktu terjadinya hujan. Dengan meningkatnya volume dan intensitas hujan, kemampuan air
untuk mengikis dan mengangkut partikel-partikel tanah menjadi meningkat. Bila sering terjadi
hujan, dengan curah yang tinggi dan waktu yang lama, maka potensi terjadinya erosi pada tanah
gandul (lahan terbuka) akan menjadi tinggi.
Kondisi lereng
Kondisi lereng yang sangat berpengaruh terhadap erosi air adalah kemiringgan dn panjang
lereng. Kemiringan lereng berpengaruh terhadap kecepatan aliran permukaan. Semakin curam
kemiringan lereng, maka gradien aliran permakaan juga semakin besar.Akibat selanjutnya adalah
meningkatnya kecepatan aliran permukaan yang menglir di permukaan lereng. Panjang lereng
mempunyai pengaruh terhadap kecepatan dan jumlah (massa) aliran permukaan kecepatan,
percepatan dan jumlah aliran permukaan menentukan energi kinitik aliran permukaan untuk
mengikis dan mengangkut tanah.
Jenis tanah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah stektur tanah,
bentuk dan kemantapan strutur tanah, kapasitas infiltrasi atau permeabilitas tanah dan
kandungan bahan organik.
Partikel tanah atau batuan yang bertekstur kasar seperti pasir mempunyai daya tahan
terhadap erosi, karena diperlukan lebih banyak tenaga untuk mengangakutnya. Sedangkan daya
tahan tanah atau batuan yang bertekstur halus liat terhadap erosi terutama disebabakan oleh
adanya daya kohesi yang kuat, sehingga gumpalan-gumpalannya sukar dihancurkan tekstur
tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir yang sangat halus. Oleh karenanya
semakin tinggi kadungan debu didalam tanah, semakin peka tanah tersebut terhadap erosi.
Bentuk strutur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat), menghasilkan
tanah dengan permeabilitas tinggi yang memudakan air meresap kedalam tanah, sehingga aliran
permukaan menjadi kecil, dan akibatnya erosi jaga kecil.demikian pula tanah yang mempunyai
struktur yang mantap, karena tidak mudah hancur oleh pukulan-pukulan air hujan, akan tahan
terhadap erosi. Sebaliknya srtuktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah hancur oleh pukulan
air hujan dan menjadi butir-butir halus sehingga menutup pori-pori tanah. Akibatnya air infiltrasi
terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berarti erosi juga akan meningkat.
Apabila kapasitas infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap kedalam tanah,
sehingga aliran permukaan kecil. Akibatnya erosi yang terjadi juga kecil. Kapasitas infiltrasi tanah
dipengaruhui oleh porositas, permeabilitas, dan kemantapan struktur tanah.
Kandungan bahan organik tanah menentukan kepekaan terhadap erosi, karena bahan
organik dapat mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Tanah yang cukup mengandung bahan
organik pada umumnya mempunyai struktur yang mantap, sehingga tahan terhadap erosi. Tanah
dengan kandungan bahan organik kurang dari 2 % pada umumnya peka terhadap erosi.
Kedalaman efektif tanah berhubungan dengan kemampuan akar tanaman dalam
menembus lapisan tanah. Sehingga dalam kedalaman efektif suatu tanah. Maka semakin luas
zona perakaran tanaman. Hal tersebut selanjutnya akan meningkatkan jumlah air yang dapat
meresap ke dalam tanah. Peningkatan tanah tersebut akan mengurangi air yang mengalir diatas
permukaan tanah, sehingga erosi berkurang.
Perlakuan terhadap tanah yang dikerjakan oleh manusia dapat mengubah kondisi tanah
menjadi baik atau buruk. Apabila teras-teras atau jenjang-jenjang pada tanah yang berlereng
curam, maka erosi dapat dikurangi. Selanjutnya apabila terjadi penebasan tumbuhan pada suatu
daerah, maka hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi pada bagian
hilir.
Tanaman penutup akan mempengaruhi terjadi erosi. Tanaman penutup akan menghalangi
air hujan agar tidak langsung jatuh ketanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah
berkurang. Hal ini tergantung dari kerapatan, kerimbunan, dan tingginya vegetasi. Semakin rapat
dan rimbun vegetasi yang ada, semakin efektif mencegat terjadinya erosi. Selain itu keberadaan
tanaman akan menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
Erosi oleh air merupakan jenis erosi yang paling dominan dan dapat menimbulkan
kerusakan tanah, terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat asalnya yang dapat
menyebabkan penurunan produktifitas tanah, kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman,
kualitas tanaman menurun. Penurunan kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air
struktur tanah menjadi rusak dan kelongsoran tebing.
Erosi juga dapat menyebabkan kerusakan ditempat-tempat penerima hasil erosi. Erosi
memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa yang ada didalamnya seperti unsur-unsur hara
tanaman atau ceceran oli dan bahan kimia beracun. Pengendapan bahan-bahan berikut senyawa
kimia yang dikandungnya dapat dikatakan sebagai pencemaran ditempat baru tersebut.
Partikel tanah yang terangkut oleh media erosi dapat menyebabkan pendangkalan sungai,
sehingga kapasitas sungai menurun, tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak
karena terttimbun oleh tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain,
terjadinya pengkeruhan badan-badan air perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang
diangkut akan mempengaruhi keseimbangan sungai; air yang telah kehilangna sebagian material
yang diangkutnya telah mengendap akan mencari keseimbangan baru dengan mengikis saluran
dasar fondasi dam.
BAB III
PERENCANAAN
Pertama-tama yang harus ditentukan dalam penyelidikan terhadap tapak kegiatan adalah
penggabungan seluruh sumber penggabungan seluruh sumber keterangan atau informasi yang
tersedia.keterangan ini akan membamtu para perencana dalam memeriksakan keadaan fisik
lapangan yang kritis dimana kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak atau mempengaruhi
terhadap upaya pengendalian erosi dan sedimentasi.
Pada tahap ini,analisis secara terus menerus terhadap informasi yang telah terkumpul
selama penyelidikan pendahuluan terhadap tapak kegiatan harus diselesaikan.Tujuan dari pada
analisis ini adalah untuk menentukan bagaimana melakukan kegitan pada daerah yang sudah
ditetapkan tanpa menimbulkan perusakan/pencemaran lingkungan di kemudian hari. Daerah
yang sangat rentan terhadap erosi dan sedimentasi karena karena kondisi topografi, tanah.
Tumbuhan dan penyaliran harus di indentifikasi. Perencanaan di dalam melakukan analisis
lapangan sebaiknya lapangan sebaiknya memamfaatkan informasi mengenai kondisi tanah yang
ada.
Penyelidikan bawah permukaan (subsurface) harus dilakukan untuk mengetahui kondisi
geologi dan sifat tanah di tapak kegiatan. Pernyelidikan tanah yang rinci perlu dilakukan lapangan
untuk rancangan bangunan yang kompleks,jalan dan bangunan teknis lainnya.kemantapan
lereng harus diketahui berdasarkan analisis tanah. Masalah air tanah harus diindentifikasi. Tanah
yang terkena aliran air harus dianalisis untuk menentukan kecepatan aliran air yang ideal.Lahan
yang akan dahijaukan harus dianalisis pH.Kandungan hara dan mudah tidaknya untuk dihijaukan.
Erosi tanah dan sedimentasi akan bertambah sejalan dengan pembukaan atau perusakan
pada daerah penambangan dan daerah kegiatan konstruksi untuk sarana penunjang.Pada
akhirnya permasalahan ini akan menyebabkan pengaruh buruk kepada kualitas air diperairan
umum.Berikut ini adalah prinsip umum yang harus diikuti oleh pihak pelaksana pekerja/kegiatan
pertambangan dalam mengendalikan erosi dan sedimentasi.
a). Menyesuaikan kegiatan pembangunan dengan kondisi topografi dan tanah di daerah
kegiatan.
- Lakukan kegiatan terhadap karakteristik fisik lapangan yaitu topografi, tanah dan
Penyaliran. Hal ini perlu untuk dapat menentukan langkah yang terbaik untuk melakukan
kegiatan didaerah tersebut sehingga dampaknya terhadap lingkungan menjadi minimal.
- Manfaatkan kondisi topografi yang ada untuk meminimalkan kegiatan pembentukan
lereng.
- Sedapat mungkin manfaatkan pola drainase alamiah.
- Lindungi setiap tanah basah (wetland) yang ada.
b). Membuat rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelumnya dilakukan kegiatan yang
dapat mengganggu tanah
- Bila perlu rencana kendali erosi dan sedimentasi tersebutharus dibuat dengan bantuan
tenaga ahli yang mampu mengindentifikasi daerah-daerah yang akan mengalami
masalah erosi dan sedimentasi, sekaligus menetapkan upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi/mengurangi masalah tersebut.
- Seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap tanah harus dilaksanakan
sesuai dengan rencana kendali erosi dan sedimentasi yang telah dibuat.
c). Sedapat mungkin mempertahankan tumbuhan alamiah yang ada
- Bila tumbuhan yang ada harus ditebas, pertahankan dan lindungi sampai pada saat
kegiatan penebasan benar-benar akan dilaksanakan.
- Buat daerah penyangga disekitar lokasi kegiatan dengan memamfaatkan tumbuhan yang
ada untuk mengurangi erosi dan sedimentasi diluar lokasi kegiatan.
d). Meminimalkan luas dan lamanya tanah terbuka yang akan terkena erosi
- Buat jadwal pengupasan dan pembentukan lereng untuk mengurangi luas daerah
tergangu sampai pada tingkat yang paling minimum. Gangguan terhadap lahan dilakukan
hanya bila lahan tersebut benar-benar akan segera di kerjakan.
e). Mengupayakan dan menahan sediment di lokasi sebanyak mungkin
- Sedimen dari lokasi kegiatan harus ditangkap dengan kolam sediment atau
penyaringannya dengan air aliran dengan menggunakan tumbuhan atau penahan
sediment buatan.
- Kolam dan perangkap sediment harus disiapkan sebelum kegiatan kontruksi dimulai.
f). Mengalirkan air limpasan sedapat mungkin menjauh dari daerah yang terganggu
- Saluran pengelak harus digunakan untuk memotong air aliran dan mengalikannya
menjauhi daerah kegiatan.
- Saluran pengelak tersebut harus disiapkan sebelum sebelum dilakukan kegiatan
penebasan dan pembentukan lereng sehingga potensi terjadinya erosi dapat dikurangi.
g). Meminimalkan panjang dan kemiringan lereng
- Lereng bertetangga, saluran dan penahan sediment harus digunakan untuk memotong
ailiran air pada lereng yang curam dan panjang.
- Harus dingunakan upaya untuk memperlambat kecepatan air aliran yang memungkinkan
terjadinya sedimentasi.
h). Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin
- Melakukan upaya stabilisasi seperti penanaman tumbuhan (sementara atu permanent),
penambahan, mulsa pembuatan kolam sediment, anyaman pengendali erosi atau upaya
lain dalam kurun waktu tujuh hari setelah lahan tersebut terganggu
- Mempertinbangkan kemungkinan perbaikan dan pemeliharaan yang diperlukan
dikemudian hari terhadap metoda kendali erosi yang dipilih.
i). Mengupayakan agarv kecepatan air limpasan yang keluar dari lokasi kegiatan menjadi
lambat
- Mengurangi kecepatan air limpasan dengan menjaga keberadaan tumbuhan penutup
perlindungan tumbuhan penyangga pada daerah yang lebih rendah di sekitar daerah
terganggu dan memasang sarana kendali erosi seperti penghalang sedimen, penyaring
dan kolam sedimen dan perangkap sedimen.
- Membuang air limpasan kesaluran alamiah yang sudah disiapkan dan dilindungi dengan
baik atau kesaluran buatan atau pi[a yang ukurannya cukup besar untuk banjir
maksimum atau menahan luapan air aliran tersebut didalam sarana pengendapan.
j). Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana kendali erosi secara berkala
- Menungaskan seseorang yang bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan harian terhadap semua sarana kendali erosi dan sedimentasi.
- Melakukan pemeriksaan terhadap terhadap semua sarana kendali erosi setelah terjadi
banjir untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan.
- Melakukan perbaikan terhadap sarana kendali erosi yang mengalami kerusakan, bila
tidak segera diperbaiki kerusakan akan bertambah besar.
- Mempertimbangkan konsekwensi dari kegagalan dari tiap metode kendali erosi yang
sudah dipilih (kegagalan tersebut dapat berupa bahaya terhadap manusia dan/atau harta
benda).
- Mereklamasi (menutup/membongkar) sarana kendali erosi yang sudah tidak diperlukan
lagi setelah selesainya kegiatan. Reklamasi terhadap sarana kendali erosi tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga gangguan yang ditimbulkan minimal. Selanjutnya
lokasi bekas sarana kendali erosi tersebut segera dihijaukan.