Anda di halaman 1dari 3

EROSI TANAH DAN PENCEGAHANNYA

NAMA : M. DIMAS PRAYOGA

NIM : 210310127

KELAS : DDIT AET 6

A. Erosi Tanah
Kata erosi berasal dari bahasa Latin erosionem yang berarti menggerogoti. Secara
umum erosi adalah proses alami pengikisan tanah lapisan atas oleh air, angin atau es. Erosi juga
dapat diartikan pengangkutan material yang terkikis dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari
puncak gunung ke lembah terdekat atau dari bagian hulu sungai ke bagian hilir (Kartasapoetra, et
al. 2005). Erosi memang membentuk banyak penampakan alam menarik seperti puncak gunung,
lembah dan garis pantai. Terjadinya erosi dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

1.IKLIM
Faktor iklim yang penting dalam proses terjadinya erosi adalah curah hujan dan suhu.
Curah hujan dan suhu tidak jauh berbeda di tempat-tempat yang berdekatan. Intensitas hujan
yang cukup tinggi akan menimbulkan erosi. Energi kinetik akibat tetesan butiran-butiran hujan
yang jatuh ke atas tanah menyebabkan pecahnya agregat-agregat tanah. Jumlah hujan yang besar
tapi intensitasnya rendah tidak menyebabkan erosi berat. Hujan lebat dengan intensitas tinggi
dalam waktu singkat dapat menyebabkan sedikit erosi. Jika jumlah hujan dan intensitasnya
sama-sama tinggi, maka erosi tanah yang terjadi cenderung tinggi.

2.TOPOGRAFI
Topografi yang memengaruhi erosi adalah kemiringan lereng dan panjang lereng. Makin
besar kemiringan lereng maka intensitas erosi air makin tinggi. Semakin miring suatu lereng
maka energikinetik aliran air yang mengalir semakin besar.

3.VEGETASI
Vegetasi adalah lapisan pelindung atau penyangga antara atmosfer dan tanah. Vegetasi
dapat memperlambat dampak erosi. Akar tanaman melekat pada partikel tanah dan batu,
mencegah transportasi selama hujan atau angin. Pohon, semak dan tanaman lain dapat
membatasi dampak erosi yang besar seperti tanah longsor atau bahaya alam lain seperti angin
topan. Gurun pasir yang umumnya tidak mempunyai vegetasi lebat merupakan lanskap yang
paling mudah mengalami erosi di planet bumi.

4.TANAH
Faktor penyebab erosi yang pertama adalah kondisi tanah. Beberapa hal yang termasuk
dalam kondisi tanah yakni tekstur dan struktur tanah, banyaknya bahan organik di dalam tanah
dan daya serap tanah terhadap air. Tanah dengan tekstur butiran halus adalah jenis tanah yang
paling rawan terkena erosi. Ini dikarenakan tanah pasir tidak menetap dan mudah hancur ketika
terkena aliran air. Tanah dengan kandungan bahan organik yang rendah dan kedap air juga
mudah mengalami erosi.

Sementara itu, tanah dengan tekstur yang berpasir tidak peka terhadap erosi karena
ukuran partikelnya yang lebih besar sehingga tidak mudah terbawa oleh air. Tanah yang
berstruktur gumpalan atau membulat lebih tahan terhadap ancaman erosi karena dapat menyerap
lebih banyak air dan mengurangi aliran permukaan. Tanah dengan kemampuan menyerap yang
tinggi dan mengandung bahan organik dalam jumlah banyak juga lebih tahan terhadap erosi.

5. MANUSIA

. Kegiatan manusia yang dapat menekan laju erosi diantaranya adalah kegiatan
pertambangan dan ekspliotasi hutan. Pertambangan yang melibatkan proses pengerukan tanah
akan mengubah kontur tanah sehingga tanah lebih cepat mengalami erosi.

Manusia seringkali mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan membangun


infrastruktur tanpa melakukan analisis dampak terhadap lingkungan. Hal ini lah yang membuat
laju erosi tanah semakin cepat. Meski demikian, manusia sebagai makhluk tercerdas di bumi
seharusnya bisa berperan dalam memperbaiki dan melestarikan lingkungan tempat hidupnya.
Diantara kegiatan yang dapat menghambat laju erosi yakni penanaman kembali hutan yang
gundul dan membuat terasering di daerah berlereng.

‘Dari beberapa faktor tersebut kita jadi tahu bagaimana cara mengendalikan/mengatur
terjadinya erosi di sebuah daerah, yaitu dengan menggunakan hutan’.

B. PENCEGAHAN EROSI MENGGUNAKAN HUTAN

Hutan merupakan suatu areal tanah yang di atas permukaan tanahnya ditumbuhi berbagai
jenis tumbuhan dari berbagai ukuran terdiri dari tanaman tinggi dan tanaman rendah sampai
rumput-rumputan. Berbagai manfaat dapat diambil dari hutan, baik berupa kayu maupun hasil
hutan bukan kayu.

Hutan memiliki daya tampung dan daya infiltrasi air yang tinggi, karena itu aliran permukaan
jarang terjadi pada lahan hutan. Tingginya infiltrasi hutan disebabkan adanya serasah. Serasah
yang terurai dapat menggemburkan tanah sehingga air mudah lolos ke dalam tanah. Serasah dan
tumbuhan bawah juga dapat menahan sementara air hujan. Ketika hujan berhenti, air yang
tertahan akan teruapkan atau terinfiltrasi ke dalam tanah. Proses inilah yang dapat menahan atau
mengurangi laju aliran permukaaan.
Hutan alam yang belum terganggu biasanya mempunyai laju erosi permukaan paling rendah
dibandingkan penggunaan lainnya di daerah tropika basah. Pada hutan alam yang belum
terganggu terdapat multi tajuk yang berlapis-lapis (strata tajuk) dan penutup tanah yang rapat
yang dapat menahan tumbukan hujan langsung ke tanah sehingga dapat mengurangi terjadinya
pemecahan agregat tanah menjadi partikel tanah (terdispersi). Penutup tanah yang terdiri dari
tumbuhan bawah dan seresah, juga dapat mengurangi laju aliran permukaan yang timbul saat
terjadi hujan berlebih (excess rainfall) atau hujan besar, akibatnya berkurang pula pengikisan
terhadap tanah dan pengangkutan bahan erosi oleh aliran permukaan. Dengan demikian dampak
dari kemampuan strata tajuk mengurangi tanah terdispersi (sebagai bahan erosi), dan
kemampuan penutup tanah mengurangi laju aliran permukaan, adalah mengurangi laju erosi
permukaan (Ary Widianto,2010)
Proses erosi juga dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah, apakah gundul atau terdapat
tumbuhan/vegetasi di atasnya. Semakin banyak dan rapat tumbuhan di atasnya maka
kemungkinan terjadinya erosi tanah akan semakin kecil (Kartasapoetra, et al. 2005).

Anda mungkin juga menyukai