EROSI TANAH
DISUSUN OLEH :
NIM : 19312244017
KELAS : P.IPA C 19
KELOMPOK : 2
B. TUJUAN
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh
angin
2. Menentukan tingkat kecepatan erosi tanah oleh air
3. Menerapkan upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan
longsor akibat erosi tanah
C. DASAR TEORI
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah sari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi,
tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut
kemudian diendapkan pada suatu tempat lain (Prof Dr Irwan, 2013: 22).
Erosi angin adalah erosi tanah oleh angin yang mengeluarkan pertikel tanah,
berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan menyimpannya. Erosi angin
disebabkan oleh aksi angin di permukaan tanah dan merupakan proses terbawa
partikel-partikel halus tanah. Beratnya erosi angin disebabkan oleh kecepatan
angin, kondisi permukaan tanah, dan jumlah tutupan vegetasi. Eperti erosi air,
erosi angin sangat dipengaruhi oleh jumlah vegertasi, oleh karena itu setiap
aktivitas yang menghilangkan vegetasi, seperti pertanian, deforestasi, atau
proses degredasi lahan lainnya, dapat meningkatkan erosi angin (Dr.
Naharuddin, 2020:43).
Erosi angin pada dasarnya adalah fenomena cuaca kering dan dipercepat jika
tanah gembur, kering dan terbagi halus, permukaan tanah relatif halus dan
tutupan vegetatif tidak ada atau jarang, lapangan cukup luas, angin cukup kuat
untuk memulai pergerakan tanah. Angin mengambil tanah dari satu tempat
dan mengendap di tempat lain. jika tidak dilindungin, angin perlahan akan
menghilangkan bahan organik, lumpur halus dan fraksi tanah liat yang
meninggalkan pasir dan kerikil. Pemilahan ini menyebabkan tanah lebih
mudah terkikis dan kurang produktif (Dr. Naharuddin, 2020:44).
Erosi angin (Deflasi) Erosi angin adalah proses terkikis dan terangkutnya
batuan atau tanah oleh tenaga angin. Erosi angin ini juga disebut dengan
istilah deflasi. Proses erosi oleh angin hanya terjadi di daerah yang kering,
yaitu di daerah gurun pasir dan pantai berpasir. Erosi angin yang terjadi di
daerah berpasir mengakibatkan terbentuknya bukit bukit pasir. Angin yang
bertiup kencang dan mengandung pasir bisa mengakibatkan batuan batuan
tersebut terkikis dan membentuk batu cendawan. Proses erosi oleh angin yang
membentuk batuan cendawan ini disebut korasi (Delima et all, 2016: 20).
Erosi air adalah perpidahan tanah yang disebabkan oleh pergerakan air secara
cepat pada permukaan tanah dan dipengarruhi oleh kemiringan lahan, jenis
tanah, kerapatan penutup lahan serta intentitas hujan. Erosi air akan mengikuti
sifat air yaitu selalu bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebh
rendah karena adanya pengaruh kemiringan lahan. Air akan membawa tanah
ke daerah yang lebih rendah atau ke daerah tampungan air., sehingga hasil
akhir erosi air akan terlihat pada daerah-daerah tampungan air seperti sungai-
sungai dan waduk (Prof Azmaeri,2020:10).
e. Faktor Manusia
Manusia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkatlaju
erosi yang sebabkan aktivitasnta yang tidak terlepas dari alam. Salh
satu penyebab erosi yang pling utama yaitu terdapatnya lahan kritis.
Pengelolaan lahan dan tanaman yang tidak sesuai pada DAS akan
menyebabkan kerusakan tanah di lahan tersebut (Prof
Azmaeri,2020:12).
Tahapan proses erosi terdiri dari 3 bagian atau tahapan yang berurutan yaitu :
1. Pengelupasan (detachment)
Proses pengelupasan tanah terjadi akibat pukulan air hujan
yang jatuh bebas (tidak tertahan oleh vegetasi) atau sebagian
oleh air lolosan tajuk. Pengelupasan ini terjadi oleh karena
energi kinetik ai hujan dapat menyebabkan ikatan antara
partikel-partikel tanah menjadi lemah sehingga terkelupas.
Tahapan yang pertama ini merupakan tahap awal kejadian erosi
(Ria Rosdiana, 2015:16).
2. Pengangkutan (transportation)
Pengangkutan merupakan proses yang terjadi segera setelah
terkeluopasnya partikel tanah. Tanah yang sudah terkelupas
tentu akan dengan mudag terangkut ke tempat lain terutama
oleh air hujan. Pengangkutan terjadi karena pengaruh aliran
permukaan. Permukaan pada tanah yang tanpa vegetasi akan
menyebabkan aliran permukaan semakin besar. Atau secara
sederhana, dipahami bahwa pada permukaan tanah tanpa
vegetasi, maka aliran permukaan akan berjalan tanpa hambtan.
Proses pengangkutan ini akan menyebabkan tanah yang sudah
terkelupas akan dibawa ke tempat lain yang lebih rendah oleh
aliran permukaan (Ria Rosdiana, 2015:16-17)
3. Pengendapan (sedimentation)
Tanah yang terangkut akan menuju tempat atau lokasi yang
lebih rendah. Pada lokasi inilah tanah akan mengendap menjadi
endapan atau sedimen. Proses pembentukan sedimen disebut
dnegan istiah pengendapan atau sedimentasi (Ria Rosdiana,
2015:17).
Pada prinsipnya upaya untuk mencegah dan memperecil erosi yang dapat
menyebabkan banjir dan tanah longsor adalah dengan menutup pemukaaan
tanah serapat mungkin baik oleh tajuk tanaman secra bertingkat maupun
serasah di lantai lahan, dan memperbanyak air dapat masuk ke dalam tanah,
dengan demikian aliran permukaan yang terjadi kecil dan dengan kekuatan
yang tidak merusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi erosi adalah menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan
tanaman atau sisa-sisa tanamn agar terlindungi dari daya rusak butir-butir
hujan yang jatuh, memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten
terhadap penghancuran agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar
dayanya untuk menyerap air di permukaan tanah, mengatur air aliran
permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak merusak dan
memperbesar jumlah air yang terinflitrasi ke dalam tanah (Prof Dr Irwan,
2013: 88).
D. ALAT DAN BAHAN
Keterangan :
+++ : sangat banyak
++ : banyak
+ : sedikit
G. PEMBAHASAN
basah, tanah debu (kering), tanah basah, tanah humus, tumbuhan rumput, air,
kerikil, gayung kecil.
Menurut (Prof Dr Irawan, 2013: 22) erosi adalah peristiwa pindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah sari suatu tempat ke tempat lain
oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari
suatu tempat terkikis dan terangkut kemudian diendapkan pada suatu tempat
lain. Penyebab erosi 2 dua yaitu erosi angin dan erosi air. Dr. Naharuddin,
(2020:43) menyatakan erosi angin adalah erosi tanah oleh angin yang
mengeluarkan pertikel tanah, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan
menyimpannya. Sedangkan erosi air adalah perpidahan tanah yang disebabkan
oleh pergerakan air secara cepat pada permukaan tanah dan dipengarruhi oleh
kemiringan lahan, jenis tanah, kerapatan penutup lhan serta intentitas hujan
(Prof Azmaeri,2020:10).
Setelah dilakukan kegiatan satu dan dua didapatkan hasil sebagai berikut. Pada
kegiatan satu untuk percobaan pada erosi angin ketika perlakuan berupa tiupan
keras dan tiupan biasa yaitu. Untuk tiupan keras pada tanah basah ada sedikit
sekali partikel yang terlempar dan terdapat cekungan sangat kecil sedangkan
pada tiupan biasa tidak terdapat partikel yang terlempar dan tidak terdapat
cekungan. Untuk tiupan keras pada tanah kering ada banyak sekali partikel
tanah yang terlempar dan terdapat cekungan bekas tiupan sedangkan untuk
tiupan biasa ada lumayan banyak partikel yang terlempar dan ada sekikit
cekungan sangat kecil . Untuk tiupan keras pada pasir basah tidak ada partikel
pasir yang terlempar dan tidak terdapat cekungan bekas tiupan, sedangakn
untuk tiupan biasa tidak ada partikel pasir yang terlempar dan tidak ada
cekungan. Untuk tiupan keras pada pasir kering ada banyak partikel pasir yang
terlempar dan terdapat cekungan bekas tiupan sedangakan untuk tiupan biasa
ada sedikit partikel yang terlempar dan ada sedikit cekungan kecil. Dari hasil
tersebut bahwa jenis permukaan tanah dan pasir mempengaruhi terjadinya
erosi, dimana pada tanah kering maupun pasir kering erosi mudah terjadi
dalam keadaan tersebut. Kekuatan angin juga mempengaruhi terjadinya erosi
yang disebabkan aingin. Hal ini sesuai dengan teroi dari (Dr. Naharuddin,
2020:43). yang menyatakan erosi angin disebabkan oleh aksi angin di
permukaan tanah dan merupakan proses terbawa partikel-partikel halus tanah.
Beratnya erosi angin disebabkan oleh kecepatan angin, kondisi permukaan
tanah, dan jumlah tutupan vegetasi. Selain itu erosi angin hanya terjadi di
dareah kering. Hal ini sesuai dengan teori dari (Delima et all, 2016:20) yang
menyatakan proses erosi oleh angin hanya terjadi di daerah yang kering, yaitu
di daerah gurun pasir dan pantai berpasir. Erosi angin yang terjadi di daerah
berpasir mengakibatkan terbentuknya bukit bukit pasir.
Setelah dilakukan kegiatan dua diperoleh hasil sebagai berikut. Pada nampan
A yang berisi tanah subuh, kecepatan pengikisan yang terjadi pada tanah
lambat, dan untuk banyaknya tanah yang terkikis sedikit. Pada nampan B
dengan isian tanah tandus, kecepatan pengikisan yang terjadi pada tanah
sangat cepat dan banyaknya tanah yang terkikis sangat banyak. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa ketika tanah tandus erosi sangat mudah terjadi,
jika dibandingkan dengan tanah yang subur dengan banyak vegetasi
didalamnya. Dalam hal ini kecepatan erosi pada tanah dipengaruhi kondisi
tanah dan vegetasi. Hal ini seuai dengan teori dari (Prof Azmaeri,2020:10)
yang menyatakan erosi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu interaksi antara ilkim, tanah, vegetasi, topografi, dan
manusia terhadap tanah.
Erosi tanah akan berdampak pada tanah langsor dan banjir. Maka untuk
mengurangi terjadinya bencana tersbeut dilakukan upaya pencegahan salah
satunya adalah dengan menaman tanaman untuk menutupi permukaan tanah,
memperbaiki dan menjaga keadaan tanah, mengatur air aliran permukaan pada
tanah. Hal ini sesuai dengan teori dari (Prof Dr Irwan, 2013: 88) yang
menyatakan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
erosi adalah menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-
sisa tanamn agar terlindungi dari daya rusak butir-butir hujan yang jatuh,
memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran
agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar dayanya untuk menyerap
air di permukaan tanah, mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan
kecepatan yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinflitrasi
ke dalam tanah.
H. TUGAS
1. Pada tanah basah atau kering kah tingkat erosi oleh angin yang lebih besar
terjadi?
Jawab : Tingkat erosi oleh angin yang lebih besar terjadi pada tanah kering.
2. Pada pasir basah atau kering kah tingkat erosi oleh angin yang lebih besar
terjadi?
Jawab : Tingkat erosi oleh angin yang lebih besar terjadi pada pasir kering.
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat erosi tanah oleh angin?
Jawab : Erosi angin disebabkan oleh aksi angin di permukaan tanah dan
merupakan proses terbawa partikel-partikel halus tanah. Beratnya erosi angin
disebabkan oleh kecepatan angin, kondisi permukaan tanah, dan jumlah
tutupan vegetasi.
4. Pada tanah subur atau tandus kah kecepatan erosi oleh air yang lebih besar
terjadi?
Jawab : kecepatan erosi oleh air yang lebih besar terjadi pada tanah tandus.
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan erosi tanah oleh air?
Jawab : Erosi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu interaksi antara ilkim, tanah, vegetasi, topografi, dan manusia terhadap
tanah.
6. Upaya apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi erosi tanah?
Jawab : Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi erosi
adalah menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-sisa
tanamn agar terlindungi dari daya rusak butir-butir hujan yang jatuh,
memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran
agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar dayanya untuk menyerap
air di permukaan tanah, mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan
kecepatan yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinflitrasi
ke dalam tanah.
7. Erosi dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir, jelaskan upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya bencana banjir!
Jawab : upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya
bencana banjir antara lain yaitu :
mengenali lokasi-lokasi yang rawan banjir di suatu wilayah merupakan
tahap paling awal untuk mengurangi risiko bencana alam.
Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian
bencana. analisis evolusi risiko bencana dapat dilakukan dengan
memadukan informasi potensi banjir atau longsor terbesar dan potensi
dampak yang dihasilkannya.
Evolusi risiko bencana dianalisis dengan mengidentifikasi
perkembangan proses alamiah yang terjadi dan elemen berisiko
(misalnya bangunan, penduduk, dan lahan produktif) secara temporal.
8. Erosi yang memindahkan tanh dalam volume yang besar dan dalam waktu
yang singkat dapat menyebabkan terjadinya bencana longsor, jelaskan upaya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya bencana longsor!
Jawab : upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya
bencana longsor antara lain yaitu :
mengenali lokasi-lokasi yang rawan terjadi tanah longsor di suatu
wilayah merupakan tahap paling awal untuk mengurangi risiko
bencana alam.
Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian
bencana. analisis evolusi risiko bencana dapat dilakukan dengan
memadukan informasi potensi banjir atau longsor terbesar dan potensi
dampak yang dihasilkannya.
Evolusi risiko bencana dianalisis dengan mengidentifikasi
perkembangan proses alamiah yang terjadi dan elemen berisiko
(misalnya bangunan, penduduk, dan lahan produktif) secara temporal.
I. KESIMPULAN
Setelah dilakukan kegiatan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh angin yaitu
kecepatan angin, kondisi permukaan tanah, dan jumlah tutupan vegetasi.
2. Tingkat kecepatan erosi tanah oleh air yaitu kecepatan erosi pada tanah tandus
lebih besar dibandingkan pada tanah subur.
3. Upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan longsor akibat
erosi tanah :
menaman tanaman untuk menutupi permukaan tanah, memperbaiki
dan menjaga keadaan tanah, mengatur air aliran permukaan pada
tanah.
mengenali lokasi-lokasi yang rawan banjir dan tanah longsor di suatu
wilayah merupakan tahap paling awal untuk mengurangi risiko
bencana alam.
Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian
bencana. analisis evolusi risiko bencana dapat dilakukan dengan
memadukan informasi potensi banjir atau longsor terbesar dan potensi
dampak yang dihasilkannya.
Evolusi risiko bencana dianalisis dengan mengidentifikasi
perkembangan proses alamiah yang terjadi dan elemen berisiko
(misalnya bangunan, penduduk, dan lahan produktif) secara temporal.
J. DAFTAR PUSTAKA
Delima et all. 2016. Analisis Potensi Erosi Menggunakan Model Agnps (Agricultural
Non-Point Source Pollution Model). Diunduh dari jurnah yang berjudul Analisis
Potensi Erosi Menggunakan Model Agnps (Agricultural Non-Point Source
Pollution Model) pada https://media.neliti.com/media/publications/84610-ID-
analisis-potensi-erosi-menggunakan-model.pdf.
Dr. Naharuddin.2020.Konversi Tanah dan Air.Bandung : Media Sains Indonesia.
Prof Azmaeri. 2020. Erosi, Sedimentasi dan Pengelolaannya. Aceh : Syiah Kuala
University Press.
Prof Dr Irawan. 2013. Erosi. Jakarta : Prenadamedia Group.
Ria Rosdiana.2015. Konservasi Tanah dan Air. Yogyakarta : Deepublish.
K. LAMPIRAN