Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

EROSI TANAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARUM PUSPITASARI

NIM : 19312244017

KELAS : P.IPA C 19

KELOMPOK : 2

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


A. JUDUL
Erosi Tanah

B. TUJUAN
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh
angin
2. Menentukan tingkat kecepatan erosi tanah oleh air
3. Menerapkan upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan
longsor akibat erosi tanah

C. DASAR TEORI
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah sari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi,
tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut
kemudian diendapkan pada suatu tempat lain (Prof Dr Irwan, 2013: 22).

Proses erosi terjadi melalui penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan.


Di alam terdapat dua penyebab utama yang aktif dalam proses ini yaitu angin
dan air. Erosi adalah proses kerja fisika yang keseluruhan prosesnya
menggunakan energi. Energi ini digunakan untuk menghancurkan agregat
tanah (detachment), memercikan partikel tanah (splash), menyebabkan gejolak
(turbulence), pada limpasan permukaan, serta menghanyutkan partikel tanah
(Prof Dr Irwan, 2013: 22).

Erosi angin adalah erosi tanah oleh angin yang mengeluarkan pertikel tanah,
berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan menyimpannya. Erosi angin
disebabkan oleh aksi angin di permukaan tanah dan merupakan proses terbawa
partikel-partikel halus tanah. Beratnya erosi angin disebabkan oleh kecepatan
angin, kondisi permukaan tanah, dan jumlah tutupan vegetasi. Eperti erosi air,
erosi angin sangat dipengaruhi oleh jumlah vegertasi, oleh karena itu setiap
aktivitas yang menghilangkan vegetasi, seperti pertanian, deforestasi, atau
proses degredasi lahan lainnya, dapat meningkatkan erosi angin (Dr.
Naharuddin, 2020:43).
Erosi angin pada dasarnya adalah fenomena cuaca kering dan dipercepat jika
tanah gembur, kering dan terbagi halus, permukaan tanah relatif halus dan
tutupan vegetatif tidak ada atau jarang, lapangan cukup luas, angin cukup kuat
untuk memulai pergerakan tanah. Angin mengambil tanah dari satu tempat
dan mengendap di tempat lain. jika tidak dilindungin, angin perlahan akan
menghilangkan bahan organik, lumpur halus dan fraksi tanah liat yang
meninggalkan pasir dan kerikil. Pemilahan ini menyebabkan tanah lebih
mudah terkikis dan kurang produktif (Dr. Naharuddin, 2020:44).
Erosi angin (Deflasi) Erosi angin adalah proses terkikis dan terangkutnya
batuan atau tanah oleh tenaga angin. Erosi angin ini juga disebut dengan
istilah deflasi. Proses erosi oleh angin hanya terjadi di daerah yang kering,
yaitu di daerah gurun pasir dan pantai berpasir. Erosi angin yang terjadi di
daerah berpasir mengakibatkan terbentuknya bukit bukit pasir. Angin yang
bertiup kencang dan mengandung pasir bisa mengakibatkan batuan batuan
tersebut terkikis dan membentuk batu cendawan. Proses erosi oleh angin yang
membentuk batuan cendawan ini disebut korasi (Delima et all, 2016: 20).

Erosi air adalah perpidahan tanah yang disebabkan oleh pergerakan air secara
cepat pada permukaan tanah dan dipengarruhi oleh kemiringan lahan, jenis
tanah, kerapatan penutup lahan serta intentitas hujan. Erosi air akan mengikuti
sifat air yaitu selalu bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebh
rendah karena adanya pengaruh kemiringan lahan. Air akan membawa tanah
ke daerah yang lebih rendah atau ke daerah tampungan air., sehingga hasil
akhir erosi air akan terlihat pada daerah-daerah tampungan air seperti sungai-
sungai dan waduk (Prof Azmaeri,2020:10).

Erosi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu


interaksi antara ilkim, tanah, vegetasi, topografi, dan manusia terhadap tanah.
Secara fungsional hubungan tersebut dapat dideskripsikan dalam
suatupersamaan sebagai berikut :
E = f (i, r, v, t, m)
Dimana E didefinikan sebagai erosi, i adalah iklim, r adalah tanah, v adalah
vegetasi, t adalah topografi, dan m adalah manusia(Prof Azmaeri,2020:10).
a. Faktor Iklim
Indonesia merupakan daerah dengan ilkim tropis dimana hanya ada
dua musim yaitu hujan dan kemarau. Iklim dalam hal ini akan
berpengaruh pada besarnya curah hujan serta distribusi dan intentitas
hujan yang menentukan besarnya energi butiran air hujan terhadap
pelepasan partikel tanah serta kecepatan aliran dalam proses
pengangkutan tanah (Prof Azmaeri,2020:11).
b. Faktor Tanah
Struktur tanah yang akan mempengaruhi kemudahan tanah untuk
tererosi yaitu tekstur tanah, kandungan bahan organik pada tanah serta
laisan dan kedalaman tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik
inggi akan dapat menyerap air lebih banyak. Pengaruh lapisan dan
kedalaman tanah terhadap erosi disebut permeabilitas tanah. Hal ini
dipengaruhi oleh struktur lapisan permukaan tanah (Prof
Azmaeri,2020:11).
c. Faktor vegetasi
Faktor vegetasi meliputi jenis tutupan lahan yang dapat mempengaruhi
tingkat dispesi hujan terhadap tanah serta berpengaruh pada laju
pergerakan aliran permukaan. Suatu kawasan dengan tutupan lahan
yang baik maka akan mengurangi kesempatan air hujan untuk
menyentuh tanah dan mengurangi energi dari air hujan yang mencapai
tanah. Adanya tutupan lahan yang baik serta banyaknya vegetasu maka
aliran permukaan akan terhambat dan mengurangi laju erosi(Prof
Azmaeri,2020:11).
d. Faktor Topografi
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat erosi yaitu
kemiringan dan panjang lereng, semakin besar atau curamnya
kemiringan maka akan semakin besar limpasan air yang akan terjadi
(Prof Azmaeri,2020:12).

e. Faktor Manusia
Manusia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkatlaju
erosi yang sebabkan aktivitasnta yang tidak terlepas dari alam. Salh
satu penyebab erosi yang pling utama yaitu terdapatnya lahan kritis.
Pengelolaan lahan dan tanaman yang tidak sesuai pada DAS akan
menyebabkan kerusakan tanah di lahan tersebut (Prof
Azmaeri,2020:12).

Secara umum proses erosi meliputi proses pengelupasan, pemisahan,


pemindahan, dan pengendapan. Proses terjadinya erosi berawal dari adanya
energi kinetik dari percikan ai yang menimpa tanah sehingga mengganggu
ketahanan tanah dan memisahkan antar partikel tanah. Air yang jatuh
kepermukaan tanah akan mengalami dua kondisi yaitu infiltrasi dan atau aliran
limpasan. Jika intentitas hujan tinggi , maka sebagian besarair akan menjadi
aliran limpasan yang dengan mudah mengagkat partikel tanah yang telah
terdipersi. Faktor kemiringan lahan menjadi faktor utama dalam erosi air,
karena semakin besar kemiringan tanah maka semakin besar dorongan air untu
mengagkut tanah-tanah di sepanjang daerah erosi (Prof Azmaeri,2020:13).

Tahapan proses erosi terdiri dari 3 bagian atau tahapan yang berurutan yaitu :

1. Pengelupasan (detachment)
Proses pengelupasan tanah terjadi akibat pukulan air hujan
yang jatuh bebas (tidak tertahan oleh vegetasi) atau sebagian
oleh air lolosan tajuk. Pengelupasan ini terjadi oleh karena
energi kinetik ai hujan dapat menyebabkan ikatan antara
partikel-partikel tanah menjadi lemah sehingga terkelupas.
Tahapan yang pertama ini merupakan tahap awal kejadian erosi
(Ria Rosdiana, 2015:16).
2. Pengangkutan (transportation)
Pengangkutan merupakan proses yang terjadi segera setelah
terkeluopasnya partikel tanah. Tanah yang sudah terkelupas
tentu akan dengan mudag terangkut ke tempat lain terutama
oleh air hujan. Pengangkutan terjadi karena pengaruh aliran
permukaan. Permukaan pada tanah yang tanpa vegetasi akan
menyebabkan aliran permukaan semakin besar. Atau secara
sederhana, dipahami bahwa pada permukaan tanah tanpa
vegetasi, maka aliran permukaan akan berjalan tanpa hambtan.
Proses pengangkutan ini akan menyebabkan tanah yang sudah
terkelupas akan dibawa ke tempat lain yang lebih rendah oleh
aliran permukaan (Ria Rosdiana, 2015:16-17)
3. Pengendapan (sedimentation)
Tanah yang terangkut akan menuju tempat atau lokasi yang
lebih rendah. Pada lokasi inilah tanah akan mengendap menjadi
endapan atau sedimen. Proses pembentukan sedimen disebut
dnegan istiah pengendapan atau sedimentasi (Ria Rosdiana,
2015:17).

Pada prinsipnya upaya untuk mencegah dan memperecil erosi yang dapat
menyebabkan banjir dan tanah longsor adalah dengan menutup pemukaaan
tanah serapat mungkin baik oleh tajuk tanaman secra bertingkat maupun
serasah di lantai lahan, dan memperbanyak air dapat masuk ke dalam tanah,
dengan demikian aliran permukaan yang terjadi kecil dan dengan kekuatan
yang tidak merusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi erosi adalah menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan
tanaman atau sisa-sisa tanamn agar terlindungi dari daya rusak butir-butir
hujan yang jatuh, memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten
terhadap penghancuran agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar
dayanya untuk menyerap air di permukaan tanah, mengatur air aliran
permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak merusak dan
memperbesar jumlah air yang terinflitrasi ke dalam tanah (Prof Dr Irwan,
2013: 88).
D. ALAT DAN BAHAN

1. Kardus bekas bungkus sepatu (1 buah)


2. Sedotan minuman (2 buah)
3. Nampan plastik (2 buah)
4. Sampel tanah dari halaman kampus/ rumah
5. Pasir lembut kering
6. Pasir lembut basah
7. Tanah debu (kering)
8. Tanah basah
9. Tanah humus
10. Tumbuhan rumput
11. Air 12. Kerikil
12. Gayung kecil
E. LANGKAH KERJA
Kegiatan 1
Membuaat lubang dengan ukuran sebesar sedotan (1-3 lubang) pada
salah satu sisi kardus.

Memasang sedotan pada lubang dan masukkan kira-kira 2 cm.

Meletakkan beberapa sampel tanah yang anda bawapada kardus


pada jarak kira-kira 5 cm di depan ujung sedotan yang masuk.

Meniup masing-masing sampel tanah dalam kardus dengan sedotan


dari bagian ujung luar dengan tiupan keras dan tiupan biasa.

Mengamati tingkat erori tanah yang terjadi dan masukkan data


pengamatan pada Tabel 1.
Kegiatan 2

Menyiapkan dua buah nampan plastik A dan B.

Mengisi kedua nampan dengan susunan dari bawah ke atas kerikil,


pasir dan tanah humus.

Metakkan rumput secara acak pada nampan A yang sudah tersedia


medianya.

Memberi salah satu sisi nampan A dan B pengganjal sehingga


menjadi posisi miring.

Menyiramkan air menggunakan gayung kecil dari sisi nampan yang


lebih tinggi.

Mengamati tingkat erori tanah yang terjadi dan masukkan data


pengamatan pada Tabel 2.
F. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil pengamatan tingkat erosi oleh angin
Pengamatn tingkat erosi
Tanah basah Tanah kering Pasir basah Pasir kering
Tiupan Keras Ada sedikit Ada banyak Tidak ada Ada banyak
sekali partikel sekali partikel partikel pasir partikel pasir
yang tanah yang yang terlempar yang
terlempar. terlempar terlempar.

Terdapat Terdapat Tidak terdapat Terdapat


cekungan cekungan cekungan cekungan
sangat kecil. bekas tiupan. bekas tiupan bekas tiupan.
Tiupan Biasa Tidak terdapat Ada lumayan Tida ada Ada sedikit
partikel tanah banyak pasir partikel pasir partikel yang
yang terlempar yang yang terlempar.
terlempar. terlempar.
Tidak terdapat Ada sedikit Tidak terdapat Ada sedikit
cekungan cekungan cekungan. cekungan.

Tabel 2. Hasil pengamatan tingkat erosi oleh air


Nampan Kecepatan Pengikisan Banyaknya tanah yang terkikis
A (Tanah Subur) Lambat +
B (Tanah Tandus) Sangat cepat +++

Keterangan :
+++ : sangat banyak
++ : banyak
+ : sedikit
G. PEMBAHASAN

Praktikum yang berjudul Erosi Tanah memiliki tujuan untuk menentukan


faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh angin,
menentukan tingkat kecepatan erosi tanah oleh air, menerapkan upaya
pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan longsor akibat erosi
tanah. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kardus bekas
bungkus sepatu (1 buah), sedotan minuman (2 buah), nampan plastik (2 buah),
sampel tanah dari halaman kampus/ rumah, pasir lembut kering, pasir lembut

basah, tanah debu (kering), tanah basah, tanah humus, tumbuhan rumput, air,
kerikil, gayung kecil.

Pada praktikum ini dilakukan 2 kegiatan, kegiatan pertama yaitu percobaan


pada erosi angin dan kegiatan kedua yaitu percobaan pada erosi air. Untuk
langkah kerja pada kegiatan pertama praktikan membuaat lubang dengan
ukuran sebesar sedotan (1-3 lubang) pada salah satu sisi kardus, kemudian
memasang sedotan pada lubang dan masukkan kira-kira 2 cm. Dilanjutkan
meletakkan beberapa sampel tanah yang anda bawapada kardus pada jarak
kira-kira 5 cm di depan ujung sedotan yang masuk. Setelah itu meniup masing-
masing sampel tanah dalam kardus dengan sedotan dari bagian ujung luar
dengan tiupan keras dan tiupan biasa langkat terakhir mengamati tingkat erori
tanah yang terjadi dan masukkan data pengamatan pada Tabel 1.

Untuk kegiatan 2 praktikan menyiapkan dua buah nampan plastik A dan B,


mengisi kedua nampan dengan susunan dari bawah ke atas kerikil, pasir dan
tanah humus.Kemudian metakkan rumput secara acak pada nampan A yang
sudah tersedia medianya, memberi salah satu sisi nampan A dan B pengganjal
sehingga menjadi posisi miring. Setelah itu menyiramkan air menggunakan
gayung kecil dari sisi nampan yang lebih tinggi. Untuk langkah terakhir
mengamati tingkat erori tanah yang terjadi dan masukkan data pengamatan
pada Tabel 2.

Menurut (Prof Dr Irawan, 2013: 22) erosi adalah peristiwa pindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah sari suatu tempat ke tempat lain
oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari
suatu tempat terkikis dan terangkut kemudian diendapkan pada suatu tempat
lain. Penyebab erosi 2 dua yaitu erosi angin dan erosi air. Dr. Naharuddin,
(2020:43) menyatakan erosi angin adalah erosi tanah oleh angin yang
mengeluarkan pertikel tanah, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan
menyimpannya. Sedangkan erosi air adalah perpidahan tanah yang disebabkan
oleh pergerakan air secara cepat pada permukaan tanah dan dipengarruhi oleh
kemiringan lahan, jenis tanah, kerapatan penutup lhan serta intentitas hujan
(Prof Azmaeri,2020:10).

Setelah dilakukan kegiatan satu dan dua didapatkan hasil sebagai berikut. Pada
kegiatan satu untuk percobaan pada erosi angin ketika perlakuan berupa tiupan
keras dan tiupan biasa yaitu. Untuk tiupan keras pada tanah basah ada sedikit
sekali partikel yang terlempar dan terdapat cekungan sangat kecil sedangkan
pada tiupan biasa tidak terdapat partikel yang terlempar dan tidak terdapat
cekungan. Untuk tiupan keras pada tanah kering ada banyak sekali partikel
tanah yang terlempar dan terdapat cekungan bekas tiupan sedangkan untuk
tiupan biasa ada lumayan banyak partikel yang terlempar dan ada sekikit
cekungan sangat kecil . Untuk tiupan keras pada pasir basah tidak ada partikel
pasir yang terlempar dan tidak terdapat cekungan bekas tiupan, sedangakn
untuk tiupan biasa tidak ada partikel pasir yang terlempar dan tidak ada
cekungan. Untuk tiupan keras pada pasir kering ada banyak partikel pasir yang
terlempar dan terdapat cekungan bekas tiupan sedangakan untuk tiupan biasa
ada sedikit partikel yang terlempar dan ada sedikit cekungan kecil. Dari hasil
tersebut bahwa jenis permukaan tanah dan pasir mempengaruhi terjadinya
erosi, dimana pada tanah kering maupun pasir kering erosi mudah terjadi
dalam keadaan tersebut. Kekuatan angin juga mempengaruhi terjadinya erosi
yang disebabkan aingin. Hal ini sesuai dengan teroi dari (Dr. Naharuddin,
2020:43). yang menyatakan erosi angin disebabkan oleh aksi angin di
permukaan tanah dan merupakan proses terbawa partikel-partikel halus tanah.
Beratnya erosi angin disebabkan oleh kecepatan angin, kondisi permukaan
tanah, dan jumlah tutupan vegetasi. Selain itu erosi angin hanya terjadi di
dareah kering. Hal ini sesuai dengan teori dari (Delima et all, 2016:20) yang
menyatakan proses erosi oleh angin hanya terjadi di daerah yang kering, yaitu
di daerah gurun pasir dan pantai berpasir. Erosi angin yang terjadi di daerah
berpasir mengakibatkan terbentuknya bukit bukit pasir.

Setelah dilakukan kegiatan dua diperoleh hasil sebagai berikut. Pada nampan
A yang berisi tanah subuh, kecepatan pengikisan yang terjadi pada tanah
lambat, dan untuk banyaknya tanah yang terkikis sedikit. Pada nampan B
dengan isian tanah tandus, kecepatan pengikisan yang terjadi pada tanah
sangat cepat dan banyaknya tanah yang terkikis sangat banyak. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa ketika tanah tandus erosi sangat mudah terjadi,
jika dibandingkan dengan tanah yang subur dengan banyak vegetasi
didalamnya. Dalam hal ini kecepatan erosi pada tanah dipengaruhi kondisi
tanah dan vegetasi. Hal ini seuai dengan teori dari (Prof Azmaeri,2020:10)
yang menyatakan erosi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu interaksi antara ilkim, tanah, vegetasi, topografi, dan
manusia terhadap tanah.
Erosi tanah akan berdampak pada tanah langsor dan banjir. Maka untuk
mengurangi terjadinya bencana tersbeut dilakukan upaya pencegahan salah
satunya adalah dengan menaman tanaman untuk menutupi permukaan tanah,
memperbaiki dan menjaga keadaan tanah, mengatur air aliran permukaan pada
tanah. Hal ini sesuai dengan teori dari (Prof Dr Irwan, 2013: 88) yang
menyatakan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
erosi adalah menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-
sisa tanamn agar terlindungi dari daya rusak butir-butir hujan yang jatuh,
memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran
agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar dayanya untuk menyerap
air di permukaan tanah, mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan
kecepatan yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinflitrasi
ke dalam tanah.
H. TUGAS
1. Pada tanah basah atau kering kah tingkat erosi oleh angin yang lebih besar
terjadi?
Jawab : Tingkat erosi oleh angin yang lebih besar terjadi pada tanah kering.
2. Pada pasir basah atau kering kah tingkat erosi oleh angin yang lebih besar
terjadi?
Jawab : Tingkat erosi oleh angin yang lebih besar terjadi pada pasir kering.
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat erosi tanah oleh angin?
Jawab : Erosi angin disebabkan oleh aksi angin di permukaan tanah dan
merupakan proses terbawa partikel-partikel halus tanah. Beratnya erosi angin
disebabkan oleh kecepatan angin, kondisi permukaan tanah, dan jumlah
tutupan vegetasi.
4. Pada tanah subur atau tandus kah kecepatan erosi oleh air yang lebih besar
terjadi?
Jawab : kecepatan erosi oleh air yang lebih besar terjadi pada tanah tandus.
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan erosi tanah oleh air?
Jawab : Erosi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu interaksi antara ilkim, tanah, vegetasi, topografi, dan manusia terhadap
tanah.
6. Upaya apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi erosi tanah?
Jawab : Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi erosi
adalah menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-sisa
tanamn agar terlindungi dari daya rusak butir-butir hujan yang jatuh,
memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran
agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar dayanya untuk menyerap
air di permukaan tanah, mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan
kecepatan yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinflitrasi
ke dalam tanah.
7. Erosi dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir, jelaskan upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya bencana banjir!
Jawab : upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya
bencana banjir antara lain yaitu :
 mengenali lokasi-lokasi yang rawan banjir di suatu wilayah merupakan
tahap paling awal untuk mengurangi risiko bencana alam.
 Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian
bencana. analisis evolusi risiko bencana dapat dilakukan dengan
memadukan informasi potensi banjir atau longsor terbesar dan potensi
dampak yang dihasilkannya.
 Evolusi risiko bencana dianalisis dengan mengidentifikasi
perkembangan proses alamiah yang terjadi dan elemen berisiko
(misalnya bangunan, penduduk, dan lahan produktif) secara temporal.
8. Erosi yang memindahkan tanh dalam volume yang besar dan dalam waktu
yang singkat dapat menyebabkan terjadinya bencana longsor, jelaskan upaya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya bencana longsor!
Jawab : upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari adanya
bencana longsor antara lain yaitu :
 mengenali lokasi-lokasi yang rawan terjadi tanah longsor di suatu
wilayah merupakan tahap paling awal untuk mengurangi risiko
bencana alam.
 Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian
bencana. analisis evolusi risiko bencana dapat dilakukan dengan
memadukan informasi potensi banjir atau longsor terbesar dan potensi
dampak yang dihasilkannya.
 Evolusi risiko bencana dianalisis dengan mengidentifikasi
perkembangan proses alamiah yang terjadi dan elemen berisiko
(misalnya bangunan, penduduk, dan lahan produktif) secara temporal.
I. KESIMPULAN
Setelah dilakukan kegiatan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi tanah oleh angin yaitu
kecepatan angin, kondisi permukaan tanah, dan jumlah tutupan vegetasi.
2. Tingkat kecepatan erosi tanah oleh air yaitu kecepatan erosi pada tanah tandus
lebih besar dibandingkan pada tanah subur.
3. Upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana banjir dan longsor akibat
erosi tanah :
 menaman tanaman untuk menutupi permukaan tanah, memperbaiki
dan menjaga keadaan tanah, mengatur air aliran permukaan pada
tanah.
 mengenali lokasi-lokasi yang rawan banjir dan tanah longsor di suatu
wilayah merupakan tahap paling awal untuk mengurangi risiko
bencana alam.
 Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian
bencana. analisis evolusi risiko bencana dapat dilakukan dengan
memadukan informasi potensi banjir atau longsor terbesar dan potensi
dampak yang dihasilkannya.
 Evolusi risiko bencana dianalisis dengan mengidentifikasi
perkembangan proses alamiah yang terjadi dan elemen berisiko
(misalnya bangunan, penduduk, dan lahan produktif) secara temporal.
J. DAFTAR PUSTAKA
Delima et all. 2016. Analisis Potensi Erosi Menggunakan Model Agnps (Agricultural
Non-Point Source Pollution Model). Diunduh dari jurnah yang berjudul Analisis
Potensi Erosi Menggunakan Model Agnps (Agricultural Non-Point Source
Pollution Model) pada https://media.neliti.com/media/publications/84610-ID-
analisis-potensi-erosi-menggunakan-model.pdf.
Dr. Naharuddin.2020.Konversi Tanah dan Air.Bandung : Media Sains Indonesia.
Prof Azmaeri. 2020. Erosi, Sedimentasi dan Pengelolaannya. Aceh : Syiah Kuala
University Press.
Prof Dr Irawan. 2013. Erosi. Jakarta : Prenadamedia Group.
Ria Rosdiana.2015. Konservasi Tanah dan Air. Yogyakarta : Deepublish.
K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai