TINJAUAN PUSTAKA
A. Erosi
1. Pengertian Erosi
Menurut Suripin “erosi tanah adalah suatu proses atau peristwa hilangnya
Permukaan kulit bumi akan selalu mengalami proses erosi, di suatu tempat
Asdak menjelaskan bahwa “dua penyebab erosi yang utama terjadi secara
7
pembuatan jalan di tempat dengan kemiringan lereng besar” (Asdak,
2010).
Seperti yang dijelaskan oleh Triwanto bahwa ”di dalam proses terjadinya
erosi akan melalui beberapa pase yaitu pase pelepasan, pengangkutan dan
adalah akibat dari pukulan jatuhnya atau tetesan butir hujan baik langsung
dari darat maupun dari tajuk pohon tinggi yang menghancurkan struktur
atau proses lainnya. Bila telah tiba pada tempat dimana kemampuan
angkut 8 sudah tidak ada lagi, biasanya pada bagian tempat yang rendah
maka energi aliran sudah tidak mampu lagi untuk mengangkut partikel-
mempunyai energy lebih besar daripada daya tahan tanah. Hancuran dari
tanah ini akan menurun dan menyumbat pori-pori tanah, maka kapasitas
8
permukaan tanah dan disebut sebagai limpasan. Limpasan permukaan
akan meningkatkan jumlah air hujan yang menjadi air larian dan debit
adalah terjadinya gangguan perilaku aliran sungai, yaitu pada musim hujan
debit air meningkat tajam sementara pada musim kemarau debit air sangat
rendah. Dengan demikian resiko banjir pada musim hujan dan kekeringan
Pada dasarnya erosi dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor non alam.
Faktor alam adalah faktor yang sudah ada di alam seperti iklim,
penutup tanah. Sedangkan faktor non alam adalah faktor yang disebabkan
a. Faktor Iklim
9
kinetiknya yang dijabarkan sebagai intensitas, durasi, ukuran butir
kategori yakni bila curah hujan tahunan < 2500 diperhitungkan daya
2008).
Demikian pula bila hujan dengan intensitas yang tinggi tetapi terjadi
1989).
b. Faktor Topografi
kelas lereng yang dikemukaan oleh tim New Zealand untuk keperluan
10
dalam rangka mengoptimalkan penggunaan lahan. Kelas lereng tidak
tanah dan penggunaan lahan yang ada pada saat itu” (Harjadi dan
Farida, 1996).
dan volume air larian. Kecepatan air larian yang besar umumnya
besar untuk terjadinya erosi alur dan erosi parit. Kedudukan lereng
mudah tererosi pada lereng bagian atas kerena momentum air larian
11
mencapai lereng bagian bawah. Daerah tropis dengan topografi
c. Faktor Tanah
tiga partikel yaitu pasir, debu, dan liat. Tanah berpasir yaitu tanah
sebagian terisi oleh air dan sebagian lagi terisi oleh udara. Secara
12
fisik tanah” (Arsyad, 2010). Asdak juga menjelaskan bahwa
d. Faktor Vegetasi
13
Menurut Arsyad “vegetasi merupakan lapisan pelindung atau
yang baik seperti rumput yang tebal atau rimba yang lebat akan
vegetasi yang ada diatas permukaan tanah seperti daun dan batang,
lima bagian, yakni (a) intersepsi hujan oleh tajuk tanaman, (b)
e. Faktor Manusia
14
vegetasi yang lebat, dan cara memanipulasi topografi mikro untuk
3. Bentuk-Bentuk Erosi
erosi yaitu :
15
1.) Erosi Percikan
partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau air
lolos.
permukaan tanah di daerah berlereng oleh kombinasi air hujan dan air
Erosi parit (gully erosion) terjadinya hampir sama dengan proses erosi
sungai, penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai atau terjangan
16
celah atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara.
atau gerakan tanah terjadi bersamaan dalam volume tang relatif besar.
Erosi dapat terjadi dimana pun. Semntara jika dilihat dari karakter proses
terjadi dan penyebab fenomena ini, erosi bsa dikategorikan dalam empat
Erosi air bisa terjadi karena air sungaai maupun hujan. Curah hujan
Erosi korasi atau deglasi penyebabnya adalah angin dan biasa terjadi di
lama. Ventifact adalah batuan yang terbentuk dari erosi angin ini. Pada
korasi, erosi bisa disebabkan oleh angin dan bada pasir. Sementara
3.) Abrasi
17
Abrasi adalah proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh tenaga
gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak, demikian dikutip
dengan istilah erosi pantai, abrasi bisa memicu kerusakan garis pantai
pesisir. Kekuatan erosi oleh gelombang air laut sangat tinggi. Erosi ini
selain mengikis pasir, juga dapat menggerus bebatuan dan tanah. Hal
Abrasi dapat terjadi kerena beberapa faktor, baik proses alam maupun
ulah manusia. Faktor alam yang dapat menyebabkan abrasi ialah angin
ini berlangsung lama, area pinggir pantai akan terkikis dan daratan
berkurang.
4.) Eksarasi
18
5. Proses Terjadinya Erosi
partikel dalam tanah oleh air hujan sebagai media utamanya. Ketika
butiran air hujan mengenai permukaan tanah maka partikel tanah akan
B. Abrasi Pantai
1. Abrasi dan Perubahan Iklim
a. Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi
19
pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh
(2003: 12) abrasi adalah kerusakan garis pantai akibat dari terlepasnya
gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak yang dipicu oleh
oleh hantaman gelombang air laut, air sungai, gletser, atau angin yang
20
b. Perubahan Iklim
gas rumah kaca. Molekul gas rumah kaca menyerap radiasi inframerah
wilayah pesisir yang lebih buruk; (3) terbenamnya wilayah lahan basah
pesisir; (4) perubahan rentang pasang surut (tidal range) di sungai dan
(Ghufron. 2021:134).
21
Benua Asia, Benua Australia, Lempang Samudera Hindia dan Samudera
atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut
2011:3).
perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi., c) garis pantai
adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan, d)daratan pantai
adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas marine,
Secara umum, abrasi dapat oleh banyak faktor, diantaranya abrasi dapat
terjadi karena :
a. Faktor Manusia
22
1.) Peningkatan permukiman air laut yang diakibatkan oleh
b. Faktor Alam
daerah pantai.
sebagai sebuah bencana alam yang mengandung ancaman yang serius bagi
abrasi pantai sangat kompleksitas bagi kehidupan manusia baik dari segi
23
tempat tinggal, segi sosial, segi perekonomian, maupun dari segi budaya
dalam skala lokal dan nasional. Adapun penjelasan lebih jauh tentang
yang paling jelas dari abrasi. Gelombang dan arus laut yang biasanya
berpisah dari wilayah daratan dan menjadi bagian yang digenangi air.
Ini tidak hanya merugikan sektor pariwisata, akan tetapi juga secara
b. Usaha.
berpotensi gagal total jika abrasi pantai sudah tidak bisa dikendalikan.
sebagian besar dari persediaan pasirnya. Jika dampak yang satu ini
24
efektif untuk mengurangi kemungkinan abrasi pantai. Ketiga, hilangnya
predator ataupun suhu yang tidak sesuai dan gelombang air laut yang
tersebut.
berpengaruh besar terhadap hasil laut serta jenis jenis sumber daya alam
Ulah manusia, abrasi juga dapat terjadi karena faktor alam, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, akan tetapi ini bukan berarti bahwa abrasi
pantai tidak dapat dicegah atau ditanggulangi, ada beberapa cara untuk
25
a. Melestarikan hutan magrove dan menanam pojon bakau di daerah
26
Osborne dan Geabler yang dikutip (Rasyid 2011: 19), menyatakan
27
Kaufman (Thoha 1995: 101) menyatakan bahwa tugas pemerintah adalah
pemerintah yaitu :
dari luar dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang
kekerasan.
mereka.
pemerintahan.
28
e. Melakukan upaya-upaya yang meningkatkan kesejahteraan sosial.
Ndraha yang dikutip (Safiie 2007: 16), fungsi pemerintahan terhadap ada 2
yang memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka
29
melaksanakan otonomi daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri
peraturan perundang-undangan.
Daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan unsur
30
merespon bencana alam. Wilayah daerah dan bencana merupakan sebuah
31
masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup sekitar sebagai upaya
Kerusakan lingkungan semakin hari semakin terlihat begitu jelas. Perlu kita
1. Mitigasi dapat juga diartikan sebagi penjinak bencana alam dan pada
alam.
korban di suatu tempat yang aman adalah hal yang mutlak dibutuhkan.
32
dalam kebijakan nasional, sesuai dengan kemampuan mereka dan
b. Memberikan penyuluhan-peyuluhan.
b. Membiasakan hidup tertib dan disiplin. Perlu pola hidup tertib, yaitu
Mei 1994 di Yokohama, Jepang. Forum ini, pada masa itu merupakan
sepanjang sejarah. Tercatat lebih dari 5.000 peserta hadir yang berasal
33
6. Kemiringan Lereng
Terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang
Makin curam lereng makin besar laju dan jumlah aliran permukaan dan
semakin besar erosi yang terjadi. Selain itu partikel tanah yang terpercik
akibat tumbukan butir hujan makin banyak .Kemiringan lereng adalah salah
kecuramannya maka semakin rendah terjadinya erosi dan begitu pula jika
lereng yang membentuk suatu sudut baik dalam satuan derahat maupun
persentase antara satu bidang tanah yang datar dengan bidang tanah lainnya
yang berada pada posisi yang lebih tinggi, Dalam Kemiringan lereng,
semakin curamnya lereng maka aliran permukaan akan semakin besar dimana
tanah yang banyak mengandung bahan organik akan turut terangkut dan
terbawa ke tempat yang lebih rendah. Semakin curam kemiringan lereng akan
1. Lereng
34
Lereng merupakan sebuah profil tanah alami maupun buatan yang
keadaan tanah yang miring maka secara otomatis massa yang berada di
puncak lereng akan cenderung bererak ke bawah lereng sesuai dengan arah
sudut lereng, air, beban serta jenis tanah dan batuan (Anonim 2008).
2. Kemiringan Lereng
lereng dalam persen atau drajat. Dua titik yang berjarak horizontal 100 m
lereng 100% sama dengan kecuraman 450 selain dari memperbesar jumlah
semakin banyak.
lapisan tanah atas yang tererosi akan semakin banyak jika lereng
35
permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam, maka banyaknya erosi
(voncave) dan kaki lereng (lower slope). Daerah puncak (crest) merupakan
demikian pula lereng tengah yang kadang cembung atau cekung mendapat
2014).
Klasifika
Kemiringa Kemiringa Klasifikasi
Keterangan si USLE*
n lereng n lereng USSSM* (%)
(%)
(°) (%)
<1 0-2 Datar – hampir 0-2 1-2
datar
1- 3-7 Sangat landai 2-6 2-7
3
3- 8 - 13 Landai 6 - 13 7 - 12
6
6- 14 - 20 Agak curam 13 - 25 12 - 18
9
9 - 25 21 - 55 Curam 25 - 55 18 - 24
25 - 26 56 - 140 Sangat curam > 55 > 24
> 65 > 140 Terjal
USSSM = United Stated System Management
36
Menurut Sitanala Arsyad, kemiringan lereng dikelompokkan ke dalan 7 kelas
yaitu :
15 – 50 Lereng pendek
perhitungan dari perbandingan ini dan dilhat pada rumus di bawah ini :
Keterangan:
S = Kemiringan lereng (%)
h = Perbedaan ketinggian (m)
37
D = Jarak titik tertinggi dengan terendah (m)
7. Jenis Tanah
Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagaian besar
biologi, serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian panjang
lepas-lepas oleh karena proses pelapukan fisik, kimi dan biologi. Umur
batuan selalu lebih panjang dari pada tanah yang menyelimutinya. Tanah
makanan utama manusia sebagian berasal dari hasil yang diberikan oleh
tanaman yang tumbuh pada media tanah. Tanah sebagai bahan campuran
dan organik saja, juga terdapat pori berbagai ukuran dan bentuk. Pori
tanah merupakan rongga antar partikel mineral tanah yang menjadi tempat
tanaman dan hewan maka tanah dapat juga dimasukan kedalam biosfir.
Tanah merupakan sistem tiga dimensi dengan sifat dan ciri yang
mencerminkan pengaruh dari (1) iklim, (2) vegetasi, hewan dan manusia,
(3) topopgrafi, (4) bahan induk tanah dan (5) rentang waktu yang berbeda.
38
Setiap jenis tanah mempunyai sifat dan ciri tertentu dan nyata berbeda
karakteristik dan potensi, kendala dan input teknologi spesifik lokasi yang
dibedakan atas tanah organik (tanah gambut) dan tanah mineral. Tanah
Andosol. Tanah Aluvial terbentuk dari bahan endapan muda hasil dari
jalur aliran sungai atau pada dataran aluvial. Podsolik Merah Kuning
dikenal sebagai tanah masam yang terbentuk dari batuan sedimen masam
(berliat), terdapat kenaikan liat yang nyata dan agak memadat di lapisan
39
Mediteran berkembang dari batuan sedimen bersifat basa (batukapur,
namun berbeda pada sifat kimia tanah, terutama pada kejenuhan basa
volkan muda (abu volkan dan tufa) yang umum dijumpai pada dataran
- Organosol
- Litosol
berada diatas batuan kukuh dan dalam lebih dari 25 cm), horison H
histik atau sulfurik, berkadar pasir dan debu kurang dari 60% pada
cm dari permukaan.
- Aluvial
kasar dari bahan albik atau horison apapun (kecuali jika tertimbun
40
50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A okrik, horison A
umbrik (tidak berada diatas batuan kukuh dan dalam lebih dari 25
cm), horison H histik atau sulfurik serta berkadar pasir dan debu
- Regosol
- Umbrisol (ranker)
- Renzina
- Grumusol
41
Tanah lain bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada
- Arenosol
duanya dari: (a) bulk density pada kandungan air 1/3 bar dari fraksi
tanah halus (< 2 mm) kurang dari 0,85 g/cm3 dan komplek
vitrik, abu, atau bahan piroklastik vitrik yang lain dalam fraksi
- Andosol
42
horison penciri (kecuali jika tertimbun 50 cm atau lebih bahan
- Latosol
vertik.
- Molisol (brunziem)
- Kambisol
- Gleisol
43
Tanah lain yang mempunyai horison B argilik dengan penyebaran
kadar klei tinggi dengan penurunan kadar klei kurang dari 20%
ortoksik.
- Nitosol
- Podsolik
- Mediteran
44
- Planosol
- Podsol
8. Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
naiknya udara tersebut yang kemudian diganti oleh udara yang lebih
perbedaan penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas di
gunung dan lembah, atau perubahan yang disebabkan oleh siang dan
malam, atau perbedaan suhu pada belahan bumi bagian utara dan selatan
karena adanya perbedaan musim dingin dan panas. Daratan lebih cepat
menerima panas daripada air (laut) dan sebaliknya daratan juga lebih cepat
melepaskan panas. Oleh karena itu pada waktu siang hari daratan lebih
panas daripada laut. Udara di atas daratan akan naik dan diganti oleh udara
dari laut, sehingga terjadi angin laut. Sebaliknya, pada waktu malam hari
daratan lebih dingin daripada laut, udara di atas laut akan naik dan diganti
permukaan air laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan
45
terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila
kecepatan angin tidak lebih dari 5 knot (2,5 m/dt) terhadap kecepatan
rerata.Pesisir adalah wilayah antara batas pasang tertinggi hingga batas air
laut yang terendah pada saat surut. Pesisir dipengaruhi oleh gelombang air
laut. Pesisir juga merupakan zona yang menjadi tempat pengendapan hasil
pengikisan air laut dan merupakan bagian dari pantai Menurut Triatmodjo
(1999), Definisi coast (pesisir) adalah daerah darat di tepi laut yang masih
mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan
air laut. Sedangkan shore (pantai) adalah daerah di tepi perairan yang
dipengaruh oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Ditinjau dari
profil pantai, daerah ke arah pantai dari garis gelombang pecah dibagi
menjadi tiga daerah yaitu inshore, foreshore dan backshore (Gambar 2.1).
46
Gambar 2.1 Definisi dan Karakteristik Gelombang di Daerah Panta
Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
biasanya dinyatakan dengan knot. Satu knot adalah panjang satu menit
garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1
gunung berapi, gempa bumi, dsb (Nur, dkk, 2011). Semakin lama dan
47
kecepatan angin (U), lama hembusan angin (D), fetch (F) dan arah angin
(Gambar 2.2).
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut
di bumi. Gaya tarik menarik ini tergantung dari jarak bumi dengan benda
langit dan massa benda langit itu sendiri. Jadi, meskipun massa bulan jauh
lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh
lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari
pada pengaruh gaya tarik matahari. Pasang surut merupakan faktor penting
dari geomorfologi pantai, dalam hal ini berupa perubahan teratur muka air
laut sepanjang pantai dan arus yang dibentuk oleh pasang. Selain itu
48
bangunan pantai, pelabuhan dan vegetasinya. Proses akresi dan abrasi pantai
terjadi selama adanya pasang dan adanya aksi gelombang balik yang
Pasang surut tipe ini adalah dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan
dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi
secara berurutan dan teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam
24 menit.
Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut dengan periode pasang surut 24 jam 50 menit.
3.) Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
diurnal)
Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan
4.) Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air
surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
49
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan
suatu elevasi yang ditentukan berdasarkan data pasang surut yang dapat
1.) Muka air tinggi (high water level), yaitu muka air tertingi yang dicapai
2.) Muka air rendah (low water level), yaitu muka air terendah yang dicapai
3.) Muka air tinggi rata-rata (mean high water level, MHWL), yaitu ratarata
4.) Muka air rendah rata-rata (mean low water level, MLWL), yaitu ratarata
5.) Muka air laut rata-rata (mean sea Level, MSL), yaitu muka air rata-rata
antara muka air tinggi rata-rata dan muka air rendah rata-rata. Elevasi ini
6.) Muka air tinggi tertinggi (highes high water level, HHWL), yaitu muka air
tertinggi pada saat pasang surut purnama dan pasang surut perbani.
7.) Muka air rendah terendah (lowes low water level, LLWL), yaitu muka air
terendah pada saat pasang surut purnama dan pasang surut perbani.
Dalam perencanaan suatu bangunan pantai, penentua muka air laut ditentukan
50
Untuk perencanaan suatu bangunan pantai maka harus ditentukan terlebih
dahulu elevasi muka air laut rencana. Elevasi tersebut merupakan penjumlaha
tsunami, wave set-up, wind set-up, dan kenaikan muka air laut karena
tersebut secara bersamaan adalah sangat kecil. Oleh karena itu beberapa
Tsunami
P
e
m
a
n
a
s
a
n
G
l
o
b
a
l
Wind set up
Wave set up
MSL
Gambar 2.3 Elevasi muka air laut rencana (Teknik Pantai, 1999)
51
1.) Wave set-up
muka air di daerah pantai terhadap muka air diam. Pada waktu gelombang
pecah akan terjadi penurunan elevasi muka air rerata terhadap elevasi
muka air diam disekitar lokasi gelombang pecah. Kemudian dari titik
pantai. Turunnya muka air disekitar lokasi gelombang pecah tersebut akan
dikenal sebagai wave set-down, sedang naiknya muka air di pantai akibat
Angin dengan kecepatan besar (badai) yang terjadi di atas permukaan air
laut bisa membangkitkan fluktuasi muka air laut yang besar disepanjang
pantai jika badai tersebut cukup kuat dan daerah pantai dangkal dan luas.
Naiknya muka air laut yang disebabkan oleh angin di sepanjang pantai
52
Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan
dibawah ini menunjukan perkiraan besarnya kenaikan muka air laut dari
tahun 1990 sampai dengan tahun 2100, yang disertai perkiraan batas atas
meningkat seperti yang terjadi saat ini, tanpa adanya tindakan untuk
mengatasi.
Gambar 2.5 Perkiraan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global
(sumber : Teknik Pantai, 1999)
4.) Tsunami
Tsunami adalah gelombang yang terjadi karena gempa bumi atau letusan
gunung api di laut. Gelombang yang terjadi bervariasi dari 0,5 m sampai
30 m dan periode dari beberapa menit sampai sekitar satu jam. Selama
53
tinggi gelombang semakin besar karena pengaruh perubahan kedalaman
laut.
54