Anda di halaman 1dari 11

EROSI TANAH DAN PEGENDALIANNYA

Nama : Muhamad Pangestu Saputra


Kelas : X - J
Absen : 22

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN AJARAN 2022/2023


I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Erosi adalah peristiwa pindah atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (air atau angin). Erosi dapat
menyebabkan terdegradasinya lahan melalui hilang atau terkikisnya lapisan tanah
atas, sehingga dapat berdampak buruk terhadap tanah. Dampak buruk dari erosi
ada dua yaitu dampak di tempat kejadian erosi (on-site) dan dampak di luar
tempat kejadian erosi (off-site).

Dampak langsung erosi on-site antara lain kehilangan lapisan tanah yang baik
bagi berjangkarnya akar tanaman, kehilangan unsur hara dan kerusakan struktur
tanah, turun/rusaknya bangunan konservasi atau bangunan lainnya, turunnya
pendapatan petani. Dampak tidak langsung erosi on-site adalah berkurangnya
alternatif penggunaan tanah, timbulnya dorongan untuk membuka lahan baru,
munculnya biaya lain untuk perbaikan lahan dan bangunan yang rusak.

Dampak langsung di luar tempat kejadian erosi (off-site) adalah pelumpuran dan
pendangkalan waduk, sungai, saluran dan badan air lainnya, tertimbunnya lahan
pertanian, jalan, dan bangunan lainnya, rusaknya mata air dan kualitas air,
rusaknya ekosistem perairan serta meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan.
Dampak tidak langsung di luar tempat kejadian erosi yaitu kerugian akibat
memendeknya umur waduk, meningkatnya frekuensi dan besarnya banjir
(Ahmad, 2006).

Erosi tanah adalah penyumbang terbesar dari terjadinya degradasi lahan.


Walaupun degradasi lahan bukan merupakan peristiwa ekonomi akan terapi
proses ini berkaitan erat dengan penurunan mutu lahan yang menyebabkan
menurunnya produksi pertanian dan meningkatnya biaya pencegahan degradasi
lahan yang merupakan problem ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah dengan
judul “Erosi Tanah dan Pengendaliannya”

I.2. Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu :


1. Untuk mengetahui pengertian dari erosi.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya erosi.
3. Untuk mengetahui bentuk- bentuk erosi.
4. Untuk mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya erosi.
5. Untuk mengetahui dampak dari erosi.
6. Untuk mengetahui bagaimana upaya pencegahan dan pegendalian erosi.
II. ISI

II.1. Pengertian Erosi

Erosi adalah pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air dan angin. Ada beberapa
definisi, antara lain pengikisan dan penorekan bahan-bahan yang disebabkan oleh
air, angin dan cairan gletser. Erosi biasanya terjadi dari tempat yang tinggi ke
tempat yang lebih rendah.

II.2. Proses Terjadinya Erosi

Erosi tanah dapat menyingkirkan serta mengangkut material-material tanah dari


tempatnya semula. Foster erosi tanah bisa terjadi melalui tahapan-tahapan proses
seperti :
1. Detachment
Pada saat terjadi tumbukan air maupun angin yang terjadi dengan intensitas
yang tinggi, maka hal tersebut dapat menyebabkan pecahnya agregat tanah
menjadi partikel-partikel tanah yang akhirnya akan terlepas.
2. Transportation
Partikel-partikel tanah yang terlepas pada akhirnya akan ikut terhanyut oleh
aliran air di permukaan menuju tempat yang lebih rendah
3. Depotition atau sedimentation
Pada akhirnya, partikel-partikel tanah yang terlepas tersebut akan mengalami
pengendapan di tempat yang baru, yaitu daerah yang lebih rendah seperti di
dasar sungai atau waduk.
II.3. Bentuk- bentuk Erosi

Bentuk-bentuk erosi ini merujuk pada erosi yang terjadi secara accelerated.
Seperti pada bagian awal, erosi semacam ini banyak dipengaruhi oleh iklim dan
faktor manusia. Kartasapoetra dalam bukunya “Tekhnologi Konservasi Tanah dan
Air” menyebutkan bentuk-bentuk erosinya adalah:
1. Sheet Erosion (erosi lembaran)
Erosi lembaran Adalah erosi dalam bentuk lembaran-lembaran pada
permukaan tanah. Tejadi pengangkatan dan pemindahan tanah demikian
merata pada bagian permukaan tanah.
2. Rill Erosion (erosi alur)
Daya aliran air dengan mudah terus akan melakukan pengikisan kebagian
bawahnya, dengan demikian pengikisan terus merambat kebagian bawahnya
lagi dan terbentuklah alur-alur pada permukaan tanah dari atas memanjang
kebawah, alur ini adalah dangkal.
3. Gully Erosion (erosi parit)
Erosi parit sangat erat hubungannya dengan erosi alur, karena memang erosi
parit melanjutkan aktivitas daya pengikisan partikel tanah pada alur-alur yang
sudah terbentuk.
Penggunaan intensif jalan setapak dihutan dapat menyebabkan pemadatan
tanah, peningkatan aliran pemukaan, dan kemudian pembentukan parit-parit
erosi (Laurence & Peter,1988:16)
4. Stream Bank Erosion (erosi tebing sungai)
Umumnya terjadi pada sungai sungai yang berbelok-belok tergantung dari
derasnya arus sungai. Sungai yang lurus jarang sekali menimbulkan erosi
tebing.

II.4. Faktor- Faktor Terjadinya Erosi


Setiap permasalahan sudah tentu memiliki penyebab, begitu pula dengan erosi.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi tanah diantaranya adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas
hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju
erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.
2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju
pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan
tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu
wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen
erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang
cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju
erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.
4. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih
aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke
permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi
juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar
yang menyebar.
5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun
menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak
melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan,
eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi
lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan
lain-lain.
II.5. Dampak Erosi Tanah

Dampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site) dan
dampak pada daerah diluarnya (off site). Dampak erosi tanah di tempat (on-site)
merupakan dampak yang dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu
berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi
peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya
menimbulkan terjadinya tanah kritis.

Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya


penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan
kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan
pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono Soepardi dalam
bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah kehilangan unsur hara karena erosi selama
rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per
hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg
per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun.
Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan
15 - 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air
hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G
Kartasapoetra,1986:45).

Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt
besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa
bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam
kehidupan. Bentuk dampak off-site antara lain:
1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
3. Memburuknya kualitas air, dan
4. Kerugian ekosistem perairan
II.6. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Erosi

Usaha-usaha untuk melindungi tanah terhadap erosi disebut pengawetan tanah.


Pengawetan tanah dilakukan dengan bermacam- macam cara antara lain:
1. Menanami tanah gundul dengan pohon- pohon berdaun lebat dan berakar
dalam, sehingga daun-daunnya dapat menahan pukulan air hujan dan akarnya
yang dalam memungkinan tanah menyerap banyak air,
2. Menanami tanah yang terbuka dengan rumput dan tanaman lain, sehingga
permukaan tanah tertutup oleh tumbuh-tumbuhan,
3. Membuat saluran air yang atasnya ditanami rumput,
4. Memperbaiki cara-cara pengolahan tanah, antara lain dengan sistem irigasi,
pemberantasan hama tanaman dan penanaman secara bergilir,
5. Pemberian pupuk yang tepat untuk meningkatkan kesuburan tanah, dan
6. Pembuatan teras pada lereng yang curam.
III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dari makalah ini yaitu:


1. Pengertian dari erosi yaitu pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air dan
angin.
2. Proses terjadinya erosi melalui 3 tahapan yaitu . Detachment,
Transportation, dan Depotition atau sedimentation.
3. Bentuk- bentuk dari erosi yaitu Sheet Erosion (erosi lembaran), Rill
Erosion (erosi alur), Gully Erosion (erosi parit), dan Stream Bank Erosion
(erosi tebing sungai)
4. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya erosi yaitu Iklim , Tanah,
Topografi, Tanaman Penutup Tanah, dan Manusia
5. Dampak dari erosi dapat terjadi on-site dan of-site.
6. Upaya pencegahan dan pegendalian erosi yang dapat dilakukan salah
satunya yaitu reboisasi dan perbaikan sistem irigasi.

III.2. Saran
Dari uraian yang telah kami sampaikan di depan, kami dapat memberikan saran,
antara lain :
1. Jangan menebang pohon secara sembarangan karena hal ini dapat
mengakibatkan tanah tidak mampu untuk menahan air yang datang dengan
jumlah besar.
2. Tanamilah kembali lahan-lahan gundul di sekitar kita agar dapat menahan
air hujan sehingga kita bisa terhindar dari bencana tanah longsor.
DAFTAR PUSTAKA

A.G Kartasapoetra. 1986.Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi


Aksara. Jakarta.

Ahmad Basyir dkk. 2006. Jurnal Ekologi Perubahan Perilaku Daerah Aliran
Sungai Citarum Hulu dengan Pemodelan Spasial. Institut Teknologi
Bandung. Bandung

Lawrence dan Peter. 1988. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai