Anda di halaman 1dari 7

Kerusakan Tanah Dan Upaya Mempertahankan Kesuburannya

A. Latar Belakang
Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media
tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa
bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya.
Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan
oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain
campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut
horizon. Dengan demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai kumpulan
benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran
bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman.
Sifat fisik tanah yang terpenting adalah : solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase
dan porisitas tanah, dll. Sifat kimia tanah meliputi : kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH),
kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), kemasaman dapat dipertukarkan
(Al dan H), dan lain-lain. Sedangkan sifat biologi tanah meliputi : bahan organik tanah, flora
dan fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting : bakteri, fungi dan Algae), interaksi
mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.
Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari
bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. Penyebab Kerusakan Tanah
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita
ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan.
Sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan
dan hewan yang hidup di laut. Terutama di bidang pertanian, tanah menjadi faktor terpenting
yang menentukan keberhasilan produktivitas tanaman pertanian. Apabila tanah sudah rusak,
maka kesuburannya pun sudah tidak bagus lagi sehingga mengakibatkan produktivitas
tanaman pertanian itu pun menjadi berkurang atau rendah.
Berikut akan diuraikan lagi beberapa penyebab rusaknya kesuburan tanah.
1. Erosi
Kerusakan tanah pertanian di daerah tropis sebagian besar disebabkan oleh pemilihan dan
penerapan teknologi yang salah tanpa memeperhatikan nilai-nilai ekologi. Salah satu dampak
pemilihan dan penerapan teknologi yang tidak benar adalah erosi.
Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa yang menyebabkan terlepasnya partikelpartikel tanah sebagai akibat tenaga air, angin atau salju dan pengalirannya ke daerah yang
lebih rendah. Erosi mengakibatkan merosotnya produktivitas tanah, menurunnya daya
dukung tanah untuk memproduksi hasil pertanian dan terganggunya nilai keseimbangan
lingkungan hidup.
Di daerah tropis basah seperti Indonesia, erosi terutama disebabakan oleh daya rusak air
hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian merembes ke dalam tanah,
sebagian kecil menguap dan sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju tempat yang
rendah. Aliran permukaan (run off) inilah yang menjadi penyebab erosi.
Bentuk erosi pun bermacam-macam. Secara umum erosi dibedakan atas erosi geologi (alami)
dan erosi dipercepat. Erosi alami merupakan proses erosi yang berlangsung secara terusmenerus dalam rangkaian pembentukan tanah dan aliran tanah, serta mengatur secara alami
keseimbangan kesuburan tanah untuk tumbuhnya vegetasi.
Erosi dipercepat adalah erosi yang menyebabkan terjadinya pengangkutan tanah yang

menimbulkan rusaknya tanah, sebagai akibat tindakan manusia yang mengganggu


keseimbangan proses erosi geologi di atas. Erosi dipercepat inilah yang sebenarnya disebut
dengan erosi dalam konservasi tanah dan air.
Berdasarkan penyebabnya erosi dibedakan atas erosi yang disebabkan oleh air dan erosi yang
disebabkan oleh angin. Di daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi, erosi air
merupakan erosi yang paling menonjol. Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan,
misalnya tanah labil yang ada di pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan
lepas dan jatuh ke sungai.
Jika dilihat dari bentuk kerusakan yang ditimbulkannya, dikenal beberapa jenis erosi, yaitu:
erosi permukaan (sheet erosion), erosi percikan (splash erosion), erosi alur (rill erosion), erosi
parit (gully erosion), tanah longsor (land slides), erosi tebing (stream bank erosion) dan erosi
dalam (internal erosion).
(a) Erosi permukaan
Erosi ini berlangsung pada permukaan tanah, dan gejalanya mudah dikenal, bagian yang
terangkut pada bagian atas sehingga bekas erosi berwarna cerah. Hal ini disebabkan bahan
organik telah hilang. Akibatnya produktivitas tanah menurun, pengolahan tanah menjadi lebih
berat dan tersembulnya perakaran tanaman dekat pangkal batang.
(b) Erosi alur
Erosi alur ini terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat tertentu di
permukaan tanah, sehingga hilangnya lapisan tanah lebih banyak terjadi pada tempat tersebut.
Erosi alur sering terjadi pada tanah yang sudah diolah atau tanah yang diolah menurut arah
lereng.
(c) Erosi percikan
Erosi percikan adalah erosi yang terjadi akibat terpecahnya butir-butir tanah oleh pukulan air
hujan dan pengalirannya ke tempat yang lebih rendah.
(d) Erosi parit
Erosi parit merupakan kelanjutan dari erosi alur, tetapi alur ini telah berbentuk parit sehingga
tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Jika parit itu dibiarkan terus lamakelamaan akan membentuk jurang.
(e) Tanah longsor
Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan ke bawah bukit. Hujan
mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan berat. Pelongsoran hanya
terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan tanah.Tanah longsor terjadi karena
berpindahnya suatu massa tanah yang besar pada lereng-lereng yang curam. Hal ini
disebabkan oleh adanya lapisan kedap air yang terletak di bawahnya. Dengan demikian
longsor dapat terjadi karena tiga hal, yaitu lereng yang cukup curam, adanya lapisan kedap air
di bawah permukaan tanah, dan terdapatnya cukup air di dalam tanah sehingga lapisan tanah
di atas lapisan kedap air itu dalam keadaan jenuh air.
(f) Erosi tebing
Erosi ini terjadi pada tebing-tebing sungai yang disebabkan oleh arus sungai yang melanda
tempat-tempat belokan atau tempat yang mudah hanyut. Erosi ini lebih cepat terjadi pada
sungai yang daerah alirannya telah gundul.
(g) Erosi internal
Erosi internal terjadi di bawah permukaan tanah atau bagian dari horizon tanah. Erosi ini
merupakan bahaya laten bagi kesuburan tanah yang mengakibatkan hilangnya bagian dalam
profil tanah. Erosi dalam berlangsung sebagai akibat proses pelarutan bahan yanglapuk
bersifat rapuh dari senyawa kapur yang mudah larut. Kelanjutan erosi internal ini
menimbulkan lubang-lubang di bawah permukaan tanah yang peka terhadap tekanan luar.
2. Teknik Budi Daya
Teknik budi daya yang salah yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan

air akan mempercepat rusaknya tanah pertanian. Teknik budi daya yang memberi kesempatan
terjadinya kerusakan tanah adalah:
(a) Usaha pertanian tanaman semusim yang menetap tanpa diikuti oleh pemupukan yang
cukup dan teknik-teknik konservasi yang tepat. Tanaman semusim sebenarnya memerlukan
unsur hara jauh lebih benyak daripada tanaman keras yang berumur panjang pada jangka
waktu yang sama. Hal ini berarti semakin lama kesuburan tanah semakin menurun dan hasil
yang diperoleh juga ikut turun.
(b) Teknik pengolahan tanah dan penanaman yang searah dengan lereng, akan memberikan
peluang erosi lebih besar. Alur-alur antara barisan tanaman seakan-akan merupakan saluran
air. Keadaan ini apabila dibiarkan cukup lama akan menimbulkan erosi parit, yang merusak
kesuburan tanah.
(c) Tanah yang terbuka tidak ditanam pada waktu cukup lama akan menyebabkan agrgatagregat tanah terpecah oleh tenaga air hujan. Akibatnya pori-pori tanah tersumbat dan tanah
menjadi padat. Hal ini akan merusak aerasi tanah. Rusaknya aerasi tanah mengakibatkan
berkurangnya jumlah oksigen dalam tanah. Kondisi ini berpengaruh pada kecepatan
disimilasi (degradasi) bahan organik oeh mikro organism, sehingga proses mineralisasi dan
humifikasi terganggu. Keterlambatan mineralisasi dan humifikasi akan menurunkan
kesuburan tanah.
3. Pembukaan Hutan Yang Kurang Terencana
Hutan merupakan kekayaan alam dan komponen ekosistem yang berperan dalam mendukung
kesuburan tanah dan daerah aliran sungai. Kerusakan hutan erat kaitannya dengan
berrkurangnya daya dukung lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah areal
bukaan baru pertanian.
Namun keadaan itu tidak dapat dipertahankan terus-menerus, karena kebutuhan akan lahan
selalu mendesak. Akhirnya hutan dibuka dan dijadikan lahan pertanian. Apabila penebangan
hutan ini tidak terencana, artinya tidak diikuti oleh usaha konservasi akan mewariskan tanahtanah gundul yang sangat peka terhadap erosi. Pengelolaan hutan yang tidak tepat (misal
management) telah menambah luasnya lahan kritis. Alang-alang sebagai bagian dari tanah
kritis akibat dari peladangan berpindah-pindah (shifting gultivation) telah mencapai 16 juta
hektar dengan penambahan 150 ribu hektar tiap tahun.
Di lain pihak, menurunnya kemampuan lahan sebagai akibat peningkatan komposisi racun,
pencucian basa-basa, salinitas, sodifikasi, perubahan sifat fisik tanah dan peningkatan
kecepatan mineralisasi merupakan prose salami yang mengancam kesuburan tanah.
4. Pencemaran Tanah
Kerusakan / pencemaran tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah
yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Sebagaimana pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa
disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
(a) Limbah domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah:
pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa limbah padat dan
cair.
Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah dan bisa membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
(b) Limbah industri
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik,

manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak,
khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam
(c) Limbah pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk
sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas
hama tanaman, misalnya DDT.
5. Perusakan hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi
kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah tererosi.
6. Proses kimiawi dan proses mekanis air hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses perubahan
kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis. Air hujan yang turun sangat deras dapat
mengikis dan menggores tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada
daerah yang tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air
hujan dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.
C. Dampak Kerusakan Tanah
1. Akibat erosi terhadap kesuburan tanah
Erosi menimbulkan pengaruh buruk terhadap kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Erosi
mengakibatkan kemerosotan kesuburan fisik tanah seperti terpecahnya agregat tanah,
tersumbatnya pori-pori tanah dan terganggunya sirkulasi air dan udara tanah. Lebih buruk
lagi apabila erosi terjadi terus-menerus mengakibatkan hilangnya lapisan atas tanah (top soil)
yang pada umumnya lebih subur, secara perlahan-lahan yang pada gilirannya sampai pada
lapisan bawah yang memiliki sifat jelek.
Dengan terkikisnya lapisan atas yang mengandung bahan organis, mengakibatkan kesuburan
kimia akan merosot pula. Sejalan dengan hanyutnya lapisan top soil, maka hara dan
mikroorganisme tanah juga akan terangkut. Berkurangnya mikroorganisme tanah
menimbulkan berbagai hambatan dalam proses mineralisasi, humifikasi dan amonifikasi,
yang akhirnya merosotnya kesuburan tanah, terutama kesuburan biologi tanah.
Selain menurunnya kesuburan tanah, erosi juga menimbulkan masalah pendangkalan sungai,
muara sungai, pendangkalan saluran irigasi dan drainase serta kekurangan air pada musim
kemarau.
2. Dampak Pencemaran Tanah
Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena:
lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah
sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah bisa menghasilkan gas nitrogen
dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa
timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur
permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut
maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah.
Yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus
air adalah sampah anorganik. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga peresapan
air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam
tanahpun akan berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak
mendapatkan makanan untuk berkembang.

Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga. Peresapannya kedalam tanah
akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Inilah salah satunya yang disebutkan sebagai
pencemaran tanah.
Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil
buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan
penimbunan limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah juga
menimbulkan bau di sekitarnya karena.
Tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan permukaan tanah menjadi
rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan berakibat
turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah terjadinya pencemaran
tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya kebakaran.
Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal,
perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam
hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah.
Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam kondisi ini tanpa disadari justru pupuk
juga mengakibatkan pencemaran tanah.
Pestisida yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme
yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di
dalamnya. Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus menerus akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
D. Cara Menanggulangi Pencemaran Tanah
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat banyak diperlukan agar
tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik
yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Akan sangat baik jika setiap rumah
tangga bisa memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik
dalam dua wadah berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah, misalnya dijadikan bahan urukan,
kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai
lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll sehingga dalam hal ini
bukan pencemaran tanah yang terjadi tetapi proses pembusukan organik yang alami.
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang
terbaik dengan daur ulang. Kurangilah penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia
untuk pemberantasan hama seperti pestisida. Limbah industri harus diolah dalam pengolahan
limbah, sebelum dibuang kesungai atau kelaut.
Kurangilah penggunaan bahan-bahan yang tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Salah satu contohnya adalah dengan mengganti plastik sebagai bahan
kemasan/pembungkus dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau
daun jati.
E. Mempertahankan Kesuburan Tanah
1. Konservasi Tanah dan air
Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui konservasi tanah. Konservasi tanah
yaitu pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan

mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian.


Strategi dalam konservasi tanah harus mengarah pada ketentuan sbb:
(a) Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan penutup permukaan tanah.
(b) Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
(c) Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
(d) Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan
lahan.
Teknologi konservasi tanah diterapkan untuk mengendalikan erosi dan mencegah degradasi
lahan. Untuk memanen air dan mencegah kehilangan air melalui aliran permukaan, perkolasi,
dan evaporasi diperlukan teknologi konservasi air. Berikut diuraikan berbagai macam
teknologi konservasi tanah dan air.
Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi yang dapat dilakukan dan satu
sama lain harus menunjang, yaitu cara vegetatif, cara mekanis dan cara kimia.
(a) Cara Vegetasi
Hutan, perkebunan dan pola tanam campuran (pertanian terpadu) perlu dikembangkan sesuai
dengan fungsinya, yaitu sebagai pelindung tanah dari daya perusak. Termasuk dalam cara
vegetatif dalam usaha konservasi tanah dan air antara lain adalah:
Rotasi atau pergiliran tanaman.
Penghijauan dan reboisasi.
Melaksanakan strip cropping.
Penanaman dengan rumput makanan ternak (permanent pasture).
Menutup tanah dengan mulsa.
Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput.
Alley cropping sebagai cara rotasi atau pergiliran tanaman (vegetatif) dinilai mempunyai
prospek yang cukup baik, karena sekaligus meningkatkan produksi, murah dan mudah
penggunaannya. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem alley cropping ini antara
lain:
Terjadinya sikus bahan organik yang lancar, karena limbah dapat dipergunakan.
Mengurangi biaya produksi, khususnya biaya pemupukan karena daun lamtoro mengandung
nitrogen yang tinggi.
Terciptanya agroekosistem yang mantap dan tetap terpeliharanya kesuburan tanah.
Mudah penerapannya sebagai konservasi tanah dan air.
(b) Cara Mekanis
Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah merupakan
penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan, memulihkan, meningkatkan kesuburan
tanah. Pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang dari tanah
pertanian terutama lapisan top soil.
Cara-cara mekanis ini meliputi:
Pengolahan tanah (tillage) yang tepat, yaitu menurut arah contour atau memotong arah
kemiringan lereng.
Pembuatan galengan dan saluran menurut contour.
Pembuatan waduk, penghambat, rorak, tanggul dan sebagainya.
Pembuatan terras dan sengkedan.
Pembuatan drainase pada tempat tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya berfungsi memperlambat run off serta menampung
dan menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak. Pengaturan aliran air
permukaan yang menjadi penyebab utama kerusakan tanah pertanian sangat efektif diatur
denagan terras.
(c) Cara kimia
Salah satu usaha untuk mencegah tejadinya pengikisan lapisan top soil adalah memperbaiki

struktur tanah. Usaha memantapkan struktur tanah dapat dilakukan dengan penambahan
senyawa kimia baik secara buatan maupun alami. Pemberian bahan pemantap tanah (soil
conditioner) bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara partikel-partikel tanah sehingga
dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi, porositas, dan infiltrasi.
Cara pemberian bahan pemantap tanah ke dalam tanah dapat dilakukan dengan penyemrotan
langsung ke atas permukaan tanah, dicampur dengan tanah secara merata dan dengan cara
memasukkan langsung ke dalam lubang tanaman.
2. Penerapan Sistem Pertanian Terpadu
Penerapan sistem pertanian terpadu merupakan suatu sistem pertanian yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu yang mendukung terlaksananya agroekosistem yang mantap. Dalam
mencapai tujuannya perlu melihat bahwa pertanian merupakan suatu sistem yang terdiri dari
berbagai subsistem dengan menerapkan teknologi tertentu. Penerapan sistem pertanian
terpadu dilaksanakan dengan berbagai cara, di antaranya Rounders Type.
Rounders type adalah suatu pola teknologi pada sistem pertanian terpadu di lahan kering,
yang terdiri dari subsistem pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Model penerapannya mirip dengan per4mainan rounders.

Anda mungkin juga menyukai