Disusun oleh :
1. KHAIRINA FAKHRY PARINDURY (170301203)
2. (170301)
3. (170301)
4. (170301)
5. (170301)
6. (170301)
7. (170301)
8. (170301)
9. (170301)
10. (170301)
11. (170301)
12. (170301)
13. (170301)
14. (170301)
15. (170301)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami yaitu :
1. Agar lebih memahami tentang upaya penanggulangan kerusakan tanah.
2. Dapat mengerti cara penanggulangan kerusakan tanah.
b. Mengawetkan Tanah
Tidak selamanya tanah yang subur terus-menerus bisa subur. Tanah
dapat mengalami penurunan kesuburan sehingga berpengaruh terhadap
tumbuhnya tanaman. Erosi tanah menyebabkan tingkat kesuburan tanah
menurun. Untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah maka perlu usaha
pengawetan atau konservasi. Cara pengawetan tanah secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif dan metode mekanik.
Untuk tiap daerah berbeda dalam penerapan kedua metode tersebut.
Kadang-kala kedua metode diterapkan secara berimbang di suatu daerah.
Tetapi, di daerah lain mungkin salah satu metode lebih diutamakan. Metode
vegetatif sangat efektif dalam pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh,
padang rumput alami dan vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan
erosi tanah pada tingkat normal.
Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran
(strip cropping).
b. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur
(contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk
mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan
partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
c. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman
keras (buffering).
d. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi
tanah dari tiupan angin (wind breaks).
Metode mekanik yang digabung dengan metode vegetatif akan
lebih efektif untuk mengendalikan erosi tanah. Beberapa metode
mekanik yang umum dilakukan sebagai berikut :
a. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan
lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga
tanah sejajar kontur dan membentuk igir-igir kecil yang dapat
memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
b. Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk
mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng
sehingga dapat memperlambat aliran air.
c. Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur.
Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
d. Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk
membendung aliran air yang melewati paritparit sehingga material
tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan.
Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami
pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah
menebal, dan produktivitas tanah meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, G., J. A. Arifandi dan J. Sudibya. 2015. Studi Faktor Penyebab Kerusakan Tanah di
Daerah Aliran Sungai (Das) Bomo Kabupaten Banyuwangi. Universitas Jember.
Jember.
Kurniatmo. 2005. Tim Analisis Dan Evaluasi Hukum Tentang Kerusakan Tanah Pertanian
Akibat Penggunaan Teknologi. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.
Reditya, B., R. Suyarto dan A. A. I. Kesumadewi. 2016. Kajian Status Kerusakan Tanah pada
Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar. Universitas Udayana. Bali.
Suprayogo, D., Widianto, P. Purnomosidi, R.H. Widodo, F. Rusiana, Z.Z. Aini, N. Khasanah
dan Z. Kusuma. 2014. Degradasi sifat fisik tanah sebagai akibat alih guna lahan hutan
menjadi sistem kopi monokultur: Kajian perubahan makroporositas tanah.
http://www.worldagroforestry.org/sea/publications/files/book/bk0063-04/bk0063-04-
8.pdf. di akses 4 Maret 2014.
http://sipil.ub.ac.id/sarjana/kerusakan-tanah-jenis-penanggulangan-dan-
pencegahan/?print=pdf. diakses 1 April 2018.
http://geograph88.blogspot.co.id/2013/03/upaya-mengurangi-kerusakan-tanah-reduce.html.
diakses 1 April 2018.