Anda di halaman 1dari 13

TUGAS DASAR AGRONOMI

MAKALAH UPAYA PENANGGULANGAN KERUSAKAN TANAH

Disusun oleh :
1. KHAIRINA FAKHRY PARINDURY (170301203)
2. (170301)
3. (170301)
4. (170301)
5. (170301)
6. (170301)
7. (170301)
8. (170301)
9. (170301)
10. (170301)
11. (170301)
12. (170301)
13. (170301)
14. (170301)
15. (170301)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanah sebagai benda yang dinamik, selalu mengalami perubahanperubahan baik yang
disebabkan oleh material yang dimiliki tanah itu sendiri atau material yang berasal dari luar
tubuh tanah. Perubahanperubahan yang terjadi akan menyebabkan penurunan produktivitas
tanah (menurunnya fungsi tanah). Penurunan produktivitas tanah atau fungsi tanah, maka
kerusakan tanah telah terjadi (Suripin, 2002). Kerusakan tanah bisa terjadi dimana saja. Salah
satunya dapat terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai akibat dari tindakan manusia,
baik di areal produksi biomassa maupun adanya kegiatan lain di luar areal produksi biomassa
yang dapat berdampak terhadap terjadinya kerusakan tanah yang terjadi di Daerah Aliran
Sungai (DAS). Kerusakan tanah dapat pula terjadi akibat proses alam. Ruang lingkup
Peraturan Pemerintah hanya mengatur kerusakan tanah akibat tindakan manusia. Kerusakan
tanah yang terjadi karena proses alam tidak berarti tidak ditanggulangi, tetapi tanggung jawab
bersama (PP No. 150 Tahun 2000). Kerusakan tanah di DAS berdampak pada meluasnya
lahan kritis, terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS). Hutarabat (2008) menyebutkan bahwa
ada tiga faktor utama penyebab terjadinya kerusakan tanah DAS
Menurut Suprayogo, et al., (2014) Kerusakan struktur tanah diawali dengan
penurunan kestabilan agregat tanah, hal tersebut menyebabkan agregat tanah relatif mudah
hancur menjadi bentuk halus sehingga membentuk kerak di permukaan tanah (soil crusting)
yang memiliki sifat padat dan keras bila kering. Agregat atau partikel tanah yang halus akan
terbawa aliran air ke dalam tanah sehingga menyebabkan penyumbatan pori tanah dan pada
saat hujan turun kerak yang terbentuk juga menyebabkan penyumbatan pori tanah. Proses
penyumbatan pori tanah tersebut mengakibatkan porositas tanah, distribusi pori tanah dan
kemampuan tanah untuk mengalirkan air mengalami penurunan dan limpasan permukaan
akan meningkat.
Dalam upaya mencegah dan mengendalikan kerusakan tanah, pemerintah Indonesia
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Peraturan tersebut digunakan
sebagai pedoman dalam menyusun peta status kerusakan tanah, yang merupakan acuan dalam
kegiatan pencegahan serta pengendalian pada tanah yang belum maupun yang sudah
mengalami kerusakan. Peraturan ini ditujukan untuk tanah yang digunakan sebagai lahan
pertanian, misal sawah, perkebunan, tegalan, ladang dan hutan tanaman. Namun, data spasial
tentang status kerusakan tanah masih terbatas, khususnya di Kecamatan Denpasar Selatan
sehingga kajian mengenai status kerusakan di wilayah tersebut perlu dilakukan
(Reditya, dkk. 2016).
di Indonesia yaitu : (1) keadaan alam geomorfologi (geologi, tanah, dan topografi)
yang rentan terjadi erosi, banjir, tanah longsor, dan kekeringan; (2) iklim, terutama curah
hujan yang tinggi yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap tanah, sehingga
menyebabkan terjadinya erosivitas yang tinggi; dan (3) aktivitas manusia dalam pemanfaatan
dan penggunaan lahan atau hutan yang melampaui daya dukung wilayah atau lingkungan
yang tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan air yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dari petani, serta sikap mental orang-orang yang tidak bertanggung jawab,
terutama dalam hal tata guna lahan hutan yang di fungsikan menjadi lahan budidaya
pertanian (Arisandi, dkk. 2015).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami yaitu :
1. Agar lebih memahami tentang upaya penanggulangan kerusakan tanah.
2. Dapat mengerti cara penanggulangan kerusakan tanah.

1.3 Metode yang digunakan


Metode yang kami gunakan untuk membuat makalah ini yaitu dengan mencari data
melalui internet, membaca dari berbagai blog-blog yang ada dengan memilih serta memilah
data-data yang memang berkaitan dengan materi kerusakan tanah.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Kerusakan Tanah


Kerusakan tanah adalah tanah yang dimana sifat fisik tanah, sifat biologi tanah dan
sifat kimia tanah dalam keadaan tidak baik. Fungsi tanah dalam pertanian dapat hilang atau
menurun karena faktor alam ataupun karena manusia. Penurunan atau hilangnya fungsi tanah
ini disebut dengan kerusakan tanah (degradasi tanah). Kerusakan tanah sebagai sumber unsur
hara dapat diperbarui dalam waktu yang tidak terlalu lama, antara lain dengan cara
pemupukan. Tapi, kerusakan pada tanah sebagai fungsi pendukung tanaman memerlukan
perbaikan yang sangat lama, bahkan mencapai ratusan tahun untuk pembentukan tanah lagi.
Kualitas lahan pertanian merupakan salah satu faktor penentu tingkat produktifitas
pertanian. Oleh karena itu, hal tersebut akan berpengaruh pula bagi laju pertumbuhan sektor
pertanian. Kualitas lahan sangat dipengaruhi oleh kondisi atau kualitas tanah yang menjadi
komponen lahan di suatu kawasan.
Difinisi kualitas tanah menurut Doran dan Safley (1997) adalah kecocokan sifat
kimia, fisika dan biologi tanah secara bersama-sama :
a. Menyediakan suatu medium untuk pertumbuhan tanaman dan aktivitas biologi.
b. Mengatur dan memilah aliran air dan penyimpanan lingkungan.
c. Sebagai penyangga lingkungan dalam pembentukan dan perusakan senyawa-senyawa yang
meracuni lingkungan. Oleh karena itu, tanah dapat dikatakan mempunyai kualitas yang
tinggi bila memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1). Cukup dan tidak berlebih dalam mensuplai hara;
2). Memiliki struktur yang baik;
3). Memiliki kedalaman yang cukup untuk perakaran dan drainasi;
4). Memiliki drainase internal yang baik;
5). Populasi penyakit dan parasit rendah;
6). Populasi organisme yang mendorong pertumbuhan tinggi;
7). Tekanan tanaman pengganggu (gulma) rendah;
8). Tidak mengandung senyawa yang beracun bagi tanaman;
9). Tahan terhadap kerusakan, dan;
10). Elastis dalam mengikuti suatu proses degradasi
(Magdof, 2001).
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka secara garis besar terdapat 3 (tiga) faktor
penentu kualitas tanah yaitu (1) faktor kimia (ketersediaan unsur hara dan tidak adanya
senyawa beracun bagi tanaman, (2) faktor fisika (struktur, drainase internal, kedalam drainase
dan tingkat elastisitas terhadap kerusakan) serta biologis (populasi organisme, penyakit
parasit dan gulma).
Dari sisi sumbernya, hal-hal yang dapat mempengaruhi ketiga faktor kualitas tanah
dapat berasal dari kegiatan non pertanian itu sendiri seperti kekurang tepatan dalam
pemilihan teknologi penyiapan lahan pertanian dan budidaya pertanian. Sedangkan
berdasarkan kelompok bentuk kegiatan yang mempengaruhi ketiga faktor kualitas tanah
antara lain perusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.

2.1 Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah


Ketika ada kerusakan yang terjadi, maka hal wajib yang harus kita lakukan adalah
segera melakukan upaya penanggulangan. Agar apa? Tentu saja agar kerusakan itu tidak
bertambah parah. Apabila dibiarkan maka kerusakan tanah yang terjadi akan semakin
melebar bahkan bertambah parah sehingga dapat merugikan manusia. Upaya- upaya
penanggulangan yang dapat dilakukan manusia antara lain sebagai berikut:
1. Daur ulang
Cara pertama yang dapat dilakukan sebagai upaya penanggulanagan kerusakan
pada tanah adalah dengan melakukan kegiatan daur ulang. Daur ulang ini
diperuntukkan bagi sampah- sampah non organik agar dapat mengurangi polutan
di tanah. Daur ulang sampah plastik misalnya, dapat diubah mendai berbagai
barang yang bermanfaat badi kehidupan sehari- hari. Botol plastik dapat
dimanfaatkan kembali untuk membuat berbagai kerajinan tangan, maupun
digunakan kembali sebagai pot atau tembat barang. Plastik bekas minuman atau
bekas detergen dapat dimanfaatkan untuk membuat aneka kerajinan seperti tas,
dompet dan lain sebagainya. Sampah- sampah plastik terkadang juga didaur ulang
menjadi plastik yang baru sehingga akan menghemat bahan baku dalam membuat
produk- produk plastik. Di lingkungan sekolahan, zaman sekarang anak- anak
sudah sangat kreatif membuat produk- produk daur ulang. Bahkan mata pelajaran
keterampilan hampir selalu mengajarkan siswa siswi untuk membuat aneka
kerajinan dari bahan bekas menjadi barang yang mempunyai nilai jual.
2. Menampung limbah cair.
Selain daur ulang, upaya untuk menanggulangi kerusakan tanah yang lainnya
adalah menampung limbah cair sisa- sisa kegiatan produksi maupun kegiatan
sehari- hari. tentu saja hal ini berlaku bagi limbah yang mempunyai bentuk cair.
Limbah cair dapat dihasilkan dari kegiatan produksi industri maupun kegiatan
rumah tangga. Limbah cair ini tidak boleh langsung di buang ke tanah karena
sangat berbahaya dan juga akan menimbulkan kerusakan pada tanah dalam jangka
waktu tertentu. maka dari itu limbah cair haruslah ditampung dan dilakukan
proses pengolahan lebih lanjut supaya lebih ramah lingkungan dan tidak
berbahaya bagi tanah maupun bagi makhluk hidup yang ada di Bumi. Apabila
limbah cair dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, maka limbah tersebut harus
dibuang ke tempat atau saluran yang tepat. Apabila limbah cair tersebut tidak
berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup, maka bisa dibuang ke saluran air
yang ada, seperti sekolah dan juga sungai yang akhirnya akan bermuara ke laut.
Namun apabila limbah cair dihasilkan oleh kegiatan pabrik dalam jumlah besar
dan mengandung bahan kimia yang berbahaya, maka diperlukan pengolahan
terlebih dahulu agar limbah tersebut menjadi netral dan tidak berbahaya. setelah
diolah dan mempunyai netral, barulah limbah tersebut dibuang melalui saluran
yang disediakan.
3. Mengganti bahan- bahan kimia dengan bahan- bahan organik atau alami.
Kita semua tahu bahwa limbah dari bahan- bahan kimia rata- rata mempunyai
sifat yang berbahaya. maka dari itu, alangkah lebih amannya apabila kita
menggunakan bahan- bahan yang alami sehingga menjadi lebih ramah bagi
lingkungan dan juga makhluk hidup. Ada banyak sekali alternatif dari bahan-
bahan kimia yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari- hari. Kita mulai
saja dari bahan bakar misalnya, bahan bakar yang kita gunakan untuk
menggerakkan kendaraan kita mempunyai peran yang sangat besar bagi
pencemaran udara di dunia. Bahkan saking banyaknya pencemaran di Bumi ini,
lapisan ozon yang melindungi bumi banyak yang telah mengalami kebocoran.
Akibatnya cahaya matahari yang masuk tidak mengalami penyaringan dan banyak
kerugian yang bisa ditimbulkan dan membuat banyak jenis penyakit kulit. Maka
dari itu tidak ada salahnya apabila kita menggunaka energi alternatif yang lebih
ramah, seperti menggunakan biogas atau bioetanol sebagai pengganti bahan bakar
minyak. Sekarang sudah banyak masyarakat yang mengembangkan energi
alternatif dari bahan baku alami, sehingga lebih ramah lingkungan.
4. Rehabilitasi kerusakan sifat fisik tanah.
Upaya penanggulangan kerusakan pada tanah salah satunya adalah rehabilitasi
kerusakan sifat fisik pada tanah. Kerusakan sifat fisik tanah pada umumnya
diakibatkan oleh memburuknya struktur tanah. Terjadinya kerusakan struktur
tanah ini dimulai dengan menurunnya kestabilan agregat tanah. Hal ini
diakibatkan oleh kikisan air hujan dan aliran permukaan. Penurunan kualitas
kestabilan agregat tanah ini diiringi oleh penurunan kandungan bahan- bahan
organik, aktivitas perakaran vegetasi dan jumlah mikroorganisme tanah. Untuk
memperbaiki kerusakan sifat fisik pada tanah, dapat dilakukan tindakan sebagai
berikut:
 Pengolahan tanah secara berkala untuk menghindari pergerakan tanah
 Peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui dedaunan kering
dan vegetasi penutup lahan
 Peningkatan keanekaragaman tanaman untuk dapat memperbaiki
sistem persebaran peakaran
5. Rehabilitasi kerusakan kimia dan biologi tanah.
Selain kerusakan sifat fisik, tanah juga dapat mengalami kerusakan kimia dan
juga biologi. Kerusakan kimia dan biologi pada tanah ditandai dengan penurunan
kandungan bahan organik dan kenaikan kadar asam tanah. Tindakan perbaikan
pada tanah ini dilakukan dengan cara pemberian jerami dan zat kapur. Pemberian
jerami dapat meningkatkan aktivitas mikroba yang dapat membusukkan bahan-
bahan tanah dan juga menghasilkan bahan organik. Sementara pemberian zat
kapur dapat membantu menetralisir kadar asam yang ada di dalam tanah.
6. Remediasi pencemaran tanah.
Upaya penanggulangan pencemaran tanah yang lainnya adalah remediasi
pencemaran tanah. Kegiatan remediasi ini merupakan upaya atau tindakan yang
dilakukan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Kegiatan
remediasi ini dibagi menjadi tiga, yakni sebagai berikut:
 Remediasi in- situ, merupakan upaya pembersihan lahan yang tercemar
tanpa harus berpindahtempat atau tetap di lokasi pencemaran saja.
 Remediasi ex- situ, merupakan pembersihan lahan yang tercemar
dengan cara menggali tanah yang tercemar dan dipindahkan ke lokasi
lain. Kemudian, setelah dipindahkan ditempat yang lebih aman maka
baru bisa dilakukan proses pembersihan pada tanah yang tercemar.
 Bioremediasi, merupakan proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan bantuan mikroorganisme seperti jamur dan juga
bakteri. Kegiatan bioremediasi ini mempunyai tujuan untuk memecah
atau mengurangi pengaruh zat pencemar.
Kerusakan tanah dapat terjadi karena faktor alam (bencana) dan faktor aktivitas manusia.
Seiring perkembangan peradaban manusia, tingkat kerusakan tanah cenderung meningkat karena
berbagai kepentingan manusia. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
tingkat kerusakan tanah, diantaranya:
1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah pemanfaatan tanaman/tumbuhan sebagai alat untuk
mengurangi tingkat erosi pada tanah. Metode vegetatif ada bermacam-bermacam
yaitu
 Reboisasi: Penanaman kembali lahan yang sudah gundul/kritis.

 Contour Strip Cropping: Penanaman tanaman mengikuti jalur


kontur/ketinggian. Fungsinya untuk mengurangi laju erosi di permukaan
tanah.

 Crop Rotation: Sistem pergiliran tanaman dalam satu lahan, setiap


musim.
2. Metode Mekanik
Metode mekanik adalah upaya yang dilakukan pada tanah (perekayasaan) untuk
meningkatkan produktivitas tanah itu sendiri. Metode mekanik yang sering
dilakukan diantaranya
 Terassering: Pembuatan teras-teras pada tanah yang miring.

 Irigasi: Pembuatan saluran air buatan pada lapisan tanah.


 Guludan: Tumpukan tanah yang dibuat memanjang searah garis kontur
atau memotong lereng untuk menahan erosi.

Untuk mempertahankan kelanjutan hidup kita, sudah waktunya kita melakukan


tindakan penyelamatan lingkungan. Mulanya dari hal yang terkecil yang harus kita
biasakan yaitu dengan melakukan tindakan yang peduli lingkungan. Pertahankan
lingkungan kita agar tidak terjadi kerusakan lagi, tetapi jika sudah terjadi pun sekuat
tenaga kita harus lakukan tindakan penanggulangannya. Contoh- contoh tindakan dalam
upaya penanggulangan kerusakan tanah :
a. Mengendalikan Erosi
Upaya mencegah atau mengurangi erosi dapat dilakukan dengan
mengontrol faktor-faktor yang menyebabkan erosi. Jumlah tanah yang ter-
erosi amat ditentukan oleh faktor curah hujan, erodibilitas tanah,
kemiringan dan panjang lereng, tanaman penutup, pengelolaan lahan, serta
praktik konservasi. Maka dari itu jika kita mengendalikan faktor-faktor
penyebab kerusakan tanah dan erosi tersebut, maka erosi tanah akan dapat
dicegah atau dikurangi. Dari seluruh faktor erosi, curah hujan merupakan
faktor yang tidak dapat dikendalikan manusia. Sedang faktor erosi lainnya
dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh manusia, seperti mengurangi
panjang dan kemiringan lereng, menanami lahan dengan tanaman penutup,
dan melakukan pengelolaan lahan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari
praktik konservasi.
Meskipun tidak dapat mengatur curah hujan, manusia dapat
mengendalikan aliran permukaan yang berasal dari hujan, yaitu dengan
membuat bendungan atau dam. Dengan mengendalikan aliran permukaan
maka banjir dapat dicegah. Faktor tanah panjang lereng dan kemiringan
berkaitan dengan keadaan topografi atau relief daerah. Praktik konservasi
yang bertujuan untuk mengurangi kecuraman dan panjang lereng pada
daerah yang bertopografi pegunungan (relief kasar) dilakukan dengan
membuat terasering. Praktik konservasi ini dimaksudkan agar kecepatan
aliran permukaan berkurang sehingga aliran air tidak mengikis tanah.
Faktor-faktor pembentuk tanah dan vegetasi berkaitan dengan
pengelolaan tanah dan tanaman. Untuk mencegah erosi pada lahan gundul
perlu dilakukan penghijauan kembali, yaitu dengan menanam pohon atau
tanaman penutup. Pengolahan lahan dengan pembajakan dan pemberian
pupuk organik dapat meningkatkan permeabilitas tanah. Tanah yang dibajak
dan diberi pupuk organik bersifat lebih gembur sehingga hujan mudah
meresap ke dalam tanah. Dengan demikian, aliran permukaan dapat
dikurangi.

b. Mengawetkan Tanah
Tidak selamanya tanah yang subur terus-menerus bisa subur. Tanah
dapat mengalami penurunan kesuburan sehingga berpengaruh terhadap
tumbuhnya tanaman. Erosi tanah menyebabkan tingkat kesuburan tanah
menurun. Untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah maka perlu usaha
pengawetan atau konservasi. Cara pengawetan tanah secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif dan metode mekanik.
Untuk tiap daerah berbeda dalam penerapan kedua metode tersebut.
Kadang-kala kedua metode diterapkan secara berimbang di suatu daerah.
Tetapi, di daerah lain mungkin salah satu metode lebih diutamakan. Metode
vegetatif sangat efektif dalam pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh,
padang rumput alami dan vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan
erosi tanah pada tingkat normal.
Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran
(strip cropping).
b. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur
(contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk
mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan
partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
c. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman
keras (buffering).
d. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi
tanah dari tiupan angin (wind breaks).
Metode mekanik yang digabung dengan metode vegetatif akan
lebih efektif untuk mengendalikan erosi tanah. Beberapa metode
mekanik yang umum dilakukan sebagai berikut :
a. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan
lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga
tanah sejajar kontur dan membentuk igir-igir kecil yang dapat
memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
b. Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk
mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng
sehingga dapat memperlambat aliran air.
c. Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur.
Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
d. Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk
membendung aliran air yang melewati paritparit sehingga material
tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan.
Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami
pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah
menebal, dan produktivitas tanah meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, G., J. A. Arifandi dan J. Sudibya. 2015. Studi Faktor Penyebab Kerusakan Tanah di
Daerah Aliran Sungai (Das) Bomo Kabupaten Banyuwangi. Universitas Jember.
Jember.

Kurniatmo. 2005. Tim Analisis Dan Evaluasi Hukum Tentang Kerusakan Tanah Pertanian
Akibat Penggunaan Teknologi. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.

Reditya, B., R. Suyarto dan A. A. I. Kesumadewi. 2016. Kajian Status Kerusakan Tanah pada
Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar. Universitas Udayana. Bali.

Suprayogo, D., Widianto, P. Purnomosidi, R.H. Widodo, F. Rusiana, Z.Z. Aini, N. Khasanah
dan Z. Kusuma. 2014. Degradasi sifat fisik tanah sebagai akibat alih guna lahan hutan
menjadi sistem kopi monokultur: Kajian perubahan makroporositas tanah.
http://www.worldagroforestry.org/sea/publications/files/book/bk0063-04/bk0063-04-
8.pdf. di akses 4 Maret 2014.

http://sipil.ub.ac.id/sarjana/kerusakan-tanah-jenis-penanggulangan-dan-
pencegahan/?print=pdf. diakses 1 April 2018.

http://geograph88.blogspot.co.id/2013/03/upaya-mengurangi-kerusakan-tanah-reduce.html.
diakses 1 April 2018.

https://www.slideshare.net/rizki_siregar/kerusakan-tanah-55617768. diakses 1 April 2018.

http://murid.info/upaya-penanggulangan-kerusakan-tanah/. diakses 1 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai