Anda di halaman 1dari 16

BOTANI TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.

LAPORAN

OLEH :

KHAIRINA FAKHRY PARINDURY


170301203
AGROTEKNOLOGI-ILMU TANAH 2017

LABORATORIUM PERKEBUNAN B: KARET DAN KELAPA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

202
2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa merupakan tanaman tahunan, memiliki batang yang keras dan pada

umumnya tidak bercabang (monopodial) dan berakar serabut. Pertumbuhan

kelapa biasanya tegak namun pada daerah tepian pantai, sempadan sungai

batangnya tumbuh melengkung ke arah matahari. Dalam Bahasa Inggris, kelapa

dikenal dengan sebutan coconut palm, coco palm atau coconut tree. Dalam tata

nama tumbuhan (taksonomi), tumbuhan kelapa diberi nama Cocos nucifera yang

secara lengkap pengklasifikasiannya mulai dari tingkat kingdom s.d. species.

Klasifikasi botani tanaman kelapa dalam dunia tumbuh-tumbuhan, kelapa

digolongkan sebagai: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio :

Angiospermae Class : Monocotyledonae Ordo : Palmales Familia : Palmae

Genus : Cocos Species : Cocos nucifera, Linneaeus (Mardiatmoko dan Ariyanti,

2018).

Akar pohon kelapa yang masih muda dapat dimanfaatkan sebagaiobat

sakit perut (Warisno, 1998) dan bahan baku pembuatan zat pewarna

alami(Kristina dan Syahid, 2007). Batang kelapa dapat digunakan sebagai bahan

baku perabotan rumah, furniture, bahan bangunan misalnya kaso atau usuk, kayu

bakar dan jembatan darurat. Didaerah pedesaan batang kelapa yang masih muda

sering digunakan untuk membuat gelodog atau sarang lebah (Warisno, 1998).

Batang kelapa berwarna kelabu, licin dan tinggi batang dapat mencapai 20

meter hingga dengan garis tengah 20 cm hingga 30 cm, tergantung varietas, iklim,

tanah, dan jarak tanam. Bagian batang yang sebenarnya dari pohon yang masih

muda baru kelihatan jelas kalau pohon telah berumur 3-4 tahun, bilamana daun-
daun terbawah telah gugur. Pada umur itu, bagian pangkal batang telah mencapai

ukuran besar dan tebal yang tetap. Pada kelapa dalam pangkal batangnya

berukuran sampai dua kali lebih besar. Pada kelapa genjah yang masih murni,

ukuran batang di bagian pangkal, tengah dan ujung hampir sama semuanya

(Mardiatmoko dan Ariyanti, 2018).

Daun merupakan bagian kelapa yang memiliki nilai penting dalam

kehidupan sosial khususnya masyarakat Indonesia. Daun yang masih muda dapat

dipergunakan untuk membungkus ketupat maupun dimanfaatkan sebagai dekorasi

dalam upacara adat dan perkawinan pada masyarakat Jawa dan Bali (Putra,

2008).Daun yang tua biasa digunakan untuk membuat atap rumah dan tulang

daunya dapat digunakan untuk membuat sapu lidi (Warisno, 1998).

Dari ketiak daun tumbuh manggar (mayang) yang masih tertutup seludang

(spadix). Mayang adalah tangkai bunga yang bercabang-cabang, dimana tumbuh

banyak bunga yang berwarna putih kekuningan. Kelapa adalah Tangkai (petiole)

Pelepah daun yang terdapat helaihelai daun yang di tengahnya berlidi (midrib) 24

tanaman berumah satu. Pada pangkal cabang tumbuh bunga betina, kemudian

menyusul bunga jantan pada bagian atasnya. Bunga betina maupun bunga jantan

melekat pada cabang. Bunga-bunga tersebut tidak bertangkai (duduk). Tiap satu

cabang tumbuh satu sampai dua buah bunga betina sedang bunga jantan berjumlah

cukup banyak, yaitu sekitar 150 sampai 200 buah

(Mardiatmoko dan Ariyanti, 2018).

Buah kelapa merupakan bagian yang paling penting dan memiliki nilai

ekonomi tinggi. Buah yang masih muda umumnya dimanfaatkan sebagaiminuman

segaryaitues kelapa muda (Gambar 2.1.C; Hutapea et al., 2007), sedangkan buah
yang sudah tua dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bagian paling luar

dari buah kelapa tua (sabut kelapa) dapat dimanfaatkan untuk membuat keset, tali

tambang (Warisno, 1998), kursi, penyaringudara, maupun sebagai peredam panas

dan suara pada konstruksi bangunan (Tarigan, 2005). Di Filipina, sabut kelapa

diolah menjadi produk ecomat, ecolog dan twine,yang berguna untuk mencegah

erosi tanah padakonstruksi jalan bertopografi miring (Tarigan, 2005). Dari sabut

kelapa juga dapat dihasilkan debu sabut (cocopeat) yang dapat digunakan sebagai

media tanam (Mahmud dan Ferry, 2005).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu

mengamati dan mengetahui perbedaan bentuk dan fungsi tiap bagian dari tanaman

kelapa.
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 16 Oktober 2020

pada pukul 09.00 WIB hingga selesai di daerah Pangkalan Masyhur, Medan

Johor, Sumatera Utara dengan koordinat 3°32’13’’N dan 98°40’08’’E.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul

berfungsi untuk mencangkul akar kelapa, meteran berfungsi sebagai pengukur

tinggi tanaman, pisau atau parang berfungsi sebagai pemotong akar, daun serta

buah kelapa, pelastik sebagai wadah membawa objek pengamatan, kamera untuk

mendokumentasikan data, dan alat tulis berfungsi untuk mencatat hasil

pengamatan.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun, akar,

serta buah kelapa yang berfungsi sebagai bahan yang ingin diamati, dan panduan

praktikum untuk memandu langkah-langkah praktikum.

Prosedur Praktikum

1. Diamati tanaman kelapa serta bagian-bagiannya.

2. Diambil daun kelapa dan diamati bagiannya.

3. Diamati buah kelapa dan bagian-

4. Diambil akar kelapa meggunakan cangkul dan parang.

5. Diamati keseluruhan bagian tanaman kelapa.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Bagian Gambar Keterangan


Akar primer
Tudung akar

Akar
Akar sekunder
(radix)
Akar tersier/ rambut akar

Batang
Batang (caulis)
(caulis)

Helaian daun (Lamina)


Tulang anak daun (midrib)

Tangkai daun (petiolus)


Daun
(folium)
Kumpulan anak daun
(leaflets)

Pelepah daun (vagina)

Bunga betina (di pangkal batang)


Bunga
Tangkai bunga (mayang)

Bunga jantan (di tengah sampai


ujung batang)

Buah dan
Biji
Endokarp/testa
Endosperm/daging buah
Embrio/kentos

Eksokarp/epikarp
Pembahasan

Akar kelapa merupakan akar serabut yang berjumlah sekitar 2000 – 4000

helai tergantung pada kesuburan tanah, iklim dan kesehatan tanaman. Bagian

dasar dari batang kelapa bentuknya membesar, kemudian dibagian dalam tanah

menciut lagi sehingga merupakan kerucut terbalik. Bagian ini disebut “bole” 19

atau “root bulb”. Dari bulb ini keluar akar primer yang berbentuk bulat dan

memanjang. Akar primer ini sebagian tumbuh mendatar dekat permukaan tanah,

kadang-kadang mencapai panjang 10-15 meter dan sebagian lainnya tumbuh ke

dalam tanah sampai 3-5 meter, tetapi tidak mampu menembus lapisan yang keras.

Demikian pula kalau ujung akar sampai pada permukaan air tanah, bagian ujung

berhenti memanjang. Akar mula-mula berwarna putih kemudian merah coklat bila

sudah tua. Akar primer berukuran tebal rata-rata 1 cm. Dari akar primer keluar

akar sekunder dan selanjutnya muncul lagi akar tersier yang fungsinya benar-

benar untuk menghisap unsur hara dan air. Pada akar primer daerah absorpsi

terjadi pada bagian yang muda dan terletak beberapa centimeter sebelum tudung

akar. Bagian ini berwarna muda panjangnya ratarata 5 cm dan merupakan bagian

akar berdinding lunak seperti gelembung-gelembung.

Batang kelapa berwarna kelabu, licin dan tinggi batang dapat mencapai 20

meter hingga dengan garis tengah 20 cm hingga 30 cm, tergantung varietas, iklim,

tanah, dan jarak tanam. Bagian batang yang sebenarnya dari pohon yang masih

muda baru kelihatan jelas kalau pohon telah berumur 3-4 tahun, bilamana daun-
daun terbawah telah gugur. Pada umur itu, bagian pangkal batang telah mencapai

ukuran besar dan tebal yang tetap. Pada kelapa dalam pangkal batangnya

berukuran sampai dua kali lebih besar. Pada kelapa genjah yang masih murni,

ukuran batang di bagian pangkal, tengah dan ujung hampir sama semuanya.

Kelapa termasuk tanaman monokotil sehingga tidak terjadi pertumbuhan

(pertumbuhan sekunder) pada bagian batangnya. Luka-luka yang terjadi pada

batang tidak dapat pulih kembali karena pohon tidak membentuk kalus (callus).

Pada batang kelapa terdapat bekas melekatnya daun yang disebut ruas. Jarak 21

antara dua ruas tidak sama tergantung pada kecepatan tumbuhnya. Jarak yang

panjang menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan yang jarak

lebih pendek. Cepat lambatnya pertumbuhan pohon dapat dilihat pada letak bekas-

bekas pangkal pelepah daun pada batang. Rata-rata dalam satu tahun terbentuk 12

lembar daun. Bekas-bekas pelepah pada pangkal batang umumnya jarang-jarang,

tetapi menuju ke ujung makin rapat. Umur tanaman dapat diketahui dengan

menghitung bekas-bekas pelepah pada batang. Pada potongan melintang dari

batang, di bagian luar nampak adanya berkas-berkas pembuluh yang jumlahnya

banyak sekali, berangsur-angsur menuju ke sebelah dalam jumlahnya makin

berkurang. Di sebelah luar berkasberkas pembuluh ini berkumpul dan bersambung

dengan berkas-berkas pembuluh dari tangkai daun. Batang kelapa tidak banyak

mengandung zat-zat cadangan sebagaimana terdapat pada jenis-jenis palma

lainnya, seperti sagu (Metrocylon). Ujung batang tanaman kelapa banyak

mengandung zat gula yang rasanya manis. Bagian ini disebut “umbut” yang

merupakan titik tumbuh. Bagian ini susunannya masih lunak.


Daun kelapa terdiri atas tangkai (petiole) dan pelepah daun (rachis). Pada

pelepah terdapat helai daun atau leaflets yang di tengahnya berlidi (midrib).

Panjang helai daun berbeda-beda, tergantung pada posisinya. Helai daun yang

terdapat di tengah sumbu daun berukuran lebih panjang dibanding yang tumbuh di

pangkal atau ujung sumbu daun. Pada biji yang baru tumbuh, mula-mula

terbentuk 4-6 helai daun tersusun satu membalut yang lain sehingga merupakan

selubung dan runcing sebelah ujungnya. Susunan demikian perlu untuk

memudahkan menembus lapisan sabut di sebelah pangkal buah. Setelah itu

menyusul secara berturut-turut 4-6 lembar daun yang berukuran lebih besar

daripada daun-daun yang dibentuk pertama kali, dan sudah disusun terlepas satu

dengan lainnya, tetapi helai daunnya belum menyirip. Kemudian daun-daun

lainnya menyusul terbentuk berturut-turut, ukurannya bertambah besar. Pangkal-

pangkal daun membungkus bagian pangkal batang, membentuk batang palsu.

Daun-daun tadi berangsur-angsur bertambah menyirip, dimulai dari sebelah

pangkal helai daun menuju ke ujung. Untuk sementara titik-titik tumbuh yang

diselubungi daun-daun itu tidak lagi tumbuh memanjang, melainkan melebar,

dengan demikian bagian pangkal dari pohon yang masih muda itu

memperlihatkan pertumbuhan membesar, sehingga bagian pangkal itu kelihatan

terus bertambah tebal. Pertumbuhan yang demikian berlangsung sampai umur 4

tahun. Sesudah itu pangkal batang 23 tidak tumbuh menebal lagi melainkan

memanjang dan bagian batang yang sebenarnya mulai kelihatan. Daun kelapa

tersusun melingkar membentuk spiral. Arah spiral dapat kekiri atau kekanan

tergantung posisi dari tandan buah terhadap pelepah daun. Bila tandan buah

berada di sebelah kanan pelepah daun, maka arah spiral kekiri dan sebaliknya.
Dari daun yang satu ke daun berikutnya membentuk sudut 140o atau 2/5 lingkaran

yang berarti setiap lima daun membentuk dua lingkaran dan setiap enam daun

berurutan akan berada pada satu garis lurus.

Tanaman kelapa mulai berbunga berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada

kelapa Genjah kira-kira setelah 3-4 tahun. Kelapa Dalam 4-8 tahun dan kelapa

Hibrida berkisar 4 tahun. Dari ketiak daun tumbuh manggar (mayang) yang masih

tertutup seludang (spadix). Mayang adalah tangkai bunga yang bercabang-cabang,

dimana tumbuh banyak bunga yang berwarna putih kekuningan. Kelapa adalah

Tangkai (petiole) Pelepah daun yang terdapat helaihelai daun yang di tengahnya

berlidi (midrib) 24 tanaman berumah satu. Pada pangkal cabang tumbuh bunga

betina, kemudian menyusul bunga jantan pada bagian atasnya. Bunga betina

maupun bunga jantan melekat pada cabang. Bunga-bunga tersebut tidak

bertangkai (duduk). Tiap satu cabang tumbuh satu sampai dua buah bunga betina

sedang bunga jantan berjumlah cukup banyak, yaitu sekitar 150 sampai 200 buah.

Dua hari setelah mayang membuka, bunga jantan berangsur-angsur

menjadi dewasa dan mekar dimulai dari bagian ujung menuju pangkal cabang

(malai). Gerakan mekarnya bunga ini hampir berlangsung selama satu bulan dan

selama waktu tersebut bunga jantan siap menyerbuki bunga betina. Bunga jantan

terdiri atas : 1) Tiga helai mahkota bunga berukuran ± 15 mm 25 2) Tiga helai

kelopak bunga berukuran 3 – 5 mm 3) Enam helai benang sari (stamen). Ukuran

bunga betina kurang lebih 3 cm, kelopak bunga tebal dan lebar membungkus

hampir seluruh bagian-bagian bunga betina lainnya. Putik tidak bertangkai, sisa-

sisa dari benang sari (rudimenter) masih kelihatan dan tersusun seperti gelembung

berjumlah enam buah. Dasar buah terdiri atas tiga ruangan (carpel) dan pada tiap
ruangan terdapat sebuah dasar biji, biasanya hanya satu dasar biji yang menjadi

biji normal sedang yang lainnya tidak berkembang. Bunga betina terlihat matang

atau masak pada hari ke-22 sampai hari ke29 setelah kulit mayang terbuka,

dengan demikian dewasanya bunga betina tidak bersamaan dengan bunga jantan.

Peristiwa diatas terjadi pada jenis Kelapa Dalam, dimana pada saat bunga betina

siap diserbuki, bunga jantan sudah gugur. Berbeda pada jenis Kelapa Genjah,

bunga betina sudah siap diserbuki sebelum semua bunga jantan gugur.

Tiga sampai empat minggu setelah seludang membuka, bunga betina yang

sudah dibuahi tumbuh menjadi bakal buah. Tetapi tidak semua bakal buah

tersebut dapat tumbuh membesar, karena setengah hingga tiga per empat dari

jumlah buah akan gugur yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit,

kekurangan unsur hara, kekeringan atau karena tidak sempurnanya proses

penyerbukan. Sesudah dua bulan, buah yang rontok mulai berkurang dan buah

selanjutnya mengalami perkembangan yang dapat dibagi menjadi tiga tahap,

yaitu: Tahap I, pertumbuhan lebih mengarah kepada pemanjangan buah,

pertambahan luas sabut dan tempurung. Tahap ini berlangsung empat sampai lima

bulan. Tahap II, pertumbuhan lebih mengarah kepada pelebaran buah, sabut dan

tempurung. Enam sampai delapan bulan buah mulai terbentuk. Tahap III,

pertumbuhan memanjang sampai buah menjadi masak, penebalan daging buah

dan sabut berubah warna menjadi kecoklatan. Buah mencapai ukuran maksimal

sesudah berumur 9 – 10 bulan dengan berat 3-4 kg berisi cairan 0,3-0,4 liter. Pada

umur 12-14 bulan buah telah cukup masak, tetapi beratnya turun menjadi 1,5 – 2,5

kg dan pada umur ini buah siap untuk dipanen atau gugur bila dibiarkan terus.
Buah kelapa tersusun atas: i) Kulit luar (Epicarp), merupakan bagian

terluar dari buah kelapa, bersifat keras, licin, tipis sekitar 0,14 mm dan berwarna

kuning, hijau atau jingga; ii) Sabut (Husk), bagian ini berserabut dan terdiri atas

jaringan dengan sel serat yang keras serta diantara dua sel terdapat jaringan lunak.

Tebal sabut ± 3 – 5 cm; iii) Tempurung (Shell), merupakan lapisan yang keras,

karena banyak mengandung silikat (SiO2 ). Tebal tempurung ± 3-6 mm. Pada

bagian pangkal terdapat tugu buah “Ovule” atau mata tumbuh yang berukuran

tidak sama. Dari Ovule yang berukuran paling besar inilah tunas biasa muncul; iv)

Daging Buah (Albumen), daging buah berwarna putih dengan ketebalan 8 – 10

mm. Daging buah yang telah dewasa tersusun atas air (52%), minyak (34%),

protein (3%), zat gula (1,5%) dan abu (1%). Daging buah ini merupakan hasil

utama dan dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan rumah tangga, kopra, minyak,

biofuel dan lain-lain. e. Air kelapa : Daryanto dan Satifah (1982) mengemukakan

bahwa pada buah kelapa muda airnya berwarna jernih dan terasa manis, tetapi

semakin tua umur buah warna airnya berubah menjadi keruh dan rasanya hambar.

Hal ini karena kandungan gula seperti glukosa, fruktosa dan sakarosa sudah

sangat berkurang untuk pembentukan daging buah. Proses ini yang menyebabkan

makin tebalnya daging buah yang diikuti dengan berkurangnya volume air kelapa.

Air kelapa mengandung 2% gula, 4% zat kering dan zat abu. f. Lembaga

Lembaga buah kelapa yang disemaikan akan tumbuh memanjang, dimana salah

satu ujungnya akan menembus tempurung melalui mata tumbuh (ovule) yang

lunak dan kemudian membentuk batang, daun serta akar. 28 Sedang ujung lainnya

masih berada dalam tempurung yang akan membentuk kentos (haustorium) yang

berfungsi sebagai penghisap zat makanan yang terdapat dalam air dan daging
buah. Bersamaan dengan pertumbuhan lembaga keluar dari lapisan sabut, kentos

tumbuh kedalam. Permukaannya merapat pada putih lembaga, sambil

mengeluarkan enzim (cellulose, lipase dan proteinase) yang berangsur-angsur

dapat menguraikan makanan cadangan yang terkandung dalam putih lembaga, dan

merupakan zat makanan dari lembaga yang tumbuh keluar. Enam minggu setelah

disemaikan, kentos telah memenuhi permukaan daging buah dan 10 bulan setelah

mulai berkecambah daging buah telah habis, selanjutnya kentos menjadi busuk

dan tugasnya digantikan oleh akar. Kentos terdiri atas jaringan sponge dengan

kadar air 85%, serat 5% yang tersusun atas cellulose dan pentosan serta 10% zat

hara dapat larut. Buah yang telah tua bobotnya terdiri dari : 35% sabut, 12%

tempurung, 28% albumen dan 25% air.


KESIMPULAN

1. Tanaman Kelapa terdiri dari bagian akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

2. Akar kelapa merupakan akar serabut yang berjumlah sekitar 2000 – 4000

helai.

3. Batang kelapa berwarna kelabu, licin dan tinggi batang dapat mencapai 20

meter hingga dengan garis tengah 20 cm hingga 30 cm.

4. Daun kelapa terdiri atas tangkai (petiole) dan pelepah daun (rachis). Pada

pelepah terdapat helai daun atau leaflets yang di tengahnya berlidi (midrib).

5. Bunga betina kelapa lebih cepat matang daripada bunga jantan.

6. Buah kelapa merupakan bagian yang paling penting dan memiliki nilai

ekonomi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA.

Mahmud, Z., dan Ferry, Y. 2005. Prospek Pengolahan Hasil. Samping


Buah Kelapa”, Perspektif Volume 4 Nomor 2:55.
Mardiatmoko, G dan M. Ariyanti. Produksi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.).
Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Ambon.
Warisno. 1998. Budi Daya Kelapa Kopyor. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai