Anda di halaman 1dari 5

I.

JUDUL
Jenis kegiatan pada praktikum teknologi budidaya tanaman kali ini yaitu
perbanyakan tanaman (stek).

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan perbanyakan tanaman (stek) ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana langkah-langkah dalam memperbanyak tanaman dengan metode stek
secara tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan normal.

III. WAKTU DAN TEMPAT


Adapun pelaksanaan praktikum teknologi budidaya tanaman ini dilakukan
pada hari Kamis, 30 Maret 2023 pukul 15.00 WIB s/d selesai di lahan budidaya
fakultas pertanian universitas riau.

IV. BAHAN DAN ALAT


Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 2 cabang
bunga kertas, 2 cabang bunga brokoli kuning, 2 cabang melati jepang, 2 cabang
bunga mawar, 2 siung bawang merah, 2 buah polibag 1 kg, dan 14 gelas botol
plastik 220 ml, Serta alat yang digunakan yaitu gunting, penggaris, dan pisau
cutter.

V. METODE
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman (stek) ini
yaitu yang pertama dipilih batang yang sehat untuk dipotong, sebaiknya yang
memiliki pangkal tunas. Yang kedua pada stek batang diambil bagian yang akan
di stek ukuran 10-15 cm, serta daun dipotong atau disisakan daun bagian atas saja.
Yang ketiga disiapkan media tanamnya yaitu 14 botol gelas plastik berisi tanah.
Yang keempat batang tanaman yang telah di stek, di olesi dengan zpt yaitu getah
bawang merah pada bagian bawah batang, kemudia batang tanaman tersebut
ditanam pada gelas plastik berisi tanah tadi dengan kedalaman 5 cm. Yang kelima
tanaman hasil stek yang telah diletakkan di dalam gelas plastik, di letakkan pada
tempat yang tidak terkena sinar matahari atau memiliki naungan terhadap sinar
matahari.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Perbanyakan Secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan
bibit tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua,
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif disebut
juga perbanyakan cara kawin atau perbanyakan seksual. Perbanyakan ini
merupakan usaha atau cara penggadaan benih tanaman menggunakan biji.
Sedangkan perbanyakan vegetatif disebut juga perbanyakan cara tak kawin atau
perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian vegetatif
tanaman. Bagian vegetatif adalah bagian sel atau jaringan tanaman yang memiliki
kemampuan menumbuhkan kembali (regenerasi) bagian bagian tubuhnya (Kalie,
1995).

2. Pengertian Stek dan Secara Umum


Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga
menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman
buah-buahan. Sementara stek batang merupakan salah satu cara yang umum
digunakan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Teknik perbanyakan
ini menggunakan bahan tanam berupa batang dari tanaman induk. Stek batang
dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni
berkayu keras, semi berkayu lunak, dan herbaceous (Yustina, 1994).

3. Syarat Tumbuh Tanaman


Menurut Widiarsih et al. (2008), faktor intern yang paling penting dalam
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis
tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang
berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara
setek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak
terserang hama atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan
dan status fisiologi tanaman sumber atau induk juga penting dilakukan agar
tingkat keberhasilan setek tinggi.

4. Diperlukan Naungan pada Stek


Stek harus dinaungi agar kondisi lingkungan di sekitarnya tetap stabil dan
optimal untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini dikarenakan stek masih
dalam tahap perkembangan yang rentan terhadap perubahan lingkungan, seperti
suhu yang berubah-ubah, terlalu banyak atau sedikitnya cahaya, atau kelembapan
yang tidak stabil. Oleh karena itu, dinaungilah stek dengan menggunakan terpal
atau naungan lainnya untuk mengatur kondisi lingkungan yang ideal sehingga stek
dapat tumbuh dengan baik dan akar dapat terbentuk dengan sempurna (Handayani
et al., 2020).

5. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dengan metode stek ini dapat menghasilkan tanaman yang
sempurna dengan akar, daun, dan batang dalam waktu relatif singkat, serta
bersifat serupa dengan induknya (Rochiman dan Harjadi, 1973). Selain itu,
tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan
berbuah (Balinusra, 2009).
Kekurangan yang dihadapi dalam perbanyakan vegetatif yaitu, kesulitan
dalam selang waktu penyimpanan relatif pendek antara pengambilan dan
penanaman (Wudianto, 1988). Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang,
saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh. Apabila musim
kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan (Frasiskus, 2006).

6. ZPT dan Auksin pada Bawang Merah


Faktor dalam yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah
fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh (Widiarsih, 2008).
Pemberian zat pengatur tumbuh (auksin) pada stek bertujuan untuk mempertinggi
presentase stek dalam membentuk akar dan mempercepat proses inisiasi akar
sedangkan untuk merangsang pembentukan akar, biasanya konsentrasi zat
pengatur tumbuh yang digunakan relatif rendah, karena pemakaian dengan
konsentrasi tinggi akan menghambat pemanjangan akar. Pembentukan akar sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan stek. Perakaran pada stek dapat dipercepat
dengan perlakuan khusus, yaitu dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT)
golongan auksin. Auksin merupakan ZPT yang berperan dalam proses
pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan pembuluh dan inisiasi akar
(Heddy, 1996).

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai praktikum perbanyakan tanaman (stek) ini yaitu,
stek merupakan metode memperbanyak tanaman dengan cara memotong bagian
akar, batang, dan tunas yang akan membentuk tanaman yang baru yang sempurna
dan relatif singkat, serta serupa dengan induknya. Dalam melakukan stek juga
diperlukan juga ZPT (zat pengatur tumbuh) berupa auksin dari bawang merah
agar proses pertumbuhan akar dapat tumbuh dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Balinusra, B. P. T. H. 2009. Pengembangan Teknologi Perbanyakan Tanaman

Secara Vegetatif. Kanisius. Yogyakarta.

Frasiskus, H. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman

Buah. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor.

Handayani, E., T. Palupi dan F. Rianto. 2020. Tingkat keberhasilan pertumbuhan

stek lada dengan aplikasi naungan dan berbagai hormon tumbuh

auksin. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi. 13(2), 106-111.

Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuh. Rajawali. Jakarta.

Kalie, M. B. 1995. Rambutan Varietas Unggul. Kanisius. Yogyakarta.

Rochiman, K dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Bogor. Departemen

Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Widiarsih, S., B. W. Minarsih dan S. WB. 2008. Perbanyakan Tanaman Secara

Vegetatif. Junal Ilmiah Biosaintrofis. 38-40.

Wudianto, R. 1988. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Yustina. 1994. Membuat Cangkok, Stek dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai