Disusun Oleh
Nama : Zihan Qurniatul Fitria
NIM : 205040200111161
Kelas : J
Asisten Praktikum : Annisa Nur
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pertukaran gas sangat berperan dalam proses biologis tanaman. Pertukaran
gas terjadi apabila terjadi perbedaan komposisi gas dalam jaringan tanaman
dengan komposisi gas di lingkungan sekitar. Perbedaan komposisi ini disebabkan
oleh proses fotosintesis, fermentasi, dan penggunaan O2 serta produksi CO2
selama respirasi.Secara alami proses fotosintesis pada tanaman terjadi proses
reduksi karbondioksida menjadi karbohidrat dengan bantuan enzim-enzim tertentu
menggunakan energi metabolisme yang berasal dari radiasi matahari. Karbon
dioksida diperoleh dari atmosfer, sehingga karbon dioksida harus ditransfer dari
atmosfer ke kloroplas pada bagian stroma. Proses transfer ini berlangsung secara
difusi. Difusi adalah gerakan gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sehingga molekul-molekul gas mengalami persebaran yang merata pada bagian
wadah.
Dalam proses fotosintesis, karbon dioksida direduksi menjadi karbohidrat
atas bantuan beberapa enzim tertentu dengan menggunakan energi metabolisme
yang berasal dari radiasi matahari pada kondisi alami. Sumber karbon dioksida
adalah atmosfer, sehingga gas ini harus ditransfer dari atmosfer ke tempat reduksi
yaitu kloroplas atau tepatnya stroma. Transpor ini berlangsung melalui proses
difusi. Dalam proses transpornya, terdapat hambatan atau resistensi yang
disederhanakan menjadi resistensi lapisan atas, resistensi stomata, dan resistensi
mesofil.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum resistensi difusi gas adalah untuk
memahami mekanisme resistensi daun tanaman terhadap difusi gas, serta
mengetahui pengaruh resistensi terhadap kandungan gas dalam tanaman.
1.3 Manfaat
Melalui praktikum resistensi difusi gas, praktikan dapat memahami
mekanisme resistensi daun tanaman terhadap difusi gas, serta mengetahui
pengaruh resistensi terhadap kandungan gas dalam tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
Waktu pengamatan
0 10 20 30 40 50 60 Rerata
Berat daun 0.452 0.431 0.417 0.4 0.378 0.362 0.349 0.398
Berat replika 0.208 0.19 0.183 0.175 0.168 0.159 0.152 0.176
Suhu daun 27.3 27.1 26.9 26.7 26.6 26.4 26.2 26.743
Suhu replika 27.3 27.2 27 26.8 26.7 26.7 26.2 26.843
Luas daun 18.098 18.098 18.098 18.098 18.098 18.098 18.098 18.098
RH Atmosfir 75
Suhu Udara 30
Tabel 2 Waktu Pengamatan
Rb + Rs (menit/cm)
0-10 0-20 0-30 0-40 0-50 0-60
0.0289 0.0319 0.0263 0.0232 0.0211 0.0192
Tabel 6 Hasil Jumlah Resistensi Lapisan Batas Dengan Resistensi Stomata
B. Bandingkan nilai fluks uap air yang hilang dari daun dan replika daun,
mengapa demikian?
Berdasarkan hasil perhitungan dari data pengamatan yang telah dilakukan,
pada hasil nilai fluks uap air yang telah didapatkan maka dapat diketahui bahwa
nilai fluks uap air yang hilang pada daun terhadap replika daun berbanding
terbalik. Dimana diketahui bahwa nilai fluks uap air pada daun lebih besar
dibandingkan dengan nilai fluks uap air pada replika daunnya. Hal ini dapat
disebabkan dikarenakan adanya perbedaan pori dari kedua bahan. Menurut
Humairo (2015) meningkatkan nilai fluks maka pori membran harus diperbesar.
Jika ukuran pori yang semakin besar, maka jumlah volume permeat yang
melewati membran semakin besar pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin vesar pori maka semakin besar nilai fluksnya dan daun memiliki pori
yang lebih besar dibanding kertas whatman
C. Bandingkan nilai resistensi pada daun dan replika daun, mengapa demikian ?
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, bila dilihat dari hasil
nilai rb dan rs yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa nilai
resistensi lapisan batas (rb) lebih besar dibandingkan nilai resistensi stomata (rs).
hal ini disebabkan semua nilai yang didapatkan saat perhitungan resistensi
stomata negatif sedangkan semua nilai resistensi lapis batas bernilai positif. Hal
tersebut dikarenakan oleh daun dan replika daun memiliki struktur yang hampir
sama dengan daun tersebut. Transpirasi pada stomata dipengaruhi oleh resistensi
terhadap difusi stomata dan melalui lapisan batas sehingga juga ditentukan oleh
nilai fluks pada daun tersebut. Stomata yang terbuka menjadikan tahanan
sepanjang jalur uap air juga menjadi rendah begitupun sebaliknya (Yunilasari ,
2018). sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa stomata pada dau lebih sering
terbuka dibanding dengn daun replika.
D. Kesimpulan mengenai rb dan rs dihubungkan dengan difusi CO2 ke dalam daun
atau kloroplas !
Perbedaan nilai rb dan rs pada daun dan replika daun ini menyebabkan
perbedaan mudah tidaknya CO2 masuk ke dalam kloroplas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Dwiati (2010), yang menyatakan bahwa nilai rb dan rs yang sangat
tinggi mempengaruhi proses masuknya CO2 ke kloroplast dan juga akan
berpengaruh pada proses fotosintesis. Sebaliknya, jika nilai rb dan rs rendah maka
hanya berpengaruh sedikit terhadap masuknya CO2 ke kloroplas dan proses
fotosintesis.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sumber karbon
dioksida adalah atmosfer, sehingga gas ini harus ditransfer dari atmosfer ke
tempat reduksi yaitu kloroplas atau tepatnya stroma. Difusi merupakan proses
perpindahan molekul zat dari konsntrasi tinggi ke konsntrasi renadah. Resistensi
difusi gas merupakan ketahanan suatu gas akibat mengalirnya suatu gas dari
konsentrasi tinggi menuju konsentrasi. Resistensi difusi gas dibagi menjadi
resistensi stomata, resistensi lapisan batas, dan resistensi mesofil. Dalam
mendukung keberhasilan resistensi difusi dipengaruhi oleh beberapa factor
diantanya, yaitu kepadatan gas gradient tekanan difusi, morfologi daun, angin,
temperature, keadaan air dalam tanah. Dari percobaan yang telah dilakukan
diperoleh bahwa penguapan yang terjadi pada daun lebih besar dari pada kertas,
ini membuktikan bahwa daun memiliki resistensi stomata daun dan lapisan batas
terhadap difusi CO2.
5.2 Saran
-
DAFTAR PUSTAKA