DISUSUN OLEH:
Gambar 1 Percobaan CP
Kemudian pada percobaan LS dengan menggunakan kemiringan 4 cm dan
2 cm didapatkan hasil bahwa kemiringan yang lebih curam jumlah volume air yang
tertampung lebih banyak dibandingkan dengan kemiringan 2 cm. Hal ini
membuktikan bahwa tingkat kelerengan lahan dapat mempengaruhi tingkat
terjadinya laju erosi.
Gambar 2 Percobaan LS
3.2 PEMBAHASAN
a. Faktor LS
Percobaan LS dapat diibaratkan perbedaan kemiringan atau kelerengan pada
suatu lahan. Dapat dilihat dari hasil percobaan tersebut semakin curam lereng maka
semakin banyak pula tanah yang terkikis tanah dan air yang terangkut pada wadah.
Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu
dengan bidang horizontal. Menurut Martono (2004), bahwa lereng yang semakin
curam dan semakin panjang akan meningkatkan besarnya erosi, jika lereng semakin
curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga daya angkutnya juga
meningkat. Panjang lereng mempengaruhi volume air yang mengalir sehingga
kesempatan air dalam mengerosi tanah semakin besar. Kemiringan lereng
mempengaruhi laju terkikisnya tanah sehingga aliran permukaan yang mengangkut
tanah semakin cepat.
Sehingga kemiringan atau lereng menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi erosi. Dalam menangani masalah tersebut maka diperlukan upaya
untuk mengurangi tingkat bahaya erosi pada kemiringan lahan yaitu dengan cara
pembuatan terasering. Penggunaan sistem terasering merupakan salah satu usaha
dalam merubah bentuk terasering searah garis kontur, seperti teras gundul, teras
bangku, teras tunggal, dan teras kredit (Agus et al., 1999).
b. Faktor CP
Pada percobaan faktor CP, jumlah air yang tertampung dan tanah yang
terangku paling banyak pada wadah yaitu pada perlakuan 1 (Tanpa Tutupan). Pada
tanah yang tidak memiliki tutupan lahan akan berpotensi terjadinya erosi lebih
tinggi. Karena pada permukaan tanah tersebut tidak terdapat vegetasi yang dapat
menekan laju aliran air yang akan terangkut sehingga akan menyebabkan terjadinya
erosi. Vegetasi tersebut memiliki fungsi sebagai lapisan pelindung atau penyangga
antara atmosfer dan permukaan tanah.
Suatu vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal atau
rimba yang lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi.
Sementara bagian vegetasi yang ada pada permukaan tanah, contohnya seperti daun
dan batang, menyerap energi perusak hujan, sehingga mengurangi dampaknya
terhadap tanah. Sedangkan bagian vegetasi yang ada didalam tanah, yang terdiri
atas sistem perakaran akan meningkatkan kekuatan mekanik tanah (Arifin, 2010).
Selain itu, peningkatan tutupan hutan akan meningkatkan infiltrasi tanah. Sehingga
air tanah akan masuk ke tanah dengan baik, dan mengurangi limpasan permukaan
atau run off.
4. KESIMPULAN
Faktor LS dan CP memiliki pengaruh terhadap erosi. Pada percobaan faktor
LS Semakin curam kemiringan bantalan, maka semakin banyak pula tanah yang
terkikis dan air yang tertampung juga semkin banyak. Kemiringan bantalan
diibaratkan sebagai kelerengan pada lahan. Semakin curam lereng maka semakin
cepat pula aliran permukaan saat erosi. Sementara pada percobaan faktor CP, tanah
yang terkikis dan jumlah air yang tertampung paling banyak adalah pada perlakuan
tanpa tutupan tanah. Pada permukaan tanah tersebut tidak terdapat vegetasi yang
dapat menekan laju aliran air yang akan terangkut sehingga akan menyebabkan
terjadinya erosi. Vegetasi tersebut memiliki fungsi sebagai lapisan pelindung atau
penyangga antara atmosfer dan permukaan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F., Abdurrahman., A. Rachman., A. Dariah, B.R. Prawiradiputra, B. Hafif,
dan S. Wiganda. 1999. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Sekretariat Tim
Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat. Jakarta.
Arifin M. 2010. Kajian Sifat fisik tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam
Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian Mapeta, 12
(2).
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Martono. 2004. Pengaruh Intensitas Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Laju
Kehilangan Tanah Pada Tanah Regosol Kelabu. Tesis. Universitas
Diponegoro, Semarang
Yasin, S. 2004. Degradasi Lahan Akibat Berbagai Jenis Penggunaan Lahan Di
Kabupaten Dharmasraya. J. Solum Vol. I No.2: 69-86.
LAMPIRAN