Disusun oleh:
Nama : Shafa Salsabilaa Zahirah
NIM : 185040200111038
Kelas : L
Asisten Praktikum : Nisfi Fariatul Ifadah
Pada percobaan kali ini menggunakan volume yang sama yaitu 200 ml sedangkan jenis
tanahnya berbeda menggunakan tanah dominan debu pada gambar B dan tanah dominan pasir
pada gambar A. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan air untuk menimbulkan
erosi, air disini diibaratkan seperti air hujan kalau secara aktualnya. Berdasarkan gambar diatas
menunjukkan bahwa hasil percobaan pada faktor K untuk perlakuan tanah dominan debu pada
gambar B lebih banyak air yang tertampung dibandingkan dengan tanah dominan pasir yang
tertera pada gambar A. Hal ini dikarenakan debu memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dan
halus sehingga mudah terbawa oleh air. Selain itu, tingkat infiltrasi pada tanah dominan debu
juga rendah maka run off yang terjadi semakin besar.
-Faktor R : Erosivitas
Pada percobaan kali ini menggunakan volume air yang berbeda yaitu pada A
menggunakan air sebanyak 400 ml dan pada B menggunakan air sebanyak 200 ml serta
menggunakan jenis tanah yang sama yaitu tanah dominan debu. Berdasarkan gambar diatas
bahwa mendapatkan hasil percobaan yaitu air yang tertampung lebih banyak pada A yaitu
dengan perlakuan volume air 400 ml. Hal ini dikarenakan semakin besar volume air yang
diberikan semakin besar pula erosi yang terjadi atau tanah yang terbawa oleh air berlaku untuk
jenis tanah yang sama. Nilai erodibilitas suatu tanah ditentukan oleh ketahanan tanah terhadap
daya rusak dari luar dan kemampuan tanah dalam menyerap air.
3.2 Pembahasan
- faktor K = erodibilitas
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa mendaptkan hasil air yang
tertampung lebih banyak pada perlakuan tanah dominan debu dibandingkan perlakuan tanah
dominan pasir. Hal ini dikarenakan tanah dominan debu memiliki ukuran partikel tanah yang
lebih kecil dibandingkan pasir sehingga daya ikat tanah pada debu lebih rendah dibandingkan
pasir. Debu merupakan fraksi tanah yang paling mudah mengalami erosi karena ukuran yang
relatif halus dan tidak memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan (tanpa adanya bantuan
bahan perekat) serta tidak mempunyai muatan Selain itu, kapasitas tanah dominan debu untuk
menahan dan menampung air juga lebih rendah dibandingkan tanah dominan pasir sehingga
tingkat erodibilitas pada tanah dominan debu lebih tinggi dibandingkan tanah dominan pasir.
Erodibilitas merupakan kepekaan tanah terhadap erosi. Erodibilitas ini dipengaruhi oleh tekstur,
struktur, permeabilitas dan bahan organik (Arsyad, 2000). Bahan organik juga berperan penting
dalam proses pengikatan, pembuatan dan penstabilan agregat tanah. Tidak kalah penting
struktur juga menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Tanah yang berstruktur
granular atau kersai tingkat penyerapan air lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak
berstruktur atau susunan butiran lebih rapat.
-faktor R = Erosivitas
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa air yang
tertampung dan tanah yang terbawa oleh air pada perlakuan air sejumlah 400 ml lebih banyak
dibandingkan air sejumlah 200 ml. Perbedaan volume air yang diberikan kepada tanah
mengakibatkan perbedaan tingkat erosivitas yang terjadi. Semakin banyak volume air yang
diberikan maka semakin tinggi pula erosivitas yang terjadi. Air disini diibaratkan dengan air
hujan atau curah hujan. Tebal hujan, intensitas hujan dan distribusi hujan mempengaruhi
terjadinya peningkatan erosi. Erosivitas merupakan kemampuan air hujan untuk menimbulkan
erosi pada suatu lahan. Faktor curah hujan tidak dapat diatur untuk mengecilkan karena ini
merupakan faktor alam tetapi bisa dengan upaya penerapan tutupan lahan. Intesitas hujan dapat
meningkatkan aliran permukaan sehingga intensitas yang tinggi akan memiliki energi yang
besar dalam menghanucrkan agregat tanah (Taringan dan Mardianto, 2013). Berkurangnya
kemampuan tanah dalam menyerap air disebakan oleh agregat tanah yang hancur dengan
menutupnya pori pori tanah. Ketika terjadinya aliran permukaan pada tanah maka akan
mengikis dan mengangkut partikel partikel tanah yang telah hancur dengan demikian proses
terjadinya erosi.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor
intensitas air dan jenis tanah mempengaruhi terjadinya erosi. Semakin tinggi intensitas air yang
terjadi maka semakin besar pula potensi erosi yang akan terjadi. Selain itu, pada jenis tanah
semakin kecil ukuran partikel tanah maka semakin besar potensi erosi yang akan terjadi karena
dalam tanah yang memiliki partikel kecil dan halus, daya ikat air rendah. Dimana daya ikat air
ini dipengaruhi oleh tekstur, struktur, permeabilitas dan bahan organik didalam tanah. Erosi
terjadi karena tanah tidak melakukan infiltasi dengan baik sehingga terjadinya limpasan air
permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor: IPB Press.
Taringan dan Mardianto. 2013. Pengaruh Erosivitas Dan Topografi Terhadap Kehilangan
Tanah Pada Erosi Alur Di Daerah Aliran Sungai Secang Desa Hargotirto Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Geografi Universitas Gadjah Mada.
LAMPIRAN
Link video:
https://drive.google.com/file/d/1KGvQMS__SEkoM6tEvhUjJ6QOSn2NxXh6/view?usp=shar
ing