Lahan yang diamati oleh kelompok 4 adalah lahan percobaan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dengan luas sebesar 4,4 ha. Menurut Geografis, Kota Malang terletak pada 112°06’-112°07’ Bujur Timur dan 7°06’- 8°02’ Lintang Selatan. Kota Malang memiliki suhu rata-rata 24 oC dan kelembaban udara rata-rata 80 hingga 88%, serta curah hujan rata-rata sebesar 1883 milimeter per tahun (Gumelar, 2018).
Gambar 1. Peta Lahan Percobaan Jatimulyo
Berdasarkan hasil kondisi lahan yang telah didapatkan, lahan Jatimulyo yang tarletak di Kecamatan Lowokwaru cocok untuk ditanami padi. Padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air, hal tersebut sesuai dengan pendapat Siswanti et al., (2018) yang menyebutkan bahwa padi dapat tumbuh pada suhu antara 20-33°C, kelembaban relatif optimum sebesar 80-85%, intensitas cahaya untuk proses fotosintesis 400-1000 lux, rata- rata curah hujan sekitar 200 mm/bulan dan pada ketinggian tempat yang cocok berkisar antara 0-1500 mdpl. Lahan jatimulyo yang terletak di Kecamatan Lowokwaru, Kota malang memiliki kondisi lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh padi dimana memiliki suhu udara berkisar antara 22,7°C–25,1°C dan rata- rata kelembaban udara berkisar antara 79%-86%. Padi merupakan tanaman yang memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa adanya naungan, syarat tersebut juga terpenuhi pada lahan Jatimulyo dimana lama penyinaran Kota Malang adalah 7-10 jam per harinya (Gusira et al., 2021). Tanah yang terdapat di lahan Jatimulyo adalah jenis tanah alluvial dengan tekstur liat. Menurut Ramdan (2020) tanah alluvial merupakan jenis tanah yang banyak digunakan dalam budidaya tanaman karena subur dan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Tanah alluvial terbentuk dari endapan lumpur. Ciri khas tanaman alluvial yaitu berwarna coklat hingga kelabu dengan struktur tanah sedikit lepas-lepas. Jenis tanaman yang cocok ditanam yaitu padi, palawija, tembakau, jagung, tebu, buah-buahan dan jenis tanaman lainnya. Sumber air dari lahan Jarimulyo ini berasal dari daerah yang lebih tinggi (gunung) mengalir menuju ke daerah yang lebih rendah (lahan Jatimulyo). Untuk memasok kebutuhan air di dalam lahan dibutuhkan sistem irigasi yang sesuai dengan kondisi lahan. Menurut Rubiyanto (2022) terdapat beberapa jenis-jenis irigasi, diantaranya adalah irigasi permukaan, bawah permukaan, tetes, pancaran, pompa, dan irigasi menggunakan ember atau timba. Lahan ini akan ditanami tanaman padi dengan sistem tanam SRI (System of Rice Intensification). SRI adalah suatu metodologi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil panen padi yang dihasilkan dalam usahatani. SRI merupakan metode hemat air dan padat karya yang menggunakan bibit yang lebih muda dengan jarak tunggal dan biasanya disiangi dengan tangan dengan alat khusus (Abidin, 2022).