Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN

“PERCOBAAN FAKTOR EROSI R DAN K”

DISUSUN OLEH:
Nama : Kurnia Savitri
NIM : 185040207111065
Kelas :Q
Asisten Praktikum : Dina Hadi Sholikah

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
I. PENDAHULUAN
Lahan memiliki potensi yang besar dalam hal meunjang aktivitas kehidupan manusia.
Lahan dapat dijadikan sebagai area pertanian maupun area non pertanian seperti pemukiman.
Seiring dengan berjalannya peningkatan keragaman aktivitas kehidupan manusia untuk
meningkatkan produksi tanaman pertanian berkaitan erat dengan peningkatan kebutuhan
terhadap lahan. Permasalahan tersebut bisa menyebabkan terjadinya eksploitasi lahan secara
terus menerus tanpa memperhatikan pentingnya konservasi. Hal tersebut menyebabkan
penurunan produktivitas lahan pertanian yang juga akan berdampak pada perubahan
lingkungan seperti degradasi lahan karena adanya erosi tanah.

Sekitar 45% wilayah di Indonesia merupakan dataran tinggi pegunungan dan perbukitan
sehingga budidaya pertanianpada lahan dataran tinggi memiliki posisi strategis dalam
pembangunan pertanian nasional (Idjudin, 2011). Selain memberikan manfaat bagi jutaan
petani, lahan dataran tinggi juga berperan penting dalam menjaga fungsi lingkungan daerah
aliran sungai (DAS) dan penyangga daerah di bawahnya. Sebagian besar masyarakat di
dataran tinggi bermatapencaharian sebagai petani yang mengolah lahan di lereng perbukitan.
Masyarakat yang memanfaatkan lahan untuk pertanian masih belum menerapkan kaidah
konservasi tanah dan air. Salah satu akibat dari tidak diterapkannya kaidah konservasi yaitu
erosi yang disebabkan oleh air hujan.

Erosi merupakan peristiwa terdispersinya agregat tanah yang kemudian terangkut ke


tempat lain oleh aliran permukaan. Erosi dapat lebih berbahaya apabila didukung dengan
hilangnya penutup tanah, lahan yang berlereng dan panjang ketebalan olahan tanah sehingga
terangkutnya bahan organik yang ada di atas permukaan tanah oleh aliran permukaan.
Terjadinya erosi dapat dipercepat oleh kegiatan manusia dalam bidang pertanian maupun
kegiatan lainnya yang secara tidak langsung memanfaatkan sumberdaya alam secara tidak
bertanggungjawab. Berdasarkan prosesnya, erosi terbagi menjadi dua yaitu erosi alami yang
merupakan prose pengangkatan tanah yang terjadi dibawah tutupan lahan tanpa adanya
campur tangan manusia. Sedangkan erosi dipercepat yaitu pengangkutan tanah yang akan
menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat dari perbuatan manusia yang dapat mengganggu
keseimbangan antara proses pengangkutan dan pembentukan tanah sehingga memerlukan
waktu yang relatif lama untuk memperbaikinya (Mahdi et al., 2012).

Erosi dapat terjadi melalui proses penghancuran/pengikisan, pengangkutan, dan


pengendapan. Oleh karena itu, intensitas erosi ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi ketiga proses tersebut. Secara alami, proses erosi sangat dipengaruhi oleh
variabel iklim (erosivitas) dan tanah (erodibilitas). Erosivitas maupun erodibilitas merupakan
manifestasi hujan dengan dipengaruhi oleh adanya vegetasi dan kemiringan. Selain itu,
aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi faktor-faktor tersebut. Dengan demikian, dapat
dikemukakan pula bahwa proses erosi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Erosivitas hujan (R) merupakan faktor yang menyebabkan terangkutnya partikel tanah
ke tempat yang lebih rendah. Hal tersebut tejadi karena adanya pengaruh butir-butir air hujan
yang jatuh langsung ke permukaan tanah dan sebagian lagi karena aliran air diatas permukaan
tanah. Faktor selanjutnya yaitu faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan resistensi dari
partikel tanah terhadap adanya pengangkutan partikel tanah tersebut dengan adanya energi
kinetik hujan. Besarnya resistensi tersebut akan bergantung pada kemiringan lereng, topografi
dan adanya aktivitas manusia. Berikutnya yaitu faktor LS yang merupakan hasil perhitungan
dari panjang lereng dan kemiringan lereng aktual. Sedangkan faktor CP merupakan hasil
perhitungan dari faktor C dan P yang dapat diartikan faktor C menunjukkan keseluruhan
pengaruh dari vegetasi, seresah, kondisi permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap
besarnya tanah yang hilang dan faktor P nisbah antara tanah tererosi rata-rata dari lahan yan
mendapatkan perlakuan konservasi tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan yang
diolah tanpa tindakan konservasi, dengan catatan factor-faktor penyebab erosi yang lain
diasumsikan tidak berubah (Alie, 2015).
II. METODE PERCOBAAN
2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan faktor erosi R dan K dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2020
yang bertempat di Kota Kediri, Jawa Timur.
2.2 Alat dan Bahan
Percobaan faktor erosi R dan K memerlukan beberapa alat dan bahan antara lain:
a. 2 botol plastik ukuran 1 liter
b. 2 gelas plastik
c. Tali
d. 2 jenis tanah yang berbeda (tanah A: tanah dominan debu dan tanah B: tanah dominan
pasir)
e. Air
2.3 Tahapan
2.3.1 Tahap percobaan factor eosi R
1. Lubangi satu sisi pada kedua botol plastik
2. Pasang tali pada gelas plastik
3. Masukkan tanah A kedalam 2 botol plastik
4. Gantungkan gelas yang telah diberi tali pada ujung botol
5. Tuangkan air ke botol yang telah diberi tanah dengan volume yang berbeda yaitu
200ml dan 400ml
6. Amati air yang tertampung di dalam gelas plastik
2.3.2 Tahap percobaan factor eosi R
1. Lubangi satu sisi pada kedua botol plastik
2. Pasang tali pada gelas plastik
3. Masukkan 2 jenis tanah yang berbeda kedalam masing-masing botol
4. Gantungkan gelas yang telah diberi tali pada ujung botol
5. Tuangkan air ke botol yang telah diberi tanah dengan volume yang sama yaitu
200ml
6. Amati air yang tertampung di dalam gelas plastik
III. HASIL PERCOBAAN
3.1 Perbandingan Hasil
3.1.1 Percobaan Faktor Erosi R

Hasil dari percobaan faktor erosi R dapat dilihat bahwa dengan pemberian jenis
tanah yang sama namun dengan volume air yang berbeda (kanan 400 ml, kiri 200 ml)
menunjukkan hasil bahwa semakin banyak volume air yang diberikan maka semakin
banyak pula tanah yang terkikis dan air yang tertampung didalam gelas plastik. Pada
gelas plastik dengan pemberian air sebanyak 400ml lebih banyak tanah yang terkikis dan
air yang tertampung didalamnya dibandingkan dengan gelas plastik dengan pemberiaan
air sebanyak 200ml.
3.1.2 Percobaan Faktor Erosi K

Hasil dari percobaan faktor erosi K dapat dilihat bahwa dengan pemberian jenis
tanah yang berbeda (kanan yaitu tanah dominan pasir, kiri yaitu tanah dominan debu)
dengan volume air yang sama menghasilkan banyaknya air maupun tanah yang
tertampung di dalam gelas plastik berbeda volumenya. Pada jenis tanah dominan debu air
maupun tanah yang tertampung lebih banyak dibandingkan dengan gelas jenis tanah
dominan pasir.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan faktor erosi R (erosivitas) dapat diketahui bahwa
volume air dapat mempengaruhi tingkat erosivitas tanah. Air hujan merupakan faktor
yang sangat besar dalam proses erosi (Arumsari, 2003). Erosi dapat terjadi apabila
infiltrasi lebih rendah sehingga menyebabkan limpasan permukaan atau run-off.
Rendahnya infiltrasi dapat disebabkan oleh pengolahan tanah intensif yang menyebabkan
terjadinya perubahan struktur tanah yang mengakibatkan tertutupnya pori tanah sehingga
laju maupun kapasitas infiltrasi tanah berkurang, akibatnya aliran permukaan yang dapat
mengikis dan mengangkut butir-butir tanah meningkat terus-menerus dan terjadilah erosi
(Huntojungo et al., 2013).
Sedangkan dari hasil percobaan faktor erosi K (erodibilitas) dapat diketahu bahwa
tanah memiliki kekuatan dan kapasitas yang berbeda dalam mengikat air. Tanah yang
sangat mudah terkikis oleh air menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki daya ikat
yang lemah. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tekstur, struktur, permeabilitas dan
bahan organik. Pada percobaan ini, tingkat erodibilitas sangat dipengaruhi oleh tekstur
tanah. Tanah yang memiliki struktur kasar seperti tanah dominan pasir lebih mudah
terjadi erosi karena infiltrasi dan prmeabilitasnya yang tinggi sehingga menyebabkan
tingkat erodibilitas rendah. Menurut pendapat Dariah et al. (2004) tanah akan semakin
mudah tererosi apabila memiliki kandungan debu yang tinggi disertai bahan organic yang
rendah.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa erosi memiliki
beberapa faktor penting antara lain erosisvitas (R), erodibilitas (K), LS dan CP. Pada
percobaan faktor R, volume air sangat mempengaruhi banyaknya air yang tertampung
maupun tanah yang terkikis sehingga meunjukkan bahwa air hujan memiliki peran penting
dalam proses erosi. Pada percobaan faktor K, tekstur tanah sangat mempengaruhi banyaknya
tanah yang terkikis maupun air yang tertampung. Tanah dominan debu infiltrasinya lebih
rendah daripada tanah dominan pasir.
DAFTAR PUSTAKA
Alie, M. E. R. 2015. Kajian Erosi Lahan Pada DAS Dawas Kabupaten Musi Banyuasin-
Sumatera Selatan. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 3(1), 749-754.
Arumsari, I. 2003. Pengaruh penutupan Tajuk Tanaman Hortikultura terhadap Laju Aliran
Permukaan Dan Erosi Pada Andisil Pasir Sarongge, Cipanas. Skripsi. IPB.
Bogor.Idjudin, A. A. 2011. Peranan konservasi lahan dalam pengelolaan
perkebunan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 5(2).
Dariah, A., Subagyo, H., Tafakresnanto, C., & Marwanto, S. 2004. Kepekaan Tanah Terhadap
Erosi. Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng, 7-30.
Huntojungo, I., Supit, J. M., Husain, J., & Kawulusan, R. I. 2013. Erosi Dan Infiltrasi Pada
Lahan Hortikultura Berlereng Di Kelurahan Rurukan. In COCOS, 2(3).
Mahdi, M., Alibasyah, M. R., & Yunus, M. 2012. Prediksi Erosi Padang Pengembalaan
Kawasan Pengembangan Peternakan Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Manajemen
Sumberdaya Lahan, 1(1), 72-85.
LAMPIRAN

Tanah dominan debu dan tanah dominan pasir

Pelaksanaan percobaan factor erosi K

Gelas sebagai wadah air

Anda mungkin juga menyukai