Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN


“ PERCOBAAN FAKTOR EROSI R DAN K”

DISUSUN OLEH:
Nama : MUCH. HASIEB AR ROZZAQI
NIM : 185040207111115
Kelas :D
Asisten Praktikum : ANIS NUR AFIFAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
1. PENDAHULUAN
Erosi adalah suatu peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air, es atau hujan, pada tanah dan material lain di bawah
pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang
mudah dikenal, namun di kebanyakan tempat kejadian dipengaruhi oleh aktivitas manusia
dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertamabangan, perkebunan
dan perladangan, pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman
pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari vegetasi alaminya. Alih fungsi
hutan menjadi ladang pertanian yang lebih lemah.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi
adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan
kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air
permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut
oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang
selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga
akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran (Anthony, F.J. 2001).
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui
angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan
intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin,
frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan
permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,
makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan oleh manusia.
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada
hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik.
kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan
beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya
hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan
di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau
penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang
parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat.
dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus
dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi
(Anthony, F.J. 2001)

2. METODE PERCOBAAN
2.1 Waktu dan Tempat

Percobaan faktor erosi terhadap pengaruh besaran erosi yang terjadi dilakuakn pada
hari minggu tanggal 18 Oktober 2020. Tempat pelaksanaan percobaan berada di kebun rumah
yang beralamat di desa Sugihwaras, kec. Kalitengah, Kab. Lamongan.

2.2 Alat dan Bahan

Alat
 Botol air (tempat untuk bahan)
 Gelas plastik (menampung air)
 Gelas ukur (wadah air)
 Kamera (Dokumentasi)

Bahan

 Air
 Tanah berliat
 Tanah berpasir

2.3 Tahapan

Perlakuan faktor R
Siapkan alat dan bahan

Siapkan botol yang telah dilubangi bagian


atasnya

Masukan tanah berliat kedalam dua botol dengan


posisi botol ditidurkan

Isi gelas ukur dengan jumlah air 200ml dan


400ml

Buka tutup botol dan letakan gelas plastik di


depan mulut botol

Tuangkan air 200ml ke satu botol dan 400ml ke


botol satunya lainnya
Bandingkan air antara botol 200ml dengan
dengan 400ml

Dokumentasi hasil

Perlakuan faktor K

Siapkan alat dan bahan

Masukan tanah berliat kedalamsatu botol dan


tanah berpasir di botol lainnyadengan posisi
botol ditidurkan

Isi gelas ukur dengan jumlah air 200ml dan


200ml

Buka tutup botol dan letakan gelas plastik di


depan mulut botol

Tuangkan air 200ml ke satu botol ke tanah


berdebu dan 200ml ke botol ke tanah berpasir

Bandingkan air antara botol tanah berdebu


dengan dengan botol tanah berpasir

Dokumentasi hasil
3. HASIL PERCOBAAN

3.1 Perbandingan hasil pada setiap perlakuan

Perlakuan faktor R

Sampel A (200 ml tanah berliat) Sampel B (400 ml tanah berliat)

Air di tampungan lebih sedikit Air di tampungan lebih banyak

Perlakuan faktor K
Sampel A (200 ml tanah berliat) Sampel B (200 ml tanah berpasir)

Air di tampungan lebih banyak Air di tampungan lebih sedikit


3.2 Pembahasan

Faktor R
Pada perlakuan faktor R, tanah yang di pakai sama yaitu tanah berliat.
Sedangkan yang membedakan adalah volume airnya. Pada sampel A
menggunakan volume air sebesar 200 ml. Sedangkang sample B menggunakan
volume air sebesar 400 ml. Dengan perbedaan jumlah air ini menyimbolkan
banyaknya volume hujan yang akan mengguyur suatu daerah dan kemungkinan
berapa besar dampak dari volume air hujan yang melanda daerah tersebut.
Sesuai dengan pernyataan Arsyad, Hujan merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap erosi, dalam hal ini besarnya curah hujan, intensitas, dan
distribusi hujan terhadap tanah, Jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan
kerusakan erosi (Arsyad, 1989).

Faktor K
Pada perlakuan faktor K, tanah yang di pakai berbeda yaitu tanah berliat
dan tanah berpasir. Sedangkan volume air sama, yaitu 200 ml. Dengan
perbedaan jenis tanah menyimbolkan pada suatu daerah memiliki jenis tanah
yang berbeda namun memiliki intensitas air hujan yang sama. Hal ini bertujuan
melihat berapa besar daya ikat pada jenis tanah berdebu dan berpasir.
Erodibilitas tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik,
dan permeabilitas (Arsyad, 2000).
4. KESIMPULA
Pada percobaan ini menunjukan bahwa banyak faktor juga mempengaruhi terjadinya
erosi pada suatu daerah. Pada faktor R terlihat bahwa semakin banyak volume air yang di
terima tanah maka semakin besar juga erosi yang akan terjadi. Pada sempel A yang dimana
volume air berjumlah 200 ml hanya memebuat air di wadah hanya sedikit. Sedangkan si
sempel B dengan air 400 ml membuat wadah air hampir penuh.
Pada percobaan faktor K terlihat dari 2 sampel dengan sampel A mengunakan tanah
berliat dan sampel B menggunakan tanah berpasir. Pada sampel A air yang masuk ke gelas
lebih banyak dari pada sampel B. Hal ini menunjukan bahwa jenis tanah sangat
mempengaruhi terjadinya erosi. Sehingga dari setiap faktor R dan K sama-sama memiliki
pengaruh terhadap terjadinya erosi.
Daftar Pustaka

Anthony, F.J. 2001. Soil Erosion and Conservation. Seafriends Marine Conservation and
Education Centre. 7 Goat Island Rd. Leigh R.D.5. New Zealand.

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air, Edisi Kedua. Bogor: IPB

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Anda mungkin juga menyukai