TANAH
(Laporan Praktikum Biologi Dan Kesehatan Tanah)
Oleh
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 1754121002
Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Kelompok : 1 (satu)
Nama.
NPM.
I. PENDAHULUAN
Populasi dan biomassa mesofauna pada suatu lahan dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya adalah vegetasi yang tumbuh di atasnya. Vegetasi tersebut
akan mempengaruhi serasah yang akan menjadi sumber energi bagi fauna tanah
termasuk cacing tanah. Ketebalan serasah yang terdapat dipermukaan tanah akan
mempengaruhi temperatur tanah dan kelembaban tanah dan berkaitan dengan
aktivitas fauna tanah. Serasah dianggap sebagai sumber makanan yang paling baik
bagi cacing tanah karena karbohidratnya relative tinggi dan rendahnya kandungan
ligno selulosenya. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan praktikum untuk
menduga jumlah populasi cacing tanah dan meso fauna tanah.
Sifat biologi tanah merupakan kisaran luas dari organisme hidup yang tinggal di
dalam tanah dan mendukung secara langsung produktivitas serta kelestarian dari
ekosistem terestrial. Adapun komponen sifat biologi tanah itu terdiri dari fauna
tanah, bakteri, fungi, akar tanaman, dan biji-bijian. Fauna tanah termasuk kedalam
salah satu komponen sifat biologi tanah. Kehidupan fauna tanah sangat tergantung
pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna
tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan daerah tersebut. Dengan
perkataan lain keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu
daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik. Fauna tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah, oleh
karena itu dalam mempelajari ekologi fauna tanah, faktor fisika-kimia tanah selalu
diukur (Suin, 2006).
Fauna tanah merupakan komponen dari komunitas dalam tanah yang dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori tergantung dari tujuannya, yaitu:
ukuran tubuh, habitat, pola makan, dan kehadiran dalam tanah. Menurut
Wallwork (1970), berdasarkan ukuran tubuhnya fauna tanah dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
Keberadaan cacing tanah pada lahan yang tidak terganggu akan menjaga proses
siklus hara berlangsung secara terus menerus. Lahan terganggu (lahan pertanian)
pada umumnya memiliki cacing tanah yang mengalami penurunan populasi yang
disebabkan oleh penurunan atau hilangnya sejumlah spesies tumbuhan, penurunan
produksi serasah, perubahan sifat biologis,fisik dan kimia tanah, penurunan
populasi fauna lain dan mikroorganisme tanah, dan perubahan iklim mikro kearah
yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan makhluk hidup di dalamnya.
Sistem penggunaan lahan berpengaruh nyata terhadap kepadatan populasi cacing
tanah (Prijono, 2009).
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah bingkai kayu papan atau logam
25cm x 25cm, petakan sampel tanah, patok, dan alkohol atau etanol.
Sedangkan alat yang digunakan antara lain cangkul, berlese, gelas beaker,
mikroskop binokuler, cawan petri, pinset, bola lampu 25 watt, dan ayakan lubang
2mm.
Gambar Keterangan
Springtail mites
Entomobrya marginata
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dilakukan pendugaan populasi cacing tanah dan
mesofauna tanah. Dalam menduga populasi cacing tanah, dilakukan dengan cara
manual atau secara langsung menggunakan tangan. Sedangkan, untuk populasi
mesofauna tanah, pertama-tama ditentukan petak tanah seluas 25cm × 25cm.
Kemudian, tanah digali dan diambil sebanyak 100 gram. Selanjutnya tanah
diletakkan pada ayakan dengan lubang 2mm yang diletakkan di dalam berlese.
Kemudia berlese ditutup dan dinyalakan lampu yang ada di dalam berlese. Di
bawah corong berlese diletakkan botol film yang berisi alkohol untuk menampung
mesofauna tanah. Saat lampu dinyalakan, mesofauna tanah akan turun kebagian
bawah dan jatuh pada botol film yang berisi alkohol dan kemudian diamati di
bawah mikroskop binokuler.
Dari praktikum yang dilakukan dari kelima sampel tanah yang diambil tidak
ditemukan cacing tanah di dalamnya. Hal tersebut dapat diakibatkan karena
tanah yang kering, sehingga cacing tanah tidak berada pada permukaan tanah
yang diambil. Cacing tanah akan cenderung lebih masuk ke dalam tanah atau
berpindah ke tanah yang lebih lembab. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Prijono (2009), penurunan populasi yang disebabkan oleh penurunan atau
hilangnya sejumlah spesies tumbuhan, penurunan produksi serasah, perubahan
sifat biologis,fisik dan kimia tanah, penurunan populasi fauna lain dan
mikroorganisme tanah, dan perubahan iklim mikro kearah yang kurang
menguntungkan bagi pertumbuhan makhluk hidup di dalamnya. Sistem
penggunaan lahan berpengaruh nyata terhadap kepadatan populasi cacing tanah.
Sedangkan untuk mesofauna tanah, ditemukan pada tanah hutan dan tanah kebun
semusim. Pada tanah hutan ditemukan satu spesies springtail mites dan pada
tanah kebun tanaman semusim ditemukan Entomobrya marginata. Pada
mesofauna tanah, ditemukan pada tanah yang memiliki vegetasi. Menurut
Soepardi (1983), dibandingkan dengan area yang masih utuh, lahan yang
diusahakan umumnya mempunyai jumlah dan biomassa fauna tanah lebih
sedikit, sedangkan penggunaan lahan dengan praktek pengelolaan lahan seperti
penggunaan pupuk organik, pengelolaan lahan dengan mempraktekan teknik
konservasi tanah dan air dapat meningkatkan jumlah, biomassa, dan keragaman
fauna tanah.
Acari memiliki panjang tubuh antara 0.1 mm sampai 2 mm. Warna tubuh Acari
mulai dari coklat muda hingga hitam dengan bentuk tubuh yang bervariasi.
Ukuran tubuh Acari akan semakin mengecil seiring dengan kedalaman tanah
tempat tinggalnya. Acari berperan dalam menghancurkan bahan organik ke
ukuran yang kebih kecil, mengaduk bahan organik, dan berpengaruh pada
dinamika populasi fungi (Gobat et al., 2004).
Cacing tanah merupaka salah satu jenis makro fauna tanah. Beberapa
makrofauna tanah seperti cacing tanah dan rayap memiliki peran penting dalam
mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tanah. Cacing tanah yang dalam
siklus hidupnya dapat membuat lubang/liang dalam tanah dapat mencegah
pemadatan tanah, meningkatkan aerasi, penetrasi akar, dan infiltrasi air. Kotoran
cacing, yang merupakan campuran tanah dan sisa organik yang telah tercerna,
mengandung berbagai hara yang tersedia bagi tanaman (Gobat et al., 2004).
Pada tanah hutan ditemukan mesofauna tanah yang diduga spesies Springtail
mitra. Springtail mites termasuk dalam Famili Collembola. Collembola atau sering
disebut serangga ekor pegas merupakan salah satu serangga yang berasal dari
Filum Arthopoda, Kelas Insekta, dan mempunyai 11 famili. Collembola berasal
dari bahasa Yunani colle berarti pelekat dan embolon berarti baji atau pasak,
karena sebagian Collembola tetap seimbang. Serangga ini tidak bersayap dan
panjangnya 3 – 6 mm dan mampu melompat dengan jarak 75 – 100 m. Tipe
mulutnya merupakan tipe menggigit. Bentuk tubuh memanjang atau oval dan
kebanyakan berwarna hitam, abu-abu, kuning, hijau dan putih. Tubuh terbagi
dalam tiga bagian yang terdiri dari caput, abdomen dan thorax. Pada caput
terdapat sepasang antenna, terdiri dari empat ruas , sepasang mata dengan
lensa (ocelli). Bagian mulut agak panjang dan tersembunyi di dalam kepala(
Lazarus, 2003). Pada Collembola juga terdapat ommatidia (bagian dari mata
majemuk yang berjumlah satu pada tiap sisi kepala) yang terdiri dari sejumlah
mata facet yang masing-masing memiliki kornea sendiri, jumlah seluruh
ommatidia ada delapan. Sedangkan, pada tanah kebun semusim ditemukan
mesofauna Entomobrya marginata. Entomobrya marginata juga termasuk
dalam Collembola.
V. KESIMPULAN
1. Tidak ditemukan populasi cacing tanah pada sampel tanah yang diambil
2. Mesofauna tanah yang ditemukan pada tanah hutan dan tanah kebun
tanaman semusim termasuk dalam famili Collembola
Coleman, D. C., D.A. Crossley, Jr. and P.F. Hendrix. 2004. Fundamentals of Soil
Ecology. Academic Press. London.
Doran and Parkin. 1994. Soil ecology. Cambridge University Press. United
Kingdom.
Gobat, J. M., M. Aragno and W. Matthey. 2004. The Living Soil : Fundamentalsof
Soil Science and Soil Biology. Science Publishers Inc. New York.
Lazarus, S. 2003. Soil Microorganism and Plant Growth. Oxford and IBM
Publishing Co. New Delhi.
Maftu’ah, E., 2002. Studi Potensi Diversitas Makrofauna Tanah pada Beberapa
Penggunaan Lahan Berkapur di Malang Selatan. Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Brawijaya. Malang.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.