BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salinitas adalah salah satu cekaman abiotik yang berdampak pada pertumbuhan
tanaman dan pengurangan produktivitas hasil panen (Gao, 2015). Salinitas adalah kadar
akumulasi garam baik di tanah atau lahan maupun di air irigasi. Lahan dengan akumulasi
garam berlebih disebut lahan salin. Lebih dari 800 juta hektar lahan di seluruh dunia
terkena dampak garam (Bado et al., 2016). Jumlah ini menyumbang lebih dari 6% dari
total luas daratan dunia. Salinitas di lahan produksi berpotensi meningkat di semua negara,
dengan demikian luas lahan salin juga diperkirakan meningkat (Ondrasek et al., 2011). Di
Indonesia diperkirakan total luas lahan salin 440.300 ha dengan kriteria lahan agak salin
304.000 ha dan lahan salin 140.300 ha (Narwiyan et al., 2016)
Pengaruh utama salinitas adalah berkurangnya pertumbuhan daun yang langsung
mengakibatkan berkurangnya fotosintesis tanaman. Salinitas mengurangi pertumbuhan dan
hasil tanaman pertanian serta pada kondisi terburuk dapat menyebabkan terjadinya gagal
panen (Putri et al., 2017). Oleh karena itu, permasalahan salinitas merupakan ancaman
bagi ketahana pangan, sehingga penanggulangan atau rehabilitasi lahan salin harus menjadi
prioritas dalam usaha mempertahankan swasembada pangan.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka didapatkan beberapa tujuan
yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui ukuran salinitas yang berdampak terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman.
2. Mengetahui mekanisme terjadinya salinitas pada tanah.
3. Mengetahui respon ekologis tanaman.
4. Mengetahui respon fisiologis tanaman.
BAB 2. PEMBAHASAN
Tabel 2.1 Ambang toleransi tanaman dan potensi hasil tanaman terpilih sebagaimana dipengaruhi
oleh salinitas tanah
Potensi hasil tanaman
Jenis Tanaman 100% 90% 75% 50% 0%
EC (dS/m)
Kedelai (Glycine max) 5 5.5 6.3 7.5 10
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) 3.2 3.5 4.1 4.9 6.6
Padi (Oriza sativa) 3 3.8 5.1 7.2 11
Tebu (Saccharum officinarum) 1.7 3.4 5.9 10 19
Jagung (Zea mays) 1.7 2.5 3.8 5.9 10
Kacang (Phaseolus vulgaris) 1 1.5 2.3 3.6 6.3
Bawang (Allium cepa) 1.2 1.8 2.8 4.3 7.4
Wortel (Daucus carota) 1 1.7 2.8 4.6 8.1
Sumber: Ayers and Westcot (1994)
Salinitas tanah yang lebih tinggi pada bagian dekat permukaan tanah akan menyebabkan
stress pada organisme tanah. Kadar garam yang tinggi pada tanah akan menjadi faktor
pembatas terhadap produksi tanaman, karena dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan, produktivitas tanaman dan fungsi-fungsi fisiologis tanaman secara normal,
terutama pada jenis-jenis tanaman pertanian dan hortikultura (Mantri et al., 2012). Salinitas
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan proses kehidupan mkroba. Selain itu,
tanah salin merupakan tanah yang mempunyai kadar garam yang sangat tinggi di dalam
larutan tanahnya dan didominasi dengan garam-garam Na, Ca dan Mg dalam bentuk
klorida maupun sulfat yang menyebabkan rendahnya ketersediaan N, P, Mn, Cu, Zn, dan
Fe dalam tanah, juga mempunyai tekanan osmotik tinggi, lemahnya pergerakan air dan
udara serta rendahnya aktivitas mikroba tanah (Gamalero et al., 2009).
BAB 3. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ayers, R. S., dan D. W. Westcot. 1994. Water Quality for Agriculture. Roma Italia. FAO
IRRIGATION AND DRAINAGE PAPER.
Bado, S., B. P. Forster, A. M. A. Ghanim, J. J. Cieslak, G. Berthold, L. Luxiang. 2016.
Protocols for Pre-Field Screening of Mutants for Salt Tolerance in Rice, Wheat and
Barley. Springer. New York.
Bhardwaj, A. K., M.S. Nagaraja, S. Srivastava, A. K. Singh, dan S. Arora. 2016. A
Framework for adaptation to Climate Change Effects in Salt Affected Agricultural
Areas of Indo-Gangetic Region. Journal of Soil and Water Conservation. 15(1):22-
30.
Gamalero, E., G. Berta, R. Bernard, dan B. R. Glick. 2009. The Use of Microorganisms to
Facilitate the Growth of Plants in Saline Soils. Microbial Strategies for Crop
Improvment. 1-22.
Gao, H. J. 2015. Ultrastructural and Physiological Responses of Potato (Solanum
tuberosum L.) Plantlets to Gradient Saline Stress. Frontiers in Plant Science.
Hutahaean, E., C. Kusmana, dan H. R. Dewi. 1999. Studi Kemampuan Tumbuh Anakan
Mangrove Jenis Rhizophora mucronata, Bruguiera gimnorrhiza, dan
Avicenniamarina pada Berbagai Tingkat Salinitas. Jurnal Manajemen Hutan
Tropika. 5(1):77-85.
Mantri, N., V. Patade, S. Penna, R. Ford, dan E. Pang. 2012. Abiotic Stress Responses in
Plants: Present and Future. Abiotic Stress Responses in Plants: Metabolism,
Productivity and Sustainability. Ahmad P., dan M. N. V. Prasad. 1-19. Springer.
New York.
Narwiyan, Rosmayati, dan E. S. Bayu. 2016. Distribution of Normal Characters and the
Growth in the Production of Hybrid Soybean (Glycine max L. Merril) Varieties of
Soybean Genotypes Resistant Anjasmoro with Saline at F2. Jurnal
Agroekoteknologi. 4(4):3400-2307.
Ondrasek, G., Z. Rengel, dan S. Veres. 2011. Soil Salinisation and Salt Stress in Crop
Production. In A Shanker, ed, Abiotic Stress in Plants – Mechanisms and
Adaptations. 1st ed. InTech. pp.171-190.
Oosterbaan, R. J. 1988. Effectiveness and Social/Environmental Impacts of Irrigation
Project: a Critical Review. ILRI Annual Report 1988 International Institute for
Land Reclamation and Improvement, Wageningen Netherlands. 18-34.
Putri, P. H., G. W. A. Susanto, dan A. Taufiq. 2017. Toleransi Genotipe Kedelai terhadap
Salinitas. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 1(3):233-242).
Sopandie, D. 2013. Fisiologi Adaptasi Tanaman terhadap Cekaman Abiotik pada
Agroekosistem Tropika. Bogor. IPB Press.
Torabi, M. 2014. Physiological and Biochemical Responses of Plants to Salt Stress. The
1st International Conference on New Ideas in Agriculture. Islamic Azad University
Khorasgan Branch, Isfahan, Iran.